115Please respect copyright.PENANAXzK0pgTpju
Katarina sampai di rumah sekitar jam 6 sore, begitu juga dengan Junior. Mereka hanya berselisih waktu 10 menit. Junior pulang lebih dulu daripada dia. Markus sudah pulang sejak jam 1 siang. Markus pulang diantarkan bus sekolah dan ART mereka yag bernama Bi Atik yang membuka pintu dan menjaga Markus sampai sore. Bi Atik adalah ART yang rumahnya dekat sekali dengan rumah Katarina, Bi Atik hanya bekerja dari jam 8 sampai jam 5 sore, tugasnya membereskan rumah, mencuci pakaian, menyetrika baju dan menjaga Markus. Setelah itu, dia akan pulang ke rumahnya. Katarina dan Junior sangat suka dengan Bi Atik karena dia sangat telaten, sayang anak kecil dan tidak terlalu perhitungan. Walaupun jam kerjanya sampai jam 5, tapi dia masih mau menunggu sampai mereka pulang dan memastikan Markus sudah makan siang. Karena itu Junior dan Katarina tidak segan-segan memberikan gaji yang cukup untuk Bi Atik.
Markus sudah tertidur sejak jam 7 malam, mungkin anak itu capek karena terlalu banyak bermain. Katarina dan Junior sedang membereskan dapur setelah makan malam.
“Bagaimana bisa pernikahan ini bertahan sampai 5 tahun?” tanya Katarina tiba-tiba, dia sedang mencuci piring, sementara Junior sedang mengelap meja. Junir balik bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?”
“Entahlah…” jawab Katarina. “Kukira pernikahan ini tidak akan bertahan sampai sekarang, kukira paling lama bertahan sampai satu tahun saja. Padahal kita tidak saling cinta.” Seharian ini dia tidak bisa berhenti memikirkan pernikahan Avery Wong dan Tasya, mereka salig jatuh cinta, tapi pernikahan mereka seperti neraka.
“Mungkin karena kunci pernikahan bukan cuma cinta.” Kata Junior. “Mungkin jika seseorang ingin pernikahannya langgeng. Mereka harus bisa menemukan seseorang yang setara dengan mereka, mau berkompromi, mau menyelesaikan permasalahan bersama, mau saling menerima kekurangan dan mau bekerja sama sampai akhir agar pernikahan tersebut bisa langgeng. Mungkin karena itu. Karena menikah kan bukan perkara main-main, perlu keseriusan dan kedewasaan agar bisa berjalan dengan baik. They have to be an excellent roommate.”
“Apakah kita excellent rommate?”
“Mungkin.” Jawab Junior jujur, “Kita bisa bertahan lima tahun pernikahan ini lumayan untuk seseorang yang tidak saling cinta.” Keheningan menyergap mereka sesaat. Katarina bertanya, “Kamu sudah punya pacar belum?”
“Belum.”
“Bener?”
Junior mengangguk, “Beneran. Aku sering ketemu banyak perempuan, tapi memang tidak ada yang serius.” Katarina melanjutkan, “Kenapa kamu menikah denganku dan mengurus Markus?” Junior sudah mengelap meja yang kotor, kemudian membantu Katarina mengelap piring yang baru saja dia cuci. “Aku cuma gak mau Markus kehilangan sosok ayah. Orang tuaku cerai sejak aku kecil, keluargaku berantakan sekali. Aku sudah tidak tahu kabar saudara-saudaraku seperti apa karena kami sudah terpisah-pisah, dua saudaraku ikut papa dan pindah ke Amerika. Sementara, Mama sudah lama meninggal. Jadi, aku sendiri saja. Aku gak mau Markus merasakan hal yang sama.”
“Walaupun nanti kita cerai, aku gak mau sampai Markus kehilangan sosokku. Dia bakal tahu bahwa ayahnya selalu ada buat dia. Aku akan memberikan semua yang bisa aku berikan untuk Markus. Sesuatu yang gak bisa aku miliki ketika aku kecil. Kamu sendiri bagaimana?” Giliran Junior yang bertanya pada Katarina.
Dia menjawab, “Keluargaku juga sama. Keluargaku juga berantakan. Hubunganku dengan saudara-saudaraku hanya sebatas hubungan darah. Kami sudah tidak bertemu lama sekali. Kalaupun bertemu, aku tidak tahu harus berbicara tentang, kami memang tidak akrab. Aku juga sudah tidak tahu kabar mereka seperti apa. Padahal kami bersaudara, tapi hubungan kami asing sekali. ”
Katarina dan Junior memahami sekali jika mereka memang memiliki banyak kesamaan. Mungkin karena itu pernikahan mereka bisa berjalan cukup lama. Karena mereka berusaha agar pernikahan ini berjalan dengan baik, sehingga Markus bisa memiliki kebahagiaan yang tidak pernah mereka miliki. Malam semakin larut dan dapur sudah bersih. Katarina melepas celemeknya dan menggantungnya di dinding. Sebelum dia naik ke kamarnya untuk tidur, Katarina menatap Junior lama sekali, kemudian berkata dengan lembut, “Terima kasih ya.”
Junior hanya mengangguk
Mereka berdua tersenyum satu sama lain. Sebuah senyuman sederhana yang indah sekali.
115Please respect copyright.PENANAXjimKDl8NQ
115Please respect copyright.PENANAQJU9sfpE7W