Satu tahun yang lalu..
Jakarta..
Irfandi production (kantor Irfandi)
Di ruang HRD.
"Selamat ya mbak, mbak diterima di perusahaan ini", kata Siska.
"Iya bu terimakasih, alhamdulillah ya Allah sekarang saya mendapatkan pekerjaan", sambung Titah.
Di ruang kerja Irfandi.
"Pokoknya saya tidak mau tahu, besok atau lusa harus sudah ada sekretaris baru untuk saya", kata Irfandi.
"Baik pak, akan saya usahakan besok atau lusa sudah ada sekretaris yang baru untuk bapak Irfandi", sambung Damar.
"Bagus", kata Irfandi lagi pergi meninggalkan Damar di ruang kerjanya.
Di lobby kantor.
"Alhamdulillah ya Allah, sekali lagi ku ucapkan terimakasih padamu, jadi gak sabar pulang dan memberitahu bapak dan ibu", kata Titah.
"Haduh kok saya bisa lupa seperti ini ya, berkas untuk meeting hari ini ketinggalan lagi di ruang kerja saya", kata Irfandi.
"Aduh..!!", seru Titah yang bertabrakan dengan Irfandi.
"Maaf ya, emmmmm kamu calon karyawan baru di perusahaan ini ?", tanya Irfandi.
"Iya pak", jawab Titah.
"Baik, sekarang kamu ikut dengan saya keruangan saya", kata Irfandi lagi.
"Baik pak", sambung Titah.
"Tyas..", kata Arfan.
"Iya pak Arfan, ada apa, ada yang bisa saya bantu ?", tanya Tyas.
"Itu Irfandi, adik saya membawa siapa ?", tanya Arfan.
"Waduh maaf pak, saya tidak tahu", jawab Tyas.
"Oh begitu, ya sudah saya langsung tanya saya deh ke Irfandi, terimakasih ya yas", kata Arfan.
"Iya pak, sama-sama", sambung Tyas.
Di ruang kerja Irfandi lagi.
"Silakan duduk", kata Irfandi.
"Iya pak", sambung Titah.
"Boleh saya minta dokumen atau berkas lamaran kamu ?", tanya Irfandi.
"Iya pak, ini berkasnya", jawab Titah.
"Oke baik, saya periksa dulu ya", kata Irfandi lagi.
"Iya pak", sambung Titah lagi.
Tok.., Tok.., Tok..!!. Suara pintu di ketuk.
"Masuk..!!", seru Irfandi.
"Assalamu'alaikum", Arfan memberikan salam pada Titah dan Irfandi.
"Wa'alaikumussalam", Titah dan Irfandi menjawab salam dari Arfan.
"Tunggu dulu ya fan, saya sedang ada tamu", kata Irfandi lagi.
"Iya", sambung Arfan.
"Oh jadi kamu lulusan S2 teknologi Industri, kamu sudah bertemu dengan HRD belum ?", tanya Irfandi lagi.
"Sudah pak, besok saya sudah bisa bekerja di perusahaan ini", jawab Titah.
"Oke, kamu di bagian apa ?", tanya Irfandi lagi.
"Saya belum tahu pak, besok baru diberitahu", jawab Titah lagi.
"Oke, kamu jadi sekretaris saya yang baru ya, tunggu sebentar", kata Irfandi lagi.
"Iya pak", sambung Titah lagi.
"Damar bisa keruangan saya sekarang, baik saya tunggu", kata Irfandi lagi yang menghubungi Damar, orang kepercayaan Irfandi.
Tok.., Tok.., Tok..!!. Suara pintu di ketuk.
"Masuk", kata Irfandi lagi.
"Permisi pak, ada apa ya pak, ada yang bisa saya bantu ?", tanya Damar.
"Kamu tidak perlu mencarikan saya sekretaris lagi, saya sudah dapat sekretaris yang baru untuk saya, oh ya besok dia sudah bisa bekerja di perusahaan ini sebagai sekretaris saya, dan kamu kasih tahu dia apa saja tugasnya ya", jawab Irfandi.
"Baik pak, laksanakan", kata Damar.
"Ya sudah kamu boleh kembali ke ruangan mu", sambung Irfandi.
"Baik pak, permisi", kata Damar lagi.
"Iya", sambung Irfandi lagi.
"Saya ingin kamu menjadi sekretaris saya ya", kata Irfandi.
"Baik pak, kalau begitu saya permisi", sambung Titah.
"Iya", kata Irfandi lagi.
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Irfandi dan Arfan.
"Wa'alaikumussalam", Irfandi dan Arfan menjawab salam dari Titah.
Di rumah pak Sujatno,
Di ruang tengah.
"Kang mas, Titah kemana tumben pagi-pagi sudah tidak ada di rumah ?", tanya bu Rahma.
"Titah interview, masak apa diajeng untuk makan siang hari ini ?", tanya pak Sujatno.
"Mangsak jangan bayam, ulam lele ing goreng, tempe, tahu, sambal, uga kerupuk kang mas, Titah boten sanguh nedha, menawi boten enten kerupuk, nedhanipun kula tumbas kerupuk wau ing peken, oh nggih kang mas"
(Masak sayur bayam, ikan lele di goreng, tempe, tahu, sambal, dan kerupuk kang mas, Titah tidak bisa makan, kalau tidak ada kerupuk, makannya saya beli kerupuk tadi di pasar, oh ya kang mas), jawab bu Rahma.
"Punapa diajeng ?"
(Kenapa diajeng ?), tanya pak Sujatno lagi.
"Benjing kita sedaya budhal datheng pacitan jam pinten ?"
(Besok kita berangkat ke pacitan jam berapa ?), tanya bu Rahma lagi.
"Enjang diajeng, sekitar jam gangsal utawi jam enem diajeng"
(Pagi diajeng, sekitar jam lima atau jam enam diajeng), jawab pak Sujatno.
"Artos telas subuh dong kang mas ?"
(Berarti habis subuh dong kang mas ?), tanya bu Rahma lagi.
"Inggih diajeng"
(Iya diajeng), jawab pak Sujatno lagi.
Irfandi production (kantor Irfandi)
Masih di ruang kerja Irfandi.
"Ada apa fan, tumben langsung ke kantor, biasanya lewat telepon fan ?", tanya Irfandi.
"Bosan ah lewat telepon, mending datang saja langsung ke kantor mu kan bisa ngobrol p x l sama kamu, Fandi", jawab Arfan.
"Haaaaaa!!, maksudnya ?", tanya Irfandi lagi.
"Luas alias lama Fandi" jawab Arfan.
"Oh yaya, saya kira apa, ya sudah silakan dibahas, apa yang ingin kamu bahas fan, memangnya ?", tanya Irfandi lagi.
"Yang ingin saya bahas adalah seperti biasa, bapak dan ibu menanyai saya, apakah kamu sudah punya pacar atau calon istri belum, oh yang tadi itu siapa ?", jawab Arfan.
"Bosan saya di tanya seperti itu terus, pasti ujung-ujungnya di jodoh-jodoh kan, nanti saya bahas deh di rumah dan yang tadi itu adalah sekretaris baru saya di perusahaan ini, oh ya kita makan siang dulu yuk fan", kata Irfandi.
"Oh saya kira calon istri atau pacarmu Fandi hehe, ya sudah yuk, sudah waktunya makan siang juga kan", sambung Arfan.
"Oh ya makan siang dimana kita ?", tanya Irfandi lagi.
"Terserah kamu saja lah Fandi", jawab Arfan.
Di rumah pak Sujatno,
Di depan rumah pak Sujatno.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di rumah, lik Purnom..", kata Titah.
"Inggih mbak"
(Iya mbak), sambung Purnomo.
"Tolong parkirin mobil saya ya", kata Titah lagi.
"Iya mbak, maaf mbak kunci mobilnya", sambung Purnomo lagi.
"Astaghfirullahalazim lupa saya lik, ini kunci mobilnya", kata Titah lagi yang memberikan kunci mobilnya pada Purnomo.
"Inggih mbak, amit"
(Iya mbak, permisi), sambung Purnomo lagi.
"Inggih"
(Iya), kata Titah lagi.
Di ruang tengah lagi.
"Lah itu Titah pulang kang mas", kata bu Rahma.
"Oh iya diajeng, tah, Titah..", sambung pak Sujatno.
"Iya, assalamu'alaikum pak, bu", Titah memberikan salam pada bu Rahma dan pak Sujatno dan mencium tangan pak Sujatno dan bu Rahma.
"Bagaimana nak interview nya ?", tanya pak Sujatno.
"Alhamdulillah pak, bu, saya di terima dan besok saya juga mulai masuk kerja", jawab Titah.
“Alhamdulillah..!!”, seru pak Sujatno dan bu Rahma.
"Oh ya nak, ada yang ingin ibu sampaikan", kata bu Rahma.
"Apa itu bu?", tanya Titah.
"Besok ibumu dan bapakmu pergi ke pacitan mau jemput mbah mu dan tinggal bersama kita disini", jawab bu Rahma.
"Kamu tidak apa kan di rumah sendiri ?", tanya pak Sujatno.
"Ya tidak apa dong pak, saya kan sudah dewasa masa di tinggal sendiri di rumah nangisa hehe, oh ya bapak dan ibu ke pacitan berapa hari ?", tanya Titah lagi.
"Bapak dan ibu ke pacitan sekitaran seminggu lah nak, benar tidak apa kamu di rumah sendiri ?", tanya bu Rahma.
"Iya bu, tidak apa kok di rumah sendiri", jawab Titah.
"Oke sekarang kita makan siang yuk, ganti baju dulu ya nak", kata bu Rahma.
"Inggih bu"
(Iya bu), sambung Titah.
ns 15.158.61.6da2