Ini adalah hal yang paling gila yang pernah ia lakukan. Ia sedang berdiri di depan pagar sebuah rumah yang sudah terbilang tidak diurus. Sesuai alamat yang diberikan di kertas,alamatnya memang sesuai. Rose mengangkat kepalanya dan memandangi rumah itu. Ada aura aneh di sekitar rumah itu. Rose menganggukkan kepala seolah sudah memutuskan keputusan,akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka pintu pagar. Ia datang pukul 18.00.
“ Semoga tidak ada apa-apa..” gumam Rose pelan sambil berjalan masuk ke dalam.
Rumah itu sangat lama sekali nampaknya. Halamannya sudah kotor oleh debu dan daun-daun yang terbang dari pepohonan. Rose sudah sampai di pintu masuk dan mendorong pintu itu agar terbuka. Gelap. Itulah pemandangan pertama kali yang dilihatnya. Rose mulai berjalan kembali sambil menyipitkan mata agar bisa melihat lebih jelas lagi. Di tengah-tengah ruangan ada sebuah cahaya yang berasal dari atas atap yang sudah mulai ambruk terkena angin.
Rose menghela nafas dan mencoba untuk tenang. Dia berjalan dengan langkah pasti. Di depannya seperti ruang tamu karena ada sofa panjang dan bangku goyang. Rose melirik ke kanan dan ke kiri. Ia seperti melihat sebuah bayangan,namun tidak ada orang disekitarnya. Rose menelan ludah.
“ Permisi..apakah ada orang? “ sungguh pertanyaan bodoh. Mana ada orang di rumah yang seperti ini.
Tidak ada jawaban. Rose mulai ketakutan. Ia berjalan mundur.
“ Apakah ada orang? “
Rose menelan ludah kembali. Ia melirik kearah kanan. Seperti ada bayangan di kanannya. Bukan hanya di kanannya saja,namun dirinya merasa ada yang memperhatikan dirinya. Bukan hanya satu,tetapi lebih dari dari dua orang.
“ Permisi…”
“ Ah….akhirnya kau datang juga..”
Rose kaget dan membalikkan badan. Nenek-nenek yang dijumpainya di toilet saat itu ada di depannya.
“ Hai..” sapa Rose dengan senyum paksa.
“ Kupikir kau tidak akan datang..”
Rose menggerakkan bola matanya kearah sekelilingnya. Sesosok orang yang jumlahnya lebih dari dua kembali terlihat. Rose memberanikan untuk melihat sosok itu.
“ Akhirnya anda datang juga…”
Rose menyipitkan mata dan menaikkan salah satu alisnya. Orang itu adalah orang yang berada di kamarnya terus sepanjang malam ini.
244Please respect copyright.PENANA4StNb4W15V
“ Jadi dia adalah pengganti nyonya Morin? “
“ Ya “ jawab Lidya dengan tersenyum.
Sosok satunya terlihat seperti pria paruh baya. Dan Rose memperkirakan umurnya sudah 50an. Dengan pakaian rapi dan topi hitam di kepalanya.
“ Hmm,masih muda..apakah tidak masalah? “
Rose menoleh dan melihat seorang lelaki yang masih muda. Umurnya sekitar 30an atau kurang dari 30an. Lelaki itu tersenyum.
“ Sepertinya kau harus melihat-lihat keadaan di sekitar sini..”
Rose menoleh dan melihat nenek itu. Nenek itu sedikit tersenyum kepadanya. Entah kenapa Rose merasa senyum itu mengandung arti tertentu. Bulu kuduknya otomatis berdiri.
“ Lihat apa? “ tanya Rose dengan suara bergetar.
Nenek itu tersenyum dan mengangkat wajahnya keatas. Otomatis Rose ikut melihatnya. Langit malam bisa dilihat dari tempatnya berdiri.
“ Cantik,bukan? “ tanya nenek itu.
“ Hmm..” Rose bingung mau menjawab apa.
“ Tempat ini adalah tempat dimana para arwah akan kesini dan meminta bantuanmu..”
Rose segera menoleh “ Apa maksud nenek? “
“ Tugasmu adalah membantu urusan para arwah dan membawa arwah itu pergi ke akhirat dengan tenang.”
Mulut Rose terbuka.
“ Kau memiliki kekuatan itu. Dan aku harap kau bisa mempergunakannya. Apakah kau mengerti? “
Rose masih melongo tidak percaya. Ia jadi teringat dengan drama korea yang menceritakannya sama persis dengan dirinya. Sulit dipercaya.
“ Maaf,bu,apakah tidak sebaiknya kita ajak dia untuk berkeliling dulu? Mungkin dia juga sedang shock atas perintah ibu..” Lidya sedikit membungkuk rendah.
Bu Sri menoleh “ Oh,ya,benar,baiklah,ajak dia berkeliling dan jelaskan padanya apa yang mesti dilakukan.”
Rose melihat nenek itu dengan wajah tidak senang “ Kenapa harus aku? “ gumam Rose kencang.
Nenek itu menoleh kembali pada Rose dan melihat Rose dengan sorot mata yang sulit diartikan. Dia akhirnya tersenyum lebar,
“ Karena kau memiliki hati yang bersih sekaligus busuk. Itulah pengalaman di dalam hidupmu selama ini. Apakah aku salah? “
Rose terdiam.
244Please respect copyright.PENANALGjh1OZQtR
***
“ Ini adalah ruang makan.”
Rose melihat ruangan yang ditunjukkan Lidya dengan alis berkerut. Bisa dibilang bukan ruang makan yang layak jika kau bisa melihatnya. Atapnya saja masih untung masih menempel diatas. Jika tidak sudah tidak bisa dibayangkan bagaimana buruknya ruangan itu.
“ Ah,perkenalkan,dia adalah Frans..kau bisa memanggilnya pak Frans..” Lidya menunjuk pada sosok lelaki paruh baya yang memakai topi.
Rose memperhatikannya.
“ Dia adalah Daniel “
Rose melihat pria yang usianya masih muda. Dan matanya beralih ke pria paruh baya satunya lagi.
“ Dan dia adalah pak Sugeng. Beliau usianya lebih tua dibanding kami semua.”
Rose menaikkan alisnya. Jika dilihat memang benar. Rambutnya saja sudah putih semua,batin Rose.
“ Salam kepada anda “ hormat pak Sugeng.
Rose terkejut dan membalas hormat itu dengan sedikit membungkukkan badan.
“ Pak Sugeng akan mengikutimu setiap hari. “
“ Apa? “
Lidya tersenyum “ Beliau akan menjagamu. Itulah tugasnya setiap hari.”
Rose berpikir “ Lalu apa yang harus aku lakukan? “
“ Membantu para arwah untuk kembali tenang ke alamnya.”
Rose mendengus pelan “ Arwah? Maksud kalian setan? “
“ Begitulah.” Kali ini yang menjawab adalah Daniel.
Rose memperhatikan Daniel “ Kalian..semua..adalah setan,bukan? “
“ Yap,benar..” jawab Daniel dengan senyum lebar.
Rose melongo.
Pak Frans berdeham keras “ Tapi kami adalah arwah yang baik. Kami disini sudah bekerja sekitar 50 tahun yang lalu. Bahkan ada yang dari 100 tahun yang lalu. Dan yang belum lama bergabung adalah Daniel. Dia baru 10 tahun yang lalu.”
Rose menutup mulutnya dan mengamati orang-orang di sekelilingnya.
“ Saya harap anda akan bisa bekerja sama dengan kami. Mohon bantuannya.” Lidya membungkukkan badan
Rose terkesiap. Dia langsung mengibaskan tangannya dengan cepat “ Tapi aku sendiri tidak tahu tugasku. Kalian terlalu berlebihan.”
244Please respect copyright.PENANAUI3cB3SKm7
“ Secara perlahan kau akan mengerti sendiri “ jelas pak Sugeng.
Rose menggigit bibirnya “ Lalu untuk sekarang apa yang harus aku lakukan? “ tanyanya sambil menatap pak Sugeng.
Pak Sugeng tersenyum “ Bagaimana kalau kau melihat klienmu? “
“ Klien? “
“ Arwah yang datang untuk meminta pertolongan sebenarnya sangat banyak,tetapi karena kau belum datang,kami harus mengerjakannya sendiri dengan bantuan bu Sri ” sahut Daniel.
Mata Rose mengerjap bingung. Otaknya segera memproses semua informasi yang sedang diberikan.
“ Bu Sri tidak bisa membantu begitu banyak,karena beliau memiliki tugas lain. Jadi kami sangat mengharapkan anda untuk datang,dan akhirnya anda datang juga.”
Rose melihat Lidya “ Apa tugas dari nenek itu? “
“ Bu Sri adalah penyeimbang dari kami semua. Dan anda adalah pelaksana sekaligus roda kehidupan. Itulah hubungan kalian.”
Rose bingung “ Roda kehidupan? Apa maksudnya..”
“ Bagaimana kalau anda melihat sendiri kliennya? “ tanya pak Sugeng.
Rose melihat pak Sugeng dan mengangguk. Dia berjalan mengikuti pak Sugeng dan di sebelahnya terdapat Daniel dan bu Lidya. Di belakangnya pak Frans yang mengikuti.
Rose menahan nafasnya dan menelan ludah. Dia sudah sampai di sebuah ruangan yang terdapat 3 arwah yang penampilannya sangat menyeramkan. Jika dia tidak ingat dia adalah manusia mungkin dia akan merasa dia juga arwah disini.
“ Siapa mereka? “
“ Mereka mempunyai masalah dengan manusia “
Rose melihat bu Lidya “ Bisakah aku memanggilmu bu Lidya? “
“ Tentu saja “
Rose mengangguk kecil “ Apa masalah mereka? “ tanyanya pada bu Lidya.
“ Bagaimana kalau anda yang bertanya “
“ Pada mereka? “ tunjuk Rose dengan ragu.
“ Ya “
Rose menghela nafas dan mulai berjalan. Di tengah-tengah ruangan memang ada sofa panjang dan sebuah kursi untuk satu orang tempati. Rose berpikir pasti sudah diatur begitu.
“ Permisi..” Rose duduk secara perlahan.
Arwah yang duduk di tengah segera mendongak. Rose bisa melihat wajahnya yang penuh luka.
“ Bisa kalian ceritakan apa masalah kalian? “
244Please respect copyright.PENANAFVBfdP9tb0
Tidak ada jawaban. Rose menghela nafas. Sepertinya tugasnya tidak mudah.
“ Bagaimana kalau anda yang berada di tengah? Apa masalah anda? “
Arwah itu menunduk “ Saya…saya ingin mengambil anak saya..”
“ Anak? Memangnya anak anda kemana? “
“ Suami saya..suami saya yang mengambilnya..”
Rose mengangguk paham “ Ah,baiklah,dan bagaimana kalau anda yang berada di kanan saya? apa masalah anda? “
Arwah yang memiliki rambut pendek itu bisa terbilang paling bersih diantara yang lain. Dan wajahnya pun tidak ada bekas luka hanya kepala saja yang selalu mengeluarkan darah.
“ Saya dibully oleh teman saya. dan..saya memilih untuk bunuh diri karena tidak kuat dengan semua itu “
Rose merasa iba “ Kenapa kau bisa dibully? “
“ Karena..karena saya tidak cantik..”
Rose memperhatikan wajah itu. seperti yang dia bilang. Jika dibandingkan dengan arwah yang lain,wajah arwah ini bisa dibilang paling manis dan paling bisa diterima oleh akal sehat.
“ Anda cantik,mereka hanya iri dengan anda..dan masalah anda..? “
Arwah yang di sebelah kiri mengangkat wajahnya. Sontak Rose terkejut. Wajahnya sudah hancur. Entah apa yang dialami oleh arwah ini,sepertinya akan berat baginya.
“ Saya kecelakaan. Saya ditabrak oleh truk dan truk itu melarikan diri.”
“ Hmm..jadi..? “ Rose melihat bu Lidya meminta penjelasan.
“ Anda harus membantu mereka “ jawab bu Lidya.
“ Oke,saya akan bantu..pertama-tama saya akan balik besok dan..memulai..semuanya…”
244Please respect copyright.PENANAGKbqVyQeWB
244Please respect copyright.PENANAmb1TbOhRuJ
244Please respect copyright.PENANA7X3ZLxvn7n
244Please respect copyright.PENANACHi6e02C3q
244Please respect copyright.PENANASgM1gj8otO
244Please respect copyright.PENANAPj1mGLLLxN
244Please respect copyright.PENANApTEPDN9632
244Please respect copyright.PENANA85sz6741EA
244Please respect copyright.PENANA0eYSGRkieW
244Please respect copyright.PENANAMAgq9YxKrM
244Please respect copyright.PENANAIeVSAQUyI0
Rose menatap langit-langit kamarnya “ Sampai kapan pak Sugeng ada disini? “
Pak Sugeng tersenyum samar “ Sampai anda tertidur “
“ Anda takut saya kabur,ya? “
“ Jika anda kabur maka bu Sri akan menangani anda “
Rose menoleh ke samping “ Apakah dia akan membuatku mati lagi? “
Pak Sugeng tersenyum tipis “ Bukan mematikan tetapi membiarkan anda tidak dapat mati dan hidup“
“ Hidup dan mati…” gumam Rose pelan.
“ Bisa saya panggil nona? “
Rose mendengus pelan “ Kenapa kaku begitu? “
“ Saya sudah terbiasa memanggil nona dengan semua pelaksana seperti anda “
Rose memejamkan matanya “ Besok aku harus ke rumah itu lagi? “
“ Ya “
“ Morin. Apakah dia adalah pelaksana seperti aku? Kenapa dia tidak menjadi pelaksana lagi? Apakah dia kabur? “ Rose tertawa kecil ketika membayangkan orang tersebut lari.
“ Tidak. Tugasnya sudah selesai di dunia.”
Rose membuka matanya dan melihat pak Sugeng “ Sampai kapan orang tersebut dinyatakan berhenti menjadi pelaksana? “
“ Sampai bu Sri menyatakan begitu “
“ Oh,jadi bu Sri lah yang memutuskan itu? “
“ Ya “
Rose melihat langit-langit kamarnya “ Apakah tugasku itu berat? “
“ Tidak “
“ Kalian akan membantuku,kan? “
“ Tentu saja “
Rose mulai merasa lelah dan dia memutuskan untuk memejamkan mata. Dia menarik nafas panjang.
“ Aku harap aku bisa melewati semua itu..”
“ Saya harap begitu..”
Pak Sugeng memandangi wajah tertidur Rose dan mulai tersenyum. Dia mengingat cucu perempuannya saat dirinya masih hidup. Wajahnya sama persis dengan Rose.
“ Selamat tidur,nona..”
244Please respect copyright.PENANAjM2vMXPoAO
***
Rose melewati Mona dan duduk di bangku paling belakang. Itu adalah bangku Mona yang sebelumnya.
“ Lu beneran mau duduk disini? “ Mona menatap curiga Rose.
Rose mengangguk mantap “ Ya “
Mona mendengus dan akhirnya memilih untuk tidak membalas. Dia duduk di depan. Tempat Rose duduk sebelumnya.
“ Bisa saya tanya apa alasan nona duduk disini? “ tanya pak Sugeng pelan.
“ Apa orang tidak dapat melihat bapak? “ bisik Rose pelan.
“ Tidak.”
Rose menghela nafas lega “ Syukurlah.”
“ Kenapa nona memilih duduk di belakang? Bukankah tidak akan kelihatan? “
“ Justru karena itu. Aku tidak mau sampai terlihat “
Pak Sugeng terlihat bingung “ Hmm,apakah ada alasannya dengan bagaimana nona hidup sebelumnya? “
“ Ya “
Pak Andrew datang. Rose menghela nafas dan mulai membuka bukunya. Ia menatap tulisan di bukunya dengan wajah muram. Moodnya sekarang sedang tidak baik.
“ Siapa yang belum mengerjakan tugas saya? harap angkat tangannya! “
Rose terkejut. Ia baru ingat ada tugas. Astaga.
Rose dengan takut-takut mengangkat tangannya. Andrew melihat itu dan melihat mahasiswa lain yang tidak mengerjakan tugas. Ternyata hanya dua orang saja yang tidak mengerjakannya. Rose dan mona saja. Andrew menggeleng-gelengkan kepala.
“ Setelah pelajaran ini selesai,kalian berdua ke ruangan saya! “
Rose mengangguk pasrah.
“ Sepertinya nona adalah orang yang menarik masalah datang,ya? “
Rose melirik pak Sugeng dengan kesal “ Sepertinya iya..”
Pak Sugeng menahan senyumnya “ Nona adalah orang yang kuat.”
“ Sangat “
“ Pasti bisa melewati semua cobaan dengan sangat baik “
“ Semoga “
Yah,semoga saja dia bisa melewatinya.
244Please respect copyright.PENANAe2YmsEzYGS
“ Jadi kalian berdua tidak mengerjakan tugas saya? “ tanya Andrew sambil menatap Mona dan Rose bergiliran.
Mona mengangguk lemah “ Iya,pak..”
Rose menghela nafas dan memilih untuk menatap sepatunya. Dia tidak mau menatap pak Andrew untuk sekarang ini.
“ Baiklah. Mona kamu bersihin wc dan Rossy..kamu ikut saya ke ruangan.”
“ Kenapa harus saya,pak? Kenapa ga suruh Rose aja yang bersihin wc? “
Andrew melihat Mona “ Kamu ngelawan sama saya? “ tanyanya dengan tajam.
Mona menahan nafasnya dan segera menunduk “ Maaf,pak..”
“ Gimana kalau saya saja yang bersihin wc,pak? “
Andrew menoleh kearah Rose “ Kamu mau bersihin wc? “ tanya Andrew dengan terkejut.
“ Iya “
Untuk sesaat Rose dan Andrew saling menatap satu sama lain. Rose memilih untuk tidak mengalihkan matanya dari pak Andrew. Kali ini ia tidak mau mengalah.
Andrew mengalihkan matanya dari mata Rose “ Baiklah. Kamu bersihin wc dan Mona kamu ikut saya ke ruangan.”
“ Apakah aku bisa memakai kekuatanku itu? “ tanya Rose begitu Mona dan pak Andrew sudah tidak terlihat.
Pak Sugeng tersenyum “ Tentu saja “
“ Kalau begitu aku ingin mempergunakannya untuk kali ini “
244Please respect copyright.PENANAIc39nVWrMj
====
“ Kok lu udah selesai? “ tanya Mona dengan curiga.
“ Iya,udah,emang kenapa? “ tanya Rose sambil melihat Mona.
“ Lu di bantuin,ya? “
“ Boleh lihat di cctv dekat wc “
Mona menyipitkan matanya. Dia tidak dapat melihat kebohongan di mata Rose dan akhirnya ia menghembuskan nafas dengan kasar.
“ Lu kerjain itu tiap datang ke ruangannya,ya? “ tanya Mona sambil duduk.
“ Iya. nilai-nilai yang perlu di koreksi dan di pindahin ke buku nilai,iya kan? “
“ Kalau gua cuma koreksi nilai. Pantes aja lu ampe malam pulangnya.”
Rose mengangkat bahunya.
244Please respect copyright.PENANATYetlnCtGd
“ Cape banget gua…” keluh Mona.
“ Istirahat aja dulu “
Mona meregangkan badannya. Dia melihat kakinya dan menoleh kearah Rose. Rose membalas tatapan Mona.
“ Lu berubah..”
“ Berubah apanya? “
“ Lu udah ga ngejar-ngejar pak Andrew lagi..”
Rose mengangguk kecil “ Iya. emang kenapa? “
“ Gua merasa lu kaya orang lain aja “
“ Masa? “
“ Iya “
Rose menatap Mona dan dia tersenyum kecil “ Gua jadi inget pas kita berebutan perhatian sama pak Andrew. Lu masih inget,Mon? “
“ Masih “
“ Lu ampe dorong gua dan akhirnya gua di tolong pak Andrew “ Rose mengingat kejadian itu dan menahan tawanya keluar. Dia ingat wajah shock Mona saat pak Andrew menggendongnya.
“ Gua benci sama lu “
Rose melihat Mona “ Gua juga “
Mona terdiam.
“ Gua harap kita bisa berteman dari bermusuhan ini “
Mona tertawa “ Berteman? “
“ Ya.”
Mona menghentikan tawanya dan menatap Rose “ Seandainya kita tidak bersaing memang mungkin. Tapi kita adalah pesaing. Tidak mungkin bisa berteman.”
“ Ya,kurasa itulah yang paling disesalkan “ Rose sedikit kecewa mendengar fakta itu.
Mona terdiam dan memandangi tangannya “ Tapi mungkin kita bisa mencoba itu..berteman..” gumamnya.
Rose tersenyum dengan tulus “ Gua harap ga ada kata saingan lagi sekarang diantara kita “
“ Lu beneran udah ga mau ama pak Andrew? “
“ Ga “
Mona masih tidak percaya “ Serius? “
“ Iya “
244Please respect copyright.PENANAxSQ2mQx1dN
244Please respect copyright.PENANAWYOb2QMyzm