Hoshi :)
Add | Unblock | Exit
Unblock.601Please respect copyright.PENANAGHbOC2E8Bm
[
13.10]
Akhirnya, hai. Kenapa nih?
[13.37]
Hai(:
Kenapa?
Cuma mau bilang.
JANGAN PERNAH NGAJAK GUE PULANG BARENG LAGI!
Emangnya kenapa?
Gue nggak mau :V
Kenapa nggak mau?
Lo banyak nanya!
Aku cuma nanya, kenapa?
Kenapa nggak mau pulang bareng aku?
Nggak kenapa-napa.
Terus?
Harus ya ada alasannya?!
Ya, harus. Aku butuh kepastian.
Bd amat, 8$;$)7-$!
Ngomongnya kasar, ih. Tapi aku suka <3
+++
"Ma, buatin aku bekal, dong," ujar gue yang baru keluar dari kamar.601Please respect copyright.PENANAZENTeSyQcu
Entah, karena perkataan gue yang aneh atau karena Ibu gue yang lebay. Tiba-tiba aja Ibu gue noleh dengan wajah histeris. "Sejak kapan kamu mau dibawain bekal?!"
Gue menghela napas kesal sambil duduk di meja makan. Ibu gue udah mematikan kompor dan berjalan mendekat ke arah gue. Ibu duduk disamping gue terus ngomong. "Kamu mau kasih siapa itu bekal?" Lah? Apaan, dah! Emang kalau gue minta bawain bekal itu untuk gue kasih ke yang lain apa? Salah, ya kalau gue pengen bawa bekal? Lagian Ibu kenapa bertanya yang aneh-aneh, sih?601Please respect copyright.PENANAGItcs1Y6OS
"Kok, ngasih? Ini buat aku makan tahu, Bu!"
Ibu diam, Ibu cuma natap gue dalam terus nyengir-nyengir gaje. "Lagi suka sama seseorang, ya?"
Gue melotot. "Ya, ampun Ibu! Aku cuma minta buatin bekal! Bukan mau minta restu buat jadian sama cowok! Gitu aja sampai nuduh aku yang enggak-enggak."
Ibu gue nyengir lagi bikin gue muak. "Kalau mau buat gebetan bilang aja. Ibu buatin yang enak biar dia kesemsem."
Aish! Kalau tahu gini mending aku nggak udah minta dibuatin bekal sama Ibu. Udah bikin nama baik gue tercoreng plus jadi bahan bully-an Ibu. Miris, emang.
"Udah, deh! Aku males! Mending berangkat ke sekolah aja sekarang!"
Gue menghentakkan kaki dan pergi dari dapur dengan kekesalan yang teramat sanhat. Gue masuk kedalam kamar dengan gerakan dan umpatan yang menyertai. Tapi umpatannya bukan untuk Ibu, kok. Nanti bisa-bisa aku dikutuk, dikutuk jadi batu.
Cuma kesel banget sama candaan Ibu. Gue itu nggak akan mau deket sama cowok! Mereka nakal dan aku nggak suka! Gue lebih suka sama cowok baik-baik ngerti?! Yah, minimal anaknya tinggi, pakai kacamata, pintar terus cakep. Nah, gamers juga, suka aja gitu.
Gue mengambil tas diatas kasur dengan asal dan berjalan keluar rumah sambil ngehentakin kaki. Gue ngelewatin dapur yang tepat ada disamping kamar gue. Kalau bukan karena jalan menuju pintu rumah harus melewati dapur, gue mungkin akan lewat jalan lain. Karena di dapur ada Ibu, sudah pasti ibu akan godain gue terus-menerus.
Dan itu bikin gue tambah males buat hidup di rumah. Bisa nggak gue lulus SMP yang cepat terus SMA dan langsung Kuliah. Biar bisa minggat!
Suka kesel.
"Rayan! Ini bekal kamu nggak dibawa?! Kamu juga belum sarapan!" teriak Ibu gue.
Iya, gue belum sarapan. Kenapa? Orang selesai mandi gue langsung keluar kamar dan minta dibuatin bekal sama Ibu.
"Nggak jadi, deh. Aku mendadak nggak suka sarapan lagi dan aku males bawa bekal. Berat," jawabku asal.
Gue jalan cepat-cepat ke arah pintu rumah, sebelum itu gue ngambil sepatu gue di rak sepatu dan pakai sepatu sambil jalan. Ibu gue yang masih sibuk masukin makanan ke bekal gue mulai ikutan ngejar gue yang udah megang kenop pintu rumah.
"Bu! Aku mau ja—aish! Kenapa di tarik sih tas aku?"
Ibu gue narik tas gue kenceng sampai gue mau terjungkal kebelakang. Ish! Sumpah! Kalau gue terjungkal beneran terus kepala gue bocor, memang Ibu mau benerin kepala aku?
"Aduh! Ibu kira-kira, dong! Kalau kepala aku bocor gimana?"
"Nggak bakal! Lebay kamu! Ibu mau masukin bekal kamu dulu!"
Gue ngerasain tas gue yang gerak-gerak. Tentu itu karena Ibu gue yang beringas banget buka tas gue. Entah, mungkin takut gue kabur.
Begitu selesai Ibu gue muter badan gue dan masukin sepotong roti kemulut gue. Tunggu! Gue bengong saat rasa cokelat kacang udah mulai menguat di mulut gue. Masih dengan ke-begoan dan ke-dongoan gue nurunin roti yang dari tadi ngegantung dimulut gue.
Walau mulut gue penuh gue tetap mengaduh kesal. "Aduh! Ibu bikin aku nyaris mati aja! Udah, ah! Aku jalan ya, Bu!" pamit gue.
Ibu gue nyengir singkat dan lambai-in tangannya. Gue menganggukkan kepala kemudian balik badan untuk membuka pintu. Sialnya, sesuatu yang sangat mengesalkan membuat gue harus teriak.
"Kancut hijau! Lo ngapain disini?!"
Begitu selesai ngomong gue langsung geplak mulut gue. Aduh, gue keceplosan mengumpat lagi. Ini, kan masih di rumah dan Ibu masih ada dibelakang gue. Lagipula ini anak ngapain sih?
Pakai nangkring depan rumah gue dengan senyum manis, ngeselin maksudnya.
Plak! Gue ngelus kepala gue yang sudah pasti habis di pukul sama Ibu. Gue tahu kenapa, itu karena gue mengumpat. Mana mengumpatnya ke cowok.
Jadi, kalian harus tahu kalau Ibu itu sangat menjunjung tinggi yang namanya kesopanan tiada tara. Ibu guru ngajarin kalau gue harus bersikap sopan ke Cowok, dan gue juga harus bersikap anggun.
Padahal, sih. Kalau gue disekolah, mengumpat ke cowok itu wajib. Untuk membuat mereka ilfeel tentu saja. Biar gue nggak bertemu cowok-cowok buaya. Gue mager buat nangisin cowok, oke? Tapi sebenarnya, gue kayak gitu juga cowoknya tetap saja masih deketin gue.
"Kamu siapa, ya? Dan mau ngapain?" tanya Ibu ramah.
Hih, tadi aja pukul kepala gue. Sekarang malah beramah-tamah.
Soonyoung senyum lebih lebar. "Saya Soonyoung, Tan. Temen Rayan, saya mau ngajak Rayan berangkat bareng. Bolehkan, Tan?"
Ibu senyum-senyum nggak jelas dan melirik gue. "Yaudah sana. Nih, kalau nakal, sentil aja jidatnya sampai bolong."
Soonyoung senyum dan ngangguk patuh. Ealah, ngeselin banget. Gue ngelenggang pergi gitu aja, selain kesel gue juga males dengerin Ibu yang pasti akan banyak bertanya tentang gue sama ini anak. Tentang gue dikelas, gue gimana, nakal nggak. Hm, gue perlu antisipasi.
"Ra, Ibu kamu cantik banget."
Gue noleh dengan histeris. "Gue nggak mau ya punya Bapak kayak Lo!" tolak gue dengan suara kecil karena ini masih di dekat rumah. Lagian, sejak kapan manusia itu ikut gue jalan?
Belum juga gue selesai ngamuk sama Soonyoung, Ibu gue teriak, "Ibu tunggu ya Official-nya."
Lah? Ya, amsyong! Ibu gue tahu dari mana kata Official?! Gaul banget, ogah gue punya Ibu gaul. Nanti kalau gue mengumpat dengan bahasa rada gaul Ibu gue ngerti.
"Iya, Tan. Lagi proses." Gue noleh ke Soonyoung masih dengan tatapan histeris. Apanya yang proses coba? Aneh banget, sih!
Ibu gue mau ngomong lagi tapi gue potong. "Ih! Apaan sih?!Gue nggak akan mau sama lo! Dan lagian, Bu. Aku masih SMP! Udah ah! Dadah!"
Gue lari sekencang-kencangnya, bodi sama rasa malu. Dari belakang gue bisa dengar Ibu gue yang teriak, "Ra! Pacar kamu jangan ditinggalin!"
Aarrrghhh! Ibu ngeselin amat!
+++
ANNns 15.158.61.39da2