Rose terbangun ketika hujan mulai terdengar dari kamarnya. Ia bangun dan meraih jam di samping tempat tidurnya. Pukul 03.00 pagi. Mata Rose terbalak. Ia mendengus kencang dan menjatuhkan badannya kembali ke ranjang.
Rose memejamkan matanya untuk melanjutkan kembali tidurnya,namun telinganya menangkap suara berbisik itu lagi. Rose membuka matanya secara perlahan. Ia melihat ke kiri dan lanjut ke kanan. Tidak ada siapun disana. Akhirnya ia memutuskan untuk memejamkan matanya kembali. Dan lagi-lagi suara berbisik itu kembali terdengar. Dengan kesal Rose bangun dan melihat ke depan.
“ Maaf..apakah saya mengganggu anda? “ Lidya bertanya sambil membungkukkan badan.
Rose terkejut namun berusaha untuk tenang “ Tidak “ alis Rose terangkat “ Kenapa? “
“ Saya hanya ingin melihat anda dan menanyakan sesuatu kepada anda “
“ Apa itu? “
Lidya memandang wajah Rose dan tersenyum “ Kapan anda ke tempat itu? “
Mata Rose menyipit “ Tempat itu? “
Lidya terlihat sedikit ragu “ Bukankah anda yang sudah terpilih oleh bu Sri Wahyuni? “
“ Siapa itu? “
Lidya kaget “ Bukankah anda sudah diberi kuasa untuk datang? “
“ Kuasa? “
“ Saya dengar dari ibu akan ada seorang gadis yang datang dan melakukan tugas dengan kuasa yang sudah dimilkinya…“
“ Kuasa apa? “
Lidya tersenyum memahami “ Itu adalah kekuatan anda.”
Rose melirikkan matanya kesamping. Sepertinya ada yang aneh disini. Rose melihat wanita yang di depannya itu dengan curiga.
“ Memangnya kekuatan apa yang saya punya? “
Lidya menggeleng “ Sayapun tidak tahu. Yang tahu hanya anda sendiri. “
Rose tertawa mengejek “ Sepertinya anda sudah salah orang. Saya bukan orang yang terpilih itu. Maaf.”
Lidya menatap Rose denan sorotan mata yang dalam dan akhirnya tersenyum,
“ Saya tahu anda adalah orang terpilih itu. saya harap anda bisa datang secepatnya. Karena ibu Sri adalah orang yang tegas,tidak ada kata terlambat baginya.”
267Please respect copyright.PENANAKBonCntR4l
Setelah mengucapkan itu Lidya langsung menghilang. Rose terbalak melihat kejadian itu. walaupun ini bukan pertama kalinya ia melihat keanehan itu,tetapi tetap saja dirinya masih tidak percaya dan merasa kagum sekaligus takut.
Tapi siapa itu ibu Sri? Tanya Rose dalam hati.
267Please respect copyright.PENANAhS9PQQ46Sq
267Please respect copyright.PENANAG7lcYpLorQ
Malam terasa panjang bagi Rose dan ketika pagi sudah mulai terlihat,tubuh Rose terasa segar dan dia buru-buru ke kamar mandi. Dia perlu menjernihkan pikiran dan tubuhnya.
“ Hoi..” sapa Rose begitu tiba di dapur.
Lisa membalikkan badan “ Hai,kak..” balasnya dengan senyum di bibirnya.
Rose duduk di depan Lisa dan mengambil roti dan selai coklat. Lisa memperhatikan kakaknya dengan diam-diam. Dia merasa kakaknya sedang dalam mood yang baik sehingga dia mulai memberanikan diri untuk bertanya.
“ Gimana kuliah,kakak? “
“ Baik “
“ Mama akan pulang hari ini loh,kak..”
Rose melihat rotinya lalu melihat adiknya “ Benarkah? “ tanyanya sambil menaikkan salah satu alisnya.
“ Iya.”
“ Besok kan ulang tahun,kakak..kakak mau hadiah apa? nanti aku beliin..”
Rose melanjutkan makannya kembali. Ia mulai berpikir. Pada waktu itu adiknya memang terlihat peduli padanya,namun sebenarnya tidak. Apakah keadaannya sama seperti waktu itu?
“ Kakak? “
Rose tersadar dan memaksakan untuk tersenyum “ Apa? “
Lisa mengerutkan keningnya “ Kakak mau hadiah apa? “
“ Ga usah. Gua di kasih juga udah bersyukur.”
Lisa mengembungkan pipinya “ Ga bisa gitu. Kakak harus minta mau hadiah apa. Nanti aku bisa beli.”
“ Coba lu pikirin,menurut lu gua mau hadiah apa? “
“ Kok kakak tanya balik? “ tanya Lisa heran.
Rose berdiri “ Bukankah kita kakak-adik? Jika sebagai adik,seharusnya lu tahu apa kesukaan gua sebagai kakak.”
Lisa terdiam sesaat.
“ Gua pergi dulu. Bye.”
267Please respect copyright.PENANAi7wtvlkbq6
***
Andrew memperhatikan Rose secara diam-diam. Hari ini ia menyuruh cewe itu untuk memasukkan nilai kembali. Entah kenapa dirinya merasa ada yang aneh. Pikirannya sedikit terganggu karena cewe yang berada di depannya. Sejujurnya ia sengaja menyuruh Rose untuk masuk ke ruangannya kembali dan melakukan tugas yang ia berikan seperti agenda harian baginya. Jika melihat cewe itu,entah kenapa hatinya merasa bersalah. Apa karena ia sudah menolak cinta Rossy. Apa karena masalah lain. Semakin memikirkannya justru membuat otaknya semakin pusing.
“ Bapak kenapa? “
Andrew batuk “ Tidak apa-apa. kamu sudah selesai? “
Rose menaikkan alisnya dan menujukkan kertas absen di tangannya “ Sudah.”
Andrew sontak melihat jam tangannya. Sudah pukul 18.00. Sontak dirinya terkejut. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Apa karena dirinya sejak tadi memperhatikan Rose saja,sehingga ia tidak menyadari waktu yang tersisa.
Andrew berdeham “ Baik. Kita sudahi sampai disini. Kamu pulang sama saya saja. saya antar.”
Rose melihat pak Andrew dan menghembuskan nafas “ Iya,pak..”
Andrew mengangguk dan membereskan kertas-kertas di meja “ Kamu tunggu saya di depan.”
Rose bangun dan mulai meninggalkan pak Andrew sendiri di ruangannya. Tanpa disadari Rose,kepergiannya di perhatikan oleh Andrew.
267Please respect copyright.PENANA5yH0bebmjv
267Please respect copyright.PENANAVyTx7xal7N
267Please respect copyright.PENANA8nXwTchyYY
267Please respect copyright.PENANAbpG2cQOnB6
267Please respect copyright.PENANA8qzMoIQgFX
267Please respect copyright.PENANA1ag4MBxbf4
267Please respect copyright.PENANAVZxVpCZqOu
267Please respect copyright.PENANAKZBwW9SJuM
267Please respect copyright.PENANAblQHG0nj47
267Please respect copyright.PENANAuYtuq6N7Ct
267Please respect copyright.PENANA3rSi6EisoA
267Please respect copyright.PENANAdRcqo4ot5s
267Please respect copyright.PENANAV5PkjaCEgH
267Please respect copyright.PENANAzKny4jibEx
Pukul 18.30
Rose dan Andrew melewati jalanan gang yang cukup lebar dimana mobil masih bisa masuk ke gang tersebut. Rose melihat kaca mobil dan pikirannya mulai melamun. Andrew yang di sebelahnya pun tidak ingin mengajak ngobrol. Dia sendiri bingung harus berbicara apa. Andrew bukan tipe orang yang mudah bergaul bagi siapa saja. Dirinya hanya bisa terbuka dengan orang-orang tertentu saja. mungkin sikapnya inilah yang membuat orang-orang menjauhi dirinya karena sejak kecil dia sudah sibuk dengan urusan kantor dan bisnis papanya sehingga tidak ada waktu untuk dirinya berteman dengan orang lain. Andrew menarik nafas kencang.
“ Kamu ga mau makan dulu? “
Rose melirik sekilas “ Tidak “ dia menoleh kembali ke kaca mobil.
“ Oh,iya..saya dengar hari ini kamu ulang tahun? “
“ Lebih tepatnya besok “
Andrew mengangguk “ Kamu mau hadiah dari saya? “
“ Engga “ jawab Rose sambil menggeleng pelan.
Alis Andrew melengkung “ Kenapa? “
Rose melihat wajah pak Andrew “ Kenapa? emangnya kenapa? “
Andrew tersadar. Kenapa dia harus peduli dengan Rossy?
“ Bapak ga usah kasih hadiah apa-apa..ga papa..”
Andrew mencengkram kemudi “ Hmm..”
Rose merapikan rambutnya dan tanpa sadar melihat telapak tangannya dan terkejut. Sebuah tulisan muncul disana. Buru-buru Rose menyembunyikan tangannya itu ke belakang.
“ Bapak bisa berhenti disini saja. Tidak usah sampai masuk ke dalam.”
Andrew memberhentikan mobilnya “ Kamu yakin? “
“ Iya “ Rose membuka pintu mobil dan sedikit membungkuk “ Terimakasih,pak..”
Andrew melihat kepergian Rossy dengan wajah bingung dan penasaran. Entah yang menderanya,semua menjadi sangat berbeda sekarang.
267Please respect copyright.PENANADgNs5WVRKg
======
267Please respect copyright.PENANAR5kwNHDeCW
267Please respect copyright.PENANApLhoaGHyba
267Please respect copyright.PENANARCWWa3UNVi
267Please respect copyright.PENANAhPWabiLFDG
267Please respect copyright.PENANA46nTjUmVcr
267Please respect copyright.PENANAM7Xg4bOtr5
“ Happy birthday !!!!! “ teriak Lisa sambil memeluk kakaknya yang masih setengah bagun.
Rose melihat jam di dinding. Masih pukul 24.00. Dan seharusnya ia masih tidur sekarang. Rose menghela nafas panjang dan menarik tangan Lisa yang sedang memeluknya.
“ Makasih,ya..”
Lisa melepas pelukannya dan menatap wajah Rose “ Ayo,kita keluar! Mama ada di ruang tamu.”
Rose kembali menghela nafas dan mengangguk pelan. Lisa tersenyum lebar dan menarik tangan Rose dengan semangat.
“ Selamat ulang tahun,sayang..” mamanya memeluknya dengan erat.
Rose tersenyum ringan “ Makasih,ma..”
“ Papa kamu nitip salamnya dan hadiah..”
Rose melihat meja ruang makan. Disana sudah ada hadiah yang cukup banyak. Sebenarnya ia tidak heran lagi. Ini sudah kebiasaan dari dirinya sejak kecil. Jika ulang tahun pasti hadiah selalu ada. Rose sendiri juga tidak tahu dari mana saja hadiah itu berasal.
“ Coba kamu buka dulu hadiah dari mama..”
Rose meraih sebuah kotak kecil dengan hiasan pita dan di bungkus dengan rapi. Rose membukanya. Sebenarnya ia sudah tahu apa isi dari hadiah mamanya.
“ Wah,makasih,ma..” Rose mengambil kalung dengan gandulan yang berbentuk matahari.
“ Sama-sama..”
“ Coba kakak buka hadiah dari aku..”
Rose meraih kotak kecil ukuran sedang. Rose membukanya dan terkejut dengan isi hadiahnya.
“ Bagus,kan? “ tanya Lisa sambil memperhatikan wajah kakaknya.
“ Ya. Bagus.”
Rose mengamati kotak yang di pegangnya itu. Sebuah handphone dengan merk Samsung tertera di depan kotaknya. Tanpa sadar Rose tersenyum.
“ Makasih..”
“ Ada hadiah dari papa kamu,coba buka..”
Rose menaikkan salah satu alisnya. Hadiah papanya kini cukup besar. Entah apa yang diberikan papanya itu. Rose duduk dan merobek bungkusan kado dari hadiahnya. Cukup lama Rose akhirnya bisa membukanya secara keseluruhan.
“ Laptop? “ gumamnya dengan nada setengah terkejut.
“ Iya. kata papa untuk perlengkapan kuliah kamu.”
“ Bukannya aku masih ada laptop? Kenapa harus di beliin lagi..”
267Please respect copyright.PENANA3FYB98pJgl
Guratan kekeselan nampak di wajah Rose. Mamanya menyentuh bahu anaknya itu dan tersenyum.
“ Papa ingin kamu mempergunakannya dengan baik. Nah itu ada falshdisk. Terus itu juga ada buku-buku yang bisa bantu kamu dalam kuliah nanti.”
Rose melihat hadiahnya itu dan menghela nafas “ Sampaikan terimakasihku kepada papa,ya ma? “
“ Kamu ga coba nelpon? “
Rose menggeleng pelan.
“ Kenapa? “
“ Terakhir nelpon papa lagi sibuk.”
“ Sekarang pasti papa kamu ga sibuk “
“ Ga ah. Mama aja.”
Rose bangkit dari duduknya dan memeluk mamanya dengan lembut “ Makasih,ma..”
“ Makasih.Lis..”
Lisa mengangguk pelan. Dia merasa terharu dengan ucapan kakaknya itu. Dia menyeka air matanya yang keluar. Dan mencoba tersenyum.
“ Sama-sama,kak..”
267Please respect copyright.PENANAwLVOJ1sO6Q
***
Rose melihat tangannya yang kemarin terdapat tulisan. Ia ingat betul apa tulisannya. Sebuah ukiran yang di tulis menggunakan darah.
‘ Datanglah ke tempat itu. ‘
Hanya kata itu saja sudah membuatnya yakin makna dari maksud pesan itu. Rose menggelengkan kepala dan memilih untuk focus ke pelajaran. Hari ini seperti biasa,ia sedang mengikuti pelajaran pak Andrew. Rose mengawasi pergerakan pak Andrew di depan. Kalau memikirkan tindakan konyolnya pada jaman dulu,Rose sedikit malu. Bagaimana bisa ia begitu tergila-gila dengan pria di depannya ini?
Rose kembali menggelengkan kepala dan tanpa sadar matanya bertemu dengan mata Andrew. Rose terkejut begitu pula dengan Andrew. Rose segera memandang bukunya.
“ Tugas kalian ada di halaman 49. Besok kumpulkan lewat e-mail.”
Rose menarik nafas lega. Ia merapikan buku-bukunya. Ketika ingin berdiri matanya otomatis bergerak keatas. Wajahnya mendongak dan terkejut. Pak Andrew sedang menatapnya dengan tatapan aneh. Apakah ada yang aneh dengan dirinya ini?
“ Rossy,kamu ke ruangan saya sekarang! “
Mata Rose terbalak. Lagi-lagi dia harus ke ruangannya. Sebenarnya ada apa sih dengan pak Andrew,tanyanya dalam hati.
267Please respect copyright.PENANA7h1n4OQrQd
***
Hujan kembali datang. Rose sudah terbangun tepat pukul 03.00 malam. Entah karena sudah kebiasaan,ia menjadi terbiasa bangun jam segini. Rose menghela nafas. Ia memutuskan untuk melihat handphonenya. Suara berbisik kembali terdengar. Rose segera melihat ke depan.
“ Anda datang lagi kesini? “ tanya Rose.
Lidya membungkukkan badan “ Benar “
“ Ada apa? “
“ Anda tidak datang lagi..”
Rose menghela nafas “ Kenapa harus datang? “
“ Bu Sri memperingkatkan saya untuk mengawasi anda dan memperingatkan anda untuk datang.”
Alis Rose terangkat “ Kenapa harus aku? “
“ Bu Sri telah memilih anda,dan anda harus melaksanakannya.”
“ Apa? “
“ Tugas yang diberikan kepada anda mungkin nantinya akan membebani anda “
“ Tugas apa itu? “
Lidya seolah nampak berpikir “ Mungkin…tugas anda hanyalah masalah kecil dan sedikit masalah besar..”
Mata Rose menyipit. Ia merasa curiga dan punya firasat buruk tentang tugas itu.
“ Apa maksudmu? “
“ Anda harus datang sendiri ke tempat itu,maka anda akan tahu apa tugas anda.”
“ Kalau aku tidak mau? “
Lidya tersenyum “ Maka akan menjadi urusan bu Sri untuk mengurus anda “
“ Mengurus? “ tanya Rose curiga.
“ Jangan sampai hal itu sampai terjadi kepada anda “
“ Aku bisa mati? “
Lidya tersenyum sedikit “ Mungkin “
“ Mungkin? “
“ Bisa di bilang mati dan tidak ”
“ Mati…” gumam Rose dengan menundukkan kepala.
“ Saya harap anda akan datang ke tempat itu. Kami menantikan kehadiran anda.”
ns 15.158.61.8da2