“ Pak jadilah pacar saya! “
Saat itu banyak mahasiswa yang sedang berada di luar kelas karena jam kosong,Rose yang sedang menghadang jalan pak Andrew mendadak tuli dan buta dengan keadaannya. Rose. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Lisa. Lisa saat ini masih sekolah di bangku SMA. Sedangkan Rose sendiri sudah berkuliah di semester pertama.
Rose menatap mata orang yang disukainya itu tanpa bergeming. Kejadiannya sebenarnya adalah Rose ingin menjadi pacar dari dosennya ini. Yah,bisa dibilang cintanya bertepuk sebelah tangan. Tetapi Rose tidak peduli. Cinta bisa datang dengan tiba-tiba,bukan?
“ Apa kamu bilang? “ tanya pak Andrew dengan alis naik.
Rose meneguk ludah “ Jadilah pacar saya! saya akan melakukan apapun sesuai perintah bapak.”
Andrew menaikkan alisnya. Ia sudah tahu bahwa mahasiswanya ini sudah lama suka padanya. Sejak masuk ke perguruannya,mahasiswa ini sudah mengganggunya terus. Di kelas,di ruangannya,bahkan sampai ke rumahnya. Andrew memijat pelipisnya.
“ Kenapa kamu suka sama saya? “ tanyanya dengan nada frustasi.
“ Semuanya “
“ Semuanya? Apa karena wajah saya ini? “
Rose mengangguk “ Salah satunya “
“ Salah satunya? “
Rose kembali mengangguk “ Bapak baik,perhatian,dan semua sikap bapak termasuk kriteria saya..”
Andrew menghela nafas “ Kamu yakin kalau saya ini baik? “
“ Ya “ Rose mengangguk mantap.
Andrew menggelengkan kepalanya. Ia tidak dapat pikir,bagaimana bisa seseorang begitu terobsesi dengan cinta seseorang. Andrew menenangkan dirinya dan menatap tajam Rosy.
“ Rosy,hentikan semua ini,kamu bukan tipe saya..” Andrew sedikit membentak cewe di depannya. Namun tidak berhasil. Rose masih menghadang jalan Andrew dan menatap matanya dengan tatapan memaksa.
“ Saya akan hentikan jika bapak mau jadi pacar saya “
Andrew membuang nafasnya dan mengangguk pasrah “ Baiklah.”
Rose tersenyum lebar dan menggeser tubuhnya agar pak Andrew bisa berjalan,Andrew tidak membuang kesempatan itu dan langsung berjalan menjauhi Rose. Rose tiba-tiba menarik tangan Andrew. Andrew awalnya bingung dan kaget ketika ciuman Rose berhasil mendarat di pipinya,tanpa pikir panjang dia mendorong cewe itu dan menamparnya.
331Please respect copyright.PENANASsuTPTDPG0
***
Kejadian itu tidak membuat Rose kapok. Ia terus mengikuti pak Andrew kemanapun. Jika ingin ke ruangan,Rose akan melihatnya sampai masuk,jika ingin mengajar,Rose akan mengikutinya sampai masuk ke kelas dan melihat bagaimana wajah cewe-cewe di kelas itu dan pergi ketika sudah puas melihat. Rose sudah terbiasa dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Ada yang bilang bahwa dirinya itu keras kepala,tidak tahu malu,dan kepala batu. Rose sungguh tidak peduli.
Rose mengambil handphonenya yang dari tadi sudah berbunyi. Nama Lisa tertera di display handphonenya.
“ Ada apa? apa?! mama-papa udah pulang? Oke,aku segera pulang..” Rose mematikan sambungan teleponnya dan memandang handphonenya dengan raut wajah sedih. Tanpa diketahui siapa pun bahwa dirinya memendam kesedihan begitu dalam. Rose membuang nafas dan mengangkat satu tangannya,
“ Semangaaattttt!!!!!! “ teriak Rose pada dirinya sendiri.
331Please respect copyright.PENANAg2RszCslL1
331Please respect copyright.PENANAmE7g9bl7Td
***
331Please respect copyright.PENANAyqSOxheMMx
331Please respect copyright.PENANA89RC2Doakj
331Please respect copyright.PENANAdDW5ulEiTQ
331Please respect copyright.PENANAfoKzFZcsAB
331Please respect copyright.PENANA7ZvHBweEN9
331Please respect copyright.PENANAftyryjOo3h
331Please respect copyright.PENANAMjRgx5VT2c
331Please respect copyright.PENANA0s4e5zMoJa
331Please respect copyright.PENANAcMgGq8xVwS
331Please respect copyright.PENANAirHv4PdGS3
331Please respect copyright.PENANA800mzedrgy
331Please respect copyright.PENANAjWV3mB2yTn
331Please respect copyright.PENANAyYCq6M9xwB
331Please respect copyright.PENANADVCYg5GrjH
331Please respect copyright.PENANAtwX21Rg2Xr
331Please respect copyright.PENANAyaenz2LzeC
331Please respect copyright.PENANAokH0Jr0hyX
“ Ma,pa..”
“ Iya? “ Natasha melihat anaknya itu.
Rose memandang mamanya dan papanya secara bergantian “ Aku mau nikah “
“ Apa?! “ teriak Peter kaget.
Natasha terlihat khawatir dan melihat anaknya itu dan sangat lama melihat perut anaknya itu. Rose yang menyadari tatapan mamanya di perutnya segera menutup perutnya dengan satu tangan.
“ Aku ga hamil,kok ma..” Rose nyengir melihat tatapan mata mamanya.
“ Lantas kenapa kamu mau nikah? “ tanya Peter dengan mata menyipit.
“ Abis aku takut dia selingkuh “
Natasha mendengus “ Kamu ini! emang siapa pacar kamu itu? “
Lisa yang baru datang dari kamarnya langsung berlari dan memeluk papanya. Papanya mengelus tangan anaknya itu.
“ Kenapa,pa? “
“ Kakak kamu mau nikah “
“ Loh,ama siapa? “ tanya Lisa dengan wajah kaget.
Rose tersenyum bangga “ Pak Andrew “
Natasha mengerutkan kening “ Bukannya dia dosen kamu,ya? “
“ Dia anak dari Jupiter,iya kan? “ tanya Peter kepada anaknya itu.
Rose mencoba mengingat-nginat nama ayah dan ibu pak Andrew namun tidak berhasil. Ia lupa. Rose nyengir lebar.
“ Aku juga ga tahu,pa..”
Peter menggelengkan kepala. Dirinya sudah terbiasa dengan tingkah laku anak pertamanya ini. Lisa menggigit bibirnya dan menatap kakaknya itu dengan sorot kebencian.
“ Kamu udah kerjain pr belum? “ tanya Natasha pada Lisa.
Lisa tersenyum dan menghampiri mamanya dan menyenderkan kepalanya pada bahu mamanya. Mamanya mengelus kepala anaknya itu dengan penuh kasih sayang.
“ Pasti belum tuh,ma..” Peter menatap anaknya itu dan kembali membuka korannya. Kegiatan yang sudah rutin ia lakukan ketika senggang. Membaca koran.
“ Ih,papa mah..” rengek Lisa dan langsung cemberut.
“ Kamu kerjain gih..”
“ Ga mau “
“ Kamu harus jadi anak yang pintar..”
“ Bukannya aku udah pintar,ma? “
“ Iya deh..” Natasha pasrah dan mengelus kepala anaknya kembali.
Rose yang melihat interaksi tersebut langsung tersenyum sedih. Inilah yang membuat hatinya seperti sekarang. Dari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang itu. hanya adiknya saja yang bisa mendapatkannya. Rose menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan raut kesedihan di matanya. Lagi-lagi dia harus melihat ini. Lagi-lagi dia harus merasakan ini. Apakah tidak ada yang sayang kepadanya? Apakah hanya adiknya saja yang pantas di sayang sedangkan dirinya tidak? Bukankah itu tidak adil.
331Please respect copyright.PENANA7lotRMk8vy
331Please respect copyright.PENANAcvzqgyW0dV
331Please respect copyright.PENANA4uhxANh6C2
Rose sedang jalan-jalan ke mall. Sebenarnya ia ingin mengajak pak Andrew untuk pergi bersamanya. Namun pak Andrew menolak,sehingga dirinya harus pergi sendiri dan menonton sendiri. Rose tersenyum dan melihat gantungan kunci berbentuk bintang. Ia mengambilnya dan memutuskan untuk membelinya. Ia kembali berjalan-jalan dan langkahnya terhenti ketika matanya menangkap pemandangan seseorang yang dikenalnya.
Lisa dan pak Andrew sedang menikmati minuman berdua dan bergandengan tangan. Seketika hati Rose berdenyut. Dia tertawa dalam hati. Tanpa menyapa mereka ia langsung membalikkan badan dan pergi dari tempat itu.
331Please respect copyright.PENANAOVHcVGSy4O
Rose memandang jalanan yang ramai itu dengan tatapan kosong. Pemandangan Lisa dan pak Andrew kembali terngiang di kepalanya. Rose menjadi teringat kejadian saat dirinya waktu kecil dulu.
331Please respect copyright.PENANAScuF16Y6G9
(Flashback on )
13 tahun yang lalu,
Rose melihat boneka di tangannya dengan takjub. Mamanya menghadiahi hadiah itu sebagai kado ulang tahun. Rose memeluk boneka itu dan tersenyum manis kepada mamanya.
“ Makasih,ma..”
Natasha memeluk anaknya dengan erat “ Sama-sama..”
Lisa yang saat itu sudah bisa berjalan menghampiri mamanya dan meminta di gendong. Rose segera melepas pelukannya dan memandangi Lisa dan mamanya. Rose tahu bahwa adiknya itu perlu kasih sayang namun dirinya juga ingin di perlakukan hal yang sama. Apakah itu begitu berat bagi mama-
papanya?
Rose yang sudah mengerti tentang keadaannya segera menyingkir untuk membiarkan adiknya dan mamanya bercanda. Rose berjalan dan duduk di bawah tangga. Tanpa disadarinya bahwa Lisa mengikuti dirinya dan mendorong Rose hingga terjatuh. Untung saja dirinya duduk di anak tangga paling bawah. Kalau tidak kemungkinannya dirinya bisa meninggal.
Rose saat itu marah dan membalas mendorong Lisa. Lisa seketika itu menangis. Rose sontak kaget. Mamanya dan papanya segera berlari menghampiri Lisa. Dan inilah yang paling tidak dilupakannya. Mama-papanya memandangnya dengan penuh kebencian. Saat itulah Rose sadar bahwa bagaimanapun dirinya menuntut untuk di sayangi,semua percuma. Mama-papanya tidak sayang padanya.
( Flashback off )
Rose memandang sedih jalanan itu dan kembali tertawa sedih. Lagi-lagi semua yang ia sayangi diambil oleh adiknya itu. Semuanya. Apakah dirinya ini sungguh tidak berharga? Apakah dirinya ini tidak pantas untuk dicintai? Apakah dirinya ini tidak pantas untuk merasakan kasih sayang dari orang lain? Kenapa takdir begitu kejam kepadanya. Rose menghela nafas dan memilih menembus kehujanan untuk pergi dari tempat itu.
***
“ Kak,kakak mau pergi kemana? “ tanya Lisa dengan antusias.
Rose menatap Lisa dan tersenyum “ Hari ini keluarga pak Andrew ada yang ulang tahun..”
“ Aku ikut,boleh engga? “
Rose melihat mata Lisa dan tersenyum “ Iya “
“ Oke,aku ganti baju dulu ya..tungguin,jangan ditinggal! “
Rose memandangi gaun yang akan dipakai dan tersenyum kecut. Lagi-lagi dia harus kalah dari adiknya.
331Please respect copyright.PENANAcymJjDsPVF
***
“ Kak,acaranya besar juga ya..” Lisa mendongak menatap langit-langit ruangan yang penuh dengan hiasan.
Rose tersenyum dan matanya menangkap sosok yang disukainya sedang bersama dengan ibunya. Rose mencoba tersenyum dan menghampiri mereka.
“ Pak..”
Andrew kaget dan memandangi penampilan Rose. Cewe itu terlihat cantik sebenarnya. Namun Andrew tidak mau mengakuinya dan langsung mengalihkan arah pandangannya pada Lisa.
“ Oh,jadi kamu cewe yang selalu mengganggu Andrew di kampus? “ nyonya Wika memandang Rose dari atas sampai bawah dan tersenyum mengejek.
Rose mencoba tegar dan membungkukkan badannya “ Salam kenal,tante..”
Nyonya Wika membalikkan badan dan tidak menghiraukan Rose. Rose yang melihat itu hanya bisa tersenyum.
“ Hai..” sapa Lisa pada Andrew.
Andrew kaget “ Oh,hai..”
Baik Lisa maupun Andrew sama-sama terdiam. Rose yang melihatnya hanya tersenyum sedih. Ia sudah kalah.
331Please respect copyright.PENANA3JGloXnMpg
***
Rose menarik paksa tangan pak Andrew dan mengajaknya ke biang lala. Andrew hanya menurutinya saja tanpa bisa melawan. Rose mencoba semua wahana di taman bermain ini. Dari yang tidak ekstrim,ekstrim,bahkan seram. Sampai suatu ketika Rose mengajak pak Andrew untuk berfoto dengannya.
“ Pak,kita foto bareng,yuk! “
Andrew hanya menarik nafas dan membuangnya. Ia menuruti permintaan cewe itu. Rose menggandeng tangan pak Andrew dan klik. Foto itu jadi.
Rose melihat foto itu dan tersenyum sedih. Pak Andrew mengarahkan pandangannya pada objek lain. Bukan kearahnya. Rose menghela nafas dan memandang pak Andrew.
“ Kita pulang? “
“ Ya “
Rose melepas pegangannya pada tangan pak Andrew dan memandangi punggung pria itu. ia membiarkan pak Andrew berjalan duluan dan Rose di belakangnya. Rose menghela nafas dan menyadari sesuatu. Ia dan pak Andrew memang tidak bisa bersama.
“ Hati-hati..”
Rose sontak mendongak dan terkejut sikunya sedang di pegang oleh pak Andrew. Andrew menghela nafas dan menuntun cewe itu.
“ Kita langsung pulang? “ tanya Andrew.
Rose mengangguk.
“ Oke,ayo..”
Rose melihat mobil yang berwarna putih tidak jauh dari arah dia berjalan. Ia melihat kearah kanan dan seketika melotot. Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi sedang mengarah pada mereka. Dan dengan sigap Rose mendorong tubuh pak Andrew ke samping dan semuanya menjadi gelap.
331Please respect copyright.PENANAGXdd6ZAnc2
331Please respect copyright.PENANAiioUBYdS4O
331Please respect copyright.PENANAt3QJQrDGK1
***
331Please respect copyright.PENANA6bqSQ8FhAP
“ Gimana keadaan dia? “ tanya Andrew dengan cemas.
Lisa menyipitkan matanya “ Kamu..suka sama kakak aku? “
Andrew terkejut dan melihat Lisa “ Kenapa kamu tanya begitu? “
“ Abis kamu terlihat khawatir sama kakak aku..”
“ Aku cuma kasihan..”
Lisa memandangi wajah kakaknya dan seketika mendengus kasar “ Kasihan? Bilang aja kamu suka.”
Andrew menghela nafas “ Kenapa kamu benci banget sama kakak kamu ini? “
“ Karena dia tidak pantas untuk mendapatkan kasih sayang “
“ Kenapa? “
Lisa menoleh “ Dia bukan kakak aku! “
Andrew menaikkan alisnya “ Bukan kakak kandung? “
“ Iya.”
“ Kamu tahu dari mana? “
“ Orangtua aku..”
Andrew memasukkan tangannya ke saku dan melihat wajah Rose “ Apakah Rosy tahu tentang itu? “
Lisa mencibir “ Mana mungkin tahu. Dia tidak pantas tahu tentang semua itu.”
“ Mungkin dia harus tahu soal itu “
Lisa berkacak pinggang “ Kamu suka sama kakak aku,kan? “ Lisa maju “ Bilang sama aku,kamu suka sama kakak aku,kan? “
“ Aku ga suka sama kakak kamu,aku cuma kasihan sama kakak kamu..”
“ Itukah alasannya kenapa kamu terima dia jadi pacar kamu padahal kamu udah pacaran sama aku?”
“ Iya “
“ Seandainya aku suruh kamu putus,kamu mau kabulin? ”
“ Tentu saja “
Lisa tersenyum senang dan memandang kakaknya yang sedang terbaring dengan wajah bangga. Disamping itu,Rose yang mendengar pembicaraan itu menangis. Ia tidak dapat bangun ataupun bersuara. Tubuhnya kaku. Seandainya saja ia bisa mengulang semuanya,mungkin ia tidak berakhir seperti ini. Setidaknya ia akan hidup menyendiri tanpa orangtua dan adik disekitarnya. Seandainya saja.
ns 15.158.61.12da2