x
Burung-burung berkicau disore hari, angin berhembus melewati ventilasi kelas, aku Jordy Setiawan, aku sedang dalam perjalanan kembali ke kelasku setelah selesai melakukan kegiatan eskul.
1356Please respect copyright.PENANAlfr1RTwCBD
Setelah sampai di depan pintu, seperti biasa aku melihat Sonya sedang tertidur pulas di kelas, karena dia sama sekali tidak ikut salah satu eskul. Dengan perasaan gugup, kali ini aku memberanikan diri membangunkannya, karena bulan sudah hendak menggantikan matahari di bumi.
1356Please respect copyright.PENANA1yLljOqXI0
“hey, Sonya Bangun, sudah mau malam loh.” Ucapku sembari menepuk pundaknya.
1356Please respect copyright.PENANAO4Zn2BgQtP
Setelah beberapa kali ku tepuk, Sonya terbangun dengan mata yang merah dan terdapat sedikit iler di bibirnya, lalu dia bergegas pergi dengan wajahnya yang masih ngantuk, namun aku menarik tangannya, dan menyarankan dia untuk membasuh mukanya terlebih dahulu, lalu dia mencuci wajahnya dan pergi sembari mengucapkan terima kasih kepadaku.
1356Please respect copyright.PENANAMs8sjJmwnD
Sonya adalah perempuan yang ku sukai sejak dulu, aku menyukainya saat kita pertama kali bertemu, namun hubungan kami tidak pernah berubah dari dulu, yaitu hanya teman sekelas. Karena sonya memiliki sifat dingin dan kurang peduli terhadap sekitar, bahkan sudah 2 tahun dia sekolah disini, dia masih belum memiliki teman, karena sifatnya yang cuek. Walau begitu aku selalu menyukainya, dan tidak pernah berhenti berharap, suatu saat bisa lebih serius dengannya. Tapi kali ini aku penasaran dengan rumahnya, entah kenapa dia selalu pulang lambat walau tidak mengikuti eksul, itulah hal yang membuatku mengikuti Sonya dari belakang. Tapi anehnya, Sonya berjalan kearah yang hanya terdapat hutan, konon hutan disini sangat angker, dan membuatku merinding dan tidak berhenti penasaran, siapakah sebenarnya Sonya, mungkinkah kuntilanak, hantu, setan, atau sejenisnya, namun ditengah jalan, aku kehilangan jejak Sonya di kesunyian malam di dalam hutan.
1356Please respect copyright.PENANAyW62P1Xgpr
Aku merasakan sesuatu sedang memperhatikanku dibelakang, aku berspekulasi, jika aku menoleh mungkin hal yang menyeramkan akan terjadi padaku seperti difilm horror pada umumnya, aku tidak berani menoleh dan meneruskan perjalanan kedepan, untuk menyusul Sonya, aku berbekal handphone sebagai penerang jalan di tempat yang gelap gulita ini, sembari memegang setiap pohon untuk menjaga agar aku tidak terpeleset kebawah. Yang kupikirkan hanya kekhawatiran terhadap Sonya dan rasa penasaranku terhadap tempat tinggalnya, setelah beberapa menit mendaki, aku merasakan hal-hal aneh disekitarku, pohon yang ku pengang semakin ke atas semakin rapuh, bahkan rumput yang ku pijaki berubah menjadi tanah yang gersang, lalu didepanku terdapat asap tebal, untunglah hari ini aku membawa sarung kepala kendoku, beserta dengan pedang kayunya. Saat memasuki area berkabut, suara bising ada dimana-mana, suaranya keras seperti sebuah mic yang sedang rusak, setelah kabut hilang aku sampai dipuncak, yang anehnya, saat aku melihat dibelakangku, yang terlihat hanya sebuah semak semak, dan dibelakangku terlihat sebuah taman bermain anak anak. Tak jauh dari tempatku berdiri, terdengar suara bising seperti ada sebuah perayaan didepan sana, aku mendekati sumber suara itu, dan melihat para warga yang bersenang senang disana, aku mulai berpikir bahwa aku berpindah ke dunia lain, atau ke masa depan, ke masa lalu, atau berpindah universe.
1356Please respect copyright.PENANA1Z1g5HWSvx
Tanpa meneruskan pikiran anehku, aku mendatangi kerumunan warga, dan nampak seorang raja yang berada di atas panggung canggih tersebut, dari belakang ada seseorang yang menarikku dengan kencang, ku ambil kendo ku lalu aku menggertaknya dengan cara mengarahkan pedang kayuku kewajahnya.
1356Please respect copyright.PENANA4B84cKJ38m
Seseorang dengan tinggi rata-rata dan mengenakan jubah bewarna coklat serta menggunakan topeng penyaring udara. Aku terkejut saat mendengar suaranya yang feminim, dan mengingat selalu suara itu, yang berbeda dari yang lain, yaitu suara Sonya. “Kamu Sonya?” tanyaku masih mengarahkan pedangku ke wajahnya.
1356Please respect copyright.PENANAaPDfVTudRU
“Y..yaa., aku Sonya, bisakah kau singkiran pedang itu di wajahku?” jawabnya dengan tubuh yang gemetaran. Aku bertanya banyak hal kepada Sonya, dan dia hanya menjawab ikuti aku!. Aku mengikuti Sonya, dan masuk kesalah satu rumah yang tidak dihuni lagi dan tertulis didepannya Panti asuhan cipta kasih. Kami masuk melewati pintu belakang dan masuk ke ruang bawah tanah, kami melangkahkan kaki satu persatu, menuju kebagian bawah, kira kira 2 lantai jika dihitung, aku mendengar suara bising di bawah, suara anak kecil yang sedang bermain dengan beberapa anak lainnya. “Sepertinya disini ramai sekali ya, ada perayaan apa disini?” tanyaku “Bukan perayaan, disinilah kami tinggal.” Jawab Sonya. Aku kebingungan dengan perkataannya, namun aku tidak bertanya lagi, kami sudah sampai di tempat tujuan, disana banyak penduduk yang sedang bercengkraman satu sama lain, lalu kami memasuki sebuah ruangan diantara banyaknya ruangan disini, dan ternyata itu adalah rumah Sonya, disana sonya tinggal dengan adiknya dan neneknya, aku dipersilahkan masuk ke ruangan itu, ruang tamu, kamar dan dapur menyatu tanpa adanya dinding yang menghalangi, hanya sebuah ruangan kecil yang didalamnya terdapat kamar mandi dan wc.
1356Please respect copyright.PENANAudplRkyqcN
Sonya mulai menjelaskan apa yang terjadi disini dan mengapa aku bisa berada disini, aku sekarang berada di masa depan tepatnya tahun 2020, negaraku adalah negara kecil yang berada di bawah negara indonesia, walaupun kecil kami tetap sejahtera disini. Namun seseorang bernama Master Sandy menyemprotkan gas beracun yang membuat kami terhipnotis dan menjadi lupa ingatan, warga desa yang kau lihat disana adalah warga yang terkena gas itu, hari ini adalah perayaan 2 tahun mereka menguasai tempat ini, kami yang masih selamat mengungsi di panti asuhan, kami sempat putus asa dan kami menemukan sebuah ruang bawah tanah yang begitu luas dan mampu menampung para penduduk yang selamat. Aku berada disini karena masuk ke portal dimensi tersebut yang terbuka setiap malam jum’at dan subuhnya, setelah cerita yang panjang, lalu aku teringat tasku yang tertinggal saat memberi perlawanan kepada Sonya, dan meminta izin keluar untuk menggambilnya, namun Sonya melarang, dia memberi saran agar dia saja yang mengambil tas itu. Sonya bergegas keluar dari panti asuhan, sambil menunggu Sonya aku mengobrol dengan nenek Sonya yang bernama Santi, nenek Santi menceritakan pertama kali Sonya menemukan jalan, Sonya sedang bermain bola lempar bersama teman-temannya, namun Sonya tersandung dan berpindah dimensi dari masa depan ke masa lalu, setelah berbicara cukup panjang, kami masih menunggu Sonya untuk pulang, namun sampai saat ini, Sonya belum kembali kerumah. Aku mulai khawatir dan menyusulnya keluar, suara kegaduhan masih terdengar disini, aku bergegas pergi ke balai kota itu dan bersembunyi di tiap perumahan warga, namun saat sudah sampe ditempat tujuan, aku tidak melihat adanya Sonya disini, namun, lap tanganku terjatuh dan membuatu yakin ada sesuatu yang terjadi, yang membuat Sonya Belum balik ke panti. Aku mencari dia di penjara bawah tanah, tentunya dengan bantuan, microphone yang terpasang di telingaku, aku mengikuti intruksi nenek Santi, aku melewati berbagai penjagaan, dan menuju kebawah, aku melihat satu penjaga yang berada di sana, ku beri penjaga itu kaos kakiku bekas keringat saat latihan kendo, penjaga itu pingsan, lalu aku membawanya ke tempat gelap yang tidak bisa dilihat orang, aku mengenakan baju penjaga itu, dan menyamar sebagai penjaga, dan mencari keberadaan Sonya, disini, tidak terlihat seperti penjara, karena tidak ada sebuah sel baja disini, melainkan sebuah sinar inframerah yang jika dilewati berdapat membuat tubuh seperti terbakar api.
Sampai ujung aku tidak menemukan keberadaan Sonya, jadi aku bergegas pergi dan mencari tempat kemungkinan menemukannya, ku lihat satu per satu wajah penduduk yang berada di pesta, namun tidak kutemukan Sonya, berarti dia belum terkena racun ini, aku berjalan mengitari negara yang tampak kecil ini, aku menemukan sebuah bangunan, yang tidak jauh dari istana kerajaan, dan bertepatan di belakangnya, aku yakin bangunan ini berkaitan dengan kerajaan.
Didepan bangunan, aku melihat tulisan Laboratorium Nasional, aku membuka pintu dengan perlahan, dan tampaknya, tidak ada penjaga yang berjaga disini, aku memasuki laboratorium itu, dan yang ku temukan hanya pintu yang berjejer, lalu kubuka satu persatu pintu itu, yang didalamnya hanya terdapat kasur dan lemari, setelah dipenghujung, aku melihat, ada yang aneh di lantai, keramik lantai seperti terbelah, seakan ada ruang rahasia dibawah, aku mencari berbagai tombol dan menemukan tombol berbentuk kotak yg berada disekitar sana. Betul saja, aku lantai itu menjadi sebuah tangga yang berjalan kebawah, aku berjalan perlahaan, agar tidak menimbulkan suara yang amat keras. *DOORRRR* *ARRRGHHH* Aku mendengar suara tembakan dan berlari kebawah, karena suara jeritan itu mirip, suara Sonya, dan kudengar suara lelaki yang menangis juga, setibaku disana, aku melihat Sonya yang di penuhi darah, yang berada di tengah tengah asap, aku memegangnya dan menangis, tak berapa lama, asap tersebut menghilang dan memperlihatkanku, seorang pria menggunakan jas ala ilmuwan yang memegang pistol. “Beraninya lo bunuh Sonya!!” “Bukan aku yang membunuhnya, kaulah pembunuhnya.” “Jangan bercanda!” “Tenang, kau akan bersamanya lagi” *DORRRR* Letusan pistol kembali terdengar, aku sekarat, sembari memangku mayat Sonya ditubuhku.
1356Please respect copyright.PENANAD6cv6iGcr2
“...........”
1356Please respect copyright.PENANAqWpp4PTjeU
Aku tersadar dan berada di depan panti asuhan lagi, sebelum ingin memasuki panti, aku melihat Sonya keluar dari panti, aku terkejut melihat Sonya, kupegang pundaknya, Sonya menoleh kebelakang dan melihatku dengan tatapan heran. “kau mau ikut?” tanya Sonya. “maksudnya?” tanyaku balik. “bukankah, tas mu tertinggal diluar?”
1356Please respect copyright.PENANAvsBgDLMsvF
Sepertinya aku kembali kemasa lalu, terakhir Sonya keluar ketika mengambil tasku, tanpa pikir panjang aku pun mengikuti Sonya, kami menemukan tasku, dan beranjak kembali, namun kami ketahuan oleh warga disana, dan berlari mengungsi, sembari melawan 5 warga yang mengejar, selama beberapa menit kami berlari sembari sesekali melawan, Akhirnya kami bersembunyi di laboratorium, dan berlari kedalam, tanpa berpikir jernih, aku membuka pintu rahasianya, kami berlari kebawah, namun aku melupakan bahwa, ada seorang ilmuwan disana, ilmuan itu terkejut dan menodongkan pistolnya kepada kami, dengan sigap aku memukul, dengan tongkat kayu yang kudapat diluar, pistol itu terlempar, namun Sonya disandera oleh ilmuwan itu, dan membuat diriku menodongkan senjata kepada ilmuwan tersebut, karena berkeringat, jari telunjukku terpeleset dan menembakan peluru berkecepatan tinggi yang mengenai sonya dan ilmuwan itu, peluru menembus mereka berdua, dan mengenai suatu alat disana, yang menyebabkan asap keluar. Peluru tepat mengenai jantung Sonya, sementara Ilmuwan hanya terkena tangannya saja, aku mendatangi Sonya yang tertutup asap, dan memeluknya, serta meminta maaf, Sonya hanya membalasku dengan tersenyum. Ku dengar suara langkah kaki yang menuju kesini, aku berlari meninggalkan Sonya sambil menyempatkan menyium keningnya, karena aku tau, suara langkah itu, adalah suara langkah kaki ku sendiri, di kejadian sebelumnya, dan ternyata benar kata ilmuwan itu, akulah yang membunuh Sonya, lalu aku putus asa, dan berdiam diri diluar laboratorium, menangis sendiri, lalu aku berjalan menuju ujung pulau dan menerjunkan diriku disana.
1356Please respect copyright.PENANASnszJf6IAf
“.......”
1356Please respect copyright.PENANA9fUfiXGuOb
Seperti dugaanku , aku kembali lagi, tetapi sepertinya saat ini diriku hanya ada satu orang saja, karena aku kembali saat berada di rumah Sonya. kali ini aku mengikuti Sonya dari, belakang, karena, penyebab kami ketahuan penduduk, karena aku tak sengaja menendang minuman kaleng, aku mengikutinya, dan sesuai pemikiranku Sonya kembali ke panti asuhan dengan selamat.
1356Please respect copyright.PENANAxLhrZhrmMq
Lalu kami melanjutkan cerita kami dengan makan malam buatan Sonya yang enak sekali. Hari telah larut, tiba tiba mataku seperti kabur, dan telingaku kesakitan karena suara yang sangat keras, aku hanya bisa menahan, memegang telingaku erat erat. Lalu semua tampak memutih.
1356Please respect copyright.PENANATCC5SXVmDY
“.........”
1356Please respect copyright.PENANAv611y85egQ
Aku terkejut dan tiba tiba sudah berada dikelas sembari memegang pundak Sonya, aku kembali kemasa lalu lagi, namun aku senang, karena Sonya tidak mati, aku melanjutkan membangunkannya. setelah mencuci mukanya, aku mengajak Sonya kencan makan malam, Sonya terkejut membuat wajahnya memerah, dan itu adalah ekspresi pertama yang kulihat, dan hanya aku saja yang bisa melihat ekspresinya, dan tingkah lugunya dipanti asuhan. Dia menerima ajakanku, dan kami pergi ke restoran favoritku untuk kencan malam, untuk menghindari kejadian sebelumnya.