Sunat Wanita
Nyai Suhaeti sekeluarga tengah bersuka cita kedatangan sebuah rombongan yang hendak menyunting anaknya, Surahmi. Anak gadisnya yang berumur 19 tahun memang sudah waktunya dinikahkan.
1904Please respect copyright.PENANAMmCCqWGeSO
Di kampungnya, yang berada di pedalaman, usia 19 dianggap sudah sangat matang untuk berumah tangga. Bagi masyarakat setempat, gadis usia 15 tahun biasanya sudah dinikahkan. Maka Surahmi yang dipanggil Ami dianggap perawan tua di kampungnya.
1904Please respect copyright.PENANAxL89aNr6A5
1904Please respect copyright.PENANA3iDjCdIQgU
Cerita Mesum Sunat Wanita Oleh Dukun Cabul
1904Please respect copyright.PENANALOTgYTjQaF
1904Please respect copyright.PENANAQqT8zQKn3g
Sore harinya, Nyai Suhaeti dan sang suami mengunjungi rumah Abah Imam Abdul, Imam kampung untuk meminta petuah beliau. Sebagai seorang pemimpin agama, memang Imam selalu dimintai petuahnya oleh warga kampung.
1904Please respect copyright.PENANAFKF1rBHOvZ
1904Please respect copyright.PENANA5hGBsmxue1
Imam Abdul mengajar di sebuah surau dan memiliki banyak pengikut warga kampung, pengikutnya sangat patuh pada seruan Imam tanpa membantahnya karena warga kampung sangat percaya pada beliau.
1904Please respect copyright.PENANA9u2sq2vCQD
1904Please respect copyright.PENANAJxJwpw06TJ
Imam Abdul memang dekat dan mengenal sejarah setiap warga kampung terutama yang lebih muda darinya, kapan lahirnya, kapan cukur pertamanya (saat bayi), kapan berkhitan, tamat baca Quran atau tidak, status nikahnya, dan sebagainya karena soal tersebut sebelumnya selalu dirujuk pada Abah Imam.
1904Please respect copyright.PENANA2knrNdOM1U
"Saya ingin menanyakan sesuatu pada Abah Imam, masalah ini sangat pelik untuk dipecahkan," kata Nyai Suhaeti tergagap2.
1904Please respect copyright.PENANAvZIOAEcUI3
"katakan saja, kalau bisa menjawab akan saya jawab" jawab Imam berwibawa.
1904Please respect copyright.PENANAnwgI20dvxq
"Berat mengatakannya, Abah Imam" nyai Eti masih menahan pertanyaannya.
1904Please respect copyright.PENANAeHMxX3WzYg
1904Please respect copyright.PENANA7TDsO9SX9U
"Katakan saja, semua masalah ada jalan keluarnya," Imam masih menunjukan wibawa sebagai ahli konsultasi.
1904Please respect copyright.PENANAlQSaYGioaf
"Ini soal anak saya si Ami, Abah" nyai Eti masih sepenggal-sepenggal bercerita.
1904Please respect copyright.PENANApcNd0kcnzS
"Tak apa, lanjutkan" Imam mulai hilang kesabaran.
1904Please respect copyright.PENANAZk9Z9PW6vv
1904Please respect copyright.PENANAEX8jkcTgOo
"Anak saya waktu kecil dulu sakit-sakitan, makanya dia tidak disunat" Nyai Eti akhirnya mengutarakan masalahnya.
1904Please respect copyright.PENANA1MGjIbXq5y
"Oooh! Begitu, tapi disunat itu wajib menurut agama walaupun dia perempuan" jawab Imam agak terperanjat (salah suhu dalilnya)
1904Please respect copyright.PENANANgMwEODJR1
1904Please respect copyright.PENANAkzVipH6rWP
"Tapi dia sudah besar, apa masih harus disunat juga, Abah Imam?" tanya nyai Eti.
1904Please respect copyright.PENANAOmLJwl6U6L
"Wajib! Jika tidak nanti persetubuhan mereka jadi haram karena berzina. Anaknya Ami nanti menjadi anak haram diluar nikah. Suaminya tidak layak jadi wali pada anaknya nanti" jawab Imam penuh wibawa.
1904Please respect copyright.PENANAvjYJNsfjSr
Keluarga Nyai Eti tidak mempertanyakan lagi, mereka percaya seutuhnya dalil yang keluar dari Abah Imam tanpa rujukan lain yang lebih bisa dipercaya di kampung itu, mereka sekampung mayoritas buta literatur dan masih tak tersentuh teknologi elektronik apapun. Sedangkan Imam pernah merantau dan belajar agama pada guru yang diceritakan hebat-hebat.
1904Please respect copyright.PENANAzP93UajwNr
Nyai Eti meminta nasihat Imam bagaimana menyunatkan anak gadisnya, Ami yang berumur 19. Keluarga Nyai Eti ingin proses sunat tidak diketahui warga sekampung karena malu. Mereka menganggap masalah ini rahasia dan meminta Abah Imam sendiri yang menyunatkan Ami nantinya.
1904Please respect copyright.PENANAMxp3UD3GL1
Imam meminta keluarga Nyai Eti menyiapkan beberapa jenis kain serta bumbu dapur mereka berdiskusi tentang prosesi selanjutnya menyunat Ami di malam Jumat selanjutnya.
1904Please respect copyright.PENANA4TkXuw7Dcf
Seperti dijanjikan Nyai Eti dan Ami datang berdua ke kediaman Imam, supaya tidak diganggu, Nyai Eti diminta pulang duluan. Ami menyusul nanti setelah diperiksa karena rumahnya juga tidak terlalu jauh.
1904Please respect copyright.PENANALXcirQIpCc
"Abah harus melihat kemaluan Ami untuk membuat persiapan menyunat" Imam mulai membuka prosesinya.
1904Please respect copyright.PENANAEbvGaG4sKl
1904Please respect copyright.PENANAIRUNg1Dyzu
Dengan patuh, Ami masuk dalam kamar periksa / ruang kerja di rumah Imam, tanpa curiga. Dia tidak mau anaknya nanti bergelar anak haram seperti yang diancamkan Imam pada ibunya.
1904Please respect copyright.PENANAjtyr9tziIs
"Nah, Ami. Tiduran di kasur itu, buka semua pakaianmu, tutupi dengan sarung. Abah mau periksa badan Ami buat kasih obat yang sesuai, Ami tiduran dulu. Abah mau siap-siap."
1904Please respect copyright.PENANAAQ5y7ejQuk
Ami patuh melepas semua bajunya lalu menutupi dada hingga pahanya dengan sarung. Dia berasa tidak nyaman dan malu dengan kondisinya saat itu. Dia juga takut karena ibunya pulang duluan meninggalkannya hanya berdua dengan Abah Imam Abdul untuk berobat sebelum disunat.
1904Please respect copyright.PENANAxFVJjRWF4Z
Ami bertanya-tanya pemeriksaan Abah Imam akan seperti apa nantinya. Setelah beberapa menit, Imam masuk ke kamar periksa. Dengan penuh keyakinan dan wibawa, Imam menghampiri Ami.
1904Please respect copyright.PENANAU73knYaB2c
"Udah dilepas semua bajunya?" Abah Imam bertanya.
1904Please respect copyright.PENANA8sxdppMQmB
1904Please respect copyright.PENANA9HllViRtu2
Ami hanya mengangguk, Abah Imam tidak banyak berbicara duduk di sebelah Ami. Dia menyusul peralatannya di pinggir kasur, ada mangkuk, baskom berisi air, gayung kecil, botol minyak dan peralatan lain.
1904Please respect copyright.PENANAzjeutVvTGF
1904Please respect copyright.PENANAVeJrnfRmog
Abah Imam membaca beberapa potongan ayat sambil tangannya menyingkap bagian atas sarung di badan Ami memperlihatkan bagian atas buah dada Ami tapi tidak menampilkan putingnya. Ami berdoa saja agar Abah Imam tidak terlalu menurunkan sarungnya hingga melihat putingnya.
1904Please respect copyright.PENANA743eMJsWj9
Abah Imam menggosokkan sedikit air dari baskom pada pangkal buah dada Ami sambil terus membaca ayat. Badan Ami langsung mersepon sentuhan tangan Abah Imam.
1904Please respect copyright.PENANAXC1wgSHg8q
Abah Imam lalu menarik kain sarung sampai ke pinggang Ami. Dia mengambil sedikit minyak dari botol kecil dan meneteskannya pada kedua puting Ami yang berwarna merah bergantian.
1904Please respect copyright.PENANADyUNEJXT8x
1904Please respect copyright.PENANATrXXVzY0MJ
Jemari Abah Imam mengoleskan minyak pada puting Ami sambil mengurut kedua puting Ami hingga Ami mendesah dilanda sensasi birahi. Sebelumnya Ami belum pernah merasakan sensasi seperti itu.
1904Please respect copyright.PENANAgRtQ7isbbF
Kemudian Abah Imam kembali menutupkan kain sarung ke atas dada Ami lalu beralih ke bagian bawah tubuh Ami. Dia menarik kainsarung ke atas hingga sepinggang, menampilkan kemaluan Ami yang berjembut sangat rimbun.
1904Please respect copyright.PENANAsNBWcf9pa9
"hey, Ami gak pernah bercukur jembut ya?"
1904Please respect copyright.PENANAdPm270zPtL
1904Please respect copyright.PENANAe48TxyqADw
Ami sangat malu dan hanya menggelengkan kepalanya. Memang jembutnya tidak pernah dicukur semenjak pertama kali tumbuh. Ami tidak pernah memikirkan untuk memangkasnya.
1904Please respect copyright.PENANAI8ttb7ohMh
1904Please respect copyright.PENANAtxx8AKfEj5
"Kalau rimbun begini nanti pas disunat harus upacara potong rambut dulu kaya bayi yang baru lahir." Abah Imam menerangkan.
1904Please respect copyright.PENANAgWTodFbyl9
"Tapi kalau cukur pertama bayi kan banyak yang datang, Abah?" Ami bersuara ragu-ragu.
1904Please respect copyright.PENANAPbMbn4lm4X
"Iya" Abah Imam menjawab sepotong.
1904Please respect copyright.PENANAX4q4FxAb6v
1904Please respect copyright.PENANAAYDKf2KfAa
"Abah Imam aja sendiri yang cukurkan, bisa kan?" Ami bertanya dengan cemas.
1904Please respect copyright.PENANARVXzRfSkrG
"Kerja abah jadi dobel nih, selain nyunat Ami juga cukur jembut. Mesti satu-satu dikerjakan." Abah Imam menjelaskan lagi.
1904Please respect copyright.PENANAjJfXEDr7B5
1904Please respect copyright.PENANAhj3mR1qFmH
"Coba buka selangkanganmu, Abah mau periksakan kelentit Ami. Ini yang terpenting karena bagian ini yang Abah sunat."
1904Please respect copyright.PENANA7WXuaqKspY
1904Please respect copyright.PENANAMxuIkjwS9S
Ami hanya menurut arahan Abah Imam. Abah Imam mengarahkan wajahnya pada kemaluan Ami yang berjembut rimbun sambil kembali membaca ayat. Dia mengambil minyak dan mengoleskan pada kelentit Ami. Dicubitinya kelentit Ami hingga memerah dan mengembang.
1904Please respect copyright.PENANAOscUz46Hx7
Cairan bening mulai keluar dari kemaluan Ami yang sudah terbuka lebar. Ami merasakan sangat terangsang walaupun dirinya malu. Dia menahan sensasi nikmat dari kelentit dan kedua putingnya. Kembali dia merasakan sensasi aneh dalam tubuhnya.
1904Please respect copyright.PENANAT3LzU80tRC
1904Please respect copyright.PENANACDbIwvAKAO
Abah Imam sebagai lelaki normal naik syahwatnya melihat kemaluan anak gadis di depannya. Memek sang gadis yang membukit, rambut-rambut hitam halus yang rimbun menghiasinya, kelentit yang sudah menegang, jengger-jengger memek yang menganga (labia), desahan nafsu yang keluar dari mulut berbibir tipis si gadis dan bau khas memek yang menerpa lubang hidungnya membuat Abah Imam tak dapat menahan gejolak nafsunya.
1904Please respect copyright.PENANAXY29GUMgLI
Bau memek anak perawan sungguh membangkitkan syahwatnya, tangannya gemetar saat mengusap dan memainkan kelentit Ami. Basah dan licin jemarinya oleh cairan bening yang meleleh keluar dari rongga kemaluan Ami.
1904Please respect copyright.PENANAlKH7u4jbpF
1904Please respect copyright.PENANAe9BTGg5feX
Abah Imam meneruskan mengurut kelentit si gadis yang makin membengkak. Rasa nikmat semakin menjadi dirasakan Ami hingga terasa lendir hangat makin banyak keluar dari rongga kemaluannya.
1904Please respect copyright.PENANAtDNIdMqOgR
Jengger kemaluannya juga semakin gatal dan perlahan membengkak. Lubang kelaminnya terasa berdenyut-denyut dan kembang kempis seperti ingin menghisap sesuatu.
1904Please respect copyright.PENANAy3bPV1EOEs
1904Please respect copyright.PENANA2GFqVAxsps
Dengan mata yang sayu, Ami melihat kain sarung yang dipakai Abah Imam sedikit basah dan ada semacam kayu tercetak dibalik kain sarung itu.
1904Please respect copyright.PENANAOSJ86DyavT
Cerita Mesum Sunat Wanita Oleh Dukun Cabul
1904Please respect copyright.PENANAussEFfLXaA
1904Please respect copyright.PENANAncwlMpOZ9m
Tindakan Abah Imam selanjutnya membuat Ami semakin terperanjat, Abah Imam menyibakkan kainsaring yang ditutupi bagian bawah badannya hingga tampak oleh pandangan mata Ami batang kemaluan Abah Imam Abdul yang sudah keras berdiri menegang. Sebelumnya Ami belum pernah melihat batang kelamin pria dewasa, kini kelentitnya semakin gatal dan terasa nikmat.
1904Please respect copyright.PENANAGRa1VssQg5
1904Please respect copyright.PENANAixAavsxSbP
Abah Imam mengambil sebuah wadah dan meletakkan di bawah kemaluannya lalu mengambil gayung dan membasahi kepala batang kemaluannya dengan menyiram air baskom yang berisikan beberapa bunga. Bibir Abah Imam masih komat-kamit seperti membaca doa dan mantra.
1904Please respect copyright.PENANAatGXxQfNlT
Nafsu birahi Ami semakin membumbung melihat batang kelamin Abah Imam yang sudah menegang keras. Tiba-tiba kemaluannya semakin gatal.
1904Please respect copyright.PENANAiWCNLZPKb9
1904Please respect copyright.PENANAC9EDY4v6kC
"Mau ngapain sekarang Abah Imam?" tanya Ami dengan suara tertahan.
1904Please respect copyright.PENANADQmA02xwfF
"Abah sedang mengasah supaya lebih tajam, kelentit Ami itu sudah alot, liat karena sudah dewasa."
1904Please respect copyright.PENANAhCX7gz8eaF
1904Please respect copyright.PENANAIIwFg5ooWt
Ami hanya mengangguk saja. Mungkin benar perkataan Abah Imam. Dia biasa makan masakan sayur rebung yang empuk saat muda namun akan mengeras saat rebung itu berubah menjadi batang pohon bambu saat menua.
1904Please respect copyright.PENANAmppOOuiRlb
1904Please respect copyright.PENANA49Mc8KAZFR
1904Please respect copyright.PENANAcVckUaQeIk
Kelentitnya pun serupa, kini di usia 19 pasti sama alotnya seperti bambu yang asalnya rebung empuk.
1904Please respect copyright.PENANAvCNiWQ6xdl
1904Please respect copyright.PENANAK2ioHLKeaf
"Kalau anak kecil perempuan, kelentitnya disunat pakai pisau. Tapi karena Ami sudah dewasa maka Ami harus disunat dengan memakai ini." jelas Abah Imam pada Ami sambil menunjukan kelaminnya.
1904Please respect copyright.PENANABuJD8sOWYK
1904Please respect copyright.PENANAd7g5ZE24w8
"Ami paham maksud Abah?''
"Paham, paham Abah Imam."
1904Please respect copyright.PENANAaJbSI0bAM7
1904Please respect copyright.PENANAp2bJwpUcii
Abah Imam kemudian mendekatkan dirinya pada Ami yang mengangkang, dibukanya lubang kemaluan Ami semakin lebar. Diarahkannya batang kemaluan miliknya yang sudah mengeras ke arah lubang kelamin Ami yang terbuka.
1904Please respect copyright.PENANAwJBPqoESwj
Setalah merasa tepat, pelan-pelan Imam mendorong kepala kontolnya yang mengembang ke garis memek Ami yang terbuka. Abah Imam menyundul-nuyndulkan kepala pusakanya disana pada kelentit Ami membuat pantat Ami terangkat-angkat kegelian.
1904Please respect copyright.PENANApcewnlu9nX
"Ami tahan saja ya. Abah Imam mau memulai menyunatkan kelentit Ami ini. Pertamanya akan terasa sakit, tapi bertahanlah."
1904Please respect copyright.PENANAhVizaMHnka
1904Please respect copyright.PENANAMUodXsDxFj
Ami hanya mengangguk, sundulan-sundulan kepala kontol Abah Imam di kelentitnya memberikan kenikmatan baginya yang baru dirasakannya. Ami memejamkan matanya menunggu tindakan Abah Imam selanjutnya.
1904Please respect copyright.PENANAX44lerAVmT
Abah Imam sudah tidak tahan lagi, saat lendir dari memek Ami semakin banyak keluar membasahi kontolnya, Abah Imam mulai mendorong semakin kuat. Mulanya, kepala kemaluannya meleset ke arah lubang pantat Ami. Ami melonjak karena kaget.
1904Please respect copyright.PENANAEdCzAF06mr
1904Please respect copyright.PENANA9zzE8mk6IM
Percobaan kedua kepala dzakar berwarna hitam kemerahan itu tergelincir ke arah kelentit Ami. Ami merasakan geli dan nikmat.
1904Please respect copyright.PENANALnjTC2dBEJ
Kali ketiga, Imam memegangi batang kontolnya. Kepala kontol yang mengembang di arahkan tepat pada liang memek Ami yang meremas dengan erat.
1904Please respect copyright.PENANAikHjuFQhIw
Keringat membasahi kening Abah Imam. Dia tidak boleh kalah dari anak gadis di depannya. Hidangan di depan mata harus dinikmati hangat-hangat. Imam membasahi kepala pusakanya dengan lendir kemaluan Ami.
1904Please respect copyright.PENANAZRKbQO4HwH
Imam tahu bahwa Surahmi tengah dilanda nafsu syahwat sama sepertinya. Lendir birahi milik Ami semakin banyak mengalir dari liang kelaminnya.
1904Please respect copyright.PENANAMpicXy8qK6
1904Please respect copyright.PENANAtFhx52iMPs
Imam menekan semakin kuat pada lubang kemaluan Ami yang berdenyut-denyut. Kepala kemaluan Imam terbenam juga hingga menyisakan sebagian batangnya saja. Ditekan lagi hingga kini separuh batang kemaluan Abah Imam sudah masuk lubang sempit kemaluan Ami dengan susah payah.
1904Please respect copyright.PENANARdFZYWGnxh
"Auuw... akhh... auuwww...!" Ami memekik karena merasa sakit.
1904Please respect copyright.PENANA9cSjoPHod8
"Ami tahan sebentar saja. Ini sedang disunat sama Abah Imam kelentit Ami. Sakitnya cuma sebentar."
1904Please respect copyright.PENANAXefzqEhHdF
1904Please respect copyright.PENANAmEuS2l5HpT
Keringat membasahi badan kedua makhluk itu. Kegadisan Ami sudah ditembus kejantanan Abah Imam. Imam yang berperngalaman enggan serangannya gagal. Tangannya menahan pinggul si gadis, paha Ami dibuka lebar-lebar.
1904Please respect copyright.PENANA1nKQepSEVY
Dengan cepat kemudian ditekan batang kemaluannya hingga seluruh batang menyelam dalam lubang sempit.
1904Please respect copyright.PENANAKrTtIOaMWp
Beberapa saat, Imam membiarkan batang kelaminnya terbenam dalam jepitan kewanitaan si gadis. Abah Imam menarik nafas, bangga karena batang kemaluannya yang sudah tua masih mampu menerobos lubang sempit. Kelamin anak gadis yang baru dikenalkan pada batang kelamin pria.
1904Please respect copyright.PENANAtJpxrWly6D
1904Please respect copyright.PENANAIhIWGTkLZ0
Imam mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur pelan-pelan. Ami merasakan kemaluan Abah Imam terlalu besar menusuk memeknya yang masih sempit. Setiap gerakan batang kemaluan Abah Imam menimbulkan nyeri bagi Ami.
1904Please respect copyright.PENANAhATODd2FaW
Tapi bagi Imam, rasa nikmat luar biasa saat pusakanya terjepit rongga memek yang baru pertama kali dimasuki kejantanan lelaki. Inilah nikmatnya gadis perawan yang selama ini diidamkan olehnya.
1904Please respect copyright.PENANAQka6Hgrd44
1904Please respect copyright.PENANAjDUx7vldcM
Imam semakin ganas, semakin lama batang kemaluannya semakin lancar keluar masuk lubang memeknya Ami. Lendir pelumas keluar secara alamiah dari rongga kelamin mengurangi rasa sakit yang menyerang Ami, digantikan dengan kenikmatan yang mulai dirasakannya.
1904Please respect copyright.PENANACwsZxsGMZf
"Ooooh... aaahhh.." lenguhan mulai keluar dari mulut Ami.
1904Please respect copyright.PENANAe30cGyxCAn
1904Please respect copyright.PENANAzZucBWG88e
Tak disadarinya ringisan sakit berganti menjadi lenguhan nikmat. Akhirnya Ami membiarkan dirinya terbuai mengikuti kayuhan birahi Abah Imam. Ami memejamkan mata mencoba menikmati sensasi nikmat yang pertama dirasakannya.
1904Please respect copyright.PENANAuIcqrnGhxX
Batang kemaluan Imam meluncur tanpa halangan menyentuh pangkal rahim si gadis muda. Ami mengerang setiap kali si Abah menusukkan pusakanya di bawah sana. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuai Ami semakian menikmati sunatan yang tengah berlangsung.
1904Please respect copyright.PENANAP7jRCFSxax
1904Please respect copyright.PENANALd2v4Zf1QO
Lenguhan panjang mengalun dari mulut Ami disaat dirinya mencapai klimaks. Sekujur badannya mengejang beberapa detik sebelum kembali lunglai. Keringat bercucuran membasahi tubuh telanjangnya hingga kulitnya yang putih bersih berkilat terkena cahaya.
1904Please respect copyright.PENANAXoIT8KHrkf
Syahwat Abah Imam semakin menggila melihat tubuh anak gadis yang sangat cantik dan montok terkulai pasrah tak berdaya di depannya dengan kedua paha yang mulus mengangkang dan bibir kewanitaan yang mungil menjepit erat batang kemaluan Imam yang cukup besar.
1904Please respect copyright.PENANAt5MdY3uTuI
1904Please respect copyright.PENANANuYfuylSEC
"Sekarang kamu nungging, merangkak. Abah Imam harus sunat Ami dari belakang."
1904Please respect copyright.PENANANKj09qOGzn
1904Please respect copyright.PENANAAC1NXENVlc
Ami hanya menurut. Imam membantu Ami membalikkan badannya hingga posisi gadis itu kini menungging lalu batang kelaminnya di arahkan kembali di antara pangkal kedua paha Ami dari belakang.
1904Please respect copyright.PENANAlIU2hRUS0U
Dengan sekali sontak, Imam menarik pinggul Ami ke arahnya, hingga kepala batang kemaluannya membelah dan dijepit dengan erat oleh bibir-bibir kewanitaan perempuan muda.
1904Please respect copyright.PENANAx9IFq5P3D1
Untuk kesekian kalinya, pusaka laki-laki itu menerobos masuk dalam liang kemaluan Ami dan Abah Imam menekan pantatnya sampai-sampai perutnya menempel pada pantat Ami yang duburnya dipenuhi jembut rimbun.
1904Please respect copyright.PENANAyplOyG0GTR
1904Please respect copyright.PENANAzTk1vDLlB3
Dengan liar, Abah Imam menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit dan tergesek-gesek dalam liang memek yang masih sempit.
1904Please respect copyright.PENANAvrSEUddewT
Ami kembali merasakan pangkal rahimnya serasa ditekan-tekan. Hanya kenikmatan saja yang dirasakan olehnya saat itu. Batang kemaluan Abah Imam terasa semakin mengeras tegang. Ami merasakan batang kemaluan Abah Imam bergetar dalam lubang kelaminnya.
1904Please respect copyright.PENANAvK64BiFR24
1904Please respect copyright.PENANAjWFcAJ52zr
Sambil mengerang panjang akhirnya Abah Imam menumpahkan isi dari kantong zakarnya air mani ke dalam rahim Ami dengan deras. Benih Abah Imam terasa hangat menerpa mulut rahim Ami.
1904Please respect copyright.PENANAbnKOXbypqc
Bersamaan dengan itu Ami mengalami orgasme yag keduanya. Ami mengerang menyusul Imam dengan keras. Hingga sesaat kemudian suasana menjadi sunyi, hanya suara nafas Imam terdengar naik turun di atas tubuh menungging Ami yang masih menyatu dengan tubuhnya. Ami sudah sangat keletihan, tidak mampu bergerak lagi. begitu juga dengan Abah Imam kehabisan tenaga.
1904Please respect copyright.PENANA2aykTdSwYj
"Ami sekarang boleh pulang. Tadi Ami sudah Abah sunatkan. Jangan lupa datang empat hari lagi, malam Selasa datang lagi kemari biar jembut-jembut Ami Abah cukurkan, sekaligus bisa Abah periksa sunatan Ami udah sembuh atau belum."
1904Please respect copyright.PENANAqUSMVYcUgd
Cerita Nyata Demi Anak Didiknya Seorang Guru Rela Menjadi Pelacur
1904Please respect copyright.PENANArBXzjt4mNL
Abah Imam memberitahu Ami setelah keduanya sudah kembali berpakaian. Ami hanya mengangguk.
1904Please respect copyright.PENANA9cbgS0Yx06
Dalam hati Surahmi berpikir dia sanggup disunat setiap hari kalau begini caranya. Bukannya sakit tapi justru nikmat. Ami tersenyum sambil melangkah keluar rumah Abah Imam Abdul.
1904Please respect copyright.PENANAZ0zqLxgMGm