216Please respect copyright.PENANAXOy1yK0ZPF
Katarina sudah bangun sejak pagi dan sudah menyiapkan bekal untuk Junior dan Markus. Mereka berdua sudah berpakaian rapi dan sudah berangkat, Junior akan mengantarkan Markus dulu ke sekolah lalu melanjutkan perjalanan ke tempat kerjanya. Sekolah Markus bukan sekolah unggulan, hanya taman kanak-kanak agar anak itu bisa menghitung dan membaca. Junior pikir bisa membaca dan menghitung itu penting sebelum anak mereka masuk sekolah dasar, tapi Junior tidak mau Markus masuk sekolah unggulan, “Sekolah unggulan nanti saja jika dia sudah SMP atau SMA saja, untuk sekarang, yang penting dia bisa membaca dan menghitung.”
Junior juga sengaja memilih sekolah berbasis agama Islam agar Markus setidaknya bisa membaca dan mengingat doa-doa sederhana. Katarina yang sedang mencuci piring, tiba-tiba teringat ketika dulu dirinya dan Junior akan menikah. Setelah tes DNA dilakukan dengan hasil yang menegaskan bahwa anak itu adalah anak Junior. Mereka memutuskan untuk menikah.
Pada saat itu, Katarina betul-betul tidak berharap banyak, dia sudah pasrah jika laki-laki yang menghamilinya langsung kabur karena tidak mau bertanggung jawab terhadap anak ini. Karena Katarina tahu betul bahwa ini adalah kesalahannya juga. Hubungan intim mereka bukan pemerkosaan tapi murni hasil perbuatan mereka sendiri. Katarina sangat kaget ketika Junior mau bertanggung jawab, tapi hal itu tidak langsung menyelesaikan masalah. Katarina berkata dengan Junior, “Aku mau mengatakan sesuatu kepadamu.”
“Perihal apa?” tanya Junior.
“Aku muslim.” Kata Katarina.
Junior terkejut, Katarina sudah siap dengan perdebatan perihal agama yang muncul dibenaknya. Tapi, Junior justru berkata, “Aku juga muslim.”
“HAH?” Ucap Katarina.
“Kamu muslim juga?” tanya Junior masih tidak percaya.
Katarina mengangguk.
Keduanya tertegun karena sama-sama terkejut. Kemudian, keduanya disadarkan betapa banyak teman-teman mereka terutama yang beretnis Tionghoa yang memiliki nama belakang seperti Halim atau Salim, tapi merupakan penganut Kristen atau Budha yang taat. Markus bahkan memiliki teman bernama Muhammad Ali Simanulang yang taat sekali ke gereja di HKBP. Bapak Ali pengemar berat petinju Amerika tersebut dan memaksa jika dia memiliki anak laki-laki akan menamainya Muhammad Ali, terlepas ada nama unsur Islam di nama tersebut.
“Katarina adalah nama nenekku, dia keturunan Belanda.” kata Katarina.
“Di Batak juga banyak muslim sih.” Kata Junior. Kebanyakan orang sering salah paham karena meyakini bahwa semua orang batak adalah Kristen, padahal meski minoritas, penganut agama islam termasuk cukup banyak di Suku Batak dan itu tidak tergantung pada marga yang dianut. Marga Junior adalah Batubara. Dia sudah islam dari lahir, hanya saja dia memang bukan muslim yang taat. Dia lahir di Medan tapi sudah ikut ke Jakarta sejak remaja hingga sekarang.
“Ya sudah berarti tidak masalah, kita menikah secara Islam.” Ucap Junior. Dia ingin bercanda dengan mengatakan bahwa orang islam di Pulau Jawa juga banyak yang menggunakan nama Hindu seperti Arjuna, Wisnu, Indra, tapi candaan itu hanya berada di ujung mulutnya saja tanpa bisa keluar, dia khawatir hubungan mereka tambah canggung. Dua minggu setelah tes DNA dilakukan, mereka datang ke KUA dengan ditemani adik Katarina yang bernama Jason sebagai wali, sementara Junior membawa dua temannya sebagai saksi.
Katarina hanya mengenakan kebaya putih dengan make up sederhana, sementara Junior hanya mengenakan jas yang biasanya dia gunakan ketika bertemu dengan klien penting. Pernikahan itu berlangsung sangat sederhana dan singkat. Karena mereka memang tidak memiliki siapa-siapa.
Pernikahan itu sudah berlangsung lima tahun yang lalu, pikir Katarina. Tanpa terasa waktu sudah berjalan cepat sekali. Sekarang Markus bukan hanya sudah bisa berjalan, tapi juga sudah sangat aktif. Bahkan ketika tadi memegang tangannya yang kecil, Markus bercerita betapa dia begitu bersemangat bertemu dengan teman-temannya di sekolah. Di rumah mungil mereka ada dua mobil dan satu motor. Satu mobil milik Katarina, sementara motor dan satu mobil lagi milik Junior. Sebuah motor vespa berwarna biru yang sangat disayangi oleh Junior. Junior bekerja disebuah bank swasta besar dengan gaji yang lumayan sehingga bisa membeli vespa antik yang sangat mahal itu. Sementara, Katarina hanya bekerja di galeri seni dengan gaji yang biasa saja.
“Bunda! Aku pergi sekolah dulu ya!” ucap Markus dengan penuh semangat. Katarina tertawa sambil melambaikan tangan melihat buat hatinya yang menjauh. “Ayah ayo cepat! Supaya kita gak terlambat!” ucap anak itu. Junior juga tertawa mendengarnya. Katarina tahu bahwa pernikahan mereka tanpa cinta dan dia yakin pada akhirnya mereka akan berpisah, membayangkan senyuman di buah hatinya hilang jika perceraian itu terjadi. Tiba-tiba hatinya terasa sedih sekali.
ns 15.158.61.48da2