“Kau ini, tidak seharusnya memotong pembicaraan mereka John”
“Maaf Joko, habisnya mereka ini ternyata berpenampilan lebih baik daripada yang sering kau ceritakan.”
Kata Paman John sambil terus menghadap ke arah kami.
“Kemarilah nak, duduklah disini, dia akan bercerita banyak hal.”
Pak Joko meminta kami ikut duduk di sofa melingkar itu. Kami berurutan duduk sambil saling tatap bingung apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Baiklah apa yang harus aku katakan pada kalian lebih dulu. Ada banyak hal yang harus kalian tahu. Sungguh tugas ini bahkan sudah berat sebelum dimulai.”
Paman John menatap kami lantas menghela napasnya, tapi ia tetap tersenyum.
“Mulailah dengan cerita 70 tahun lalu John, itu akan menjadi awal yang bagus dan akan menjadi mudah bagi mereka untuk memahami semuanya.”
“Baiklah kalau begitu akan kuawali dari sana”
Kemudian paman John menghela napas lagi, seperti bersiap untuk menceritakan sesuatu yang sangat berat baginya.
“Tujuh puluh tahun lalu ada tiga kerajaan yang hidup dengan damai. Kerajaan pertama adalah dunia yang kalian tahu ini. Lalu kerajaan kedua adalah tempat para pemilik kekuatan berada dan kerajaan ketiga adalah kerajaan yang juga sama, tidak memiliki kekuatan. Kalian mungkin sudah tahu cerita ini dari Joko, tentang tiga kerajaan dengan salah satu diantaranya adalah tempat para pemilik kekuatan.”
Kami mengangguk mengiyakan tentang tiga kerajaan itu. Lantas Paman John melanjutkan ceritanya.
“Baik, jadi kejadian itu akan terulang kembali. Tetapi sebelumnya akan tetap kuceritakan kejadian itu. Tapi mungkin akan kumulai dari bagian setelah dipenjarakannya si penguasa tanpa kuasa. Kalian pasti sudah mendengar cerita itu dari buku bodoh yang ditulis oleh orang yang sudah disuap pemerintah bukan. Dan Joko pasti tidak menambahkan sedikitpun tambahan dari apa yang tergambar disana.
Dahulu kala satu tahun setelah si penguasa tanpa kuasa dipenjarakan di penjara paling mutakhir di kerajaan itu, peperangan terjadi. Peperangan itu terjadi setelah semua keadaan mereda. Kami sudah mengetahui hal itu, dia sudah mengatakannya bahkan sejak sebelum kejadian pengkhianatan itu terjadi. Perang pertama adalah kerajaan kami para pemilik kekuatan dengan kerajaan terdekat yang tidak memiliki kekuatan.”
“Tunggu,” aku memotong cerita yang bahkan baru dimulai.
“Bagaimana si penguasa tanpa kuasa tahu akan hal yang akan terjadi? Apakah dia si maha tahu?”
Tanyaku penasaran sampai membuat Paman John tertawa, bahkan Pak Joko guru kami pun ikut tertawa.
“Astaga nak, kau ini. Si maha tahu kau bilang, hanya tuhan yang tahu segalanya nak. Penguasa tanpa kuasa itu hanya bisa menjelajah waktu, bahkan dia sendiri mengatakan terkadang masa depan bisa berubah.”
Jelas Pak Joko sambil terus tersenyum.
“Jadi kekuatan si penguasa tanpa kuasa itu adalah menjelajahi waktu?” tanya Mera penasaran.
Paman John hanya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan pertanyaan Mera. Kami tertegun. Itu adalah kekuatan yang keren. Bayangkan saja dengan kekuatan itu kami bisa mengetahui bagaimana dunia di masa mendatang dengan kecanggihan teknologinya.
Suasana di dalam markas lengang sejenak. Perapian tidak dinyalakan. Kami fokus pada cerita Paman John.
“Baik, aku lanjutkan ceritanya ya. Kami sudah memperingati mereka akan perang ini, tapi mereka acuh. Mereka tidak percaya bahkan kembali melakukan kegiatan seperti biasanya, pertahanan mereka bahkan tidak menjadi semakin ketat. Mereka benar-benar tidak percaya. Tetapi tiga hari setelah kami akhirnya menyerah memberi tahu, kerajaan kami para pemilik kekuatan menyerang. Kerajaan mereka luluh lantak tak berdaya menahan serangan yang dilancarkan secara mendadak pada siang buta. Lalu dengan adanya fakta perang itu terjadi maka kami melakukan perjalanan jauh menuju kerajaan kalian berada.
Kami mengatakan bahwa kerajaan para pemilik kekuatan juga akan menjajah kerajaan yang damai ini. Tidak disangka mereka menyambut kami dengan baik, bekerja sama dengan kami, itu diluar ekspektasi kami. Kami pikir mereka akan berperilaku sama dengan kerajaan sebelumnya, atau bahkan lebih buruk karena dilihat dari jauhnya jarak kerajaan itu mungkin saja mereka tidak peduli dan berpikir kerajaan mereka tidak akan diambil. Kelompok kami para pembelot kerajaan akhirnya melakukan perjalanan, berpindah untuk sementara waktu menuju kerajaan kalian. Menetap disini sementara untuk ikut mempertahankan kerajaan mereka. Kerajaan ini juga melipatgandakan kekuatan militer, menguatkan pertahanan dan menyusun banyak strategi untuk melawan para pemilik kekuatan yang nantinya bisa saja mengambil alih wilayah mereka.
Dan benar saja, peperangan itu terjadi. Para pemilik kekuatan menuju ke kerajaan ini, berambisi menguasai seluruh jagat raya. Tapi mereka gagal. Ya, mereka memang berhasil menguasai satu kerajaan, tapi untuk kerajaan ini mereka tidak bisa. Kekuatan dan kekompakan kami mengalahkan kekuatan mereka. Pasukan mereka berhasil dipukul mundur dalam waktu tiga hari. Kami menang.
Lalu setelah kemenangan itu, kami kelompok pembelot kerajaan akhirnya terpecah. Bukan karena tidak kompak lagi, tetapi karena ini pesan dari si penguasa tanpa kuasa yang dia titipkan pada pujaan hatinya sebelum dia ditangkap para tentara bayaran. Pesan itu mengatakan kelompok kami harus terbagi menjadi dua. Ada yang harus kembali ke kerajaan para pemilik kekuatan dan harus ada yang menetap. Kami menuruti pesan itu.
Jadi setelah perang itu usai beberapa dari kami kembali pulang. Aku sendiri ikut kembali ke kerajaan para pemilik kekuatan bersama ayahku dan beberapa anggota lain. Sedangkan Joko, pujaan hati si penguasa tanpa kuasa dan beberapa lainnya menetap disini. Lebih banyak yang kembali daripada yang menetap. Kami telah menyelesaikan tugas pertama yang dititipkan si penguasa tanpa kuasa sebelum dia dipenjara. Tugas lainnya masih menunggu sangat lama yang bahkan si penguasa tanpa kuasa itu sendiri tidak tahu.”
Paman John berhenti bercerita, menatap kami berlima dengan penuh harap.
“Kalian adalah tugas kami selanjutnya” lanjut Paman John sambil terus menatap kami dan tersenyum. Senyumnya tulus. Ia seperti sangat bahagia menerima tugas itu. Sedangkan kami bingung saling tatap satu sama lain.
“Apa itu yang menjadi tugas kalian selanjutnya?”
Tanya Zeta pada Paman John yang sepertinya sudah selesai bercerita.
“Mempersiapkan kalian untuk mendapatkan kembali kedamaian di kerajaan kami.”
“Paman, boleh kami bertanya?” Kataku
“Tentu saja, kalian sudah boleh bertanya, bahkan sudah dimulai sejak Zeta bertanya bukan.”
“Siapa itu si penguasa tanpa kuasa? Siapa nama aslinya?” Pertanyaan pertama dimulai dariku.
“Baiklah, dia adalah anak ketiga atau terakhir dari keluarga kerajaan, namanya Arthur, tapi orang memanggilnya penguasa tanpa kuasa.”
“Kenapa dia diberi gelar itu?” Tanya Agam cepat.
“Karena ayahnya ingin mengangkat dia menjadi seorang raja pengganti dirinya. Sang raja juga tahu kalau kedua anaknya yang lain tidak memiliki potensi untuk menjadi seorang raja. Lalu dua anak pertamanya iri pada Arthur. Kejadian sebenarnya adalah dua anak pertama raja yang membunuh ayahnya sendiri karena marah tidak dijadikan seorang raja. Lalu membuat sebuah fitnah kepada adik bungsunya Arthur yang saat itu tidak sengaja memasuki kamar ayahnya, jadi seperti sekalian saja mereka balas dendam dengan dua orang yang menurut mereka tidak pantas menjadi raja selain mereka. Jadi sang raja dibunuh oleh anaknya sendiri di kamarnya saat sedang tertidur. Dan Arthur, dia difitnah sebelum dia dilantik menjadi seorang raja. Itulah alasan kenapa dia disebut dengan si penguasa tanpa kuasa.” Jelas Paman John
“Jadi cerita di buku itu bohong?”
Tanya Rian yang seperti mengingat cerita waktu itu. Paman John hanya mengangguk.
“Lalu orang yang menetap di kerajaan ini, mereka punya tugas apa? Jujur aku masih tidak percaya dunia yang kita kenal ini ternyata adalah kerajaan. Bahkan aku tidak percaya kalau aku mempercayai cerita di buku waktu itu. Lalu untuk apa harus diceritakan kalau Pak Joko sudah tahu bahwa itu bohong. Astagaa!”
“Aku menetap untuk mencari para penerus pemilik kekuatan, sedangkan Zara, pujaan hati si penguasa tanpa kuasa itu membawa rahasia kecil yang entah kapan akan diumumkan. Yang lainnya aku tidak terlalu peduli. Ada yang membantu menyuburkan kebun ada yang membangun kendaraan dan beberapa lainnya mereka menyatu dengan sekitar, tidak lagi terkonfirmasi dimana kabarnya. Lalu untuk buku itu, aku harus menceritakan sesuai dengan alurnya bukan, lagipula hal itu akan bagus bagi kalian karena kalian akan tahu perbedaannya.” Jawab Pak Joko.
“Siapa itu Zara Pak?”
Tanyaku penasaran. Pak Joko dan Paman John kemudian saling tatap, seperti menimbang-nimbang sesuatu. Lalu Pak Joko menganggukan kepalanya kepada Paman John. Aku yang melihatnya bingung dengan yang terjadi. Paman John menatapku. Seketika aku merasa gugup, entah karena apa.
“Zara adalah nenekmu Elana, dia sang pemilik kekuatan angin. Anak dari tetua suku angin yang hebat.”
Seketika badanku menegak, kaku, aku tidak bisa berkata apapun.
“Apa?! Kau bilang neneknya?” Tunjuk Mera padaku sambil berteriak.
“Ya” Jawab Pak Joko.
“Lalu siapa kakeknya? Apakah ayahmu punya kekuatan yang sama denganmu La?” Tanya Mera ribut.
“Kakeknya bukan dari kalangan para pemilik kekuatan. Dia orang biasa. Kekuatan angin itu juga tidak menurun pada ayahnya. Kekuatan itu menurun langsung padanya.” Jawab Pak Joko yang memang bisa mengetahui kekuatan seseorang.
“Tapi dia sekarang sudah tiada, aku ti”
“Tidak, tepatnya belum. Dia masih hidup tapi kau tidak tahu dimana dia berada, bahkan kami.” Kata Pak Joko memotong kalimatku.
“A-apa maksud bapak?” Tanyaku semakin bingung.
“Sudahlah, sesi cerita sudah usai. Kini saatnya kalian bersiap, kita akan menuju ke kerajaan para pemilik kekuatan.” Kata Paman John menghentikan sesi cerita dan tanya jawab itu.
“T-tapi Paman, aku”
“Itu benar, kalian pulanglah, berkemas untuk besok. Ini sudah sore, kalian juga perlu istirahat cukup untuk perjalanan besok.” Kata Pak Joko
“Eh? Gimana maksud bapak?” tanya Zeta sopan
“Astagaa, kenapa semua kejadian ini berlalu cepat sekali, bahkan aku belum terlalu mengerti mengapa di dunia ini ada tiga kerajaan.”
Mera menghempaskan tubuhnya pada sofa melingkar yang kami duduki, sambil mengacak rambutnya yang sepanjang bahu.
“Astaga kau ini ternyata cerewet sekali yaa Mera.” Kata Paman John sambil tertawa.
“Besok kalian harus ikut aku menuju ke kerajaan para pemilik kekuatan, kita harus menyelesaikan tugas yang diberi oleh si penguasa tanpa kuasa. Mengalahkan para bedebah yang masih menguasai kerajaan.” Terang Paman John sabar.
“T-tapi besok kami sekolah Pamann.”
Kata Rian yang sepertinya juga ikut frustasi dengan hal ini.
“Kalian tenang saja, sudah kubereskan semua hal itu. Semua orang tidak akan tahu bahwa kalian akan pergi jauh menyelamatkan kerajaan ini. Yang mereka tahu adalah kalian akan melakukan studi wisata lomba. Kalian tidak perlu khawatir tentang hal itu.”
Pak Joko menenangkan kami.
“Nah, sudah selesai kan masalahnya. Kalau begitu kalian pulanglah. Bereskan pakaian kalian. Bawa barang secukupnya. Tidak perlu bawa banyak-banyak.” Jelas Paman John. Lalu dia berdiri, mengusir kami.
“Besok kembalilah kemari pukul delapan pagi. Kalau terlambat kalian akan kutinggal.”
Paman John mengancam kami dengan tegas. Entah itu benar atau tidak tapi raut wajahnya mengatakan demikian.
195Please respect copyright.PENANAbDCwXqS9WX
-*#*-