Suatu waktu aku terpaku diam
Seakan waktu terhenti untuk beberapa saat
Dia..
Kenapa dia disana?
Sesosok yang hampir bisa ku lupakan
Kembali menggali apa yang hampir selesai ku kubur..
Dengan senyumnya iya kembali menatap ku
Yang masih terpaku ditempat melihatnya..
Perih tertahan karna luka yang kembali terbuka
Aku kembali menerka-nerka.. .
Apakah dia yang di sana nyata?
Apakah aku yang sekarang berada dalam ilusi
Tapi ia sangat terlihat nyata dihadapan ku,
Aku ingin berlari ke arahnya, menanyakan kenapa?
Kenapa dia yang tahu tentang perasaan ku, memilih seseorang yang padanya lah aku menceritakan semua tentang kamu?. .
Kenapa.. . .?
Dan kenapa kamu sekarang kembali? Kenapa?
Namun suara ku seakan tercekat tak bersuara.. .
Yang ku rasa hanyalah rasa sesak yang kian waktu kian terasa sakit.
Maaf.. . .
Sesamar suara angin yang berhembus..
Aku mengenali suara itu.. . .
Namun kata maaf itu malah menambah rasa sesak ..
Berkali kali aku memukul dadaku agar setidaknya sakit itu sedikit menghilang..
Namun sekali lagi tidak.. .
Aku hanya bisa menutup mataku
Maaf..
Dan pada saat bersamaan aku membuka mataku yang menatap langit-langit kamar..
Maaf karena aku mencintaimu sedalam ini.. .
Arysalin na.