Ketidakmungkinan dan Kesempatan
1001Please respect copyright.PENANAK65rugA0po
1001Please respect copyright.PENANAxBF99Tz1S7
©hematurn
1001Please respect copyright.PENANA2dzPQqouBd
1001Please respect copyright.PENANAAMYqUTeAMD
1001Please respect copyright.PENANAv7pgcRY2u6
1001Please respect copyright.PENANAj02KTQK2y7
1001Please respect copyright.PENANAsTA72Cd5LY
KETIDAKMUNGKINAN sudah menjadi kepercayaan yang kuanut, karena apa yang kuinginkan selalu melebihi batas kemampuan, bahkan takdir sekalipun tak mengizinkan.
1001Please respect copyright.PENANALUotfjGmpG
1001Please respect copyright.PENANAej7LZMNkOe
Mama telah berubah, pasca-meninggalnya Ayah 2 bulan yang lalu. Waktu 1 bulan dihabiskan untuk mengurung diri di kamar, meratapi bagaimana nasibnya ke depan tanpa kerja keras Ayah, menyesal telah memarahi Ayah terus-menerus karena kurangnya uang untuk belanja dapur dan biaya arisannya tanpa tahu penyakit yang diidap Ayah, terus seperti itu sampai-sampai tak sadar punya putri yang harus diurus. Lantas, entah bagaimana, Mama tersadar dari keterpurukannya, tetapi jadi jauh berbeda dari Mama yang kukenal selama ini. Kini Mama suka memukul, menampar, mengeluarkan makian. Kesalahan sekecil apapun dijadikan alasan untuk melakukan tindakan tak pantas itu. Tak peduli, entah itu anaknya, yang penting hasrat memukulnya terlampiaskan.
1001Please respect copyright.PENANAxEfsh1awZw
1001Please respect copyright.PENANAoWqO34JSgk
PLAK!
1001Please respect copyright.PENANAfW4vLyvqZD
1001Please respect copyright.PENANATPXOWhKHDB
"KAN MAMA SUDAH BILANG, JANGAN PULANG LAMA-LAMA! INI UDAH LEWAT JAM 5, KE MANA AJA KAMU SAMPE PULANG SETELAT INI? KELILING-KELILING KOTA KAYAK CABE-CABEAN? MAIN KE KELAB? PACARAN? MASIH MAU PULANG KE RUMAH INI, NGGAK, KAMU?!"
1001Please respect copyright.PENANAoWACUYzeYJ
1001Please respect copyright.PENANAqkvhY5YVU4
Kerja kelompok satu setengah jam di rumah teman bukan alasan yang masuk akal bagi Mama, meski kenyataannya, itulah faktanya. Akan lebih masuk akal; belajar di kamar setengah harian, pulang kerja cari uang selarut pulangnya orang kantoran yang lembur, atau bersih-bersih rumah seharian tanpa perlu makan. Aku tak perlu bersikeras menjelaskan kenapa pulang telat, karena pipiku sudah langsung kena hantaman panas telapak tangannya, dan hardikannya menjadi tanda kalau sepatah katapun yang keluar dari bibirku hanya akan mengumpan tamparan atau pukulan lainnya.
1001Please respect copyright.PENANAKM3k13cW1f
1001Please respect copyright.PENANAf9fVJXrM6u
Satu-satunya respons yang akan melepasku dari luapan amarahnya hanyalah uang. Tetapi, tak ada uang sepeser pun di kantongku, yang bisa kulakukan hanyalah mengangguk, lalu menukas cepat-cepat. "Se-Sena bakal kerja dapatin duit buat Mama."
1001Please respect copyright.PENANAURKKt0AYkF
1001Please respect copyright.PENANAottEg6rQKg
"Buruan kerja kalo gitu! Kalo perlu, buatin kue-kue untuk dijual di kantin sekolah, abis pulang sekolah langsung pergi ke tempat kerja, nggak usah balik-balik ke rumah ganti-ganti baju, makan, apa segala, entar rugi bayar-bayar ongkos 2 kali lipat. Makanya diotak, dong, gimana caranya biar dapat untung sekali dayung! Percuma sekolah!" Kali ini jari telunjuk Mama mengetuk-ngetuk dahiku, tak pernah lagi ada elusan-elusan kasih sayang seperti dulu.
1001Please respect copyright.PENANABW6hSTcjaW
1001Please respect copyright.PENANAst3tqaR3CA
Dan, ketidakmungkinan lainnya adalah meninggalkan Mama lalu memulai hidup baru tanpa kesakitan-kesakitan yang menghantui setiap hari. Tapi, mustahil. Atau mungkin, bukan saat ini waktunya.
1001Please respect copyright.PENANAdRBuovWdMM
1001Please respect copyright.PENANA3ZhQbNkYC6
1001Please respect copyright.PENANAGgHxdajXXa
[]
1001Please respect copyright.PENANASbXXX7HRni
1001Please respect copyright.PENANAvYPtBaGjtO
1001Please respect copyright.PENANAsAuA0A865k
Sudah 2 jam lebih, laki-laki yang berdiri menyandar pada tembok itu tak henti-henti menatap lekat ke arahku, mengusik kegiatan mencuci piring yang sedang kulakukan. Sebagai seorang kuli cuci piring, yang tiap detiknya menghabiskan waktu di depan wastafel, mencuci piring-piring kotor yang berdatangan hampir setiap 5 menit sekali lalu menyusuninya ke rak piring, jelas tidak ada waktu untuk mempertanyakan alasan laki-laki tersebut menatapiku sedemikian lekat. Aku hanya bisa meliriknya sesekali, dan jika tatapan kami bertemu, kepalaku otomatis berpaling.
1001Please respect copyright.PENANAPtROBBGagx
1001Please respect copyright.PENANAUOknRxVfT5
Hingga jam kerja pelayan selesai, tepatnya pukul 10 malam, laki-laki itu belum juga beranjak dari posisinya, tak juga melepas tatapannya padaku. Anehnya, tak seorangpun pelayan atau koki restoran yang hilir mudik mengusiknya, entah menyapa atau mengajaknya mengobrol selama kurang dari waktu 5 jam itu, seakan tak menyadari eksistensinya di ruang dapur restoran.
1001Please respect copyright.PENANAQfcI6Q073l
1001Please respect copyright.PENANApSpUEUhJ4p
Sampai akhirnya, restoran benar-benar tutup, seluruh pelayan-pelayan, koki-koki, serta kuli cuci satu per satu berpulangan, selepas menyusun seluruh kitchenware, mengembalikan celemek dan sarung tangan, dan sewaktu akan membuang makanan-makanan sisa ke tempat sampah di belakang restoran, laki-laki itu baru beranjak, mengekor di belakangku. Keluar dari restoran, tinggal eksistensiku dan laki-laki itu di sepanjang jalan menuju tempat sampah.
1001Please respect copyright.PENANAkCKV8za1KZ
1001Please respect copyright.PENANAPMfe2V3DsS
"Aku menunggu selama 5 jam untukmu selesai mencuci tumpukan piring itu, apa itu tak cukup untuk membuatmu merasa harus menghargaiku, Sena? Apa kau tidak penasaran siapa aku?" Dia bertanya dengan melongokkan kepala ke bahu kiriku, menimbulkan perasaan ngeri hingga bulu-bulu kudukku merinding saking dekatnya wajahnya. Tetapi aku mencoba memberanikan diri berbalik badan, memandangnyaã…¡dan baru sadar, wajahnya tampan tak terbantahkan, terpahat sempurna seperti dewa-dewaã…¡walau aku tak tahu seperti apa rupa dewa. Aku sempat terpukau, dengan nikmat memandangi wajah tampannya, berselam dalam indahnya sepasang mata amber itu, sebelum kemudian dia mengambil alih plastik hitam superbesar dari genggamanku dan membuangnya ke tong sampah organik, lalu kembali berdiri 2 meter di depanku.
1001Please respect copyright.PENANArVGBXT4vwh
1001Please respect copyright.PENANAjTf64RHCd3
Tersadar dari keterpesonaan, kepalaku spontan mengangguk, mengiakan. "I-Iya, aku penasaran. Kamu siapa?"
1001Please respect copyright.PENANAhvWs4ROhx9
1001Please respect copyright.PENANAQ3GT2bM6fI
"Kalau begitu, tanya apa saja yang kau ingin tahu tentangku, Sena."
1001Please respect copyright.PENANAfpF65u96py
1001Please respect copyright.PENANAPKekUt6OCq
Banyak pertanyaan yang bercokol di otakku, tetapi sulit dilisankan, apalagi laki-laki tampan di hadapanku ini terlihat mengerikan untuk dibantah perkataannya. Jadi, kutanya saja apa yang terlintas di pikiranku. "Siapa namamu?"
1001Please respect copyright.PENANAdygUHSo5hE
1001Please respect copyright.PENANAU8TLoPdhpH
"Ezeir," jawabnya dengan seringai tipis di sudut bibirnya.
1001Please respect copyright.PENANABgvriIVFOp
1001Please respect copyright.PENANAMVwmhTpGAh
Nama yang tak biasa.
1001Please respect copyright.PENANAj5MMPLViay
1001Please respect copyright.PENANAkuRsEaBjb6
"Kamu tinggal di mana? Kenapa kamu menungguiku selesai kerja sampe harus pulang selarut ini? Kamu nggak takut orangtuamu bakal marahin kamu? Lagian, aku nggak butuh teman pulang, udah biasa kok, aku pulang sendirian semalam ini. Dan... jujur saja, aku tidak mengenalmu."
1001Please respect copyright.PENANAEEjrExBNji
1001Please respect copyright.PENANAe4g5vCytsg
"Aku punya rumah. Tetapi aku tidak punya orangtua, karena tanpa makhluk itu aku bisa melakukan apapun yang kumau sebebas-bebasnya. Aku tak sepertimu, Sena."
1001Please respect copyright.PENANAITHsFzglzA
1001Please respect copyright.PENANAMYYYU8ibDC
"Maksudmu?" Sesi tanya-jawab layaknya wawancara individual itu berakhir tepat setelah pertanyaanku yang menimbulkan bumerang, karena setelahnya laki-laki bernama Ezeir itu melangkah semakin dekat, membunuh jarak 2 meter itu dan menyisakan 1 jengkalan tangan saja hingga embusan napas serta aroma khas tubuhnya menguar ke penciumanku. Sekujur tubuhku seperti akan menggigil kala bibirnya mendekati telinga kiriku untuk kemudian berbisik.
1001Please respect copyright.PENANAaJyCtxIl7b
1001Please respect copyright.PENANAKAgTanlzXu
"Kau harus ikut denganku untuk mengetahui alasanku mengikutimu, Sena."
1001Please respect copyright.PENANArhiddEiAMA
1001Please respect copyright.PENANAz8xd6wYJ7I
Sekarang, ketidakmungkinannya, adalah melarikan diri dari laki-laki tampan ini, karena dia sudah lebih dulu melarikan aku ke tempat yang pantas disebut surganya orang-orang pecinta kedamaian. Mataku terpejam entah untuk beberapa sekon, dan begitu terjaga, seingatku Indonesia masih dalam waktu malam nyaris dini hari, tetapi apa yang sepasang mataku pandang saat ini sepertinya siang menjelang sore. Di bawah semburan jingga Matahari, terhampar luas padang bunga dandelion. Sangat luas. Sampai-sampai aku tidak tahu bagaimana mendeskripsikan apa yang mengelilingi padang ini sejauh mata memandang. Keterkejutanku belum usai, sebab hanya aku dan Ezeir di sini.
1001Please respect copyright.PENANAuQaI3Xl0cw
1001Please respect copyright.PENANAGsfJqAX7oH
"Apa menurutmu ini mungkin?" tanyanya lagi-lagi melongok ke bahu kiriku.
1001Please respect copyright.PENANARq3EH34oRr
1001Please respect copyright.PENANAUfF0E09S2z
Aku otomatis bergeser ke kanan, mencipta jarak. "Aku nggak tahu. Kenapa kamu bawa aku ke sini? I-Ini di mana? Dan kenapa yang ada cuma kita berdua?"
1001Please respect copyright.PENANAnpaIGPV8nF
1001Please respect copyright.PENANANLUjetLwWo
"Ini ketidakmungkinanmu yang sedang aku 'mungkinkan', Sena," Ezeir mulai melangkah, menginjaki bunga-bunga dandelion itu seolah-olah menginjak rerumputan, tetapi kemudian membentuk jalan berupa gang sempit. Lalu dia berbalik badan saat jarak kami sekitar 3 meter. "Kau akan mengikutiku?"
1001Please respect copyright.PENANArEJXMp46UF
1001Please respect copyright.PENANAkOCCbaFEUc
Itu jelas pertanyaan yang membutuhkan jawaban, bukan perintah atau paksaan. Dia sudah membawaku terlalu jauhã…¡kukatakan jauh karena aku sama sekali belum mengenalinya, dari mana asalnya, alasan dia membawaku ke mari, dan yang paling penting, apa dia benar-benar manusia? Aku ingin melisankan pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelum menjawab ajakannya. Tetapi tiba-tiba, aku teringat perkataan Ayah semenit sebelum kepergiannya.
1001Please respect copyright.PENANAhGXQmhfoll
1001Please respect copyright.PENANAntUeFokBUS
"Pa-Padang itu indah sekali, Se. J-Juga sangat luas, Ayah pikir se-sendirian di padang dandelion itu bu-bukan i-ide bagus. Aã…¡yah akan merin-rindukan kamu dan Mama. Ay-Ayah jan-janji akan ja-jagain kamu se-selamanya, tapi ka-kamu juga j-janji ya, jagain Mama u-untuk Ayah...."
1001Please respect copyright.PENANA9I6pLLiqoC
1001Please respect copyright.PENANAl4K3cJUk8N
Lalu kepalaku menggeleng. Aku harus menjaga Mama... untuk Ayah.
1001Please respect copyright.PENANAJztODG4U5R
1001Please respect copyright.PENANAeNYfayWIeW
1001Please respect copyright.PENANAbZWphABv7S
[]
1001Please respect copyright.PENANAf0WMM5DmT5
1001Please respect copyright.PENANA5LCaqKROdr
1001Please respect copyright.PENANAKa7HbBufKa
Penyesalan datang terlambat. Seharusnya aku mengiakan ajakannya, harusnya aku sudah tidak berada di dunia; pergi bersamanya, entah ke mana, namun aku yakin dia akan membawaku ke tempat-tempat indah yang mustahil kukunjungi. Aku juga akan terlepas dari lilit tekanan Mama, dari beratnya pekerjaan-pekerjaan yang upahnya sepeserpun tak pernah kupakai untuk beli alat tulis, belanja-belanja, selalu tandas untuk belanja keperluan rumah dan arisan-arisan Mama. Atau aku juga tidak perlu ke sekolah lagi, belajar mati-matian untuk mendapatkan beasiswa PTN, pesimis akan masa depan yang tak pasti. Mungkin bersama laki-laki tampan itu aku akan sudah berkecukupan, tidak mengenal kekurangan. Meski kutahu dia bukan seperti apa yang kulihat saja.
1001Please respect copyright.PENANAj2x1L4KeAc
1001Please respect copyright.PENANATXcHRRugUd
"Kapan upah kamu dikasih? Arisan Mama minggu depan harus udah lunas, itu belanjaan di dapur juga udah abis, utang Mama di warung juga udah numpuk saking sedikitnya uang yang kamu kasih, mau makan apa kalo gitu? Batu? Pasir? Angin? Pokoknya kalo upah kamu udah dikasih, langsung serahin ke Mama. Kamu nggak usah pegang-pegang uang, entar ludes lagi buat traktir-traktir kawan. Oh ya, kayak yang Mama bilang kemarin, buatin kue-kue tiap untuk dijual ke kantin sekolah kamu setiap hari. Kan lumayan nambah-nambah dikit, nggak usah malu sih kalo dilitin orang-orang, justru kamu ajak mereka buat beli kue-kuenya, biar laku abis. Mengerti?" Mama sudah langsung mencerocos pagi ini begitu aku selesai memasakkan sarapan, sementara dia duduk di kursi meja makan sambil membaca koran. Sedang aku, harus mencuci piring lagi, mengepel rumah, lalu pergi bekerja.
1001Please respect copyright.PENANA0MI2EgwgdH
1001Please respect copyright.PENANAzS3gWZiqhH
"Mengerti, Ma." Hanya sahutan itu yang sanggup mewakili seluruh emosi yang kupendam selama ini.
1001Please respect copyright.PENANAEyASSnIHeM
1001Please respect copyright.PENANAp1iTWODhEo
Keserakahan jadi salah satu dari sekian dosa yang paling mematikan setelah Adam dan Hawa diciptakan. Kenyataannya, orang yang tidak rakus sekalipun akan rela-rela saja disebut serakah asal kemauannya tercapai, asal keinginan dagingnya terpuaskan. Aku tak butuh uang banyak-banyak untuk bisa bertahan hidup, namun tekanan Mama memaksaku untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya, menjadikanku serakah seperti dirinya. Seperti sekarang, pekerjaan menjadi kuli cuci piring di restoran berbintang setiap hari dari pukul 6 sampai 10 malam, office girl di rumah sakit umum setiap hari minggu pukul 6 pagi sampai 5 sore, penjaga kasir minimarket setiap hari dari pukul 2 siang sampai 5 sore. Dan sekarang aku melewatkan sekolah di hari Senin untuk cuci keliling karena keuangan benar-benar sudah tandas.
1001Please respect copyright.PENANArgrKqPM8f8
1001Please respect copyright.PENANAJ1WiIkhVsh
Mama selalu menawarkan jasa cuci-cuciku ke teman-teman arisannya, tanpa merasa perlu malu, seakan-akan aku dilahirkannya untuk dijadikan pekerja-pekerja kasar, bukan penyukses, pengangkat nama baiknya, peninggi derajatnya di mata orang lain. Tidak seperti Ayah yang rela kerja pagi-siang-malam demi memfasilitasi keperluan sekolahku mulai dari yang terkecil hingga yang besar-besar, tidak boleh ketinggalan satupun.
1001Please respect copyright.PENANAlRqC711HQS
1001Please respect copyright.PENANA9mgFPRk2Gb
Berbicara tentang sekolah, aku jadi penasaran siapa pembina upacara, apakah Kepala Sekolah, atau guru BK? Karena Kepala Sekolah bisa lebih dari 2 jam, sedang guru BK kurang dari setengah jam sudah usai. Aku selalu penasaran, bagaimana reaksi teman-temanku atas ketidakhadiranku minggu-minggu belakangan ini dengan alasan sakit padahal kerja; perbedaan yang kontras sewaktu masih ada Ayahã…¡sekalipun tak pernah absen. Apa akan bersorak-sorak karena kelas jadi bersih dari orang-orang miskin sepertiku, atau merutuk karena tak punya aset bersontek pelajaran kimia? Apa guru matematika yang galaknya minta ampun akan menghukum perusuh-perusuh kelas lagi, seperti minggu lalu, dihukum mengelilingi lapangan basket 50 kali yang pada akhirnya tepar dan absen 4 hari. Mendadak, aku rindu Sali, teman semejaku. 2 hari tidak sekolah saja sudah terasa seminggu. Aku tak yakin bisa hidup tanpa mereka sekalipun aku tetap lebih dibenci daripada dibangga-banggakan karena selalu memberi sontekan.
1001Please respect copyright.PENANAiJ1wyb59Lx
1001Please respect copyright.PENANAAMUdDLK4Rd
Untuk menuju blok perumahan VIP dalam kompleks, yang tak jauh dari blok perumahan minimalis, hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan berjalan kaki. Rasa malu mulai menjalariku kala melihat satu per satu anak tetangga berangkat sekolah, naik mobil, motor, sepeda. Seandainya aku mengiakan ajakan Ezeir, aku tak akan merasa malu sekaligus iri memandangi mereka pergi ke sekolah. Rumah mewah bergaya Eropa, bertingkat 3, menjulang tinggi di hadapanku, namun tidak ada pos satpam yang berjaga, jadi begitu gerbang setinggi 3 meter dibukakan, aku tanpa pikir panjang masuk ke kawasan rumah itu. Rumah itu nyaris menyamai istana, namun aku lebih penasaran seberapa keras pemiliknya banting tulang untuk membangun rumah ini daripada semewah apa isi dalam rumahnya. Apa mungkin aku bisa memiliki rumah semewah ini di masa depan? Pertanyaan itu terlintas di pikiranku kala mulai berjalan memasuki teras setinggi 1 meter dari halaman.
1001Please respect copyright.PENANArMft7iDyMw
1001Please respect copyright.PENANAfJV1og1MA7
"Apa gedung mewah seperti ini membutuhkan kuli cuci pakaian? Kenapa tidak mempekerjakan pembantu saja? Atau mesin cuci?" tanyaku entah pada siapa saking penasaran. Logikanya, pemilik rumah mansion bak istana ini tak akan butuh kuli cuci jika membeli pakaian saja sudah seperti membeli makanan ringan di warung. Pintu raksasa berwarna cokelat kayu berukir-ukiran membuatku terpelongo untuk beberapa menit sebelum kemudian pintu itu ditarik dari dalam oleh seseorang yang "waktu" bertemu dengannya ingin kuulangi untuk menerima kembali ajakannya.
1001Please respect copyright.PENANAWr9VqWLDvG
1001Please respect copyright.PENANAYEcn7mDs34
"Kau akan masuk, Sena?" Nada suaranya masih sama; berat, rendah, halus sekaligus.
1001Please respect copyright.PENANANU53pNVg27
1001Please respect copyright.PENANAGpIPSaTQr7
Spontan kakiku mundur selangkah. Sebenarnya, siapa dia? Kenapa dia seakan-akan mengikutikuã…¡walau sejujurnya aku menyesal tidak mengikutinya kemarin? Lalu, apa yang diinginkannya dariku? Dan bagaimana kemarin sesuatu yang ajaib terjadi karenanya untuk pertama kalinya dalam hidupku yang jelas-jelas bukanlah mimpi walau aku langsung terbangun di tempat tidur pagi tadi? Tak ada yang aneh dari penampilannya selain ketampanannya, selain apa yang sudah dimungkinkannya dalam hidupku kemarin. Dan aku penasaran, apa dia akan mengajakku lagi?
1001Please respect copyright.PENANAyQY4xqZGEt
1001Please respect copyright.PENANAjUvVaEnhdw
"E-Ezeir...? Ka-Kamu? A-apa rumah ini yang kamu maksud rumahmu? Aku tidak menyangkã…¡"
1001Please respect copyright.PENANAhfxs14YM9j
1001Please respect copyright.PENANAcebYXsnz5E
"Apa setelah tahu rumahku semewah ini, kau akan mengiakan ajakanku?"
1001Please respect copyright.PENANAaMhw19lYrf
1001Please respect copyright.PENANAFq06pHzjMJ
Pertanyaan sederhana yang menjebak. Tetapi, bagaimana mungkin menolak kesempatan kedua? Ayah pernah bilang, kesempatan kedua mustahil ada, kalaupun ada, itu namanya keberuntungan dan harus dipergunakan semampu-mampunya. Kalau ada kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya, Ayah akan mengulang apa yang pernah disia-siakannya. Dan melalui perkara ini, aku ingin membuktikan seberapa berharganya kesempatan kedua itu.
1001Please respect copyright.PENANA4vPTzEL8Fg
1001Please respect copyright.PENANAFI9KmNNxC0
1001Please respect copyright.PENANA9joJJK0TUU
[]
1001Please respect copyright.PENANAkhsN3h6eDg
1001Please respect copyright.PENANAqDdfUCvu0r
1001Please respect copyright.PENANA7Kv5CxSaCS
Padang dandelion itu terhampar tepat di sejauh netraku memandang. Dan aku melihat figur Ayah berdiri 10 meter dariku. Sedang Ezeir tidak ada ke manapun aku menoleh mencarinya. Namun, aku tak peduli lagi. Asal bersama Ayah, aku percaya semuanya akan baik-baik saja sekalipun jikalau ini mimpi. Aku melihat lengkungan senyum Ayah yang sangat-sangat kurindukan, aku hendak menujunya, tetapi kakiku tertahan oleh pertanyaan yang kudengar dari pikiranku sendiri.
1001Please respect copyright.PENANAOyH6mibMRR
1001Please respect copyright.PENANAS6LrhTudm9
Dunia, Mama dan pukulan-tamparannya, Sali, XI IPS 1, teman-teman penyontek, rumah bak istana, kerja paruh waktu, piring-piring cucian, pelanggan-pelanggan setia minimarket, upah bulanan, masa depan, ...atau Ayah?
1001Please respect copyright.PENANA99qJA8fAeF
1001Please respect copyright.PENANABxuj40suAP
Ayah.
1001Please respect copyright.PENANAObj8gsg1YL
1001Please respect copyright.PENANAves7k9fyGR
Karena aku ingin menemani Ayah di padang dandelion ini; pemikiran yang dulunya mustahil terjadi, tetapi sekarang....*
1001Please respect copyright.PENANApACLerVlDv
1001Please respect copyright.PENANAkIGxzsYZn5
1001Please respect copyright.PENANAo5PF9jxkfM
][
1001Please respect copyright.PENANAJB1Bs2ziCp
1001Please respect copyright.PENANAhOq9hDSVK4
1001Please respect copyright.PENANAOHgHfswpN7
Kata-katamu selalu berkesan. Aku termotivasi untuk terus menjalani hidupku. Namun, aku tak bisa menolak fakta bahwa aku sangat merindukanmu.
1001Please respect copyright.PENANA78tKFDrpM8
1001Please respect copyright.PENANAO947O6gZyL
1001Please respect copyright.PENANAf7H9g16UeI
1001Please respect copyright.PENANA4ylpTZ2u2g
1001Please respect copyright.PENANA7VfQsDcgqy
1001Please respect copyright.PENANAhwA3vZ7g61
1001Please respect copyright.PENANAEYo1TAoYbm
1001Please respect copyright.PENANAltP0EaNRyx
1001Please respect copyright.PENANAwf2vNCgI59
1001Please respect copyright.PENANAHzer6QNbYa
1001Please respect copyright.PENANAJJiLv0YWRm
1001Please respect copyright.PENANAgB4wnjqzHY
1001Please respect copyright.PENANANaTVMSdXfS
.
1001Please respect copyright.PENANA8cpvTYE7Nu
-END
1001Please respect copyright.PENANA4SbbYIxOkL