Aku peluk tubuh kak Ija yang berbaring mengiring membelakangi ku. Rambut ikalnya yang harum itu ku hidu sedalam-dalamnya. Semakin erat ku rangkul tubuh empuknya. Aku semakin bernafsu. Ku hentak batang ku lebih dalam sambil meramas lembut teteknya dari luar baju kemeja ketatnya yang licin. Puting teteknya tegang menyembul di dada kemeja yang sendat. Semakin bernafsu aku mengusap teteknya yang licin dan tidak bercoli. Kak Ija juga semakin bernafsu. Bontotnya yang besar melentik menekan batang ku agar tenggelam sedalam-dalamnya di dalam punggungnya.
Batang keras ku terbenam dan menikmati keempukan dubur wanita yang baru beberapa jam diceraikan suami itu. Batang keras ku bernafsu menggelongsor di dalam punggungnya yang sendat berkain batik itu. Lubang yang ku tebuk di tengah punggung kain batik lusuh kak Ija menjadi laluan batang ku keluar masuk di lubang duburnya dengan mudah.
Mengimbau aku kepada kenangan beberapa jam sebelum itu. Akulah yang melubangkan kain batiknya sewaktu Aku bersetubuh dengannya pada hari itu. Lubang pada kain batik lusuhnya itulah yang menjadi saksi persetubuhan kami di rumahnya. Luahan ku memuja bontot gemuknya yang besar dan seksi itu membuatkan kak Ija membalas dengan menawarkan aku menikmati duburnya.4778Please respect copyright.PENANAnwtigYZg7Z
Lubang itu jugalah yang menjadi saksi kak Ija diceraikan suami pada hari itu. Betapa suaminya mengamuk sebaik melihat isterinya berlaku curang di depan mata dan di dalam rumahnya sendiri. Tambah mengaibkan, kak Ija yang tidak berbaju dan tidak bercoli ketika itu sedang menonggeng di atas katil menerima benih ku yang sedang ghairah memancut di dalam bontot besarnya yang sendat di dalam balutan kain batik lusuhnya.
Aku perasan kelibat suaminya mengintai kami melakukan seks luar tabie di atas katil ranjang milik mereka. Sengaja ku luahkan dengan kuat betapa aku kenikmatan memancutkan benih di dalam lubang dubur kak Ija. Semestinya suaminya terlalu marah dan terus menerpa masuk dan melepaskan penumbuk sulungnya ke muka ku hingga aku terlentang di atas katil.
Batang ku tercabut dari bontot kak Ija dan serta merta air mani ku menyembur keluar dari lubang duburnya. Bunyinya kuat dan jelas, seakan kak Ija mencirit berak cair. Serta merta kak Ija mendapat talak 3 dan tanpa membuang masa, kak Ija terus mengemas pakaian. Dengan memakai kembali kemeja satin ketatnya dan tanpa menukar kain batiknya yang basah dengan air mani dan air persetubuhan kami, kak Ija pun keluar dari rumahnya bersama beg pakaian sementara aku menunggunya di dalam kereta di luar rumah untuk membawanya pergi dari situ.
bersetubuh luar tabie di rumahnya. Kemudian ditangkap suaminya dan kak Ija diceraikan. Kak Ija terus keluar dari rumahnya mengikut ku pulang ke rumah. Dan kini kak Ija berada dalam genggaman ku. Semuanya berlaku terlalu pantas. Tidak sampai 24 jam segalanya berubah dengan terkesan sekali.4778Please respect copyright.PENANAyzCEaPwbnb
"Adik.... Jangan sia-siakan akak ye sayang..." Kata kak Ija sambil menarik tangan ku yang sedang menggentel puting teteknya yang tegang dan dialihkan ke pinggulnya yang empuk berlemak.
"Oooohhh... Sedapnyaaaa..." Rintih kak Ija sewaktu batang ku semakin ghairah menikmati laluan beraknya.
"Kak..... Adik stim bontot akak..." Aku menyuarakan perasaan ku yang benar-benar bernafsu kepada bontotnya.
Aku semakin keras menunjal batang ku lebih dalam. Bontot kak Ija yang besar itu bergegar di dalam balutan kain batiknya. Aku berahi menyaksikan punggungnya yang besar itu beralun mengikut henjutan batang ku di lubang bontotnya.
"Sedapnya sayanggg..." Kata kak Ija sebaik dia merasakan tangan ku semakin kuat meramas punggungnya dan semakin dalam ku henjut batang ku.
"Ohhhh... Adik takkan tinggalkan akakkkk... Adik suka bontot akak..." Aku semakin laju menghenjut lubang bontotnya yang benar-benar licin dengan limpahan air mazi ku.
Aku peluk erat tubuh kak Ija. Perutnya yang empuk berlemak itu ku ramas geram. Kak Ija semakin melentikkan bontotnya kepada ku. Aku tak keruan. Bontotnya yang sendat dibaluti kain batik lusuhnya kelihatan sungguh seksi sekali membulat dan menadah batang ku menikmati lubang duburnya. Batang ku keras dan ghairah keluar masuk pada lubang di kain batiknya.
"Adik tak menyesal pilih akak... Adik cintakan akak.... Ohhhh...." Aku semakin bernafsu dan semakin tak keruan kerana sedap sekali menyetubuhi dubur kak Ija.
Kak Ija mengeluh semakin kuat. Dapat aku rasakan duburnya kuat mencengkam seluruh batang ku. Malah tubuhnya yang gebu itu melentik dengan seksi sekali. Aku benar-benar terlalu ghairah dengan kenikmatan itu. Nafsu ku sudah tidak mampu membendung keghairahan ku yang meluap-luap itu. Semakin keras dan dalam batang ku menggelongsor dan menunggu masa untuk membenihkan duburnya.
"Aahhhhh.... Pancut dalam sayanggg..." Pinta kak Ija.
Mendengar permintaannya itu, aku serta merta tewas. Nafsu ku memuncak dan batang ku meleding-leding keghairahan memancutkan air mani jauh di dalam duburnya.
"Kak Ijaaaaaaaa.... Sedapnyaaaa!!!" Betapa aku ghairah menikmati kemuncak persetubuhan dengan melepaskan benih-benih ku mengisi bontotnya yang subur.
Kak Ija semakin melentikkan punggungnya. Aku semakin ghairah melihat bontot besarnya yang sendat berkain batik itu membulat menonggek menerima benih ku. Aku cengkam punggungnya dan ku ramas kuat.
Nikmat sekali membenihkan bontotnya yang subur itu. Lubang bontot kak Ija benar-benar memberikan aku kenikmatan yang tiada taranya. Air mani ku galak memancut-mancut di dalam saluran najisnya yang enak itu mencari telur untuk disenyawakan. Apa yang pasti, ianya hanya menemui jalan mati yang dipenuhi oleh najis-najis yang bakal diberakkan.
"Ohhhh....... bontotttttt....... ohhhhh....... bontottttt..." Aku merengek nikmat membenamkan batang ku yang menceratkan air mani di dalam bontotnya.
Kak Ija mengemut seluruh batang ku yang berdenyut membenihkan duburnya yang subur itu. Aku peluk tubuh empuknya dan ku benamkan batang ku sedalam-dalamnya hingga selesai benih ku memenuhi lubang najisnya yang sedap itu.
"Adik... Jangan sia-siakan akak ye sayang..." Sekali lagi kak Ija merayu kepada ku.
"Takkan adik sia-siakan wanita yang bontotnya adik idam-idamkan ni... Demi bontot akak yang besar ni, adik akan jaga kak Ija sampai bila-bila..... Adik akan bagi kak Ija kebahagiaannn... kebebasannnn.... ohhh..." Kata ku sambil meramas bontotnya.
Batang aku masih terbenam di dalam bontotnya. Masih tenggelam di lubang kain batiknya yang menjadi laluan ku meliwat bontotnya yang sedap itu.
"Akak tak kisah kena cerai asalkan akak dapat ikut Adik... Akak sayang Adik..." Kata kak Ija.
"Percayalah kak... Sekarang ni hidup mati adik hanya untuk bontot akak... Adik mengidam bontot kak Ija yang seksi pakai kain batik ni..." Kata ku.
"akak akan terus jadi milik Adik.. akak harap Adik tak main-mainkan akak... Akak ni dah 30 tahun... Dah jadi janda pun.... Akak kerja jururawat je... Harta pun takde... Akak cuma harapkan ihsan Adik untuk jaga akak.. " kata kak Ija.
"Adik nak bontot kak Ija yang besar menonggek ni selalu berkain batik untuk adik.... Bontot akaklah harta akak yang paling bernilai untuk adik......" Kata ku pula.
"Kalau itu yang Adik nak, seumur hidup bontot akak untuk Adik... Adikkkkk... Akak rasa Adik punya keras baliklah dalam bontot akak..." Kata kak Ija sambil menekan bontotnya agar batang ku tenggelam dalam sedalam-dalamnya.
"Kak Ijaaaa... Sudikah akak menjadi isteri adik... Menyerahkan lubang bontot akak kepada adik kandung kak sendiri ini untuk selama-lamanya... Berkain batik untuk adikkkkk... Ohhhh..." Aku dah mula merengek kesedapan.
"Akak sudi sayanggggg.... Ohhhh.... Akak janji sayanggg... Bagi Adik main bontot akak sampai bila-bila... jadi surirumah Adik yang berkain batik..." Rengek kak Ija.
"Ohhh kak Ija bontot besarrr... Jamban besarrr... Adik nak jamban akakkk... Malam ni juga Kita kahwin dan jadi bini adikkkkk... Ohhh... Sedapnya jamban kak Ijaaaaaa...." kata ku dan terus ku henjut batang keras ku menikmati lubang bontotnya yang empuk itu.4778Please respect copyright.PENANA80suumHhGV