Di tanah yang subur, terinjak oleh sepatu besi,
Rakyat yang tegar menanggung beban pilu,
Selama bertahun-tahun, Belanda menjajah,
Darah dan air mata sepanjang zaman.
Zaman gelap, ikatan di atas negeri,
Merana rakyat, ditindas tanpa ampun,
Ladang-ladang sawah menjadi Saksi,
Derita petani yang terusir dari tanahnya.
Berkibarlah bendera merah putih,
Namun hati rakyat tetap teriris,
Penduduk pribumi dipaksa kerja paksa,
Mengarungi penderitaan, menghadapinya.
Di tanah yang subur, cerita pilu menggema,
Perlawanan melawan, semangat yang berkobar,
Lagu-lagu perjuangan terdengar sayu,
Dari hutan belantara hingga perkampungan kecil.
Rasa dianiaya tak pernah pupus,
Di balik senyum, di balik mata yang lelah,
Belanda menjajah, mendamaikan kedamaian,
Menguras kekayaan, ekstrak keringat tanah.
Hening-hening waktu menjadi saksi,
Perjuangan yang tegar, semangat yang tiada henti,
Hingga terbit cahaya kemerdekaan,
Meski luka-luka masih membekas dalam sejarah.
Terukir dalam kenangan, jajahan yang kelam,
Penderitaan yang tak terbendung,
Tapi semangat tak terpecahkan,
Indonesia merdeka, derita ditinggalkan.