
108Please respect copyright.PENANAHBQn78DSX2
Chapter 1 – Hutan Kematian
Kabut tebal menggantung di antara pepohonan raksasa, menyelimuti Hutan Kematian seperti selubung misterius. Udara dingin membawa aroma tanah basah, darah kering, dan sesuatu yang lebih busuk—bau pemangsa yang mengintai dalam kegelapan.
108Please respect copyright.PENANAx423SBNTaX
Lia Farah berdiri di salah satu dahan tinggi, mengamati jalur di bawahnya. "Hutan ini penuh dengan kengerian dan ke erotisan," gumamnya pelan, tangannya meremas dada yang basah dan mengeras.Basori sudah memperingatkannya—ini bukan sekadar jalur biasa. Ini adalah tempat di mana makhluk buas berburu manusia.
108Please respect copyright.PENANA3VENmdKdTz
Seketika, suara geraman kasar terdengar dari kejauhan. Lia menahan napas, matanya menyipit saat melihat sesuatu bergerak di antara semak-semak. Sosok-sosok kecil, bungkuk, dengan kulit hijau kotor dan mata merah menyala.
108Please respect copyright.PENANA5mCIZMbUpX
Goblins.
108Please respect copyright.PENANAx53LYVs7J0
Lia menggertakkan giginya. Bukan hanya sekadar monster rendahan—makhluk-makhluk ini dikenal sebagai penikmat wanita, sering menculik petualang perempuan untuk kesenangan mereka yang keji. Jumlah mereka ada lima, berjalan dengan langkah rakus dan liar, sesekali mengendus udara.
108Please respect copyright.PENANASpkwDOZ1um
"Aku harus melewati mereka tanpa terlihat..." pikir Lia.
108Please respect copyright.PENANAfvtviRFXGR
Namun, saat ia melangkah lebih jauh di dahan, sehelai daun kering jatuh ke tanah. Kepala salah satu goblin seketika menoleh ke atas. Matanya membelalak liar saat melihat siluetnya.
108Please respect copyright.PENANAerUbwt7U4k
"WANITA!" jerit goblin itu.
108Please respect copyright.PENANAwPrKyPs9f7
Dalam sekejap, semua goblin menggeram dan berlari ke arah pohon tempat Lia berdiri. Mereka mendesis, meneteskan air liur, tangan-tangan kotor mereka meraih ke atas.
108Please respect copyright.PENANAyMB5XT2Xwk
Lia menghela napas. "Diam-diam tidak mungkin lagi."
108Please respect copyright.PENANAoN6izTbkmL
Dengan satu gerakan cepat, ia melompat turun dari dahan, langsung melempar pisau beracun ke tenggorokan goblin pertama, dan seketika goblin itu tewas.
"Sial, masih ada tiga..." gumamnya.
Goblin yang tersisa menyeringai keji, melihat pakaian ketat Lia yang membalut tubuhnya. Salah satu dari mereka menjulurkan lidahnya yang menjijikkan.
"Manis... Manis... Mari bermain..." desisnya.
"Menjijikkan." Lia berlari ke depan, menghindari tangan kotor mereka, lalu memutar tubuhnya dalam satu gerakan anggun. Bilah tubuh nya berkilat di bawah sinar rembulan sebelum menebas leher dua goblin sekaligus.
Yang terakhir tersisa berusaha lari, tapi Lia tak memberinya kesempatan. Dalam sekejap, ia melompat ke arahnya, merangkul lehernya dengan kakinya yang ramping lalu memelintirnya dengan satu gerakan cepat.
108Please respect copyright.PENANANdUwa34w7v
KRRAKK!
Goblin itu jatuh tak bernyawa. Lia berdiri, mengatur napasnya. Darah hijau membasahi tanah, dan aroma busuk semakin menyengat.
108Please respect copyright.PENANAGVTnKXoPfX
"Ini baru permulaan," katanya pelan, lalu kembali berlari menembus kegelapan hutan.
108Please respect copyright.PENANA1FdVryqTBh
Jauh di dalam bayang-bayang pepohonan, sesuatu yang jauh lebih besar dari goblin mengintai. Mata merahnya menyala, menatap Lia dengan rasa lapar yang berbeda.
108Please respect copyright.PENANAptUtHajDQc
Dan malam ini, Hutan Kematian belum selesai menguji keberanian seorang assasin
108Please respect copyright.PENANA12ErJ0lNfU