Pria gagah mengemudi kapal perompak
Angin laut meniup layar kapal
Sang mentari menyinari laut dengan cahaya
Pulau harta karun telah tampak di hadapan mata
Pasir yang terpijak kaki terasa panas
Para awak mulai menjelajah mencari permata
Rasa persatuan hilang dengan datangnya serakah
Merebut sebongkah emas yang terkutuk.
Jiwa pemimpin mati karena sahabat telah tiada
Berdiam di bawah pohon kelapa untuk merenung
Ombak lembut menyentuh bibir pantai
Perasaan hampa mulai muncul
Pemimpin baru mulai bangkit menjadi ksatria
Mengumpulkan yang tersisa menjadi kawan
Lawan pemberontak dengan pedang
Hati mati mulai bangkit akan latar belakang
Kisah baru akan muncul dipulau ini
Tinta sejarah akan mencatat kanvas kosong
Pemimpin akan bertakhta untuk mempertahankan
Mahkota akan terangkat sebagai pemilik kuasa.