Berdiam diri dengan ditemani dentingan jam dinding menjadi salah satu rutinitas harian Mita. Tak hanya cukup dengan waktu 1 jam, dia melakukan hal tersebut terkadang sampai 3 jam lamanya. Bahkan, orangtuanya sering memarahi kebiasaan buruknya itu, sebab hal itu benar-benar membuang waktu. Namun, apa daya dia tidak bisa menghilangkan kebiasaan tersebut. Biarpun menurut sebagian orang, tidak berfaedah sama sekali. Ia akan terus melakukan kegiatan tersebut, karena dengan hal itu dia bisa berandai-andai menjadi pendamping Zarky di kemudian hari tanpa adanya gangguan Ara.
454Please respect copyright.PENANA9kyMIbtWx4
"Ta ... aku mau minta pendapat kamu dong," seruan seseorang menganggu daya imajinasi Mita.
454Please respect copyright.PENANAU7QtgJN8kN
"Ganggu mulu ih Ra. Aku kan udah wanti-wanti jam segini tuh, jangan ada yang ganggu aku."
454Please respect copyright.PENANAK4BxTeRcIb
"Sorry ya. Tapi, aku gak tahan pengin nanyain pendapat kamu."
454Please respect copyright.PENANAF9d4o0v2qC
"Emang apain sih? Kayak urgent gitu, sampai ganggu orang lain."
454Please respect copyright.PENANAD8DoPNbxfo
"Jadi gini, Zarky kan ulang tahun minggu depan kira-kira aku kasih apa ya ke dia?"
454Please respect copyright.PENANAQL4C2oacBf
"Lah gitu aja kok bingung, kasih aja dia jersey klub sepak bola kesayangannya tapi yang ori ya," ucap Mita dengan senyuman yang lebar.
454Please respect copyright.PENANAVfzPCbNoIu
"Klub bola kesukaannya apa sih, aku lupa. Biasanya kan dia nonton bola sama kamu Ta, aku kan gak terlalu suka sama bola."
454Please respect copyright.PENANAxxOGAEU820
"Nanti aku kirimin deh, nama klub kesukaan dia lewat chat. Kalau aku kasih tahu sekarang, bisa-bisa kamu lupa lagi Ra."
454Please respect copyright.PENANAhaCSHedjQA
"Thank yo very much, Ta sahabatku yang paling pengertian walau garang. Lanjutin lagi gih melamunnya, aku pulang dulu ya. Sorry udah ganggu" Ara memegang lengan Mita, berusaha untuk mengembalikan mood Mita yang terlihat memburuk.
454Please respect copyright.PENANAlx1nOHdzbq
"Di sini aja lah, dirumahmu juga gak ada siapa-siapa."
454Please respect copyright.PENANAt6CWL3ZbhM
"Tadi aku diajak Zarky ke toko buku," timpal Ara dengan nada rendahnya.
454Please respect copyright.PENANAVV443LFlMY
"Dia kok gak ngajak aku juga sih, ngeselin tuh orang."
454Please respect copyright.PENANAyy7Lx5G8Zx
"Kamu kan gak terlalu suka buku, jadi dia gak ngajak kamu."
454Please respect copyright.PENANAb9b2gcMTAY
"Oh gitu, ya udah deh. Hati- hati ya di jalannya, aku mau berimajinasi lagi deh," balas Mita sambil tersenyum dan mulai merebahkan diri di kasur.
454Please respect copyright.PENANAFOvs1BmUye
"Dasar," gumam Ara sambil menggelengkan kepala dengan bibir melengkung.
454Please respect copyright.PENANAo0Vk0Pzkaw
Ia pun meninggalkan ruangan tersebut dengan langkah yang riang, diiringi tatapan licik dari arah belakang punggungnya.
454Please respect copyright.PENANAGJbTAXaBVI
"Dasar bodoh, dari dulu aku kan gak suka sama kamu Ra. Tapi kamu masih saja anggap aku teman bahkan, mungkin sahabat. Eh aku harus kirimin nama klub kesayangan Zarky, rival klubnya aja ah aku kirimannya. Biar Zarky gak suka kado dari Ara," ucap batin Mita.
454Please respect copyright.PENANAwxTWvdAATe
***
454Please respect copyright.PENANA8ggzLMRJop
Kotak berwarna biru menjadi fokus Zarky untuk saat ini, dia begitu semangat membuka kado tersebut tentunya gara-gara orang yang memberinya. Lain hal lagi dengan kotak berwarna abu yang terabaikan dari tadi, membuat sang empu bermuram durjana.
454Please respect copyright.PENANAv5xgJK8Nvn
"Wah kamu kasih aku apa sih, Ra? Bungkusannya kuat banget nih, susah aku bukanya," canda Zarky sambil tertawa ringan.
454Please respect copyright.PENANAaNWg1GGbHr
"Ada- ada aja kamu, Zar."
454Please respect copyright.PENANADiwu6hGvHs
"Buka dulu aja yang ini, Zar."
454Please respect copyright.PENANAE7L5dOGhl9
Timpal Ara dan Mita dengan nada yang berbanding terbalik. Ara dengan nada imutnya dan satu orang lagi dengan nada juteknya. Tapi, timpalan-timpalan itu tidak dihiraukan oleh Zarky dia malah terus berusaha membuka kado tersebut. Hingga akhirnya, terpampang kaos yang mmebuat raut wajah Zarky murung seketika.
454Please respect copyright.PENANAwyJaN0jFXQ
"Gimana kamu sukakan?" tanya Ara dengan nada yang riang.
454Please respect copyright.PENANAJ9NgHw9Flg
"Hm... suka," balas Zarky dengan senyum terpaksanya.
454Please respect copyright.PENANAKs01MIKj4q
Ara yang memang kurang peka terhadap ekspersi orang pun, mempercayai ucapan Zarky. Ia melemparkan senyum ke arah Mita dengan diiringi perkataan terimakasih tanpa suara. Kemudian, dibalas Mita dengan senyum yang sperti seringaian sakng lebarnya.
454Please respect copyright.PENANAwiD3OzKv4x
"Zar buka dong yang ini," ucap Mita memecahkan keheningan diantara mereka bertiga.
454Please respect copyright.PENANA3XEngAyPzx
"Kamu dari tadi, nyuruh-nyuruh mulu."
454Please respect copyright.PENANAEUkPweRuI9
Raut wajah Zarky yang suram semakin bertambah muram, nada perkataannya kepada Mita pun sinis. Tangannya yang berusaha membuka kado bergerak semrawutan. Membuat orang yang berada di sampingnya yakni Ara bergeser karena takut wajahnya terkena tangan Zarky.
454Please respect copyright.PENANANfzrDgXuXv
"Baguskan kadonya, siapa dulu dong yang milih," cetus Mita dengan nada bangganya dan tangan yang terlipat di perutnya.
454Please respect copyright.PENANAOt15ypYWmK
Ara merogoh saku kanan bajunya untuk mengambil handphonenya yang berdering. Di sana tertera nama Bunda Mita. Di notifikasi handphone Ara masuk sebuah chat yang mengatakan untuk segera menyuruh Mita pulang.
454Please respect copyright.PENANAavFsabpGV1
"Siapa sih yang nelpon? Kok gak diangkat."
454Please respect copyright.PENANAc8dBLVYNzt
"Ini Bunda kamu Mit, miscall. Beliau chat aku untuk nyuruh kamu cepetan pulang," ungkap Ara sambil melihat handphonenya.
454Please respect copyright.PENANADG5OQjiFY6
"Oh iya, aku lupa bawa hp. Eh Ara temenin aku yuk pulangnya."
454Please respect copyright.PENANAUKm4R6UXG1
Mereka berdua pun pergi setelah berpamitan, meninggalkan Zarky yang termenung melihat kado pemberian Ara dan Mita.
454Please respect copyright.PENANA4IA1Tkre0H
"Padahal aku berharap kado istimewa dari kamu, Ra. Tapi ... untuk tahu kesukaan aku aja kamu gak ngerti. Malah kayaknya Mita lebih paham tentang aku dibanding kamu, Ra. Thank a lot, Mita." Zarky tesenyum tipis sambil memegang kado pemberian dari Mita
454Please respect copyright.PENANABkn9VXELgN
***
454Please respect copyright.PENANAa2FZt0fRFU
Sepanjang jalan menuju rumah, Mita terus melemparkan tatapan kesalnya ke samping. Ia sebal melihat melihat reaksi Zarky yang diam saja, tanpa ada niat untuk meneriaki Ara. Padahalkan harapannya tadi mereka berdua berantem, terus dia bisa ambil celah buat senatiasa bersama Zarky pujaan hatinya. Tapi, sayang kesempatan itu tak pernah ia dapatkan. Mungkin suatu hari nanti.
454Please respect copyright.PENANAZn94ZDgIhR
"Ra... tadi beneran bunda suruh aku pulang? Tapi kok, ini pintu dikunci." Mita terus mencoba untuk membuka pintu depan rumahnya hingga akhirnya, dia berusaha untuk mencari kunci yang biasanya di letakan di dekat pot bunga.
454Please respect copyright.PENANAHDRCUYFkaG
"Beneran Ta, coba ini kamu lihat." Ara berusaha menyakinkan Mita dengan menunjukan riwayat chatnya bersama Bunda.
454Please respect copyright.PENANAm4IvZgGN1d
"Iya aku percaya. Ini kunci kemana lagi, dicariin kok gak ada. Biasanya di sini nih."
454Please respect copyright.PENANACF7kf3gWia
"Aku chat bunda ya Mit?" tanya Ara sambil mengetik di layar handphone tanpa menunggu persetujuan dari Mita.
454Please respect copyright.PENANAJzQA7WXxwD
"Coba di telpon aja. Lama kalau di chat," dumel Mita sambil memutar kedua bola matnya. Ara yang melihat hal itu hanya menghendikkan kedua bahunya.
454Please respect copyright.PENANAthkLGeVvAa
"Gak aktif."
454Please respect copyright.PENANAMZ5eO4U1Jz
"Terus aku harus nungguin di teras rumah dong. Tau gitu, tadi gak jadi pulang." Mita pun mendudukan dirinya di depan teras dengan tangan yang menompang dagu.
454Please respect copyright.PENANARkgz4FC6T8
"Ya udah gini aja, kalo misal dalam waktu 30 menit bunda masih gak pulang ke rumah atau masih gak aktif handphonenya. Nanti kamu tungguin di rumah aku aja, gak ada siapa-siapa kok. Kamu kan jarang ke rumah aku." Ara paham mungkin Mita kesal pada Zarky karena tidak mengucapkan terimakasih sama sekali pada dia. Makanya Mita bersikap agak menyebalkan kepada dirinya.
454Please respect copyright.PENANAQBzVGSvNvy
"Iya Ra."
454Please respect copyright.PENANAzndQWdEwoE
Mereka bedua berdiam diri di teras, keheningan pun menyelimuti keduanya. Tak ayal membuat Ara yang pada dasarnya ga bisa diam pun mencoba melkukan aktivitas lainnya, salah satunya dengan melakukan siaran langsung di aplikasi sosial medianya. Mita yang melihat hal tersebut, hanya berdecih dengan lirihan. "So cantik lu."
454Please respect copyright.PENANAzZ2picsTnR
"Eh kamu bilang apa sih tadi ?" tanya Ara sambil mengakhiri livenya.
454Please respect copyright.PENANAW4dOVeSjHv
"So ngartis kamu Ra. Emang kamu punya fans gitu." Tawa bernada mengejek terdengar keras membahana di telinga Ara.
454Please respect copyright.PENANAnPNOGNkplB
"Kamu lihat aja nanti followersku, itu pun kalo kamu punya sosmed." Rambut Ara yang panjang tergerai sengaja digibaskan ke arah samping hingga mengenai wajah lawan bicarnya.
454Please respect copyright.PENANAK5XYv3Xxsh
"Buntut kudamu gak ada akhlak... Ra ayolah kita ke rumahmu soalnya ini udah 30 menit gak ada kabar sama seklai dari Bunda."
454Please respect copyright.PENANA80FxIYnZfT
***
454Please respect copyright.PENANAnpkf1LZsPV
Benda kotak berwarna itu menjadi teman Mita selama Ara pergi untuk mandi, layar itu hanya menampilkan serial anak kecil yang mempunyai ciri khas tawa membuat penonton ikutan tertawa.
454Please respect copyright.PENANACc3hbNpXiy
"Bego bener dia," tunjuk Mita sambil tertawa terbahak-bahka sendiri. Hingga akhirnya decitan pintu depan menghentikan tawanya itu.
454Please respect copyright.PENANAQaNZihaMGX
"Eh ada Mita... gimana sekolahnya baik kan." Usapan lembut pada kepalanya membuat Mita menoleh dan tersenyum riang ke arah seorang lelaki yang menjadi abangnya Ara.
454Please respect copyright.PENANAo66wOTe27B
"Baik dong, Bang. Sebentar lagi juga Mita bakaln masuk ke perguruan tinggi, Abang kemana aja sih? Kok gak nonggol-nonggol."
454Please respect copyright.PENANAVOT83U1MTW
"Kamunya aja yang jarang ke sini. Ara mana nih?"
454Please respect copyright.PENANAcy0fo4eG2K
"Mandi dia, masa ninggalin aku se diri di sini. Gini-gini aku ini tramu loh, Bang. "
454Please respect copyright.PENANAS9kiJPRKbE
"Masa ada tamu yang naikin kakinya ke kursi. Ya udah Abang ke atas dulu ya, mau simpan ini." Geraldi menunjuk tas yang dibawanya setelah me yimpan gawai miliknya ke meja.
454Please respect copyright.PENANAYMCWCB7wbO
"Ke sini lagi, ya Bambang."
454Please respect copyright.PENANAzaawRD8GpZ
"Yoi... tamu terhormat," teriak Geraldi sambil beranjak dari kursi.
454Please respect copyright.PENANAIELjIOhW37
"Gandeng ih, tuh mulut di perbang aja. Polusi udara mulu." Mata Mita tertuju pada gawai yang bergetar menandakan ada orang yang menelpon.
454Please respect copyright.PENANAvTebT870op
"Ngepoin handphone orang gak dosakan ya..."
454Please respect copyright.PENANATHg8BrMmcY
Ketika ingin mengangkat panggilan itu, tiba-tba sebuah pesan masuk berisi ujaran kemesraan yang membuat Mita tersenyum geli. Tetapi, setelah mmbaca-baca riwayat chat terdahulu membuat Mita tersentak kaget dan juga merasa tercurangi. Hingga, membuatnya menscreenshoot chat tersebut dan mengirimkannya ke nomor miliknya.
454Please respect copyright.PENANAX7lgedP902