Pagi yang cerah memancarkan sinar terang di langit, memberikan semangat kepada para murid yang berjalan menuju sekolah. Jinan melangkah riang bersama teman-temannya, mengobrol dan tertawa. Aura cerahnya terpancar dengan jelas, mencerminkan kebahagiaan dan semangatnya.189Please respect copyright.PENANAgJ4VMmXY3M
Di sisi lain, Jishan berjalan sendirian dengan tatapan kosong dan aura yang gelap. Wajahnya murung, dan kesedihannya terlihat jelas dalam setiap langkahnya. Seperti langit yang mendung, aura Jishan memancarkan kehampaan dan kegelapan.
Ketika mereka berjalan di lorong menuju kelas, Jinan mengucapkan "Sampai jumpa" kepada teman-temannya karena mereka berada di kelas yang berbeda. Namun, tanpa disengaja, Jinan dan Jishan saling tersenggol saat berpapasan.
Jishan terdiam sejenak, tampak terkejut, namun kemudian pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Jinan menatapnya dengan sinis dan mengkerutkan dahi melihat Jishan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Kemudian, mereka berdua masuk ke dalam kelas. Gurupun menyambut murid..
Di dalam kelas, para murid duduk di tempat masing-masing. Gurupun memulai pelajaran.
Guru: Selamat pagi, anak-anak. Mari kita mulai pelajaran hari ini.
Belajar berlangsung seperti biasa, tetapi tidak disadari oleh keduanya, aura mereka saling tertukar. Jinan, yang biasanya penuh semangat dan ceria, kini terlihat muram dan gelap. Sebaliknya, Jishan, yang sebelumnya kesedihannya begitu terlihat, kini terpancar dengan sinar terang dan kebahagiaan.
Setelah pulang sekolah, keberuntungan dan kesialan mereka berdua pun tertukar tanpa mereka sadari. Langit mendung dan hujan turun saat mereka keluar dari sekolah. Jinan, dengan aura hitam gelap gulita, tidak terduga mendapati dirinya dijauhi oleh teman-temannya dan tidak membawa payung.
Jinan berusaha mendekati teman-temannya, berteriak di tengah kerumunan yang bergegas.
Jinan: Hai, bolehkah aku meminjam payungmu? Hujannya semakin deras.
Namun, satu persatu teman-temannya berjalan menjauh dan menghindarinya.
Teman 1: Maaf, Aku tidak punya cadangan.
Teman 2: Maaf, aku tidak bisa membantu.
Jinan: Kenapa semua orang menjauh dariku? Bagaimana aku bisa pulang tanpa payung?
Jinan merasa frustasi dan kesal dengan perlakuan teman-temannya. Dia merasa kesepian dan tidak ada yang peduli padanya. Tanpa payung, dia memutuskan untuk pulang dalam kehujanan dan dalam perjalanan pulang sambil berlari, ia terkena semburan air dari mobil yang melintas di sampingnya. Tubuhnya basah kuyup, dan dia semakin marah dan frustasi.
Jinan: Ah, pakaianku basah kuyup. Betapa sialnya hari ini.
Di sisi lain, Jishan yang kini memancarkan aura sinar terang, mendapati banyak orang mendekatinya dan memberikan payung saat dia keluar dari sekolah.
Orang 1: Kamu bisa menggunakan payungku.
Orang 2: Silakan, ambil payungku.
Jishan terkejut dengan perhatian dan kebaikan orang-orang di sekitarnya. Dia tidak pernah merasakan perlakuan seperti ini sebelumnya. Karena berdesakan, Jishan tidak tahan dengan situasi tersebut.
Jishan: Ehm, terima kasih banyak sudah menawarkan payung padaku. Tapi sebenarnya aku lebih suka berlari di bawah hujan.
Jishan memutuskan untuk berlari pulang tanpa menggunakan payung, langitpun cerah padanya sendirian.
Jishan: Aneh, mengapa hanya aku yang tidak terkena air hujan?
Setelah perjalanan yang basah dan berliku, rumah mereka berdua begitu dekat dan berseberangan jalan. Jinan dan Jishan akhirnya tiba di rumah mereka. Jinan memasuki rumahnya lebih dulu, diikuti oleh Jishan yang masuk ke rumahnya terakhir.
Setelah mereka memasuki rumahnya masing-masing, mereka berdua merasakan kelelahan dan merenung tentang apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.
Jinan: (dalam hati) Apa yang terjadi padaku? Aku merasa begitu aneh hari ini, semuanya terasa berbeda.
Jishan: (dalam hati) Mengapa aku terasa berbeda hari ini? Apakah ada sesuatu yang terjadi yang tidak aku sadari?
Mereka berdua merasa tidak biasa dan ingin mencari tahu apa yang menyebabkan perubahan ini. Hingga larut malam, mereka terus memikirkan hal tersebut di kamar mereka masing-masing.
Jinan: (merenung) Aku tidak bisa tidur. Semua ini terlalu membingungkan. Kenapa perasaanku begitu berat dan gelap? Apakah aku sedang menghadapi masalah yang belum aku sadari?
Sedangkan jishan memikirkan hal itu sampai tertidur lelap dengan nyenyak, akhirnya merasakan ketenangan yang datang padanya. Sementara Jinan terus bergulat dengan pikirannya.
Jishan: (dalam hati) "Mengapa aku merasa begitu ringan dan bahagia hari ini? Apa yang membuatku berbeda?"
Ketidakbiasaan yang mereka rasakan begitu mempengaruhi mereka, jishan memutuskan untuk mencari jawabannya esok hari.
Jinan akhirnya mencoba untuk tidur, meskipun masih ada kegelisahan yang menghantuinya, dia berharap dapat menemukan jawaban atas perubahan yang ia rasakan.
Bersambung...189Please respect copyright.PENANAybsT8O6VAP