Kayla dan Raisa telah selesai dengan mata kuliah mereka. Dan Raisa berencana untuk bermain di rumah Kayla. Sekarang mereka sedang berjalan kaki melewati jalan singkat ke rumah Kayla. Diperjalanan. “Eh, Raisa, tahu nggak, kemarin aku ketemu kucing hitam lucu banget?” tanya Kayla.
“Kucing hitam? Di mana?” tanya Raisa.
“Di dekat kuburan.” jawab Kayla.
“Hah? Seram banget. Bohong ah.” kata Raisa tidak percaya.
“Beneran. Imut…. banget. Kayak kucing peliharaan tapi lepas.”
“Kaya apa dia?” tanya Raisa.
“Warna bulunya hitam yang pasti, bulunya agak panjang tapi tidak pendek juga kaya kucing kampung, hidungnya pesek. Terus tahu nggak, yang paling aneh apa?” tanya Kayla sok misterius.
“Apaan?” tanya Raisa.
“Matanya berwarna merah.” jawab Kayla.
“Merah? Lagi sakit mata tuh kucing?” tanya Raisa.
“Nggak. Memang warna pupilnya merah.”
“Emang ada kucing matanya berwarna merah?” tanya Raisa.
“Nah, itu juga aku nggak tahu. Mungkin memang ada kali, itu contohnya satu.”
“Kamu halusinasi kali. Mana ada kucing warna matanya merah. Aneh banget sih.” ejek Raisa.
“Beneran, aku nggak bohong.”
“Lagian, kapan kamu ketemunya kucing itu?” tanya Raisa.
“Kemarin pagi. Awalnya aku kira itu setan atau mahluk lain, tapi ternyata itu cuma kucing.”
“Kucing dibilang setan, emang udah gila teman aku. Mungkin kucing juga maksud termaksud halusinasi kamu.”
“Enggak! Kucing itu beneran. Kalau nggak percaya, ayo kita lihat. Selagi kita lewat jalannya.”
“Boleh. Ayo kita lihat.”
“Kalau begitu, ayo cepetan.” Lalu Kayla berlari meninggalkan Raisa.
“Anak tadi sedih, sekarang dia sudah ceria lagi. Cepat juga ya moodnya berubah.” kata Raisa di dalam hati, lalu mempercepat jalannya agar tidak ketinggalan Kayla.
121Please respect copyright.PENANAFSV1DtYdTa
Setelah beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di depan tembok kuburan. Di sana, perlahan-lahan Kayla masuk masuk ke dalam.
“Kayla, emang boleh kita masuk ke dalam kuburan orang?” tanya Raisa dengan nada di pelankan.
“Nggak tahu sih. Tapi nggak papalah, orang nggak ada juga siapa-siapa.” jawab Kayla.
“Kamu tuh berani banget ya masuk kuburan gini. Aku mah takut.”
Sementara Raisa masih berada di balik tembok, hanya berani melihat Kayla yang sudah masuk ke wilayah kuburannya, Kayla sudah mondar-mandir ke sana, ke sini mencoba mencari kucing yang ia lihat kemarin.
“Eh Kayla, hati-hati. Ini kuburan orang lo, nanti dihantui.” ancam Raisa.
“Iya, aku tahu. Lagian, ini kan masih siang. Mana ada hantu keluar siang-siang. Kebakar nanti mereka.”
“Kata siapa hantu nggak bisa keluar siang-siang?” tanya Raisa.
“Emang bisa?” tanya Kayla.
“Bisalah.” jawab Raisa.
“Kalo bisa, kok mereka nggak pernah keluar?” tanya Kayla.
“Kamu mau melihat mereka keluar, terus menghantui kamu?? tanya Raisa.
“Enggak juga sih.”
Tiba-tiba, saat Kayla dan Raisa sedang asik ngobrol, dari arah belakang, ada yang meneriaki mereka. “Hei, kalian sedang apa?!” Kayla terkejut mendengarnya. Ternyata yang meneriaki mereka adalah seorang kakek yang biasanya mengurusi wilayah kuburan tersebut. “Hei, kalian anak-anak ngapain di sini?!”
“Ini pak, kami sedang mencari mencari seekor kucing.” jawab Kayla.
“Hah, kucing?! Mana ada kucing di tempat seperti ini. Nggak akan saya bolehkan mereka masuk.” jawab kakek tersebut.
“Tapi pak kemarin saya melihatnya. Dia tiba-tiba muncul dari arah belakang saya.” kata Kayla masih bersikeras.
“Nggak ada, nggak ada. Kalian nggak boleh main di sini. Udah, sana pergi.” usir kakek itu.
“Kalau begitu, maaf ya pak mengganggu,” kata Raisa sambil berjalan dengan cepat menuju Kayla dan menarik tangannya. “Ayo cepat kita pulang,” katanya kepada Kayla. “Maaf mengganggu ya.” kata Raisa sebelum meninggalkannya.
Setelah jauh dari sana, akhirnya Raisa melepaskan gandengan tangannya dengan Kayla.
“Kamu kenapa sih? Aku kan lagi nyari kucing itu. Kamu juga mau lihat kan?” tanya Kayla.
“Iya sih, aku memang mau lihat, tapi kalau bapak tuh sampai marah, bisa panjang urusannya.”
“Tapi aku yakin kemarin aku melihat kucing itu.” kata Kayla.
“Iya deh, aku percaya. Tapi gak usah sampe dicari juga. Ayo kita pulang saja.” kata Raisa.
“Ya sudah deh, mungkin kucing emang peliharaan orang yang kabur kali dan sekarang sudah balik ke pemiliknya.” pikir Kayla.
“Iya, benar begitu. Makannya, ayo kita ke rumah kamu aja.” ajak Raisa, lalu kembali menggandeng tangan Kayla.
121Please respect copyright.PENANAwxD1wPfZkh
Mereka telah sampai di rumah Kayla. Kayla dan Raisa sedang membuka sepatu mereka di garasi, tiba-tiba Bu Silmi datang dan menyambut kepulangan mereka. “Wah, kalau sudah pulang?” tanyanya kepada Kayla, belum menyadari kalau Raisa ada bersamanya.
“Iya, aku sudah pulang.” jawab Kayla.
Lalu, saat melihat ke samping, ternyata, disitulah Raisa berada, sedang menaruh sepatunya di rak sepatu. “Eh, ada Raisa? Maaf, tante nggak melihat.” kata Bu Silmi. “Nggak papa tante,” Lalu Raisa menyalin tangan Bu Silmi. “Saya izin main di sini ya tante.” katanya lagi.
“Oh iya, silahkan. Jangan sungkan ya. Mau tante buatin minuman apa? Atau mungkin makanan?” tanya Bu Silmi.
“Apa aja nggak apa-apa tante. Nggak usah juga bukan masalah. Saya di sini pengen minta tolong Kayla untuk mengajarkan saya tentang materi kemarin.” jawab Raisa. “Oh, ya sudah, kalian belajar dulu, nanti akan tante siapkan sesuatu.” kata Bu Silmi. “Terima kasih tante.” kata Raisa. Khayla yang sudah selesai meletakkan sepatunya di rak sepatu, masuk ke dalam dan mengajak Raisa untuk masuk juga. “Raisa, ayo masuk.” ajaknya.
“Oh iya, saya masuk ya tante.” izinnya lagi kepada Bu Silmi.
“Iya, silakan.” jawabnya.
Kayla dan Raisa masuk ke dalam rumah dan segera pergi ke kamar Kayla. Di sana, seperti rencana mereka, mereka langsung membuka buku dan belajar dengan serius. Setengah jam kemudian, Bu Silmi datang dengan membawa nampan berisi minuman coklat hangat dan lima cupcake. “Kayla, Raisa, ini mamah bawakan makanan dan minuman.” katanya sambil menaruhnya di atas meja kecil di samping mereka.
“Oh iya, terima kasih mah.” kata Kayla.
“Terima kasih banyak tante.” Raisa juga berkata demikian.
“Iya, sama-sama. Tante keluar dulu ya. Kalian belajar dengan sungguh-sungguh ya.” Lalu setelah itu, Kayla keluar dan segera meninggalkan mereka.
121Please respect copyright.PENANA5umgoVMHsc