Dia melihat seorang cewek bersandar dengan telepon tertempel di bagian telinga kepalanya lalu dia menghentikan motornya di depan nya. "(Astaga.... Aku benar benar gak percaya di jemput cowok dengan motor nya yang gede.... Aku bisa sekalian pamer ama mereka haha..)"
Vika menutup ponsel nya dan berjalan mendekat. "Ini beneran kan?" Dia menatap dari kaca helm membuat orang itu terdiam melihat tubuh Vika dari bawah sampai ujung kepala.
"Apa ini?" Dia yang ada di atas motor menatap dengan suara yang agak kesal sambil memegang jilbab Vika. "Kau memakai jilbab pendek banget, jika tidak niat lepas saja, baju mu juga ketat, rok sepan lagi" Dia menatap.
"Ih, suka suka aku ih... Btw, boleh buka helm nya?" Vika menatap.
"Tidak"
"Lah, kenapa, kita kan pacar, aku yakin kamu ganteng" Vika menatap.
"Ganteng, hahaha..... Kau tidak liat ini?" Dia menekan dada nya agar membentuk buah dada. Seketika Vika terkejut melihat itu, dia tidak sadar dari tadi.
"Apa?! (Kenapa ada dia gunung di sana?? Besar lagi?!) Tunggu, tapi?! Buka helm mu sekarang!!" Vika berteriak.
"Ye, yeah.... Baiklah" Dia membuka helm nya, seketika wajah cantik dan putih bersih muncul dengan rambut terikat dengan tergulung berwarna pirang muncul.
Vika terkejut melihat itu. "(Apa?! Yang aku harapkan cowok ganteng tapi malah cewek cantik!!)"
"Kau sudah puas?" Dia menatap dengan tatapan sayu, meskipun dia cantik, tapi tatapan nya begitu dingin dan suaranya berat.
"Tunggu, kenapa kamu cantik banget... Putih lagik... Aku gak Terima" Vika menatap kesal.
"Oh, Terima kasih pujian nya..."
"Apa?! Itu bukan pujian!! Aku kaget! Apa kau tidak mau menjelaskan ini!!" Vika menatap kesal.
"Apa yang salah memang nya?"
"Astaga.... Ini sudah jelas salah, bukankah di status mu tertulis kan pria?" Vika membuka ponselnya tapi ia terkejut ketika di status gender wanita itu adalah wanita bukan pria.
"Apa?! Tapi, bukankah tadi pria?"
"(Aku sudah menggantinya begitu dia menerima tawaran ku untuk bermain main sebagai pacarnya) Jangan menganggap salah, ini justru hal yang wajar"
"Hah, hal yang wajar katamu!! Ini bukan hal yang wajar, sudah jelas ini tidak wajar, kita sama sama cewek!! Apa jangan jangan kamu sengaja menjebak ku?"
"Haha... Mau bagaimana lagi, memang nya pacaran bisa ditentukan melalui gender? Dan sedikit pemberitahuan, aku katolik jadi maaf jika agama kita berbeda, tapi ini tetap pacaran kan?"
"Tapi kan memang tidak boleh!!"
"Haha, kenapa kau berpikir itu tidak boleh dilakukan?"
"Lah kan sudah jelas, ini hal yang buruk apalagi kita sama gender nya!"
"Lalu aku tanya, apakah pacaran itu boleh, dalam agama mu?" Wanita itu melirik dengan mata berwarna biru.
". . ." Seketika Vika terdiam dengan pertanyaan itu.
"Udah aku duga, pendapat seseorang sama jika mengenai hal ini, jika pacaran boleh, kenapa menganggap pacaran sesama gender tidak boleh? Bukankah itu sama sama dilarang?"
"Lalu kenapa kamu sendiri juga nekat?" Vika menatap.
"Aku hanya menurut kau saja, aku bermain main dan itulah yang gunakan dalam hidup ku... Karena sudah bosan dengan semua ini, aku mencoba bermain dengan yang lebih baru" Balas nya.
"Aduh.... Gimana sih.... Ha.... Astaga... Ini sangat aneh.... (Aku benar benar masih bingung, antara dipermainkan atau apa, ini benar benar membuat ku kesal.... Astaga, aku menyesal mendownload aplikasi itu dan aku juga menyesal tertarik pada sesuatu yang berbeda dari ekspektasi ku... Apa yang harus aku lakukan, dia itu wanita.. Wanita yang bahkan lebih cantik dan seksi dari pada aku... Jika begini, bukan nya hubungan tapi malah rasa iri...)" Vika strees, dia tidak tahu masalah ini akan terjadi.
"Hei, jika kau tak mau meneruskan hubungan ini, tak apa... Aku juga tak akan memaksa, tapi jika kau memutus hubungan ini, kau akan menyesal jika meninggalkan ku"
"Apa? Kenapa?" Vika terpaku.
"Banyak sesuatu yang menarik akan kau dapatkan, lagipula ini tidak berbahaya bukan? Aku juga tidak akan membuat mu hancur sebagai wanita, inti dari pacaran adalah saling memanjakan, jika menurut pendapatan ku, hal seperti ini boleh boleh saja selagi kau... Menikmati nya"
". . . Um.... (Astaga, aku gak tahu bakal begini... Tapi sayang jika aku ninggalin dia... Kalo dia pake helm nya, dia kayak cowok... Aku bisa pamer, tapi kan.... Dia wanita! Wanita!! Huhuhu Aku masih tidak Terima... Aku pengen dia kesamber petir dan jadi cowok langsung... Ha... Tapi apa yang dia bilang benar juga, jika pacaran tidak di anggap salah lalu apa pacaran sesama gender juga di anggap salah, selagi itu tidak merugikan banyak pihak... Mungkin coba aja dulu lah...) okelah, tapi aku mau nya cowok" Vika menatap kesal dengan putus asa.
". . . Begini saja, anggap saja aku lelaki, dengan begitu kau akan mudah di kenal memiliki pacar lelaki" Kata wanita itu.
Lalu Vika melihat sekitar. "Yaudah, pake kembali helm mu. (Untung nya tak ada orang di sini... Ha.... Astaghfirullah.... Ck.... Aku benar benar menyesal.... Tapi mau bagaimana lagi, aku hanya akan menganggap ini cobaan saja, coba coba juga bisa kan)" Pikir Vika.
"Naik" Wanita itu menatap Vika yang tersadar dari diam nya.
"Eh tunggu, aku ambil tas ku dulu.... Beneran ya, anterin aku kerumah" Tatap Vika.
Tak lama kemudian, dia sudah memutar motornya dan menunggu. Lalu Vika datang. "Ok, ayo" Dia menatap.
Dia menoleh dan terdiam. "Ck... Mana jaket mu?" Tatap nya.
"Buat apa? Gak usah" Vika langsung membalas.
"Kau bisa masuk angin apalagi baju mu ketat begitu... Astaga, bagaimana dengan peraturan sekolah ini"
"Ish, aku emang gak punya jaket, gak usah sok memperhatikan sekolah ku, menang nya kamu sekolah di sini?!" Nada Vika menjadi kesal karena hal tadi.
"Ha.... Naik cepet. (Cewek memang selalu rese)"
"Gimana naiknya, tinggi benget" Vika menatap motor itu.
"Ya makanya jangan pake rok sepan... Noh, gak pake celana lagi" Dia menatap rok Vika.
"Ih, pake tauk, pake nih" Vika menunjukan celana pendek yang ia pakai.
"Ck... Pakai yang panjang lain kali"
"Ngatur ngatur kamuh... Aku masih kesal tau gak sih"
"Hei,ingat, jangan nyingklak"
"Eh, kenapa?"
"Ya, jangan aja... Aku lebih suka jika kau jangan nyingklak"
"Okelah nih" Vika naik dan duduk seperti biasa, karena posisi nya itu membuat kakinya terlihat tapi ia tidak menghiraukan.
"Pegangan" Kata Wanita itu.
"Pegangan dimana?"
"Dimana mana juga bisa, di pundak, pinggang, perut juga bisa"
Lalu Vika memegang perut nya. "Ih, langsing banget kamu!"
"Hm" Dia membalas dingin lalu menyalakan motornya dan mulai berjalan.
ns 15.158.61.54da2