Rasanya baru kemarin aku menatap sosoknya. Menatap punggungnya, yang memunggungi gadis kusam di belakangnya. Menatap sosoknya yang selalu kuharap berkata sekadar menyapa walau bias hasilnya. Menatap siluet wajahnya yang acap kali menoleh pergi setiap kali bertemu gadis kusam di depannya. Menatap secarik bibir yang selalu kuharap terpatri senyum namun tak pernah jua ada. Alangkah bodoh gadis itu. Namun, Yaa gadis itu aku.
Rasanya baru kemarin aku menangisi segalanya, namun ternyata tanpa sadar sudah bertahun lamanya aku terlepas sosok dan bayangannya. Aku bahkan tidak pernah berpikir dan menyangka akan kembali bertemu sosoknya. Sosok yang selalu kugapai namun tak pernah sampai. Sosok yang setengah mati kutangisi tanpa sadar diri. Sosok yang setengah mati melukai hati. Sosok yang setengah mati kulupai hingga aku terlukai.
Aku bahkan tidak pernah menerka akan bertemu kembali sosoknya bersama senyumnya yang entah darimana datangnya dan atas motivasi apa senyum itu ada. Namun, dibalik banyaknya pertanyaan itu ada satu hal yang mengganjal dalam benakku.
"Kemana debar itu pergi?" "Sejak kapan rasa itu menguap?" "Dan bagaimana bisa semuanya menghilang?"
"Apa kabar?" Suara itu, suara yang dulu selalu kuharap bisa kudengar pada akhirnya terdengar setelah bertahun lamanya. Sosok yang dulu paling ku harapkan hadirnya kini berdiri tegak di depan mata. "Kamu terlihat berbeda yaa, kamu apa kabar?" Aku tercekat beberapa sekon mendengar pertanyaan yang sama mengalir lancar dari rongga mulutnya.
Kutatap sosoknya tanpa rasa yang memberatkan seperti sebelumnya. Lalu kutarik sebuah senyum untuknya "aku baik-baik saja" ucapku lancar tanpa tergagap maupun terbata.
Aku bahkan tidak pernah menyangka dirinya akan berbicara panjang lebar dan aku menjawab sesederhananya. Di ujung kata dirinya bersabda dalam tanya "mengapa kau berubah? Sebegitu bencikah dirimu padaku?"
Sebelum aku berucap, Kuterawang jauh perjalan panjang yang sudah kulahap habis menghabisi sosoknya lalu aku pun tersenyum sembari berkata
"Aku tidak berubah, aku hanya membunuh aku diwaktu itu lalu aku menghidupi aku yang baru agar tidak seperti dulu. Tidak pernah sedikitpun aku membencimu, justru aku berterima kasih padamu. Karena tanpa acuhmu mungkin aku tidak akan pernah bertemu aku yang baru"
344Please respect copyright.PENANAz9R2bniEc8