”loh..loh... gimana2.. sampeyan ketemu mbah saritem dimana pak rahmat.. pak polisi ini kayanya ada keterangan lain yang mungkin membantu pak..”
”iya pak kades.. pak rahmat coba tolong ceritakan apa yang bapak alami.. silahkan pak..”
“ja-jadi ceritanya begini pak.. tadi subuh saya kan mau ke musholla pak.. nah pas saya jalan di jalan utama desa pas saya di depan gang yang jalan ke rumah pak bandi yang kiri kanan nya kebub itu pak.. saya ketemu sama mbah saritem, dia jalan agak cepat pak sambil seperti ketakutankepalanya kekiri kekanan sambil tangan nya tutup telinga pak.. persis seperti orang yang sedan di kejar sesuatu... pas mbah saritem ada di depan saya saya tanya mbah saritem, tapi dia tidak menjawab apa apa malah terus berlari sambil mulutnya baca doa dan bilang ampun2... gitu pak..”
”baik.. lalu apalagi pak rahmat setelah itu...?”
”nah pas mbah saritem sudah agak jauh saya mau lanjutkan perjalanan saya ke musholla tiba2 ada angin menghembus kencang sekapi pak... sampai saya hampir jatuh. Ttapi setelah itu udah ga ada angin lagi di sekitar saya, malah angin kencang itu seolah mengikuti mbah saritem pak..”
”hmmm.. lalu setelah itu bagaimana lagi pak rahmat..?”
”sesudah itu karena saya juga merasa ada yang ga beres dan saya takut akhirnya saya lanjut ke musholla pak.. sesudah itu saya ga tau apa2 lagi pak, sampai tadi saya dengar dari istri saya yang pulang dari warung sayur kalau mbah saritem sudah jadi seperti ini pak, habis itu makanya saya langsung kesini pak.”
”oh.. jadi itu saja pak rahmat ya..? baik kalau begitu ini akan saya masukan juga ke catatan saya, dan nanti untuk penyelidikan lebih lanjut saya mohon kerjasama nya ya pak.”
”iya baik pak polisi”
Mendengar keterangan yang diberikan oleh pak rahmat membuat semua orang tanpa terkecuali bandi merasa sangat kaget dan penuh tanya dalam benaknya, kampung yang dari dulu selalu damai dan hampir tak pernah ada kejadian ganjil ini pun kenapa tiba2 ada kejadian seperti ini.
V
V
Setelah memberikan keterangan, Bandi pulang ke rumah dengan pikiran yang bercampur aduk. Setibanya di rumah, ia melihat istrinya tampak tenang, beristirahat dengan bayi mereka di pelukan, ditemani oleh ibu-ibu tetangga yang membantu mengurus rumah.
Namun, bayang bayang kejadian di tepi sungai tadi terus menghantui Bandi. Malam itu, ketika ia duduk di dekat bayi yang terlelap, ia merasakan sesuatu yang aneh.
Angin dingin berhembus masuk lewat celah jendela, bayi kecilnya menggeliat, mengeluarkan suara pelan, seakan-akan merasakan kehadiran sesuatu yang tak terlihat.
”mas.. tadi gimana mas.. ceritakan sama saya apa yang terjadi pada mbah saritem mas.. tadi kata ibu2 mbah saritem ditemukan di pinggir sungai ya mas?” tanya istri nya bandi yang tiba2 terbangun.
Dengan perlahan bandi menceritakan semua yang dialami nya siang tadi kepada istrinya, dan dia juga menceritakan apa yang di alami pak rahmat saat dia bertemu mbah saritem subuh itu.
Mendengar cerita dari suaminya, istri bandi tak menjawab apa2 dan terdiam seribu bahasa. Bandi lalu menenangkan istrinya dan menyuruh nya untuk kembali tidur agar cepat pulih dari persalinan nya.
”oh iya mas.. ini anak kita kami belum kasih nama... mau kamu kasih nama siapa mas..?”
”oh iya.. mas sampai lupa.. siapa ya dek.. mmmmhhh...”
”ah iya.. mas dapat.. NURJANNAH..”
Kemudian kejadian ganjil terjadi lagi saat bandi memberikan nama kepada putrinya, angin dingin yang tadi datang berhembus, kini datang lagi dengan lebih kencang, dan kini dibarengi dengan suara lolongan anjing yang terdengar bersahut2an di luar rumah.
1773Please respect copyright.PENANAInV44drLBi
Karena hal itu bandi segera menyuruh istrinya untuk kembali tidur karena bandi melihat istrinya menjadi diam yang diartikan bandi mungkin dia ketakutan dengan suasana yang terjadi saat ini.
Bandi merapatkan selimut istri dan bayinya, berharap semua ini hanyalah ilusi yang akan lenyap seiring waktu. Namun, jauh di dalam hatinya, ia merasa ada sesuatu yang lebih besar dan lebih kelam yang baru saja dimulai.
1773Please respect copyright.PENANARQGvFZRFfO
Next part.....
ns 15.158.61.51da2