“Lo ngapain di perpus sendirian, tumben gak sama Linggan?” Iris menghampiri Amar yang sedang membaca buku di bangku yang mengarah ke jendela.
“Gue gabut abis ngerjain tugas, kalo Linggan lagi sama Ify, ngumpulin tugas anak-anak.” Amar mempersilakan Iris duduk di sampingnya.
“Guru-guru lagi pada rapat sih ya.” Iris duduk dan membuka buku yang dibawanya.
“Kalo lo ngapain kesini?”
“Sama kayak lo sih.”
“Eh Ris, gue mau nanya dong. Lo tau kan, penyebab Linggan sama Iris jarang akur?”
Iris menutup bukunya dan menatap Amar. Lagi-lagi jantung Amar berdetak dengan sangat kencang ketika Iris mulai mendekat kepadanya. “Panjang ceritanya.” Iris membisiki Amar sambil tersenyum. Amar hanya terdiam.
*****
Di pagi hari yang cerah, Ify pergi menuju sekolah mengunakan sepeda dengan headphone yang terpasang di kepalanya. Ify memarkirkan sepedanya dan memasukkan headphone. Ify berjalan melewati ruang guru dan menyapa beberapa guru yang berpapasan dengannya. Ify dikagetkan oleh seseorang yang baru saja mengusap kepalanya dengang lembut.
“Ke kelas bareng yuk!” Linggan mengajak Ify.
Melihat kedeketan mereka berdua membuat seisi sekolah beranggapan mereka memiliki hubungan spesial. Linggan merupakan orang yang paling dikagumi para siswi di sekolahnya. Tidak sedikit dari siswi-siswi itu yang mengutarakan perasaanya kepada Linggan, tetapi selalu ditolak oleh Linggan. Dinda yang merupakan siswi yang juga menyukai Linggan, menghampiri Ify yang sedang menaruh tas di bangkunya.
“Gausah kegatelan deh lo jadi cewek!” Dinda menggebrak meja dan membentak Ify. “Kemaren lo bilang Cuma temenan sama Linggan, tapi sekarang lo malah dateng bareng dia!”
“Gue gak sengaja ketemu dia waktu mau ke kelas.”
“Halah, gausah munafik deh lo!” Tangan Dinda melayang kencang ke arah pipi Ify. Ify meneteskan air mata dan berlari meninggalkan kelas. Linggan yang melihat kejadian tesebut berusaha untuk mengejar Ify, tapi dihentikan oleh Dinda. Iris yang baru saja tiba di kelas, pergi menggantikan Linggan untuk mengejar Ify.
Iris berlari menelusuri lantai 1 dan 2 gedung sekolah, tetapi masih belum menemukan Ify. Langkah kakinya terhenti ketika Iris mendengar suara tangisan perempuan dari arah rooftop sekolahnya. Iris menemukan Ify yang sedang menangis tesedu-sedu.
Ify terkesiap saat tiba-tiba tubuhnya ditarik ke dalam pelukan Iris. Air mata panas mengalir di wajah Ify, dan Ify menutup kelopak matanya dengan harapan air matanya akan berhenti. Napasnya yang terputus-putus dan matanya yang berair bertahan selama beberapa menit. “Udah ya nangisnya.” Iris mengusap lembut kepala Ify.
“Apa gue salah...kalo gue...temenan sama Linggan?...Apa gue salah...kalo gue...jalan bareng dia?...Apa gue salah...suka sama dia?...Gue juga gamau suka sama dia...tapi gue gatau... sejak kapan perasaan ini muncul.” Ucap Ify disela isak tangisnya.
“Lo gasalah kok Fy. Kalo boleh jujur, gue gak tahu harus ngomong apa, karena gue juga belum pernah gerasain itu. Tapi satu hal yang gue tahu, cinta tuh perasaan yang ga bisa ditebak dan sekeras apa pun lo berusaha buat lupain, itu gabakal bisa pergi dari hati lo. Jadi kalau menurut gue, lo harus hargain setiap perasaan yang lo rasain saat ini, karena itu lah yang membuat lo jadi manusia.” Iris mengangkat wajah Ify dengan kedua tangannya dan menghapus air mata Ify.
“Yaudah, gue balik ke kelas dulan ya Fy.” Iris yang melihat Linggan menguping pembicaraan mereka dari balik pintu, pergi meninggalkan Ify. Linggan menghampiri Ify dan menyodorkan susu kotak rasa strawberry, minuman kesukaan Ify. “Lo udah gak apa-apa?” Linggan bertanya dengan lembut.
“Linggan, lo ngapain kesini?” Ify menarik susu kotak yang diberikan Linggan dan memalingkan mukanya.
“Gue mau ngecek keadaan lo.”
“Lo nguping ya?”
“E-engga kok. Ify, balik ke kelas yuk!” Linggan mengulurkan tangan kepada Ify.
“Ayo.” Ify menarik tangan Linggan. “Ngomong-ngomong, lo itu kayak beruang tau. Udah kuat, mandiri, orang-orang banyak yang suka lagi.” Ify tersenyum.
“Kalo gitu lo serigala, cuma bisa sembunyi dibalik Iris.”
“Maksud lo apa?” Ify memukul Linggan.
Lo itu setia kawan Fy, lo selalu mikirin temen-temen lo dulu sebelum diri lo sendiri. Walaupun abis ini gak ada yang mau temenan sama lo lagi, gue janji bakalan selalu ngelindungi lu, Linggan berkata di dalam hati.
Jam istirahat tiba, Iris menghampiri meja Ify dan mengajaknya untuk memakan bekal di taman belakang. Ify menyetujui ajakan Iris dan mengeluarkan bekalnya dari dalam tas. Linggan yang melihat mereka berdua meninggalkan berusaha untuk mengejarnya, tetapi usahanya dihentikan oleh Dinda. Sesuai kesepakatan yang telah mereka buat, Dinda tidak akan mengganggu Ify lagi asalkan Linggan mau berpacaran dengan Dinda.
Sesampainya di taman, Ify membuka bekalnya dan tidak sabar menyantapnya begitu Ify melihat nasi yang di kreasikan menjadi bentuk beruang. Iris hanya dapat tersenyum melihat sahabatnya itu kegirangan ketika melihat nasi dengan bentuk beruang. Sejak kecil Ify sangat menyukai beruang dan Ify memberikan julukan kepada Linggan bukan tanpa alasan. Namun, Ify belum mengetahui bahwa Linggan telah berpacaran dengan Dinda demi melindunginya.
Jam pelajaran terakhir akhirnya telah selesai, seluruh siswa SMP Angkasa mulai berhamburan meninggalkan kelas. Ify yang menjadi petugas piket pada hari itu, harus membersihkan kelas terlebih dahulu. Saat hendak mengammbil penghapus papan tulis, Ify sangat terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya dari jendela. Iris yang masih berada di dalam kelas, segera menghampiri Ify yang tiba-tiba saja menangis.
“Lo kenapa?”
“Linggan, Ris” Ify menunujuk ke arah Linggan yang sedang bergandengan tangan dengan Dinda.
Ify menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Iris. Sudah kedua kalinya Ify menangis hari ini. Iris berusaha menenangkan Ify, tetapi tangisan Ify semakin bertambah kencang, karena yang saat ini dibutuhkan oleh Ify memanglah sebuah pelukan. Sebuah pelukan yang sangat hangat dan juga menenangkan.
“Sakit Ris, sakit banget. Kenapa cinta senyiksa ini sih?” Suara Ify serak di tengah isak tangisnya, Iris yang memeluknya bahkan dapat merasakan betapa sakitnya.
“Ify, dengerin gue ya.” Iris mengangkat wajah Ify dengan kedua tangannya. “Patah hati hanyalah rasa sakit yang tumbuh yang diperlukan supaya lo bisa lebih kuat lagi. Inget ya Fy, cinta sejati gak harus selalu bersatu, kadang cinta sejati itu terpisah namun tak ada yang berubah.”
“Terus gue harus ngapain biar bisa ngelupain dia Ris?”
“Lo gak harus ngelupain dia Fy, yang lo harus lakuin cukup ikhlasin dia.” Iris menghapus air mata Ify dengan kedua jarinya. “Udah ya nangisnya, sekarang kita pulang. Gue beliin susu strawberry sama onigiri deh.”
*****
“Sorry ya nunggu lama, ini si serigala minta dibeliin susu dulu.” Linggan menghampiri Amar dan Ify yang sedang mengobrol.
“Eh beruang, lo juga beli greentea dulu ya, jadi bukan sepenuhya salah gue.” Ify duduk di kursi samping Iris dan meminum susunya.
“Udah-udah, jangan ribut. Kita lagi di perpus.” Iris menenangkan mereka berdua.
“Siap bu.” Jawab keduanya kompak.
Kriiingggg.....
Bel berbunyi, menandakan jam pelajaran pertama telah usai dan mereka berempat harus kembali ke kelas, karena rapat guru sudah selesai. Sebelum kembali ke kelas, Amar mengajak Linggan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Saat hendak berbelok ke kamar mandi, tangan Amar ditarik oleh Iris. “Cerita tadi jangan lo kasih tau siapa-siapa ya.” Bisik Iris. Iris meninggalkan Amar dan menghampiri Ify yang menunggunya.
Jam pelajaran kedua hari ini adalah fisika, pelajaran yang akan membuat otak pusing dengan rumus-rumusnya. Pak Erwin masuk ke dalam kelas dengan senyuman yang menandakan bahwa hari ini akan ulangan. Murid-murid X-IPA-2 memasukkan buku catatannya dan bersiap menghadapi soal yang akan diberikan. Pak Erwin meminta bantuan Linggan untuk membagikan lembar soal.
80 menit berlalu, akhirnya ulangan fisika telah selesai. Seluruh murid X-IPA-2 bergegas mengumpulkan lembar jawaban di meja Pak Erwin dan beberapa murid pergi menuju ke kantin. Tidak seperti mingu-minggu sebelumnya, kali ini Amar dan Linggan memutuskan untuk membawa bekal dan akan memakannya di dalam kelas. Tak lama, Akira dan Kairav masuk ke dalam kelas X-IPA-2 dan menghampiri Amar dan Linggan.
“Eh, lo berdua diomongin di kelas gue tau.” Kairav membuka obrolan.
“Di kelas gue juga.” Akira menambahkan.
“Diomongin apaan emang?” Tanya Linggan penasaran.
“Pangeran dari IPA 2.” Kairav membuka bekalnya. “Oh iya, Mar. Tadi di kelas gue ada yang ngomong kalo lo pacaran sama Iris, itu bener?”
Mendengar pertanyaan Kairav membuat Amar tersedak. Akira memberikan air mineral kepada Amar. Melihat reaksi dari Amar membuat Kairav dan Linggan tersenyum dan bersemangat untuk mencari tahu, tetapi Amar menjawab kalau itu tidak benar. Baru saja dibicarakan, Iris masuk ke dalam kelas bersama dengan Ify yang sedang memegang susu strawberry. Mata Amar dan Iris tidak sengaja bertemu, membuat Amar langsung memalingkan pandangannya ke arah jendela. Gue kenapa sih?
Jam pelajaran ketiga atau dapat dibilang juga jam pelajaran terakhir dimulai, Bu Uca yang merupakan guru kimia memasuki kelas X-IPA-2. Mata pelajaran kimia merupakan salah salah satu mata pelajaran favorit di jurusan IPA. Kebanyakan siswa sangat menyukai praktikum mata pelajaran ini dan sekarang adalah saatnya kelas X-IPA-2 untuk melakukan praktikum. Bu Uca meminta para siswa untuk mengenakan jas laboratorium sebelum praktikum dimulai.
Berbeda dengan saat jam pelajaran yang tidak disukai kebanyakan siswa, seperti mata pelajaran matematika dan fisika yang terasa lama, 80 menit berlalu dengan sangat cepat dan mata pelajaran kimia pun selesai. Seluruh siswa X-IPA-2 kembali ke kelas dan segera bersiap untuk menghadiri ekstrakurikulernya masing-masing. Amar dan Linggan segera mengambil barang-barang mereka dan menuju ke lapangan futsal.
Sepanjang perjalanan menuju lapangan futsal, Amar dan Linggan merasa banyak siswa maupun siswi yang sedang melihat kearah mereka dan seperti membicarakan mereka. Namun, mereka menghiraukan mereka semua dan bergegas menuju lapangan. Saat hendak keluar dari gedung sekolah, mereka melihat Iris dan Ify yang sedang membawa peralatan melukis dan mereka pun berinisiatif untuk membantu mereka.
“Sini, biar gue sama Amar bantu.”
“Tumben mau ngebantu.” Ujar Ify.
“Yaudah kalo gamau dibantu. Ayo Mar, kita ke lapangan aja.”
“Eh, tunggu. Linggan, tolong bantuin bawa ini ke ruang kesenian ya.” Ify menarik Linggan dan memberikan kotak berisi kuas dan cat, tetapi Linggan menolak membawanya dan mengambil kanvas yang sedang dipegang Ify.
“Sini, biar gue bantu bawa kanvas punya lo.” Amar menawarkan bantuan kepad Iris.
“Makasih.”
Mereka pergi menuju ruang kesenian yang letaknya tidak jauh dengan lapangan futsal. Selepas membantu Ify dan Iris membawakan barang, Linggan dan Amar pergi menuju lapangan. Alangkah terkejutnya mereka saat seseorang tiba-tiba saja menepuk punggung mereka. Reflek mereka pun menoleh ke belakang. Mereka melihat Coach El yang tersenyum. “Mereka berdua cantik, hebat juga kalian milihnya.”
Seperti biasanya, Amar, Linggan, Akira dan Kairav pergi ke minimarket sekat sekolah setelah selesai berlatih. Mereka membeli makanan dan minuman favorit mereka masing-masing, Linggan dengan greentea dinginnya, Kairav dengan sosis yang banyak, Akira dengan onigirinya dan Amar dengan minuman isotonik. Mereka mengobrol banyak sambil menghabiskan makanan dan minuman yang mereka beli lalu kembali ke rumah masing-masing.
Sesampainya di rumah, Amar melihat sepasang sepatu yang tampak asing di rumahnya. Amar segera bergegas menuju kamarnya dan betul saja dugaannya, Amar melihat seorang pria sedang berbaring di atas kasurnya. Amar menaruh tas nya diatas meja belajar dan menghampiri pria tersebut. Pria tersebut adalah Farid, kakaknya yang saat ini sedang berkuliah di Semarang.
“Lagi libur kak?” Amar duduk di atas kasur
“Enggak, lagi pengen pulang aja.” Kak Farid bangkit dari tidurnya dan duduk di samping Amar. “Gimana sekolah kamu, lancar?”
“Lancar-lancar aja kok. Kuliah kakak sendiri gimana?”
“B aja. Oh iya, di sekolah udah dapet cewek ya?”
Mendengar pertanyaan dari Kak Farid membuat muka Amar tiba-tiba saja berubah menjadi merah. “Aku gatau ini apa kak. Aku bingung.”
“Oh jadi lagi jatuh cinta nih.” Kak Farid menggoda Amar.
“Cinta? Kakak pernah jatuh cinta ga sih?”
“Iya cinta. Dulu kakak pernah suka sama orang, tapi orang itu ternyata udah punya cowok. Waktu kakak liat dia rasanya hidup kakak jadi lebih berwarna dan dia juga jadi penyemangat kakak, tapi pas tau kalo dia udah punya cowok rasanya sakit banget.”
“Sebenernya cinta itu apasih kak?”
“Menurut kakak, cinta itu adalah suatu perasaan yang begitu aja. Cinta juga ada banyak jenisnya. Ada cinta yang menggebu-gebu, cinta yang pernah kakak rasain dan ada juga cinta yang menenangkan.” Mendengar jawaban dari Kak Farid membuat Amar terdiam. “Udah ga usah dipikirin. Sekarang mendingan kamu mandi abis itu kita ke bawah.”
Amar menuruti perkataan Kak Farid dan pergi membersihkan badan kemudian turun ke bawah dan berkumpul dengan keluarganya. Diatas meja sudah tersaji opor ayam, kangkung, tahu dan tempe yang merupakan makanan kesukaan Kak Farid. Nusa terlihat senang dengan kedatangan Kak farid, begitu pun dengan Amar. Amar jadi mengetahui perasaann yang selama ini dirasakannya kepada Iris.
Selesai makan, Amar kembali ke kamar dan lanjut menulis novel. Jarinya berhenti menulis ketika Amar melihat notifikasi pesan masuk yang muncul dari handphone-nya. Amar melihat pesan tersebut yang ternyata berasal dari grup yang dibuat oleh Linggan.
363Please respect copyright.PENANAGpCJe25Q9b
FANTASTIC FOUR
Akira
Guys.....
Gue baru aja di kasih Pak Erwin, katanya hari minggu gajadi latihan tambahan.
21.58
363Please respect copyright.PENANA7yvjQyiMCJ
Kairav
Akhirnya....
Eh tapi gue jadi bingung mau ngapain wkwk.
21.58
363Please respect copyright.PENANAtvpFbo38HM
Linggan
Gue punya ide.
Gimana kalo kita ke nonton film?
21.58
363Please respect copyright.PENANAq6ptYrtCoU
Kairav
Nonton film apa Gan?
21.58
363Please respect copyright.PENANAQkHOJrfbFp
Linggan
Film action Kai.
Ini filmnya baru banget keluar beberapa hari yang lalu.
Kata orang-orang sih filmnya seru.
21.59
363Please respect copyright.PENANAv6qxbE3KRE
Akira
Eh, jangan hari minggu dong.
Gue mau jalan-jalan sama keluarga gue.
21.59
363Please respect copyright.PENANAueMwbCtCX2
Amar
Hari sabtu aja gimana?
21.59
363Please respect copyright.PENANAeBdwaCw6b6
Akira
Gue aman kalo sabtu.
21.59
363Please respect copyright.PENANA0DvVkeZJ5F
Kairav
Gue juga
21.59
363Please respect copyright.PENANA3jV5wTzLUX
Linggan
Oke, fix ya hari sabtu.
Entar kita langsung ketemu di lokasi aja ya.
22.00
363Please respect copyright.PENANAg6lKGa8ZNg
Kairav
Oke bos.
22.00
363Please respect copyright.PENANAzsk3hRoESY
Akira
Okeee.
22.00
363Please respect copyright.PENANAIRmCjyM3BK
Amar
Oke.
22.00
363Please respect copyright.PENANAQcfuTP6YlM
Tidak lama setelah Amar mengirim pesan, Amar mendapat panggilan telepon masuk dari Iris. Amar mengangkat panggilan yang tersebut.
363Please respect copyright.PENANAskCVfwdyDR
Amar : Halo Iris.
Iris : Halo Amar. Mar, hari minggu ini lo kosong ga?
Amar : Kosong. Kenapa emang?
Iris : Temenin gue ya.
Amar : Kemana?
Iris : Nanti juga lo tau.
*****
Halo teman-teman semua, gimana nih part ini? Semoga teman-teman suka yaa.
Buat teman-teman yang udah baca boleh banget nih di SHARE ke teman, sahabat, keluarga dan juga tetangga kalian yaa.
Jangan lupa juga buat COMMENT ya teman-teman semuanyaa.
Nantikan juga part selanjutnya yaa.
363Please respect copyright.PENANArYAEXlQZDC
363Please respect copyright.PENANA4rZ2rxDu1Q
Penulis,
363Please respect copyright.PENANATiATGGr6mr
Nureta T
ns 15.158.2.247da2