Sekolah? Mungkin, bagi mereka sekolah sebagai tempat yang menyenangkan dan bisa saling mengenal satu sama lain. Tapi, lain halnya dengan Rudi. Baginya sekolah bagaikan neraka yang membuatnya merasa tersiksa. Mungkin, ini agak berlebihan. Tetapi, itulah yang Rudi rasakan.
*******
Okeyy,,,Aku Rudi hartono. Dipanggil Rudi. Aku sekolah di SMA Negeri Sekang. Aku dianggap sebagai orang yang lemah, karena ketika aku ditindas oleh orang lain sikapku hanya tenang dan diam.
Disekolahku. Aku berpapasan dengan julien, Ia anak yang populer di sekolah. Ia suka membully dan menindas orang lain ketika ia merasa tersaingi. Tiba-tiba dia mengangkat kerah bajuku sampai nafasku sedikit tertahan. Dia hanya mengatakan " Gue benci sama Lho !!" dengan memasang muka sinis dan benci sambil melepaskan kerah bajuku dan pergi. Aku tidak membalas tindakannya. "Hmmmbusss...." Aku mengatur nafasku. Dan bersyukur masih bisa bernafas. " Aaahhh,,,,masih bisa menghirup udara segaaarrrr". Aku pergi menuju kelasku.
Pukul 07.00
Proses belajar mengajar dimulai. Ini hari pertamaku masuk sekolah. Guru masuk ke kelas. Dia hanya memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas, namanya Pak kim. Guru bijaksana, yang ingin muridnya sejahtera. Karena, tidak ingin terulang kejadian yang mengenaskan muridnya karena bully. Dia menyampaikan, bahwa semua orang berhak untuk bahagia, saling menghormati dan menebarkan rasa kasih sayang. "Sungguh luar biasa wali kelasku". Hatiku bergumam takjub padanya. Guru Kim pun meninggalkan kelas dan mengucapkan salam pada semua muridnya. Langkah demi langkah, pria bijaksana itu pun menjauh.
*********
Aku sekelas dengan julien. Dia terus menatapku dengan sinis. Aku merasa tidak enak dan terasa diawasi. Aku kembali membaca bukuku. Waktu sekolah pun berakhir. Tring....Tring...Tring...
Tanda bel pulangpun bersuara. Semua murid bergegas kerumahnya masing-masing.
********
Seminggu sekolah. Tak terasa dipenghujung waktu. Seperti biasanya aku berangkat sekolah, dan hari ini akan melaksanakan ujian fisika. Hatiku berdebar...takut nilaiku jelek.
Ujianpun berlangsung, kertas ujian dibagikan, semua murid merasa deg- degan. Wajarlah, karena pelajaran fisika. Pelajaran yang sulit. *bagi mereka yang tak paham*.
Semua murid mengerjakan dengan tertib dan khusyu.
Aku yang mengumpulkan pertama, ujianku. Semua orang merasa heran.
"Waktu habis, sekarang kumpulkan! dan saya akan periksa hari ini juga". Instruksi dari Guru Kim. Semua hasil ujian dikumpulkan. Aku berharap, hasilnya memuaskan.
Guru Kim pun selesai memeriksanya. "Bapak sudah selesai memeriksanya, bapak akan panggil nama yang meraih nilai tertinggi".
Guru kim mengatakan itu, aku merasa deg-dega an. Jantungku berdebar kencang, dan tanganku berkeringat ringan. Dan nama itu pun dipanggilll....
"Rudi,,kau meraih nilai tertinggii. Dengan nilaaii seratuuss. Saya ucapkan selamat untukmu". Guru Kim memanggilku.
Semua murid memberikan apresiasinya padaku. Kecuali,,,Julien.
Aku maju kedepan mengambil kertas pengerjaanku. " Terima kasih, Pak". Pak kim hanya tersenyum padaku. Aku menatap julien, seperti biasanya ia memasang muka sinis.
Akhirnya waktu pulang, semua murid sudah tidak ada. Hanya tersisa di kelas: Aku dan Julien. Ketika aku beranjak pergi meninggalkan kelas. Tiba- tiba julien memukul kepalaku dengan keras dan membawaku ke gudang sekolah yang berada dibelakang. Disana, dia marah besar padaku. Aku melawan dirinya dengan memukul kembali bagian dadanya. Aku merasa kepalaku memar dan mengeluarkan darah. Bekas pukulan Julien. Ia berkata" Lho orang yang lemah, beraninya Lho melawan gue..hah!! Lho dapet nilai 100. Gue dari dulu, benci sama Lho, awal masuk sekolah.Gue benci..!!! Sambil julien membanting ku dan terbaring lemas dilantai.
*****
Aku menatap matanya, julien sangat marah padaku, dan aku berkata "Hanya karena itu, Lho membenci gue. Sungguh pengecuttt!!". Dan julien terpancing amarahku. Dia menindasku,,sampai ku tak berdaya lagi. Dia menginjak tubuhku terutama dadaku. Menendang kepalaku sampai darahpun tak henti- hentinya berhenti. Aku hanya pasrah atas kebencian julien padaku. Aku membayangkan, ketika ku mendapat nilai memuaskan, tapi ternyata menimbulkan sebuah penindasan. Julien tidak berhenti menindasku,,dia terus menendang tubuhku,,,seakan diriku sebuah bola permainan. Aku tak bisa membuka mulutku, hanya diam membisu. Dia terus mencabuk tubuhku, menginjak tubuhku dan tak terasa diriku diambang lautan darah yang keluar dari tubuhku. Aku menutup mataku dan Julien pun pergi karena puas sudah menghajarku. Aku tergeletak disana seorang diri, tubuh dan jiwaku tak berdaya. Sungguh, Julien sangat buta hati. Dia sangat membenciku sampai dirinya tak menemukan titik cahaya hatinya.
*mohon maaf, masih banyak kekurangan🙏*
Terima kasih banyak sudah membaca🙏😊
409Please respect copyright.PENANAhklopfCNYV