Bel telah berbunyi, menandakan waktunya untuk Kayla bangun. Walaupun Kayla sudah mencoba untuk tidur semalam, tapi tetap saja tidak bisa. Kantung mata Kayla tebal. Kayla baru bisa tidur saat sudah jam 12.00 malam. Itu juga karena Kayla memaksakan dirinya sendiri untuk tidur. Kayla bangkit dari kasurnya dan perlahan berjalan menuju jendela. Kayla membuka horden jendela kamarnya. Tak lama kemudian, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata yang mengetuk adalah Bu Silmi. Bu Silmi lalu masuk ke dalam.
“Eh Kayla, kamu sudah bangun?” tanyanya sambil memasuki kamar. Kayla menoleh ke arah sumber suara. “Ternyata sudah bangun ya?” tanya Bu Silmi lagi, terlihat senang karena Kayla sudah bangun. “Tumben, biasanya masih tidur. Tapi baguslah kalau gitu.” godanya. Namun, tidak seperti biasa, Kayla tidak membalas. Mukanya pucat dan kantung matanya sangat tebal, dan merah karena habis menangis semalaman.
“Nak, kamu kenapa? Sakit?” tanya Bu Silmi khawatir. Kayla hanya menggeleng.
Bu Silmi ini yang masih merasa khawatir mengecek suhu tubuh Kayla. Ia meletakkan tangannya di atas jidat Kayla.
“Kamu sih tidak panas, tapi untuk berjaga-jaga, minumlah vitamin. Akan mamah buatkan minuman yang hangat. Kamu mandi dulu ya. Nanti kita akan sarapan bersama.” kata Bu Silmi. Kayla tidak menjawab. Ia berjalan ke arah lemarinya,
mengambil beberapa pakaian dan handuk, lalu meninggalkan ibunya sendiri.
“Sepertinya dia masih merasa sedih. Apa ya yang harus kulakukan agar dia kembali bersemangat ya?” tanya Bu Silmi pada dirinya sendiri, lalu ia berpikir sejenak. Setelah mendapatkan sebuah ide, ia memetik jarinya. “Aha, aku tahu! Akan aku buatkan sarapan dan bekal kesukaannya. Baiklah, akan kubuat sarapannya dulu.” Setelah mendapatkan ide untuk membuat Kayla bersemangat, Bu Silmi turun ke bawah dan pergi ke dapur. Saat berjalan melewati ruang tamu, ia bertemu dengan Pak Budi yang sedang meminum teh. Namun Bu Silmi tidak menyadarinya. Berkebalikan dengan Pak Budi yang langsung menyapanya dan bertanya.
“Eh, mah, di mana Kayla? Dia sudah bangun belum?” tanya Pak Budi saat melihat Bu Silmi yang sedang berjalan melewatinya. Bu Silmi berhenti dan menengok ke belakang.
“Eh, pak, Kayla sedang mandi. Bentar lagi dia pasti turun?” jawabnya.
“Ohhh, begitu. Syukurlah kalau dia sudah bangun. Tapi ngomong-ngomong, apakah dia baik-baik saja? Kemarin malam dia terus mengurung dirinya di dalam kamar. Aku mencoba untuk masuk, tapi tidak bisa. Itu membuatku agak khawatir dengan keadaannya.” tanya Pak Budi.
“Kalau sesuai fisik sih dia baik-baik saja, tapi sepertinya mentalnya agak terganggu.” jawab Bu Silmi.
“Gara-gara Lala ya?” tanya Pak Budi.
“Iya, menurutku juga begitu aku sih. Aku berencana untuk menghiburnya dengan membuatkannya sarapan dan makan siang kesukaannya.”
“Ohhh, itu ide yang bagus. Tolong ya mah jangan dipaksa, biarkan dia pulih dengan sendirinya.”
“Iya, aku tahu,” kata Bu Silmi, lalu ia melihat ke arah jam dinding di ruangan tersebut. “Sudah jam segini, aku mau buat sarapan dulu. Nanti takut kesiangan.” katanya, lalu meninggalkan Pak Budi.
132Please respect copyright.PENANAPh0RCTxx7O
Setelah 30 menit kemudian, Kayla datang dengan membawa tas dan barang barangnya untuk persiapan kuliahnya nanti yang masih satu jam lagi. Dia datang dengan wajah yang sedih dan cemberut. Kantung matanya belum juga hilang dan bekas tangisannya juga masih terlihat jelas. Kayla duduk di sebelah Pak Budi. “Selamat pagi Kayla.” sapa Pak Budi dengan ceria. Kayla tidak menjawabnya dan mengabaikan sapaan ayahnya. Dia mengambil air di depannya untuk yang minum. Saat yang sama, Bu Silmi datang membawa nampan berisi tiga piring spaghetti untuk sarapan mereka hari ini.
“Eh Kayla, sudah datang ya?” tanya Bu Silmi sambil berjalan menghampiri meja. Kayla mengangguk. “Ya ampun, ini anak belum juga ceria” gumamnya di dalam hati, lalu ia mengambil satu piring berisi spaghetti dan memberikannya kepada Kayla. “Kayla, ini silakan sarapan kesukaanmu lo. Habiskan ya.” Kayla hanya mengangguk lalu mengambil garpu untuk ia gunakan dan memakannya. “Syukurlah dia masih lahap makannya” kata Bu Silmi di dalam hati. Dia tersenyum dan merasa senang melihat Kayla dengan lahapnya memakan spaghetti buatannya. Pak Budi dan Bu Silmi pun juga ikut menyantap sarapannya masing-masing.
ns 18.68.41.147da2