Sejarah layaknya buku hitam pekat yang telah ternodai dosa-dosa umat manusia pada jaman lampau. Pertumpahan darah, keserakahan, keegoisan, kemenangan, kekalahan, kesedihan, dan penderitaan ditutupi dengan dasar atas nama pembelaan sesama umat manusia. Itu semua merupakan cara licik kaum-kaum politik pada waktu itu.
Peperangan demi peperangan antara sesama ras hingga berbeda ras, sangat lazim dilakukan demi memperluas dan memperkuat pertahanan suatu wilayah. Hingga suatu saat, lima orang pejuang, pemilik Rune terlangka, mempersatukan umat manusia dalam satu naungan, Lystopia.
Lystopia merupakan wilayah umat manusia yang terletak di middle-earth. Didirikan oleh lima orang pemilik Rune terlangka. Mereka berlima mengikat suatu perjanjian tak teringkar—jika diingkari, nyawa taruhannya—di mana mereka berlima mendirikan negaranya masing-masing dengan sistim kekaisaran yang telah disepakati bersama. Lima kekaisaran yang melindungi Lystopia adalah pilar yang harus dijaga agar tetap kokoh oleh para Pionier, yaitu, Brand Ghava, Walter Xerebez, Lucht Andhallaz, Aarde Bornheo, dan Bliksem Carstenzs.
Udara daerah utara ketika pagi hari sangatlah dingin. Bahkan saat matahari sudah berada di pucuk teratas pun, udara masih sangat sejuk. Kedinginan udara utara pada pagi hari ini berubah menjadi panas. Bukan hawa udara yang berubah, namun dari dalam diri ke tiga puluh delapan orang Warrior—pangkat terendah dalam kemiliteran Lystopia Empire. Suara sirene yang berbunyi pada pagi itu sangat memekakkan telinga siapa saja.
"Hwunggggggggggggggg!!!!!" sirene itu berbunyi dan bernada panjang. Tentu saja ke tiga puluh delapan orang pada Camp-Class yang masih tertidur, sontak terbangun dan terkejut.
BRAKK!!
Suara pintu yang sengaja ditendang oleh seseorang.
"Dalam waktu dua menit, aku tidak mau tahu, kalian para babi-babi kecil, harus berkumpul di lapangan," ucap seseorang perempuan berpakaian kemiliteran yang barusan saja mendobrak pintu dengan kakinya. Semua orang dalam ruangan itu termasuk Ethan dan Grizelle terdiam memandangi perempuan yang sedang berdiri sambil bertolak pinggang di depan pintu tersebut. Dengan satu tarikan napas, perempuan itu berteriak,"SEKARANG!" semua orang dalam ruangan itu lansung bergegas dan sibuk dengan dirinya masing-masing.
Sementara di lapangan latihan nomor tujuh, sembari menunggu para Warrior berkumpul, sudah delapan orang dengan seragam yang serempak, hanya saja yang membedakan dari lambang dan warna yang terlihat. Satu persatu para Warrior mulai berdatangan. Beberapa orang yang memakai seragam serempak tadi, mulai berteriak dan memarahi para Warrior tersebut.
"CEPAT KALIAN PARA BAJINGAN!"
"HEI KAU YANG DI SANA, CEPAT!"
"LAMBAN! CEPAT, CEPAT!!"
"GERAKAN KAKI KALIAN BAJINGAN KECIL!!"
Sedikit demi sedikit para Warrior sudah mulai membentuk sebuah barisan, membentuk empat shop dan paling kanan menutupi kekurangan pada barisan tersebut. Suasana hening beberapa menit terjadi. Seseorang yang sudah berkepala empat mulai memandangi satu persatu para Warrior dengan seksama. Laki-laki tersebut mulai berjalan dan mendatangi para Warrior yang menarik dipandangannya. Dilihatnya seorang perempuan berambut blonde-pony-tail, diperhatikan perempuan itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Siapa namamu?" tanya laki-lak itu.
"M—Mia Allura ... Sir!" jawabnya dengan lantang.
"Apa tujuanmu ke sini, Mia Alurra?" tanya kembali laki-laki tersebut.
"Pengabdian ke pada Raja, Sir!" jawabnya lagi
"Raja tidak butuh pengabdianmu. Lari dua puluh putaran, sekarang!" perintah laki-laki itu dengan raut wajah yang sangar.
"Kau yang di sana!" tunjuknya lagi pada remaja laki-laki yang tidak terlalu jauh dari posisi Mia, tepatnya sebelah kiri Mia.
"Axton Blaxton, Sir!"
"Apa tujuanmu bujangan?"
Dengan tatapan yang tetap megarah ke depan dan tak bergeming sedikitpun, ia menjawab dengan sangat tenang,"Tidak ada, Sir." laki-laki itu langsung berpaling dari Axton. Tidak senasib dengan Mia. Laki-laki itu melanjutkan langkah kakinya kembali.
"Namamu?"
"Abby Brielle, Sir!
"Tujuanmu?"
"Kematian, Sir!"
Sama seperti Axton, laki-laki itu tidak mempermasalahkan jawabannya. Suatu pandangan yang membuat laki-laki itu bingung dan tidak tahu apa yang sedang dilakukan salah satu Warrior perempuan dalam barisan lainnya. Bagimana tidak, perempuan itu sedang mengunyah tadon rasa melon saat sedang berbaris. Dihampiri perempuan itu dan aktivitas mengunyah dari perempuan tersebut terhenti.
"Bocah, apa yang sedang kau lakukan?!" tanya laki-laki itu. Semua pandangan menuju ke arah perempuan tersebut. Ada yang berpikiran kalau itu adalah hal terakhir yang bisa ia lakukan sebelum di tendang dari Camp-Class.
"Mmackanmkkn, Shheiir!" jawabnya yang kurang jelas karena masih terpenuhi dengan tandon di mulutya.
"Ha?"
Perempuan itu kemudian menelan semua tandon yang di dalam mulutnya dan mengulang ucapannya,"Makan, Sir!"
Didekatkan wajahnya ke wajah perempuan itu dan menatapnya dengan sangat dingin."Namamu?" tanyanya dingin.
"Calla Lavanya, Sir!" jawabnya tenang
"Kau itu bodoh atau tidak ada otak, ha?!" sentak laki-laki itu.
"Setengah bodoh dan tidak ada otak, Sir!" jawabannya yang siapapun mendengar akan sangat geli.
"Lari lima puluh putaran tanpa berhenti. Sekarang!" perintah laki-laki itu sangat marah dengan jawaban Calla.
"Ba-baik, S-Sir!"
Calla langsung bergegas untuk lari dan mengikuti Mia di sampingnya. Yang membuat semua orang tepuk jidat waktu itu, Calla masih saja mengunyah tadon yang tidak sempat ia habiskan.
Dari kejauhan, tepatnya di belakang 8 orang yang di depan, tiga orang dengan seragam yang seirama dan berbeda dengan delapan orang di depannya, sedang memperhatikan para Waarrior.
"Segalak itu kah Kapten Thedore Holms?" tanya laki-laki yang sedang berdiri."Dan jawaban macam apa yang mereka lontarkan. Lucu sekali," lanjutnya.
"Mereka yang pernah tertindas memiliki jiwa yang gelap. Yang dibutuhkan Kapten Thedore bukan jawaban. Tapi apakah ada jiwa gelap karena tertindas dari dalam warrior baru, yang dimanifestasikan dalam sebuah pertnayaan simpel!" ungkap laki-laki satunya.
"Terutama mereka yang pernah merasakan kepedihan hidup!" sambung pria lainnya.
"Siapa namamu?" lanjut Kapten Thedore yang kini bertanya pada Ethan.
"Ethan. Ethan Mockenzie, Sir!" jawab Ethan.
"Tujuanmu cecenguk kecil?" tanya Kapten Thedore kembali.
Tidak ada jawaban dari Ethan. Ia hanya terdiam sambil memandang ke arah depan. Bola matanya sangat kosong. Sangat tidak gusar dan sangat tenang. Kapten Thedore langsung berpaling begitu saja dan tidak memperdulikan dengan Ethan yang tidak menjawab pertanyaannya.
"Gaile, kah?!" kata Kapten Thedore setelah melihat orang di samping Ethan adalah keturunan bangsawan. Tentu saja kapten Thedore tahu. Karena satu-satunya ciri khas yang mencolok dari keturuan Gaile adalah mata biru yang indah.
"Ya, Sir!" jawab Grizelle.
Kapten Thedore tidak bertanya lagi. Seakan segan atau ada hal lain yang membuatnya tidak perduli.
"Kau, bocah hitam. siapa namamu?" sekian kalinya Kapten Thedore bertanya padaWarrior.
"Hart Walmond, Sir!"
"Tujuanmu?"
"Anda sudah tahu Sir!"
Lagi-lagi Kapten Thedore menghiraukan jawaban. Ia kembali ke depan dan memberikan intruksi lanjutan.
"Camkan kata-kataku bocah. Tidak ada kata kembali ke pangkuan ibu kalian setelah kalian suadah berdiri di sini. Kita akan mulai seleksinya untuk menentukan role apa yang akan kalian tempati. Sebelum kita mulai, akan kuperjelas sedikit," tuturnya memberi instruksi."Pertama. ada enam Class yang akan kalian masuki. Class I, II, III, IV, V, dan VI. Pelatih kalian yang sedang berdiri di sini, mewakili Class tersebut. Class I, Jimbo Kendrick. Class II, Ladd Vigor. Class III, Sasha Whitman. Class IV, Levan Huw. Class V, Liv Lynne. Dan terakhir Class VI, Piton Ghrey!" Jelas Kapten Thedore."Ada pertnyaan bocah?" lanjut Kapten Thedore memberikan kesempatan para Warrior untuk bertanya.
Seorang perempuan dengan mata biru, siapa lagi kalau bukan Grizelle mengangkat tangannya."Ya. kau, Gaile?" sahut Kapten Thdore.
"Bagaiman kita tahu Class kita, Sir?" tanya Grizelle.
"Kalian sudah memasng Rune kalian pada Shilfter di jari tengah. Jentikan jari kalian, maka Rune kalian akan mengeluarkan cahaya dua warna. Warna pertama menandakan role sedangkan yang kedua kalian sesuaikan dengan pita yang dipakai para instruktur." pungkas Kapten Thedore.
Shilfter adalah sebuah rumah bagi rune dengan berbentuk seperti cincin yang dipakai di jari tengah. Dengan menjentikan jari tengah, mereka akan bertransformasi.
"Sekarang, jentikan jari kalian dan dengan begitu kita mulai seleksinya!" perintah Kapten Thedore.
Ke tiga puluh delapan Warrior mulai menjentikan jari mereka dan bermunculan beraneka warna yang terpancar. Merah merupakan warna untuk Fighter, biru Wizard, coklat Guardian, Ungu Assassin, kuning Marksman, hijau Support, dan Silver merupakan role pengabdi Raja. Para Warrior mulai memisahkan diri dari barisan utama dan mulai berkumpul pada instrukturnya masing-masing. Tak disangka, Ethan, Grizelle, dan Hart dalam satu Class dan binaan yang sama, Class I, Jimbo Kendrick yang memakai pita warna putih. Tidak semuanya memilik role, mereka yang tidak memiliki role akan ditempatkan dalam Class VI, yang dimana akan dibina untuk menjadi pengabdi Raja. Dari tiga puluh orang setiap Class berisikan enam orang Warrior dan dibina oleh satu Intruktur, keseluruhan satu Class ada tujuh orang. Setiap Class berisikan salah satu role, Fighter, Guardian, Wizard, Assassin, Marksman, dan support. Sedangkan delapan orang sisanya, masuk ke dalam Class VI.
"Mockenzie ... ketemu lagi kita," sapa Hart pada Ethan."Mana pacarmu?" sambung Hart.
"Pacar?" respon Ethan bingung.
"Ya. Gaile. Mana Gaile?" tanyanya Hart lagi.
"Oh maksudmu, Grizelle. Itu, di belakangmu," jawab Ethan memberitahu. Menengoklah Hart ke arah belakang. Sepasang mata yang sinis dan bibir cemberut. Tidak terlihat menyeramkan tapi semakin manis.
"Hohh ... hai Gaile," sapa Hart sumringah.
"Aku bukan pacarnya Ethan. Ingat itu ya Hart!" protes Grizelle.
"Hai. Axton Blaxton. Salam kenal," sapa seseorang yang bernama Axton.
" Ethan."
"Hart."
"Grizelle. Panggil saja Griz."
"Aku juga ingin mengenalkan diri," kata seorang perempuan yang muncul dari arah belakang Axton."Abby Brielle. Senang berkenalan dengan kalian." lanjutnya memperkenalkan diri.
"Tunggu. Apakah kita Cuma berlima?" tanya Grizelle.
"Sepertinya si Calla yang sedang lari sisanya," jawab Abby.
"Dia benar-benar lari tanpa henti," ucap Axton.
"Sepertinya," respon Hart.
Senja mulai nampak dari langit Lystopia seakan menyapa. Latihan sudah selesai untuk hari ini. Dan setiap Class pindah secara terpisah. Di lapangan nomor tujuh berdiri enam Camp yang mewakili setiap Class. Dari paling Kiri adalah Camp-Class I, dan diikuti dengan Class lainnya. Di dalam Camp-Class masing-masing, semua Warrior yang sudah terpilih sedang saling mengenal satu sama lain dengan sedikit candaan.
Ethan yang sudah mengisi perutnya, mencari Griz yang sedang berada di luar. Dihampirinya Griz, dan melihat ia sedang memangku kepala Calla di pahanya serta memberikan jatah makanannya.
"Kau seharusnya tidak perlu begitu, Calla," tutur Grizelle kasihan.
"Aku ... ha-ha ... butuh ... minum ...." kata Calla terengah-engah lelah.
Ethan melihat pemandangan itu mulai menghampiri Grizelle dan Calla.
"Sebaikanya kau bawa dia ke Camp, agar dia bisa istirahat. di sini kotor dan berdebu," saran Ethan.
Ethan dan Grizelle, mulai membopong Calla untuk masuk ke dalam Camp-Class I. Sesampainya di dalam Camp-Class, semua anggota dalam Class itu merasa kasihan dengan Calla namun bangga dengan perjuangannya.
"Ini ada sedikit jatah makanku. Kau bisa menghabiskannya," kata Axton memberikan sisa makanannya ke pada Calla.
Calla yang melihat kebaikan Axton mulai menangis layaknya bayi yang diberikan permen. Semua anggota terlihat tersenyum dan merasa terhibur dengan tingkah Calla yang sangat polos dan hanya memikirkan makanan.
Suasana Camp-Class sudah mulai hening. Sebagian sudah ada yang terlelap, tentu saja Calla lebih dahulu. Ada yang masih mengobrol satu sama lain. Ethan masih di luar. Berdiri memandangi langit dan memikirkan hal-hal yang terlintas.
"Indah bukan langit Lystopia?" suara seseorang perempuan yang membuyarkan imajinsi Ethan. Dilihatnya perempuan itu dan dia tersenyum pada Ethan.
"Ya. Aku sering lakukan ini sama Kakekku semasa kecil," jawab Ethan bernostalgia.
Dua orang yang saling memandangi langit malam Lystopia tanpa mengethui nama masing-masing. Terhanyut dalam gelapnya langit yang indah.
"Ethan, waktunya tidur!" suara laki-laki dari teras Camp-Class I menyuruh Ethan untuk segera istirahat. Ditengoknya ke arah sumber suara tersebut dan Ethan mulai mengahampiri Hart. Sebelum Ethan meninggalkan perempuan yang di sampingnya, Ethan menanyakan nama dari perempuan itu."Siapa namamu?" sambil tersenyum indah, perempuan itu menjawab,"Lily. Panggil saja Lily." Ethan tersenyum dan bergegas menghampiri Hart untuk beristirahat di dalam Camp.
"Kau selingkuh?" tanya Hart meledek.
"Bicara apa kau ini!" jawab Ethan sedikit kesal.
"Namanya?" lanjut Hart.
"Lily."
"Lily?"
"Ah dia tidak memberitahukan nama belakangnya."
"Oh. Yasudah sebaikanya istirahat. Besok akan ada latihan rutin."
"Ya."
Malam itu semua Warrior tertidur dengan lelap. Bintang-bintang bermunculan menampakan dirinya. Mimpi-mimpi yang menghiasi semua orang-orang termasuk Ethan, Hart, dan Grizelle.
Di seberang sana, di luar dari tanah Lystopia. Pertumpuhan darah terjadi. Tanpa ada yang tahu. Ras Elf yang selama ini hidup dengan tenang, digemparkan dengan kematian yang mengerikan dari pemimpin para ras Elf. Para petinggi Elf turun tangan untuk menyelidiki dan mengidentifikasi kejadian buruk ini.
"Kau tau Lubro?" tanya seorang Elf yang merupakan petinggi dari ras Elf.
"Tidak salah lagi, Kehr. Bau pelaku adalah bau yang kita kenal," jawabnya.
"Siapa?"
316Please respect copyright.PENANAWYip3N0KIU
316Please respect copyright.PENANAW0rE3s2InY
316Please respect copyright.PENANAl6Q6mW8dzr
316Please respect copyright.PENANAgQvwjDqWpG
316Please respect copyright.PENANAGwGORROT9i
316Please respect copyright.PENANAjHTaJKzFSi
316Please respect copyright.PENANA91H8EdKwkw
316Please respect copyright.PENANAzBTlXy9eYF
316Please respect copyright.PENANAHKcs2CTtO1
316Please respect copyright.PENANAkgQ9Vgpxbx
316Please respect copyright.PENANAQyfoC5ByxN
316Please respect copyright.PENANALtd2WwlfDd
316Please respect copyright.PENANA5rq1DsBNPK
316Please respect copyright.PENANAw00eAKJ2Dt
316Please respect copyright.PENANAtLo5RdAFDy
316Please respect copyright.PENANA4XX3SNukxn
316Please respect copyright.PENANAquEpBnFZNa
316Please respect copyright.PENANAgbjpyupAt5
316Please respect copyright.PENANAIjhsM87hFg
316Please respect copyright.PENANAUvgJT5cFaf
316Please respect copyright.PENANAQjxlPl4QOt
316Please respect copyright.PENANAqGyduJLzid
316Please respect copyright.PENANA0mBvvujGGm
316Please respect copyright.PENANA7UcQVHU67s
316Please respect copyright.PENANAsSmM44zW32
316Please respect copyright.PENANAzczFZsq9SV
316Please respect copyright.PENANAHPrTk71SVu
316Please respect copyright.PENANANGZLO1NXj3
316Please respect copyright.PENANAS3gZ5zMxaR
316Please respect copyright.PENANAnqhhRY9MTv
316Please respect copyright.PENANAnORFl7d3Bt
316Please respect copyright.PENANA8F7Uny2CiL
316Please respect copyright.PENANAUNhnZwOHOh
316Please respect copyright.PENANA9W0TcCCau9
316Please respect copyright.PENANAVoUtbNuzA0
316Please respect copyright.PENANAKNkDCzgt73
316Please respect copyright.PENANAffCBgjfPQG
316Please respect copyright.PENANAjKGYMjZpq8
316Please respect copyright.PENANAzgNNv5onoc
316Please respect copyright.PENANAXL3nqR9tFI
316Please respect copyright.PENANAg72mhySNGN
316Please respect copyright.PENANAj73TkrP4NY
316Please respect copyright.PENANAUzvty468hW
316Please respect copyright.PENANABvSSaao7IU
316Please respect copyright.PENANAZyxe2EMtLZ
316Please respect copyright.PENANATirdZAD3hS
316Please respect copyright.PENANAdV7jBFgqvY
316Please respect copyright.PENANA7G5zkMw5CU
316Please respect copyright.PENANAVwConL7NNt
316Please respect copyright.PENANA8kcsk8l0Ft
316Please respect copyright.PENANA52WN6siOyc
316Please respect copyright.PENANAYWK2hpg9Oc
316Please respect copyright.PENANAmJbj03iEbV
316Please respect copyright.PENANA89JmDhLG4c
316Please respect copyright.PENANA8eLx2CFiev
316Please respect copyright.PENANAKPLWF9gDfW
316Please respect copyright.PENANA2pE96LJbUV
316Please respect copyright.PENANABxfKguG7fQ
316Please respect copyright.PENANAN8en0sIROJ
316Please respect copyright.PENANAIXAanGHbK6
316Please respect copyright.PENANA8LT1QZBvbx
316Please respect copyright.PENANA2SkCVY9das
316Please respect copyright.PENANAmqQAjjqBBj
316Please respect copyright.PENANA241mq8Mowd
316Please respect copyright.PENANAd5YYr77WZy
316Please respect copyright.PENANATeoTlF02mJ
316Please respect copyright.PENANA5BLO749ttf
316Please respect copyright.PENANASuXhns6XI1
316Please respect copyright.PENANA43luw7voYH
316Please respect copyright.PENANAPwdARX2L8e
316Please respect copyright.PENANAhxVqK98iaH
316Please respect copyright.PENANAmuqJvbBnDz
316Please respect copyright.PENANAqYR0pLKAbD
316Please respect copyright.PENANAUxYpSCOOku
316Please respect copyright.PENANAyGvvKJe1d6
316Please respect copyright.PENANAPy5T00hQBV
316Please respect copyright.PENANAh0C9ITEr6F
316Please respect copyright.PENANA7WtMxyOTEg
316Please respect copyright.PENANAAhUULyKoSL
316Please respect copyright.PENANAXCWhGR41lo
316Please respect copyright.PENANAferDCaXtpa
316Please respect copyright.PENANAQMy41iCA7L
316Please respect copyright.PENANAZJpoVgQUTI
316Please respect copyright.PENANA91Zce9fMvX
316Please respect copyright.PENANAAFzHvIupzv
316Please respect copyright.PENANAXmOqaqOKOG
316Please respect copyright.PENANAq2bFN8Lrql
316Please respect copyright.PENANAAtVxnBaBtK
316Please respect copyright.PENANAwfbteSvjUB
316Please respect copyright.PENANAOjCZBmR02W
316Please respect copyright.PENANAZ95kvhuJdy
316Please respect copyright.PENANAN6vxU5lWOs
316Please respect copyright.PENANAj6atNbgdGS
316Please respect copyright.PENANAByqBSr0EKy
316Please respect copyright.PENANAanm6d5KHDk
316Please respect copyright.PENANAV92BqrrNbZ
316Please respect copyright.PENANAdD5Pc6OXEA
316Please respect copyright.PENANA0shgapMDpE
316Please respect copyright.PENANAZC4QTF3cgc
316Please respect copyright.PENANAoAC6rgRwHP
316Please respect copyright.PENANAbIHnzvi13r
316Please respect copyright.PENANA7qa4vcjvNG
316Please respect copyright.PENANAQCvt3vIBEx
316Please respect copyright.PENANAkVWLIlx7EY
"Manusia!"
ns 15.158.61.45da2