×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Report this story
Bend, But Not Break—EPS. 2
G
0
0
0
293
0

swap_vert

Memutuskan untuk menyudahi kegalauan karena tidak lulus SNMPTN, setelah memungut kembali semangat yang berceceran karena dihancurkan kenyataan. Tiba hari dimana finalisasi UTBK SBMPTN, setelah sebelumnya meminta petunjuk dari Allah, berbekal ridho kedua orangtua, dan separuh ridho guru-guru (karena beberapa dari beliau meragukan keputusanku memilih jurusanku yang terlalu riskan), setelah memantapkan hati, kugerakan kursor pada monitor komputer mengeksekusi akun LTMPT ku untuk difinalisasi. 

27 April 2021, ICT Center Undip, sesi 1. Aku lupa menceritakan kalau aku memilih lokasi UTBK disalah satu kampus ternama di Jawa Tengah, tempat dimana fakultas kedokterannya menjadi top 5 terbaik di Indonesia pada masanya. Beruntunglah kebagian jatah di ICT Center, gedungnya dekat dengan gerbang masuk Undip, jadi bisa menghemat waktu. Berbekal tekad kuat menjadi wonder woman (haha canda), aku meminta izin kepada mama dan papa supaya membiarkanku berangkat sendiri ke Semarang naik kereta. Bermodalkan sudah booking kost harian dekat kampus, untunglah kedua orangtuaku mengizinkan (meski digantungnya agak lama). H-10 tiket kereta pulang pergi sudah beres, pun dengan kost harian yang akan kutempati selama dua hari. H-1 UTBK, pagi-pagi aku diantar papa ke stasiun. Sebelum berangkat, seperti biasa ritualku adalah cium tangan, pipi kanan kiri papa dan tak lupa untuk minta dido'akan (meski kutahu do'a papa selalu menyertai). 

Estimasi tiba di stasiun kota tujuan pukul 09.43 WIB. Setibanya aku disana, agak jiper juga sih ternyata. Menyadari kalau aku sendirian disini, jauh dari mama papa, tidak ada sanak saudara sama sekali yang dapat kutemui, disini aku berdiri dikaki sendiri, melangkah menyusuri pintu keluar stasiun sambil celingak celinguk kanan kiri karena bingung memilih transportasi (sana-sini nawarin ya gimana ya). 

Oke, seperti biasa. Kang ojol tetap terdepan. Kuputuskan memakai jasa kang ojol bermodalkan aplikasi dismartphoneku. Menunggu kurang lebih 3 menit, ojolku datang. Sebelum naik, kutunjukan detail alamat tempat kost harianku. Ketika kang ojol sudah mengangguk-anggukan kepala, barulah kami tancap gas ke tempat tujuan. 

Membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai di kostku. Ketika sampai, aku langsung menghubungi Ibu kost. Sambungan telepon langsung terangkat, beliau pun keluar dan menyambutku, mempersilakanku masuk kemudian menunjukkan kamar yang akan kutempati. Beliau ramah sekali, enak diajak ngobrol. 

Beres-beres barang bawaan, kulanjut sholat dzuhur, setelahnya aku tidur siang hingga ashar tiba. Kubangun pukul 5 sore, tanpa babibu langsung mengambil air wudhu kemudian sholat ashar. Godaan setan, selesai sholat, kubermain smartphone, scrolling instagram dan bolak-balik chek pesan masuk via whatsapp kalau-kalau orantuaku mengirim pesan. Scrolling sosmed sampai adzan berkumandang, sampai lupa kalau aku belum beli makanan untuk berbuka. Kubatalkan puasa terlebih dulu dengan air mineral yang kubawa dari rumah. Dikarenakan aku malas keluar kost, akhirnya kuputuskan untuk pesan makanan online. 

Malamnya, setelah tarawih didalam kamar, aku gabut hihi tapi tidak kugunakan untuk belajar. Kenapa? Karena tidak ada kata belajar bagiku H-2 sebelum ujian. Hari tenang.  Berlanjut sampai pukul 00.30 subuh, aku baru bisa tertidur (padahal, besoknya ujian). 

Paginya kesiangan nggak ya kira-kira? 

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X
Never miss what's happening on Penana! Close