19582Please respect copyright.PENANAOT1IeyZyci
Punggung Amirah yang membulat dibaluti kain batik itu bergegaran apabila tubuhnya terhenjut-henjut ketika dia membasuh mukanya dengan air di dalam bilik air. Hujung t-shirt putih yang dipakai oleh emaknya longgar ketika dia berkeadaan begitu, menampakkan perutnya yang hitam manis. Tali bra yang berwarna hitam jelas kelihatan di belakang emaknya di sebalik t-shirt hitam itu. Pinggang seluar dalam yang berwarna hitam itu menjadi perhatian Padil. Ketika Amirah membongkok itu dia terasa badannya dihempap dari belakang. Dapat dirasainya nafas hangat dilehernya ketika tubuhnya dipeluk dari belakang. Terasa juga olehnya bibir lembab yang mencium tengkoknya dan mengucup lama di bawah telinganya. Suatu benda yang keras menekan rapat dialur punggungnya. Apabila dia menggerak-gerak punggungnya, batang itu makin keras menempel di punggungnya.19582Please respect copyright.PENANAaNejR0Hgw6
19582Please respect copyright.PENANA1xzaGAnldT
“Padilll…….” Mata Amirah bersinar lebar ketika dia menoleh ke belakang, terkejut melihat Padil, dibelakangnya.19582Please respect copyright.PENANAwYx6E0aA2N
19582Please respect copyright.PENANA9CsyUp5mIo
“Mak, Padil tak tahan le mak” Mimpi hangat rakusnya bersama Hartini membuatkan Padil benar-benar ditenggelami nafsu. Ingatan ketika emaknya menghisap batangnya di dalam bilik pengantin juga membuatkan batangnya keras dan kebas.19582Please respect copyright.PENANAq8lqRyyl8U
19582Please respect copyright.PENANAXOCACRuYaS
“Maksu dan paksu kau kat dalam bilik tu!”19582Please respect copyright.PENANA7ZHrTaocfy
19582Please respect copyright.PENANAg0X5LWB74Y
“Mereka tidur.”19582Please respect copyright.PENANACdX7bJ5ldd
19582Please respect copyright.PENANATN7O9TalVt
“Kalau mereka tersedar?”19582Please respect copyright.PENANA1xek6taX52
19582Please respect copyright.PENANAHybDJyrTa0
Padil tidak berbicara lagi, peluang ini harus diambilnya, segera! Padil menekan tubuh emaknya dengan lebih kuat, perlahan-lahan mengisar-ngisar batangnya di punggung pejal emaknya. Sebelah tangannya memeluk pinggang emaknya dan sebelah lagi menyelak kain batik emaknya dari belakang ke atas pinggang. Terdedahlah punggung sederhana besar yang dibaluti oleh seluar dalam berwarna hitam. Dada Padil berombak keghairahan.19582Please respect copyright.PENANAXyl9wUIWOh
19582Please respect copyright.PENANAkHhBHtFHex
“Jangan Padil……tak baik.” Amirah cuba merayu sambil memejamkan matanya dan mengetap bibir. 19582Please respect copyright.PENANAsWJ3KBvyj4
19582Please respect copyright.PENANA5HolegTMXj
Dia sendiri mulai dikocak nafsu. Keinginan untuk merasai sesuatu yang hanya dirasainya semula dua tiga hari kebelakangan ini bersama anaknya Padil timbul semula, keinginan seorang perempuan dari seorang lelaki.19582Please respect copyright.PENANABl9ASi7y9x
19582Please respect copyright.PENANATezMExdFb3
Tangan Padil mengusap cipap emaknya di kelangkangnya. Dari tepi seluar dalam tangannya menjalar masuk ke dalam seluar dalam dan menggosok-gosok cipap emaknya itu yang basah kerana baru dibasuh setelah membuang air. Sebelah tangan yang lain menekan tubuh emaknya supaya membongkok lebih rendah. Emaknya terpaksa menahan dari rebah dengan menekan kuat tebing kolah mandi.19582Please respect copyright.PENANABjJk5vF0Sd
19582Please respect copyright.PENANA03bJQ2vmUB
Tekanan Padil itu membuatkan punggung emaknya meninggi dan rapat ke celah kelangkang Padil yang terus mengisar-ngisar batangnya di punggung yang pejal berbalut seluar dalam hitam. Amirah cuba menolak tubuh Padil dari atas belakangnya tetapi anaknya menekan belakangnya dengan lebih kuat. Jari-jemari 19582Please respect copyright.PENANAzBkzZGcWZa
19582Please respect copyright.PENANAzDyfGrAF5T
Padil yang berada di dalam seluar dalamnya mula menguak-nguak bibir cipapnya yang telah melembab. Jari-jemari itu menggaru-garu di sepanjang alur cipapnya dan menyentuh kelintiknya membuatkan Amirah mendesah antara terpaksa dan ghairah. Lendir ghairah menjadi pelicin di antara cipapnya dan tapak tangan anaknya, Padil. Amirah mengasak punggung comelnya ke belakang, cuba menolak anaknya. Tangan Padil memegang tengkuknya menekannya ke bawah untuk seketika dan kemudian, dia memegang rambut emaknya dan merenggutnya sehingga kepala Amirah terdongak.19582Please respect copyright.PENANAdtP0dMbHcG
19582Please respect copyright.PENANAw9ApYgJr9Z
“Padil….Padil……sakit tau!”19582Please respect copyright.PENANAUmpt6dt46S
19582Please respect copyright.PENANAuHVGPFKb7O
Padil tidak memperdulikannya, dia telah ditenggelami oleh nafsu serakah yang memerlukan pelampiasan. Dia menolak kepala emaknya supaya memandang ke depan, betul-betul di atas kolah mandi. Emaknya memalingkan mukanya, memandangnya tajam dan geram. Sekali lagi dia menolak muka emaknya semula supaya menunduk. Buah dada Amirah terayun-ayun. Sebelah tangan Padil menjangkau buah dada emaknya dan meramas-ramas buah dada itu dari atas t-shirt yang dipakainya. Tangan Padil memegang pinggang seluar dalam emaknya dan menariknya turun.19582Please respect copyright.PENANAfejajhkCaA
19582Please respect copyright.PENANA8nGisqMfsm
Punggung pejal sederhana besar emaknya yang hitam manis itu terdedah sehingga membuatkan Padil menelan liur dan tubuhnya kesejukan keghairahan. Bibir cipap emaknya kelihatan terkepit di antara kedua pehanya di dalam keadaannya yang menonggeng itu. Cipap itu basah dan mengembang. Padil menurunkan seluar pendeknya, batangnya terpacak di belakang punggung emaknya. Dia merapatkan dirinya ke punggung emaknya. Batangnya menujah-nujah dan kemudiannya melintang keras di alur punggung emaknya, sehingga dia mendesah kenikmatan.19582Please respect copyright.PENANA2Bc97zCWBG
19582Please respect copyright.PENANAYYYZ9U4r2f
“Aaaahhhh sedapnya mak!”19582Please respect copyright.PENANAAuclv6w5Ok
19582Please respect copyright.PENANArf58gpRYmL
“Tak baik Padil….buat mak cam ni.”19582Please respect copyright.PENANAWmRfXYz6px
19582Please respect copyright.PENANACaW4UtrzyF
Padil mulai mencium-cium emaknya. Tangannya mengusap-usap cipap emaknya yang telah kembang dan berlendir itu. Emaknya pula menggeliat-geliat, antara sedar dengan tidak menggeser-geser punggungnya dengan batang anaknya. Amirah juga telah dilanda badai nafsu, mukanya ditoleh ke belakang dan peluang ini diambil oleh Padil untuk mengucup mulutnya, dia mendesah apabila lidah anaknya menjalar masuk ke dalam bibirnya.19582Please respect copyright.PENANArZkkBkkhMQ
19582Please respect copyright.PENANAh0CZdZD88a
Jari Padil mulai menjolok lubang cipapnya yang berlendir, sehingga dia tidak dapat berdiri dengan betul kerana kenikmatan dan kegelian. Dia sedikit terhoyong-hayang. Sebelah tangannya ke belakang, cuba menolak perut anaknya untuk mengimbangkan badannya yang sedang tertonggeng itu, tangannya itu terpegang batang anaknya yang keras bagaikan besi itu. Padil tahu yang emaknya tidak akan melarangnya lagi, emaknya mendesah dan menggoyang-goyangkan badannya ketika jarinya keluar masuk ke dalam cipapnya yang lencun berlendir itu. Punggung emaknya tergesel-gesel dengan batangnya yang keras membuatkan dia sendiri makin tidak tertahan gelora. Padil membetulkan diriannya dan menekan batangnya masuk ke dalam cipap emaknya dari belakang.19582Please respect copyright.PENANAcng8qusUw6
19582Please respect copyright.PENANANHW5VmcmYL
“Aaaahhhhhh…….aarrk….”Amirah mendesah apabila terasa batang keras anaknya mencerobohi lubang lendir cipapnya. Kepalanya terdongak dengan mata yang terpejam, bibirnya diketap-ketap. Tangannya menekan kuat tebing kolah mandi.19582Please respect copyright.PENANAPamJgeM05B
19582Please respect copyright.PENANAh2bDwChgLI
Padil menghenjut kasar lima, enam kali. Buah zakarnya berlaga-laga dengan punggung emaknya yang sederhana, comel dan pejal. Emaknya mendesah-desah dan terpekik perlahan, menahan nikmat. Kini Padil menghenjut cipap emaknya perlahan-lahan dan menekan batangnya dalam-dalam ke dalam cipap emaknya yang sempit, licin dan berdenyut-denyut itu. Tangan Padil memegang pinggang emaknya. Betapa ghairahnya di memerhatikan emaknya menonggeng sambil ke dua-dua tangannya menekan kolah mandi. Kain batik emaknya di atas pinggang. Dia memerhatikan batangnya yang sudah berlendir dengan air cipap itu keluar masuk cipap emaknya dari belakang.19582Please respect copyright.PENANAjs9NjtPWqb
19582Please respect copyright.PENANA8LDXTmv7ut
Punggung emaknya bergegar-gegar ketika dia menghenjut, buah zakarnya berlaga-laga nikmat dengan punggung emaknya. Padil mendakap emaknya dari belakang, membiarkan batangnya terendam dalam cipap hangat emaknya. Kedua-dua tangannya melepaskan pinggang emaknya dan menusuk masuk ke bawah t-shirt emaknya. Dia mengepal-ngepal buah dada emaknya yang berbungkus bra itu. Telapak tangannya kemudian masuk ke bawah bra dan meramas-ramas gunung pejal sederhana besar milik emak kandungnya itu.19582Please respect copyright.PENANAu0g6lt4Qdv
19582Please respect copyright.PENANAeyRi7SXPFw
“Padillllll………”Amirah mendesah kesayuan dalam keghairahan. Buah dada emaknya di ramas geram, punggung Padil terus bergerak kasar ke depan dan belakang menghentak cipap emaknya dari belakang. Dia terdengar emaknya mendesah kasar dan badan emaknya seakan-akan menggeletar, punggung emaknya melawan gerakan keluar masuk batangnya.19582Please respect copyright.PENANA8iPNxzBuoV
19582Please respect copyright.PENANAV5btc40PQL
Padil terus menghentak-hentak batangnya dengan kuat. Satu desahan yang panjang disertai dengan nafas yang kasar keluar dari mulut emaknya. Kaki emaknya kejang dan kemudiannya lemah. Padil sendiri tidak dapat lagi menahan diri, dengan satu hentakan sepenuh tenaga, dia mencabut batangnya. Air maninya terpancut laju ke atas belakang emaknya, di atas t-shirt dan kain batik. Pancutan yang seterusnya mercik ke permukaan punggung emaknya yang telah lembab dengan peluh.19582Please respect copyright.PENANAKYklKI85Sq
19582Please respect copyright.PENANA2xbX36TBof
Untuk seketika waktu kedua-dua menahan nafas dengan dada yang berombak-ombak. Kedua-duanya kelelahan. Padil melihat emaknya longlai lemah dengan perlahan terduduk dan bertenggong di tepi kolah mandi. Muka emaknya berpeluh. Kedengaran bunyi suara tangisan budak dari bilik Syafiza, tempat Maksu Suzana dan Paksu Jalil tumpang bermalam.19582Please respect copyright.PENANA9oQztNXVk9
19582Please respect copyright.PENANATZjG7dHnih
“Padil keluar dulu mak!” Padil melangkah keluar dari bilik air setelah cepat-cepat menaikkan seluar. Menapak perlahan melintasi pintu bilik Syafiza dan kemudiannya masuk ke dalam biliknya. Di dalam bilik air, Padil terdengar curahan air, emaknya sedang membersihkan diri. Sebentar kemudian terdengar pintu bilik Syafiza dibuka.19582Please respect copyright.PENANA2itxYrY1rY
19582Please respect copyright.PENANAuHMyiPXC6b
“Belum tido lagi Kak Irah?”Suara Maksu Suzana menegur emaknya.19582Please respect copyright.PENANA6M996wXWAf
19582Please respect copyright.PENANACGrq3H92i3
“Kakak ke bilik air, siapa yang menangis?”Suara emaknya pula kedengaran.19582Please respect copyright.PENANA8iX84cvpci
19582Please respect copyright.PENANAbc02qiQUOK
“Asyraf, nak susu.” Paksu Jalil berbual-bual dengan Padil di atas pelantar di bawah pokok di luar rumah sementara menantikan isteri dan anak-anaknya bersiap-siap untuk pulang ke Ipoh pada pagi itu. Sebahagian dari barang-barang telah dimasukkan ke dalam kereta.19582Please respect copyright.PENANAvSAMT1EG1v
19582Please respect copyright.PENANAOMqADrt0wE
“Bagaimana dengan permohonan untuk melanjutkan pelajaran tu Padil, dah dapat tawaran ke belum?”19582Please respect copyright.PENANAiqsZOYTHvC
19582Please respect copyright.PENANA8Lgg6e4dw6
“Setakat ni belum lagi, tapi ada antara kawan-kawan Padil yang dah dapat tawaran.”19582Please respect copyright.PENANAD6IhOMXaZm
19582Please respect copyright.PENANAsGy5hByo4d
“Keputusan SPM Padil pun bagus. Paksu rasa tak lama lagi tentulah dapat tawaran tu.” Paksu Jalil ingin menduga perasaan Padil tentang cadangannya dan isterinya untuk menjodohkan Amirah dengan Abang Salim, jiran mereka di Ipoh.19582Please respect copyright.PENANASGOPbCMwEW
19582Please respect copyright.PENANAkHAgSpUs7e
“Kalau Padil dah ke universiti nanti tentulah mak Padil akan kesorangan kat kampung, tak begitu Padil?”19582Please respect copyright.PENANAXzKjFwhhz1
19582Please respect copyright.PENANAmlxZi7vze2
Padil mengangguk-anggukkan kepalanya. Di dalam hatinya, dia telah dapat meneka ke arah mana perbualan mereka ini ingin dibawa oleh Paksu Jalil. Apa yang dibualkan oleh Maksu Suzana dan emaknya semalam masih diingatinya dan juga apa yang berlaku di antara dia dengan emaknya di dalam bilik air juga kembali menerpa ke ingatannya dan membuatkan batangnya keras.19582Please respect copyright.PENANAGDlolJSjGV
19582Please respect copyright.PENANAPJnwK5ef6B
“Paksu rasa Padil tentu tak de halangan kalaulah mak Padil berkahwin semula kan!”19582Please respect copyright.PENANAv0TyYgfQhz
19582Please respect copyright.PENANA9Ze1ePR9iy
Malam itu lagu “Babe” berkemundang perlahan di dalam bilik Amirah, dia duduk kegelisahan di pinggir katil. Memakai baju kelawar berwarna kelabu. Duduk diam tunduk merenung lantai, sambil telinganya menghayati senikata lagu itu. Perasan tak muram air muka? Eh…mungkin tidak kerana ku dah kau lupa Jauh di mata….apatah lagi hati Riuh tetap sunyi bila kau bersendiri Oh patutlah lagu dah tak semerdu Puputan bayu dah tak senyaman dulu Kupasti kerana tiada pelengkapnya Ketiadaanmu dirasa Amirah sedang memikirkan tentang perbincangannya dengan Suzana, sesekali dia teringatkan kemesraan semalam di dalam bilik air di antaranya dan Padil.19582Please respect copyright.PENANA1UbSSEcX3Q
19582Please respect copyright.PENANA9DpxBAYsw2
Lagu itu terus menemaninya di dalam bilik. Oh babe, ku masih menyinta Oh babe, ku masih setia Pilu…lara…hiba dijiwa Kelabu di kalbuku Oh babe, ku makin tersiksa Oh babe, ku makin terasa haru Bisakan disembuh andainya kau disisiku Oh babe ku masih perlukanmu Malam itu Amirah keresahan. Setelah keluarga Jalil pulang ke Ipoh, Padil sedikit murung dan tidak banyak bercakap. Amirah tahu, perubahan Padil itu tentu ada kaitannya tentang dirinya yang ingin dijodohkan dengan Salim, usahawan yang menjadi jiran kepada keluarga Jalil di Ipoh. Amirah sendiri telah memikirkan perkara ini sejak semalam, selepas dia dan anaknya mengulangi perbuatan mereka di dalam bilik air. Selepas itu dia tidak dapat tidur. Dia mengakui pada dirinya yang dia amat menikmati apa yang dilakukannya bersama Padil selama ini. Dia tidaklah begitu tua, keinginan dan nafsunya adalah normal bagi wanita-wanita yang sebaya dengannya. Persoalannya, sampai bilakah hubungan gelapnya dengan Padil, anak kandungnya sendiri akan berterusan? Sampai bilakah?19582Please respect copyright.PENANATnpZ6sP0nE
19582Please respect copyright.PENANAEqvlnmzD9T
Padil masih belum tidur. Di dalam biliknya dia berbogel di kain selimut. Padil melancap perlahan-lahan di bawah kain selimut itu, mengingatkan kembali saat-saat ghairah dia bersama emaknya. Sehinggalah dia mendengar tapak kaki emaknya, masih belum tidur. Pintu biliknya yang tidak berkunci itu ditolak perlahan.19582Please respect copyright.PENANAO2JwEksYkr
19582Please respect copyright.PENANAZcnYjzXYUW
Amirah menguatkan semangatnya, dia masuk ke bilik Padil. Dia melihat Padil berbaring berselimut tidak berbaju. Dia tidak menyedari yang Padil bertelanjang bulat di bawah kain selimut itu. Perasaannya bercampur-campur, namun dia perlu bercakap dengan Padil tentang perkara itu, oleh kerana Padil menjauhkan diri darinya sejak pagi tadi dan menyendiri di dalam bilik sepanjang hari. Amirah duduk di pinggir katil Padil. Dia tersenyum memandang Padil yang bersinar matanya memandang dirinya. Memegang tangan anaknya dan meramas-ramasnya mesra, ramasan seorang emak kepada anaknya.19582Please respect copyright.PENANAmuneXS0kKv
19582Please respect copyright.PENANAR2JhCRN3vt
“Padil, mak tahu Padil tahu tentang apa yang dicakapkan oleh Maksu Suzana kepada emak.”19582Please respect copyright.PENANA7Phn1jGrqn
19582Please respect copyright.PENANAeoEdoyzm6J
Padil hanya mendiamkan diri, ramasan dan genggaman tangan emaknya itu membuatkan batangnya yang sedia keras kini menjadi-jadi tegangnya di bawah selimut.19582Please respect copyright.PENANA3mfZyZo0Ms
19582Please respect copyright.PENANABwsTUA8MOf
“Mak rasalah sudah sampai masanya Padil punya seorang ayah.”19582Please respect copyright.PENANAvjEdqaSDnp
19582Please respect copyright.PENANAbNARZVCzgh
Padil tidak berkata apa-apa, dia tidak berminat untuk berbincang tentang perkara itu pada ketika itu. Dia menarik perlahan tangan emaknya ke bawah selimut dan meletakkannya di atas batangnya yang keras. Emaknya tidak menarik tangannya, tidak berkata apa-apa atau membuat apa-apa.19582Please respect copyright.PENANAxC1Oqwa7Eu
19582Please respect copyright.PENANAsuLzpAAljJ
“Hisap mak.” Padil mendesah perlahan.19582Please respect copyright.PENANApWjaTGhBT8
19582Please respect copyright.PENANADeHXAyOEQH
“Kita tak boleh lagi buat macam ni Padil.” Kata Amirah, namun suaranya kini serak dengan perasaan ghairah di dalam dirinya sendiri.19582Please respect copyright.PENANAkXxAn8BRpk
19582Please respect copyright.PENANAplG64Jz6CI
Amirah mulai mengurut dan meramas batang Padil perlahan. Menggenggam-genggam batang itu dan melancapnya lemah. Padil menggeliat kenikmatan diperlakukan demikian sehingga dia tidak dapat lagi menahan diri, menolak kepala emaknya turun tetapi emaknya mengeraskan leher tidak mahu mengikuti kemahuannya.19582Please respect copyright.PENANAYsW3mthqyy
19582Please respect copyright.PENANAjAfT5inoEw
“Jangan buat cam tu kat mak, tak baik,” Amirah berkata lembut, suaranya gementar. Di dalam debaran yang kencang di dadanya, 19582Please respect copyright.PENANAC7ee667jAO
19582Please respect copyright.PENANA711udcApcY
Padil tahu emaknya akan melakukannya juga. Oleh kerana itu dia mendiam dirinya, mendesah dan menggeliat perlahan, cuba menahan diri supaya tidak memancutkan air maninya.19582Please respect copyright.PENANAmpiLoAPACg
19582Please respect copyright.PENANAG6DhAKsZPl
“Tidak baik kita selalu buat begini kan Padil?” Kata emaknya, kegugupan.19582Please respect copyright.PENANADMboqxgbAN
19582Please respect copyright.PENANAwR5zk93gZq
“Padil tahu mak.” Amirah terus cuba menasihatkan Padil tentang betapa buruknya apa yang telah mereka lakukan.19582Please respect copyright.PENANAQTXDTOef0W
19582Please respect copyright.PENANAmzWwrpuToQ
Cuba membetulkan hubungan mereka semula di landasan yang sihat dan berharap apa yang telah terjadi biarlah berlalu, tidak berulang semula. Namun bagi Padil, nasihat emaknya itu tidak meyakinkannya, tambahan pula ketika tangan emaknya masih menggenggam dan melancapkan batangnya perlahan-lahan di bawah selimut. Setelah seketika melancapkan batang anaknya, Amirah menarik nafas dan memasukkan kepalanya di bawah selimut, Padil mendesah kegelian apabila terasa nafas panas emaknya di batangnya. Terasa lidah lembut emaknya mulai menjilat-jilat perlahan di atas kepala zakarnya dan kemudiannya mengulum batangnya. Padil menekan turun belakang kepala emaknya dan mulai menghenjut batangnya keluar masuk ke dalam mulut Amirah.19582Please respect copyright.PENANAFJD3PJEZNn
19582Please respect copyright.PENANAEvfH1tMCUx
Amirah mengeluh kasar kerana dia juga mulai merasakan cipapnya berlendir. Padil menggeliat, cuba membayangkan yang batangnya sedang dihisap oleh Hartini seperti di dalam mimpinya tetapi ternyata emaknya yang sedang melakukannya. Di dalam dirinya timbul perasaan ini semua tidak sepatutnya terjadi di antara dia dan emaknya tetapi perasaan bersalah itu hanya membuatkan batangnya bertambah tegang dan keras di dalam mulut lembab emaknya. Tangannya meraba kepala emaknya di bawah selimut, kepala itu di atas perutnya. Dia mengusap kepala itu sedang emaknya menghisap batangnya. Kain selimut yang menutupi kepalanya emaknya turun naik mengikut gerakan kepala Amirah menghisap batang anaknya. Amirah mendesah perlahan apabila rambutnya diusap Padil. Mulutnya menghisap batang anaknya perlahan-lahan ke atas dan ke bawah ketika tangan anaknya mengusap-usap kepalanya yang berambut paras leher itu. Lidah emaknya menjilat-jilat kepala zakar Padil yang berada di dalam mulutnya.19582Please respect copyright.PENANARLcfXYX5G6
19582Please respect copyright.PENANAZDHs5ByE3m
Padil dapat merasakan kepala zakarnya menyentuh kerongkong emaknya ketika batangnya dikulum dalam-dalam. Kepala zakarnya kemudian menongkat lelangit mulut emaknya. Keluhan kenikmatan terkeluar dari bibir Padil ketika dia menutup matanya, cuba menahan kegelian dan kenikmatan sambil tangannya terus mengusap kepala emaknya. Nafas kasarnya bertalu-talu terpacul dari ruang bibirnya ketika emaknya terus mengulum-ngulum batangnya. Padil menggeliat keghairahan, tangannya menekan kepala emaknya ke atas dan ke bawah menghisap batangnya. Emaknya hanya membiarkan perlakuannya itu dengan merenggangkan mulutnya. Padil sudah hampir memancutkan air maninya. Amirah mengangakan mulutnya ketika anaknya menekan kepalanya turun naik berkali-kali pada batangnya. Perlakuan itu semakin kasar, Amirah terangguk-angguk semakin laju di batang anaknya. Padil tidak dapat menahan diri lagi.19582Please respect copyright.PENANAUuC8UXOQpc
19582Please respect copyright.PENANAiS4u223gBf
“Aaaahhhhh…….makkkkkk…..!!!!” Dia menggelepar sambil memancutkan bertalu-talu air mani yang panas ke dalam mulut emaknya. 19582Please respect copyright.PENANAFJw4emc3AO
19582Please respect copyright.PENANAFFQ6XSNv3k
Tangannya lesu melepaskan kepala emaknya di bawah kain selimut. Amirah mengeluarkan kepalanya dari kain selimut. Tersipu-sipu menutup mulutnya yang penuh dengan air mani anaknya. Dia berdiri dan melangkah cepat keluar bilik dan terus ke dapur. Di dalam kelesuan, Padil mendengar emaknya meludah air maninya ke dalam sinki dan berkumur mulut. Di dalam bilik Amirah menggelisah seorang diri, cipapnya masih basah. Kegatalan dan ketidakselesaan kerana gelora di dalam dirinya yang belum mencapai kepuasan. Dia meramas buah dadanya sendiri dari atas baju kelawar yang dipakainya, suara desahan perlahannya kedengaran di dalam biliknya itu. 19582Please respect copyright.PENANAfCadIpIvdM
19582Please respect copyright.PENANAGWdMlOex4w
Apa yang berlaku di antara dirinya dan anaknya Padil semalam di dalam bilik air dan sebentar tadi dibayangkannya semula. Sebelah tangannya dimasukkan ke dalam seluar dalamnya. Dia mengusap-usap cipapnya dan memainkan kelintitnya. Punggungnya terangkat-angkat seiring dengan gerakan jarinya sendiri. Buah dadanya terus diramas-ramasnya. Dia mendesah tertahan-tahan, kakinya kejang.19582Please respect copyright.PENANAa6GmGTPhQS
19582Please respect copyright.PENANAZlG8EF3q7g
“AAAAAaaarrrkkkk……aaahhhhhhHHHHHHHHHh.” Amirah mencapai puncak sendiri. Dia terkulai di atas katil di dalam biliknya. Matanya terpejam sambil mulutnya tercungap-cungap. Tangannya terus mengusap-usap lemah cipapnya yang tebal berlendir.19582Please respect copyright.PENANAPo1q4osEUZ
19582Please respect copyright.PENANAvYFCr9FBNY
Radio di dalam bilik Amirah berkumandang perlahan. Dia kelelahan setelah melayani nafsunya. Berat bebanku..meninggalkanmu Separuh nafas jiwaku…. sirna Bukan salahmu…..apa dayaku Mungkin cinta sejati tak berpihak.. pada kita Mata Amirah terkebil-kebil menatap siling rumah. Dia kesal dengan apa yang telah berlaku di antaranya dan Padil. Dia bertekad untuk menghentikan semuanya ini. Dia juga tahu ianya bukannya mudah. Cadangan Suzana untuk menjodohkannya dengan Salim akan ditimbangkannya sehalus-halusnya. Hanya dengan berkahwin semula, dia akan mempunyai seorang suami, seorang lelaki yang akan memenuhi kekosongan hidupnya, zahir dan batin. Padil pula akan mempunyai seorang ayah.19582Please respect copyright.PENANAQF1NaWzRkE
19582Please respect copyright.PENANAnUQ0QbYUq1
Dengan ini kehidupan mereka akan kembali normal, fikirnya. Sekurang-kurangnya dia perlu berbuat sesuatu untuk mengelakkan perhubungan terlarang di antaranya dan Padil berpanjangan. Dia harus berkahwin semula. Itu tekadnya! Lagu nyanyian Glenn Fredly terus menemani Amirah yang masih terkebil-kebil melayan perasaan. Kasihku..sampai disini kisah kita Jangan tangisi keadaannya Bukan karena kita berbeda Dengarkan dengarkan lagu… lagu ini Melodi rintihan hati ini Kisah kita berakhir di Januari Selamat tinggal kisah sejatiku Oh….. pergilah……….19582Please respect copyright.PENANAnFA881HxxN
19582Please respect copyright.PENANA1oQ8nqsGW8
Tamat. 19582Please respect copyright.PENANARmjXOcmk7g
19582Please respect copyright.PENANAcZVYWspsg5