13888Please respect copyright.PENANAThQq9nwbhs
13888Please respect copyright.PENANAVgYHRXtsDY
13888Please respect copyright.PENANAGpSMxWIS0A
13888Please respect copyright.PENANA2Q4nd1dCqy
13888Please respect copyright.PENANAW0muzNFm0O
Pak Jonet langsung mencabut tititnya. Nayla terlihat panik. Orgasme yang ingin meledak tiba-tiba menguar dan tertunda. Birahi yang memuncak harus dibayar oleh ketukan pintu yang tiba-tiba mematikan semua sensasi indah itu.
PLOOK...
Suara yang terdengar dari kemunculan titit Pak Jonet dengan vagina Nayla saat penis itu dicabut. Tepatnya ada lubang besar yang menganga membelah memek Nayla yang merah muda karena bekas di bor oleh penis raksasa Pak Jonet. Namun lubang itu seketika merapat, menyempit, lalu menutup. Luar biasa keajaiban memek perempuan cantik, terpandang dan berpendidikan itu.
Pak Jonet tersenyum puas melihat pemandangan itu. Pemandangan detik-detik memek Nayla yang melakukan pemandangan indah.
"Uhhhh....," desah Nayla saat titit Pak Jonet dicabut dari memeknya. Yang membuat Nayla terkagum-kagum titit Pak Jonet terus membesar membelah liang peranakannya.
“Sebentar ya, Cantik,” seru Pak Jonet melangkah menuju ke arah pintu. Ia membuka pintu kamar mandi dengan sedikit terbuka.
“Gimana acara ngentotnya?” Pemuda itu tertawa mesum. Menyeringai di depan pintu kamar mandi. Bunyi denting air yang menimpuk daun-daun terdengar dari luar sana. Angin dan petirnya agak kencang.
"Seperti biasa, nikmat, sini masuk!" ajak Pak Jonet tanpa melihat raut protes yang terpahat di wajah Nayla.
Pemuda itu langsung masuk. Pada pandangan pertama pemuda itu langsung kaget bukan utama melihat sosok cantik yang bertelanjang bulat menyisakan sehelai jilbab yang membalut kepalanya dengan acak-acakan.
Detik-detik dibius senyap, pemuda itu terus mengamati keindahan yang tepampang di hadapannya.
Olala... suami mana yang seberuntung ini mendapat istri berparas ayu nan cantik. Wajah Nayla yang putih bersinar. Bibir merah alami. Belum lagi saat tersenyum, senyumnya manis madu. Postur ideal dengan badan yang tinggi sekitar 170 cm. Payudara yang membusung besar menantang sekal dan kencang.
Bentuk tubuh yang ideal dengan bulatan bokong yang membusung ke belakang. Bulu-bulu tipis yang satu dua menghiasi keindahan memeknya yang putih merah muda karenan Nayla sangat rajin mencukur bulu memeknya. Semua itu membenarkan ungkapan banyak orang yang mengatakan bahwa wanita adalah keindahan dunia.
Delapan, sembilan, sepuluh detik pemuda itu menyaksikan sosok indah terpana di hadapannya sebelum akhirnya disadarkan oleh tepukan keras Pak Jonet.
"Eh, kenapa kamu malah bengong. Ayo buruan, katanya mau mejuin mulut si pelacur murahan ini," ucap Pak Jonet sambil tertawa terkekeh.
Pemuda itu juga menyambutnya dengan tawa yang terkekeh-kekeh.
Mendengar kalimat menyakitkan itu, kalimat yang menyeret Nayla ke kubangan memahami, mendengar tawa mereka, tawa yang menciderai martabat Nayla sebagai istri berpendidikan dan terhormat, dan menyaksikan mereka mengungkapkan dirinya, memaksa yang menganggap dirinya pelacur murahan, semua itu seperti petir mematikan yang memukul ulu jantung . Wajah perempuan cantik itu diselimuti awan dan mendung, lalu hujan di pipinya mengalir deras. Wanita cantik itu menangis.
Ah, kasian sekali wanita anggun yang selalu menjaga dirinya. Wanita yang catatan prestasinya terlihat bersinar cemerlang. Wanita yang garis keturunannya menempati posisi terhormat dalam struktur dan kasta masyarakat. Nayla mundur lalu berjongkok di pojok ruangan sambil menutup matanya yang berair. Lalu isak tangisnya mulai terdengar pelan nan memilukan.
Tanpa memikirkan perasaan Nayla, kedua orang itu langsung tertawa-bahak memandang rendah Nayla yang rapuh. Lebih parahnya lagi si pemuda itu langsung melepas seluruh pakaiannya. Dua pria itu langsung memamerkan tititnya masing-masing.
“Heh wanita murahan, lihat titit-kontol kami yang akan memuaskan hasrat birahimu yang binal itu,” ucap Pak Jonet dengan bangga.
Nayla hanya bisa terisak menyaksikan dua orang itu memamerkan penisnya. Ia merasa teramat sangat direndahkan.
Maka penyesalan itu tiba-tiba datang, menepi di sudut-sudut hati dan mengingatnya. Ia baru menyadari, sejauh mana ini melakukan perbuatan yang nista. Perbuatan yang bertentangan dengan norma, agama, dan prinsip hidup yang dianutnya. Petir di hatinya semakin menusuk, sakit. Mendung di wajahnya semakin kelabu. Dan langit-langit matanya semakin deras menurunkan air mata hujan. Sederas hujan di luar sana yang mengguyur keras menghantam bumi.
Lalu senyum indah, tawa bahagia suami terbayang dalam kenangannya. Bagaimana kecerdasan suaminya dalam menjadikan dia sebagai wanita beruntung dengan memenuhi segala keinginannya mulai berputar dalam ingatannya. Semakin kesana mengingat Nayla, semakin deras juga hujannya. Bahkan hujan itu sesekali bersuara menjadi tangisan kecil yang memilukan.
Dan Nayla hanya bisa menangis. Tuhan, bagaimana mungkin jalan taqdir berharap itu harus melewati Nayla yang alim dan berpendidikan. Ya semesta, bagaimana mungkin teka-teki taqdir itu menarik Nayla dalam kubangan hidup pilu lagi memilukan. Ya Tuhan, betapa mungkin perempuan terhormat dengan deretan pencapaian itu harus terpuruk dalam pengalaman hidup yang menyakitkan.
Rasa sakit itu membenam di dalam jantung lalu mengalir ke alam bawah sadar kemudian menjelma menjadi trauma dalam hidupnya.
Sekian sampai di sini dulu cerita ya, karena aku harus ngopi dulu untuk mensuport otakku dalam merangkai kata dari cerita seorang ibu rumah tangga yang datang mengadu aku untuk dituliskan kisah kelam hidupnya.
Tolong dukung saya juga ya teman-teman pembaca dengan memberi dukungan dan komentar agar saya bisa menyelesaikan cerita dari seorang ibu rumah tangga itu menjadi cerita utuh yang hidup dan segar.13888Please respect copyright.PENANAwoduuPIVMH
13888Please respect copyright.PENANADo7vVRgtiC
Lanjutan cerita ini ada di wattpad ya teman. @sastrawanbinal999123
13888Please respect copyright.PENANAprAf4YrKlt
13888Please respect copyright.PENANAq4mZNTSxje
13888Please respect copyright.PENANAOAY5Z2OefO
13888Please respect copyright.PENANArtOUWOhGqu
13888Please respect copyright.PENANAuC4BkhNNbv
13888Please respect copyright.PENANAn3vUCJvXGZ
13888Please respect copyright.PENANACYbejjDEDW
13888Please respect copyright.PENANAPOaaQ0nEYY
13888Please respect copyright.PENANAGgGm9UYEQN
13888Please respect copyright.PENANAu0cgggVybI
13888Please respect copyright.PENANAth7aqBoY0d
13888Please respect copyright.PENANAWaZgjVkNtX
13888Please respect copyright.PENANAAdot8cKJtH
13888Please respect copyright.PENANAhNiWUWWF0F
13888Please respect copyright.PENANAeOOlzF5Ocb
13888Please respect copyright.PENANAwzUXmrgcIe
13888Please respect copyright.PENANAL60zvwqcHR
13888Please respect copyright.PENANAbdWuaKAqtc
13888Please respect copyright.PENANAzEzQI0Cjde
13888Please respect copyright.PENANA8wHvK2gP1L
13888Please respect copyright.PENANAZWSvt0i5WR
13888Please respect copyright.PENANAfNVVrDPmzm
13888Please respect copyright.PENANAtFcWRPyIdd
13888Please respect copyright.PENANA9sn6A5pPqH
13888Please respect copyright.PENANAE3hCY9qreb
Jangan lupa dukung terus penulis yaa, agar semangat berkarya untuk kalian.
13888Please respect copyright.PENANAD0VMT2EjXo