"Ashiaap beh! Nisa whatsapp Sena dulu ya beh." Ucapku.
Aku lalu mengeluarkan ponsel milikku dan mengirim pesan pada Sena.
"Nah udah beh! Nisa mau mandi dulu ya beh!" Ucapku.
"Mandi yang bersih neng!" Kata ayahku.
Aku lalu pergi ke kamar mandi meninggalkan ayah dan ibuku untuk membersihkan badanku.
Selepas magrib, benar saja Sena kerumahku.
"Assalmu'alaikum." Ucap Sena.
"Beh, Sena noh beh!" Seruku.
"Biar babe aja yang bukain!" Sahut ayahku.
Ayahku lalu beranjak membukakan pintu untuk Sena.
Setelah pintu terbuka, Ayahku langsung tertawa terbahak-bahak melihat Sena mengenakan boxer dan baju berwarna merah muda juga rambut yang disisir belah tengah.
"Ya Allah Sena! Kesambet apaan ente tong!" Kata Ayahku.
"Hehehe. Kenapa beh? Keren yak?" Ucap Sena cengengesan.
Ayahku tertawa terbahak-bahak.
"Iye, keren ente tong! Udah deh yuk buruan masuk! Ntar kopi ente keburu dingin." Ajak Ayahku.
Sena lalu masuk ke dalam dan duduk di sofa rumahku.
"Nisa mana beh?" Tanya Sena.
"Ada noh di kamar, Masuk aja Bay!" Perintah Ayahku.
"Yaudah beh, Sena ke sono dulu yak!" Sahut Sena.
Ia lalu berjalan menuju kamarku.
Di dalam kamar, Aku sedang asyik menonton serial drama korea di atas kasur menggunakan laptop milikku. Ku dengar ada seseorang mengetuk pintuku.
"Masuk aja! Gak di kunci." Kataku.
Ia lalu membuka pintu dan langsung masuk ke dalam kamar.
"Nonton apaan lu nis?" Tanya Sena
"Train to bussan Sen. Seru dah! Sini nonton bareng." Kataku.
"Dih, Males! Apaan itu! Gak banget." Seru Sena.
"Nonton dulu, Ntar nagih deh!" Ucapku.
"Ah udah matiin itu! Ntar aja lu nontonnya. Temenin Gue dulu yok!" Ucap Sena.
Ia lalu menekan tombol power pada laptopku.
"Ah lu mah rusuh ih! Temenin kemana sih?" Tanyaku.
"Temen-temen Gue ngajak nongkrong tapi pada bawa pacar. Gue gak mao jadi kambing conge. Lo ikut yak!" Ucap Sena.
"Males ah! Nongkrong ama lu mah gak kenyang." Gerutuku.
"Yaelah nis, temenin ngapa! Ntar PR bahasa inggris lu Gue yang kerjain dah!" Ucap Sena.
"Bener nih? Sekalian PR kewirausahaan lah." Sahutku.
"Iya tapi anterin ya!" Kata Sena.
"Iya. Eh tapi Lo mau nongkrong pake baju begitu?" Tanyaku.
"Ya tinggal pake celana levi's kelar deh!" Ucap Sena.
"Astagfirullah!" Ucapku.
"Udah jangan ribet, Ganti baju lo yang cakep yak! 15 menit lagi Gue tunggu di luar." Kata Sena.
Ia lalu meninggalkan kamarku dan meminta izin pada Ayahku untuk mengajakku pergi.
"Beh, Sena ngajak Nisa jalan-jalan boleh gak?" Tanya Sena..
"Kemana?" Tanya Ayahku.
"Ke taman kota beh! Ini kan malem minggu hehehe." Sahut Sena
"Pulang jam berapa? Jangan malem-malem!" Tanya Ayahku.
"Paling jam 10 beh heheheh." Sahut Sena.
"Yaudah boleh." Ucap Ayahku.
"Makasih ya beh! Abay balik dulu mau pake celana ama ngambil motor." Ucap Sena.
Ia lalu mencium tangan Ayahku lalu segera berlari pulang ke rumahnya.
15 menit kemudian Sena sudah berada di depan rumahku dan membunyikan klakson motornya.
"Nisaa... Nisa.. Buruaan oi!" Teriak Sena.
"Iye bentar. Pamitan dulu ama emak Gue!" Kataku.
"Mah, Jalan yak! Babe mana mah?" Kataku sambil mencium tangan Ibuku.
"Yaudah, ati-ati ya neng! Babe lagi wudhu. Udah Kamu jalan aja sana! Nanti mama bilangin ke babe." Sahut Ibuku.
"Yaudah mah, Assalamu'alaikum." Ucapku.
"Wa'alaikumsalam." Sahut Ibuku.
Aku lalu keluar rumah dan langsung naik ke atas motor Sena. Ia pun langsung tancap gas.
"Nis, Kok lu gak pernah pake rok sih?" Tanya Sena.
"Pake Gue, Kalo sekolah!" Kataku.
"Selain sekolah panjul. Kalo Gue ngajak jalan gak pernah gitu pake dress kayak cewek-cewek laen." Ucap Sena.
"Kalo lu bawa mobil baru Gue pake rok! Lah motor begini pake rok. Enak di Elu dong!" Kataku.
"Lah enak dari mana sih nis?" Tanya Sena.
"Ya, Lu pikir aja sendiri bay!" Ucapku.
Sena lalu diam dan beripikir.
Tidak lama kemudian Ia tertawa terbahak-bahak.
"Masa iya enak di Gue, Enak di Elu dong Nis!" Kata Sena.
"Mana ada?! Enak dari mananya?" Sahutku.
"Enaklah! Kan ademm.. kena angin sepoy-sepoy." Ucap Sena.
Ia lalu tertawa terbahak-bahak.
Aku lalu memukul kepalanya yang terbungkus helmnya dengan sedikit keras.
"Ngeres otak lo Sen!" Gerutuku.
"Eh sakit! Lembut sedikit dong jadi cewek ih!" Ucap Sena.
"Protes mulu lo mah Sen! Nyetir yang bener oi!" Kataku.
25 menit kemudian, kamipun sampai di taman kota. Sena lalu mengajakku menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul di sana.
"Hoiiii.. Kalian udah dari tadi atau baru pada sampe?" Tanya Sena.
"Baru sampe kok! Ini siapa?" Ucap seorang teman Sena yang bernama Elan.
"Oh ini, Pacar Gue! Namanya Nisa." Sahut Sena.
Mendengar jawaban Sena, Aku lalu mencubit pinggang Sena.
"Aw sakit ih." Bisik Sena.
"Gak ada perjanjian begitu tadi." Bisikku.
"Bantuin Gue, ntar Gue jajanin es." Bisik Sena.
"Hai Nisa." Ucap Elan sambil melambaikan tangan kepadaku.
"Hai." Ucapku dengen senyum sedikit terpaksa.
"Anak mana?" Tanya Elan.
Saat Aku ingin menjawab pertanyaan Elan, Sena menahanku dan menjawab pertanyaannya.
"Rumahnya deket rumah Gue, Jangan Lo modusin Cewek Gue!" Ucap Sena.
Elan lalu tertawa.
"Takut Gue tikung lagi ya Lo!" Celetuk Elan.
Sena lalu tertawa sinis dan menarikku menjauh dari Elan kemudian menyapa teman temannya yang lain.
"Pelan-pelan kenapa sih Sen!" Ucapku.
"Iye, Maaf!" Sahut Sena yang terus saja menarik tanganku.
Setelah selesai meyapa teman-teman Sena. Aku lalu kembali duduk di atas motor Sena.
Tidak kemudian, Sena menyusulku dengan membawa sebotol teh kemasan dan semangkuk mie goreng.
"Nih nis, Makan dulu!" Ucap Sena.
Aku lalu menerimanya.
"Punya Lu mana?" Tanyaku.
"Itu masih di sana. Bentar ya, Gue Ambil dulu." Sahut Sena.
Ia lalu berlari mengambil makanannya dan kembali menghampiriku.
"Kenapa Lo bilang Gue pacar Lo?" Tanyaku memulai percakapan.
"Oh itu. Lo liat cowok yang tadi Gue sapa pertama kali?" Tanya Sena.
"Iye liat. Kenapa emangnya?" Tanyaku
"Dia itu temen Gue, namanya Elan. Lo tau gak? Jadi semua cewek yang Gue taksir itu di tikung sama dia." Ucap Sena.
"Utututu kacian anet ci amu!" Kataku.
Kemudian Aku tertawa.
"Seneng Lo!" Ketus Sena.
Aku lalu memperhatikan Elan.
"Perasaan, Gak ada ganteng-gantengnya deh dia Sen!" Kataku.
"Ya emang. Gantengan Gue kemana-mana lah!" Ucap Sena.
"Dih, Pede banget sih lu Sen!" Celetukku.
Sena lalu tertawa.
"Tapi rayuannya maut nis. Lo ati-ati aja sama dia!" Kata Sena.
"Maut-maut amat hahaha." Sahutku.
Setelah menghabiskan makananku, Aku lalu memberikan mangkukku pada Sena. Sena lalu menerima dan mengembalikan pada si penjual.
Saat Sena Pergi, Elan menghampiriku dan mengajakku bicara.
"Hei. Boleh ngobrol bentar gak?" Ucap Elan
"Mau ngobrol apa?" Tanyaku.
"Kamu sama Sena udah pacaran berapa lama?" Tanya Elan.
"Eummmmm....." Gumamku.
Aku lalu diam dan berpikir.
"Oh iya Aku baru ingat tadi Sena bilang, Aku ini pacarnya." Ucapku dalam hati.
"Nis? Nis?" Ucap Elan sambil melambaikan tangannya ke wajahku.
Aku lalu tersadar dari lamunanku.
"Baru sebulan." Celetukku.
ns 15.158.61.20da2