Saat itu semester 1 perkuliahan....
seakan lupa bahwa sanya masa dimana aku harus merasakan apa arti pahitnya dunia untuk mencari selembar kertas, namun hal itu ku jalani begitu saja, aku harus berada di suatu kota yang jauh dari kampung yang membesarkan ku
Di ujung jawa tepatnya, pilihan yang pahit, meninggalkan teman, sahabat, kekasih, dan keluarga, mungkin jarak tak dapat menjelaskan apa arti rindu, hari berlalu tibalah aku di kota Surabaya, kota keras, pahit dan seakan itu menakutkan bagi seorang anak terakhir untuk mendapatkan sebuah ijazah, tiba waktunya ku untuk berkuliah, awal terasa tak ada hal yang menarik, baik suasana, perasaan, keadaan, seakan semuanya sama.
Ketertarikan yang membuat perasaan nyaman di surabaya hanya satu, hahaha tak lain kalau bukan pertemanan yang fanatik, fanatik akan loyalitas tanpa penghianatan, aku nikmati, bisa dikatakan aku menemukan seorang sahabat bernama surya, dan nandi, mereka bukan asli surabaya melainkan sesama perantau yang berjuang di kota orang, ..... hari dan senja berlalu aku nikmati, tak ada yang spesial melainkan keseharian ku untuk duduk di tempat kopi yang menjadi langganan ku
LANGKAH AWAL
tak perlu ditutupi kekasih yang jauh memang masih memiliki rasa dan hubungan yang baik, bisa dikatakan keakraban kami tak bisa di anggap kehubungan yang tergolong canda, sudah timbul akan adanya pemikiran kedepan, entah ini hanya sebuah mimpi atau bentuk nyata, nyatanya tetap saja kami jalani.....
Hal sensitif yang mulai terasa berawal dari suatu agenda rutin tahunan yang di berlakukan tempat ku menimba ilmu, awal nya terasa biasa saja, tak ada yang mengganggu baik fisik maupun non fisik, untaian kegiatan rutin yang dikatakan basi sudah kulalui tak ada yang terlalu membuatku menjadi semringah ataupun berfikir tertarik maupun bersemangat
hanya kegiatan basi, duduk, dikekang, dibelenggu seakan penjara lapas di keluarkan napi, semuanya menurut dengan suatu aturan yang dianggap mengikat seakan bosan menikmati materi ulung, rutinitas yang terlalu dianggap serius, berakhir kenangan hujan rintik, seakan dianggap berdampak nyatanya hanya laluan saja, aku di golongkan dalam suatu kelompok yang berada di tengah panggung, dalam agenda nya diceritakan berlangsung selama 4 hari, tersadar aku harus memasukan fisik ku kedalam belenggu penjara nan rindang, hahahaha karna motif warna tempat memang terkesan hijau, dan lagi lagi di hari pertama, tak ada yang membuatku semringah untuk merasakan nyaman..
AWAL MULA GINCU BIRU
di hari kedua aku mendapati hal yang sama di subuh pagi, tidur di jam 23.00 terbangun di jam 03.00 bukan karna aku ingin beribadah tapi badan mengharuskanku mengerjakan tugas belenggu yang terikat selama sisa 3 hari kegiatan hijau ini hahahaha.... dan dalam rangkaian ini aku bersama sahabat akrab, dan bisa dikatakan anarkis liwan sebutan nya, nama yang aneh namun sesuai dengan aktraktif nya dia di kamar tempat kami selama 4 tahun bernaung di kota orang, dan memang kami mempunyai visi untuk membahagiakan orang yang sama, iaa.... mereka yang tak lain dan tak bukan yang berhasil memproduksi seorang manusia dan menghasilkan seorang parasit yang kini berdua didalam kamar yang sama
singkat cerita kami harus berangkat pagi karna sudah ada mobil yang menjemput di subuh hari, tepat pukul 04.12 WIB kami berangkat, dan lagi lagi, badan memang masih mengingat rumah, yang membuat kesan lesu didalam suasana mobil, tak ada yang membuat ku bergairah akan Surabaya, yang dikatakan zaenudin kota yang abadi, suasana mobil hening bagaikan malam tanpa listrik, semua sibuk dengan keadaan masing masing, ada yang memikirkan tugas yang belum selesai, ada yang merindukan orang tua di sela jalan menuju tujuan, bahkan ada yang pasrah akan keadaan berada jauh di kota orang, dan aku mmmm, aku hanya sibuk dengan melihat jendela, tatapan kosong, otak kosong, dan memang pembawaan selalu kosong hahahahaha..
singkat nya subuh, sampailah dengan gemulai lesu di tempat tujuan, terlihat sepi, sunyi, dan suram... terlihat satu atau dua orang di tempat itu, seakan melihat raut wajah yang terbaca adalah seakan mereka terbentuk untuk takut akan keadaan, entah karna tugas, ataupun pula pakaian yang tidak sesuai, semua tidak membuat ku menarik, kulalui saja jalan semen sela melihat teman akrabku berada di sampingku, sambil menunggu waktu nya untuk melanjutkan sel penjara hijau itu, aku mendengarkan lagu, lagu yang kuputar sesuai dengan keadaan pagi itu, piluu,,,
tepat pukul 06.00 kami diharuskan berbaris didepan bangunan hijau ini, melihat beberapa orang di depan aku terkenang santai nya suasana sekolah sma ku, entah karna logat bicara mereka yang aneh lalu ku bertanya kepada seorang disebelah “ tugas mu sudah selesai ta?” Rista namanya, ia pun menjawab “ aku belom cak “ entah kecuekan ku, akupun menganggap santai kegiatan ini, tugas pun kukumpulkan “ tugas kamu yang ini kok belom dek? “ pinta seorang perempuan tinggi kurus abel namanya, perumpamaan tinggi, kurus, putih, namun terlihat cuek “ aku ga buat kak” lagak ku santai ditambah paras cuek akan suasana mencekam penjara, ia pun berlalu ke belakang barisan, kiri kanan parasit menanyakan kenapa diriku tak membuat tugas, aku memang pembawaan santai dan cuek menjawab “ tugas ga masuk akal sama waktunya logikanya, tugas ni dibuat juga biar ga selesai” kata ku, atau karna frontal kata yang terucap membuat mereka pun mengalihkan diriku dari fokus mereka
Si Biru berlalu
Tibalah waktunya kami dari luar ruangan harus menuju ruangan penjara hijau ini untuk melanjutkan kegiatan penjara ini, kami pun disuruh berdiri diselingi yel yel konyol yang mereka anggap keseruan, entah darimana didapati keasyikan nya aku pun tetap tidak menggubris, dan tibalah waktunya satu persatu kelompok memasuki ruangan, dan disini REFLEK SEORANG LAKI LAKI MUNCUL, tatapan kosong kiri kanan ku beralih fokus menuju salah satu parasit berbentuk perempuan yang memang tak bisa ku deskripsikan dalam bentuk cerita karna dirasa cukup untuk ku rasakan sendiri, sensasi sensitif seorang laki laki di waktu itu, entah kenapa aku berfokus sampai ia menaiki tangga hingga fisik parasit ini tidak terlihat dari rona mata, sepintas aku terfikir akan parasit itu sampai menuju ruangan penjara tempat materi dipaparkan...
Namun tetap saja sensitif ku hanya sepintas angin lalu, rasa ini masih saja teruntuk dia yang berada di kota ku berasal, lalu kujalani saja materi itu seperti biasa, dan tetap tujuan ku adalah cepat untuk pulang belom ada hal yang membuat ku berfikir positif tentang surabaya, semua kujalani, kaka abg yang marah terlihat sandiwara untuk dilihat....
ISTIRAHAT SIANG
waktu menunjukan pukul 12.00 WIB yang dimana di angka itu mengharuskan ku untuk beribadah, yang dari dalam hati sebenarnya tak siap untuk beribadah, “ qil ayo ibadah “ pinta seseorang didalam kelompok ku, sontak saja aku menuruti karna sebagian mungkin juga mayoritas didalam ruangan itu beribadah siang.
Singkat cerita aku beribadah dibawah, bisa dikatakan mesjid tempat tersebut, lalu lalang manusia terbelenggu tak ku gubris, pandangan lurus, perawakan diriku yang tidak berisi, tinggi, kurus, dan cuek sontak saja tak membuat ku berniat untuk berfokus di suatu objek, dan entah kenapa protozoa berbentuk seorang perempuan di lapangan mengingatkan diriku atas bayang nya....
Bisa dikatakan ketertarikan sudah muncul namun tetap saja ku menolak untuk mengatakan bahwa diriku tergolong kembali suka, masih terniang bagiku untuk menegaskan “ anjing aku ada cewek ga mungkin la “ suara hati berperang dengan batin diri, konflik diri ini terus berlangsung hingga kembali ke ruangan penjara hijau itu
PROTOZOA KEDUA
entah kenapa di sela jalan menuju tempat ku duduk, aku melihat seorang perempuan kurus, kulit coklat, berparas arab, yang sekilas perawakan nya kusebut seorang pramugari, dan bodoh nya aku, awal mula tak ada rasa apa apa, tapi mata mengharus kan untuk terus memandang, bagaikan “ bunga bermekar setelah sekian lama mati di sekitar taman “ aku terus memandang kosong fisik nya, dan hati menyampaikan ia mengetahui, bahwa sanya aku memandang dari baris belakang, ia melahap santapan siang penjara hijau, yang memang sudah diberikan dari hari pertama, tersampaikan didalam hati “ aku harus mengajak ia berbincang “ gundah ku didalam badan, tapi hal apa yang harus menjadi topik awal nya masih menjadi pertikaian badan, akhirnya aku memutuskan membahas topik penjara hijau ini, ternyata fia namanya, nama yang cocok untuk dia yang ayu nan jauh dipandang, “ fi, musik keamanan tu ! “ suaraku lantang, dan ia tertawa manja “ huss hahaha jangan ah “ perlu diketahui ada suatu divisi di kegiatan penjara ini yang mengharuskan ditiap keamanan datang kita harus bersikap sempurna, dalam arti kau harus duduk rapi dan kerapian mu di periksa secara sempurna, singkat cerita perbincangan basiku dengan fia berakhir
PROTOZOA PAGI MUNCUL
materi sedang disampaikan oleh seorang public speaker yang tak ku ladeni percakapan nya, mataku sudah mengantuk, badan butuh asupan makan, awal mula berniat canda untuk melirik kiri kanan, agar tak terlihat suntuk ku dalam ruangan itu, untuk mengakali mata mengantuk, aku usapkan sebuah minyak angin dibawah kantung mata, agar terlihat tidak ngantuk, menjadikan mataku tetap terbuka, ini kesempatan yang tepat untuk kembali menggoda fia, dari belakang kupanggil kecil namanya “ fi minta minyak kamu poo “ logatku, “ aku ga bawa qil, minta sama rusta aja” jawaban nya, sial kataku, tapi tak apa kesempatan untuk berbincang tetap didapat, kali saja hatinya sedikit nyaman dengan percakapan itu, disela ku meminta rusta pandangan kanan ku terlihat sekilas, iyaa benar..... PROTOZOA PAGI YANG MENGHANYUTKAN PANDANGAN KEMBALI MEMBUKA CAKRAWALA PERASAAN UNTUK KEMBALI BERSEMANGAT sekilas memang aneh rasanya, tapi perlu kalian ketahui aku terlihan nyaman setelah mengetahui posisi duduk nya, terlihat jam sudah menunjukan pukul 03.00 WIB sore, tak membuatku suntuk untuk menunggu waktu pulang, aku sembari tawa dan menikmati obrolan kosong, entah kenapa perasaan nyaman untuk mengikuti kegiatan sampai terbemanya cerah menuju senja candu.
Terbelunggu
Waktu sudah menunjukan pukul 17.00 WIB sudah waktunya untuk menjemput tuah agar kembali terlelap pulang, merebahkan badan, seakan kegiatan ini tidak ada menariknya melainkan karna sang protozoa pagi yang mencabik hati agar kembali mengingatnya
aku berjalan menuju kendaraan yang mengantarkan ku untuk pulang ke tempatku untuk bersinggah untuk merebahkan badan, tatapan nya kembali terlihat, sang protozoa kembali memunculkan wujudnya di depan ku, paras kaku, seakan sedang menunggu sesuatu, terlintas dipikiranku “ mungkin ia menunggu jemputanya”
1141Please respect copyright.PENANABuEC8yT5aJ