Issabella Putri
Anak sempurna berumur 12 tahun. Semua orang iri padanya. Kenapa? Dia selalu mendapatkan kebahagiaan, kesenangan, dan kegembiraan orang yang berada diluar sana malah menjadi kebalikannya.
Namun kebahagiaan itu hanya sebentar saja. Adiknya Amara telah membohongi apa yang sudah menjadi fakta waktu itu. Bella BENCI!
"Bella pulang!"
"Mah, pah, Amara, dimana kalian?"
Bella tak menemukan satu orang pun yang ada dirumah. Mungkin mereka pergi.
Senja telah tiba, namun mama Isma, papa Danang, dan Amara belum kunjung pulang. Namun beberapa saat kemudian, pintu rumah terbuka bagi mama Isma dan papa Dimas masuk ke dalam rumah.
"BELLA!"
"BELLA!"
"KESINI CEPAT!"
Bella langsung keluar kamar dan langsung tata mamanya. Tapi bukannya dipeluk, mamanya malah memberontak sehingga Bella tersungkur di lantai. Ia meringis kesakitan. Sikunya tergores lantai.
"Mamah kenapa dorong Bella? Kenapa enggak peluk Bella?" tanya Bella mulai menangis.
Mama Isma bukannya membantu berdiri, malah mencengkram lengan anaknya itu dengan kuat.
Plakk!
"Pah mah!" Bella meringis kesakitan.
"Udah pah jangan diladenin, dia anak durhaka," mama Isma menarik tangan suaminya membawa pergi ke dalam kamar mereka berdua.
"Ada apa sama kalian?" tanya Bella dalam hati.
°°°
Matahari bersinar terang, cahayanya menyelusup melalui celah-celah jendela kamar milik Bella. Membangunkan gadis cantik itu dari tidurnya.
Bella melakukan kegiatan seperti biasanya. Bangun kemudian merapikan tempat tidur, mandi untuk bersiap ke sekolah.
Pagi ini, Bella terlihat sedikit berbeda dari penampilan sebelumnya. Matanya bengkak dengan lingkaran hitam mengelilingi kedua matanya. Ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan kaki yang sudah tidak sanggup berjalan.
Bella memegang pipinya yang membiru akibat bekas tamparan ibunya. Sungguh sakit! Jelas kemarin malam, Bella hanya menangis tanpa mengobati luka gores di pipinya.
Bella baru sadar kalau dirumah tidak ada siapapun. Termasuk kedua orang tuanya.
"Pah, Mah?" tanya Bella dengan lirih ditemani kesunyian yang menghinggap di dalam rumahnya.
Hanya ada suara sunyi dan suara motor lewat di depan rumahnya. Itu sudah biasa, karena banyak tetangga Bella yang berangkat kerja.
"Non Bella," panggil Bi Yuna yang notabenenya adalah pembantu Bella.
Bella tersentak kaget, ia kira pencuri yang mengendap-endap masuk ke rumahnya "eh bibi bikin kaget aja,"
"Loh, non Bella kenapa? Mukanya pucet loh, non," khawatir terlihat jelas di muka Bi Yuna. Bi Yuna memegang pipi Bella kemudian berpindah ke dahi, Bella langsung menyingkir tangan Bi Yuna dengan cara halus.
"Enggak papa Bi. Bella gak papa,"
"Tapi non,"
"Enggak bi. Suwer,deh," Bella terkekeh kecil, namun dalam hatinya sakit sekali.
"Yaudah deh, non," ucap Bi Yuna pasrah "tadi ibu sama bapak nitip katanya non berangkat sendiri," ucapnya beberapa menit kemudian.
"Non mau bibi anterin?"
Bella menghela napas berat, ia kemudian mengangguk
"Makasih ya, bi,".
~~~
HI GUYS
INI PART PERTAMANYA!!
LAMA BANGET GAK UPDATE KARENA FOKUS DI LAPAK LAIN.
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN, DIKLIK YA TEMAN-TEMAN...
FOLLOW ME^^
321Please respect copyright.PENANAwf34KzJrEK
321Please respect copyright.PENANA1fxrDi0G92
321Please respect copyright.PENANAGhi5XRwhyl
321Please respect copyright.PENANAx9qYn9c58q