"Hai Bella gimana kabar kamu?" teman Bella yang bernama Dina menghampiri Bella.
Dina tadi melihat Bella diantar tapi bukan oleh orang tuanya. Tentu membuat Dina bingung. Akhirnya Dina menghampiri Bella.
"Aku baik kok," jawab Bella tersenyum.
"Beneran. Mata kamu bengkak, loh?" lagi-lagi pertanyaan sama muncul dari mulut yang berbeda.
"Enggak, aku cuman agak capek," balas Bella bohong "oh ya kamu udah ngerjain PR halam--"
Bella terhenti mengucapkan kalimatnya, ia diguyur air oleh teman sekelasnya. Air yang diguyur itu sangat dingin, membuat Bella kedinginan.
"Hehh lo apain Bella?" tanya Dina sambil menyingkirkan tangan Riska yang masih mengguyur Bella dengan air "berhenti!"
Riska pun berhenti "lo apasih? Jangan gangguin gue!"
"Lo itu yang gak usah gangguin Bella!"
"Heh lo diem kalo gak tahu!" Riska mendorong bahu Dina tentu itu langsung ditepis oleh Bella.
"Jangan sakitin temen aku. Urusannya sekarang kamu sama aku," Bella memberontak.
"Cih,lo diem aja!" ejek Riska bersedekap dada.
"Kamu boleh ejek aku! Tapi jangan ejek Dina, dia gak salah!"
"Bel,".
"Din," ucap Bella menggeleng.
Dina hanya bisa menurut, tak bisa melawan Bella.
"Kita pergi dari sini ya," ajak Bella menggenggam tangan Dina mengajaknya pergi.
Sebelum pergi, Dina menjulurkan lidah seraya menunjukkan kata ejekan bagi Riska.
°°°
"Keadaan Amara gimana dok?" tanya mama Isma pada dokter.
"Keadaan anak ibu sudah mulai membaik. Mungkin besok diperbolehkan pulang ke rumah," jelas dokter itu. Mama Isma bernapas lega.
"Trimakasih ya, dok infonya," jawab Papa Dimas. Dokter yang menangani Amara mengangguk lalu tersenyum.
Mama Isma dan Papa Dimas keluar dari ruangan dokter. Mereka memutuskan untuk makan sebentar baru menjenguk anaknya.
"Syukurlah Amara besok sudah boleh pulang ya, Pa," ucap mama Isma sembari mengunyah nasi goreng.
"Iya mah," ucap Papa Dimas.
Tiba-tiba teringat sesuatu di ingatan Papa Dimas "kira-kira Bella tahu kalau Amara masuk rumah sakit gak ya ,mah?"
Seketika nafsu makan mama Isma berkurang. Mendengar nama anaknya itu sudah membuatnya jengah dengan sendirinya.
"Biarin saja, Pah,"
"Tapi," ucapan Papa Dimas terpotong.
Mama Isma menatap kesal suaminya "untuk apa kita mengasihani dia? Dia tidak menolong adiknya saat kecelakaan,kan?"
"Dia saja malah di rumah enak-enakan," ucap lagi mama Isma.
"Iya mah. Yasudah jangan marah-marah," Papa Dimas mengelus bahu istrinya.
Jujur Papa Dimas merasa tidak enak. Lagipula Bella adalah anaknya.
"Mas, kamu melamun?" tanya Mama Isma. Papa Dimas menggeleng.
"Aku hanya memikirkan pekerjaan saja," Papa Dimas berbohong "ayo mah, kita jenguk Amara," ucap Papa Dimas sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Oke mas. Aku bayar dulu makanannya,"
°°°
"Bel kamu beneran gak papa?" tanya Dina memastikan.
"Iya aku gak papa," ucap Bella sembari mengusap telapak tangan kemudian digosokkan agar tercipta kehangatan.
"Tadi baju kamu basah. Aku takut kamu masuk angin," Dina memegang telapak tangan Bella "mata kamu aja masih bengkak,"
"Kamu sebenernya kenapa sih, Bel?"
~~~
HAIII
HAYO SIAPA YANG PENASARAN?
BELLA MAU CERITA GAK, YAA??
KLIK LIKE AND COMMENT
FOLLOW ME^^
SEE YOU...
302Please respect copyright.PENANAliNfR1D8fw