x
1751Please respect copyright.PENANAVzEKVVP2u8
1751Please respect copyright.PENANA7RYjd9e2gr
"Apa yang sedang Mama lakukan?" Ucapku pada Mama. Aku melihat Mama bersama laki-laki lain di rumah ini. Tampak Mama terkejut saat aku menangkap basahnyan melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan bersama laki-laki lain. Tanpa pikir panjang laki-laki menjijikkan itu meninggalkan aku dan Mama. "Sudah jelaskan apa yang Mama lakukan".Ucap Mama tetap tenang. "Mama sudah gila? Mama membawa laki-laki lain masuk ke rumah kita dan berbuat hal yang tak baik. Bagaimana kalau Papa tahu? " Ujarku setengah berteriak sambil menatap Mama tajam. "Papa kamu nggak akan tahu kalau kamu nggak cerita. Sudahlah kamu jangan membesarkan hal semacam itu. Mama pusing mau tidur." Ucap Mama sembari berlalu menuju kamarnya. Aku menarik tangan Mama. Entahlah aku tidak tahu air mataku berjatuhan. Rasanya sakit sekali dan aku benar-benar kecewa pada Mama. "Mama salah, tapi Mama nggak merasa bersalah? Mama keterlaluan. Aku akan memberitahu Papa kalau Mama selingkuh." Ucapku tegas pada Mama. Air mataku sudah tak terbendung. Aku menatap tajam manik mata Mama. Ada keterkejutan di wajahnya. "Jadi rumor kamu selingkuh itu benar? " Tiba-tiba aku kaget mendengar suara itu, iyah itu suara Papa. "Jadi itu benar Hanum? Selama ini kamu selingkuh?" Teriak Papa sembari menarik tangan Mama. Mama hanya terdiam ketakutan. Aku pun diam membeku melihat kemarahan Papa. Ini pertama kalinya aku melihat Papa berteriak dengan wajah yang sangat menakutkan. "Baiklah kamu tidak perlu menjawab apapun. Aku sudah mendengar pembicaraanmu dengan Aisyah. Sekarang kamu angkat kaki dari rumahku. Jangan pernah muncul lagi di hadapanku maupun di hadapan Aisyah". papa melepas cengkramannya dari lengan Mama lalu pergi meninggalkan kami. Mama mengejar Papa sembari menangis. "Maafkan aku sayang aku khilaf. Maafkan aku, jangan usir aku." Rengek Mama sembari mengenggam tangan Papa. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu. Kamu benar-benar menjijikkan. Aku membawamu ke rumah ini sebagai ratu. Lalu kamu membawa sampah ke rumah ini. Pergi dari hadapanku. Tak ada maaf bagimu." Hardik Papa pada Mama. Papa pun mendorong Mama sampai terjatuh. Mama tetap bersikeras meminta Maaf sambil memegang kaki papa. "Papa, aku mohon maafkan Mama. Aku mohon papa." Mohonku pada Papa. Papa menatapku. "Aisyah wanita kotor ini tidak pantas kamu sebut Mama. Sebelum kamu lahir pun dia pernah berselingkuh dengan laki-laki lain. Dan sekarang dia mengulanginya lagi. Papa tidak bisa memaafkannya. Dia tidak pantas kamu sebut Mama". Ucap papa padaku. Mama terus saja menangis. Papa pun menyeret Mama keluar dari rumah. Mama menangis tapi Papa tidak memperdulikannya. Papa terus menyeret Mama. Iya hari itu adalah hari terakhir aku melihat Mama. Aku tidak bisa melakukan apapun, karena aku tahu Mama salah, aku tidak bisa memaksa Papa memafkan Mama. Aku tidak bisa.
1751Please respect copyright.PENANApcGDZKr2YN
------------------------
Sejak kejadian itu Papa jarang di rumah. Aku pun terus mengurung diri di kamar menangis sejadi-jadinya. Aku merasa sendiri di dunia ini. Aku merasa benar-benar terluka. Sudah dua minggu aku tidak masuk sekolah. Tiba-tiba handphone ku berdiring. Tampak no baru tertera di layar handphoneku, tanpa pikir panjang aku pun menjawab panggilan itu. "Hallo nona Aisyah. Ini aku Rama. Tuan kecelakaan dan sekarang sudah di rumah sakit. Dia koma." Dunia seakan berhenti berputar. Aku menjatuhkan handphoneku. 'Rasanya aku ingin mati'
Bersambung
ns 15.158.61.48da2