711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZvMOfXOpx
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1bvobNVc7N
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoLT5Xw7Ulq
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04dWSNe54T
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcf69QjOuug
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KlIlC64D9
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCNPl3iV86
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJwwLpJUA4
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBIy1PHwBK
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEPfBqUMKIO
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7lP6UbD0Y
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzCG751kNF
“Via, sayaang..”
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmGluhtofs
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN4SSDgGTpI
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhxntOEd75
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIuT62xq6lg
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw0rivEDqvH
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBF8Yg7bDd
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPA2ySLgm4p
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAGShBvmSH
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzXawyqPkF9
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedney2s1T0
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKs8wXrgsL
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsGib9qYkSb
_-
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY5qAqr6tet
----
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHHRpa9LDAS
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2HhZUmFwsO
'Tink tink...'
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalYTrehTVv
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNJDE0X1VQI
.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhPOBhVUW0
.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIHlIAld2e
.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UYT02GnT4
'Tink tink...'
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnAhRUFrXCv
Hmm..
.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnglfp9p7PG
.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLGSRcvoja
'Tink tink!!!!!'
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsjk5osZWb7
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9tEoAWMi2r
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfFqBsNxPTZ
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEEFKAiWM8Q
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtQU6krKmVv
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeMywYcf3uO
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVrSGOLRKZ
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7HvhFEKwk
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89vbTduyfj
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH64FtBB7IE
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwjyzkisGM
"Oke.. terima kasih."
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe16fta4c2I
'Tuut.. tuut..'- putus.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcRT1HKEv7
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdjD1ErHsCd
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWIpHe1mfon
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQYHfIHte6
Kepada: Hmm-711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUY460OGzr9
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rdSI4H0fv
Tak berselamg lama..711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMgN1ZhQNQs
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwbfDRVgfP
Dari: Hmm-711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnt8JU8rLZN
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhuzjhVWagb
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNfD0KQTRI7
Kepada: Hmm-711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsQhCL0eLB
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHLjvmEVjQg
Hanya sekitar semenitan..
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRqS8lm31WN
Dari:Hmm-711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UbJ80pFcN
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFxdRK4Eh39
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnVqWvkIQE
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa6w5q0jROm
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7o48cU2fvh
----
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RFH7GShLd
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8rzJrXFADd
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyUTexjSySe
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0kZE0YMsS
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcOUASdne5b
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb1EW0mcKxP
….
…
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Hb7Mj53wQ
Hmmhh..
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xCMrGIQQh
"VIAA!!!"
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pNpUiAgQJ
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnk0Z427PRQ
Sebentar...
Malaikat?711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRCS3ivfzDV
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7o8HTlSTJT
Tampan?
Jangan bilang kalau…
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRLBJXbsr2K
711Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzlkiVyy3Fm
