Air jernih memantulkan langit biru yang tertutup kerutan awan putih. Angin sepoy-sepoy membuat kulit bersentuhan mesra dengan udara yang sejuk. Gemercik air dan kicauan burung kereja terasa merdu di telinga.
Cuaca seperti itu sangat cocok untuk menjernihkan pikiran. Dengan mengosongkan pikiran atau sembari menghayal suatu cerita fantasy fiksi menjadi kenyataan.
Disana terlihat seorang laki-laki yang sedang merenungkan sesuatu.
------ ------ ------ ------ ------ ------ ------ ------ ------ ------
Hahh... Sebenarnga aku ini hidup untuk apa. Apakah ada satu dua hal yang dapat membuatku tertarik?. Rumah terbang, alien, gajah berkepala jerapah atau setidaknya kadal raksasa yang dapat menyemburkan api.
Hidup disini terlalu sempit. Saat aku berpikir untuk menjelajahi suatu tempat, aku terkendala oleh uang. Yah... Melihat orang lain selalu berpergian itu kadang membuatku iri. Karena hanya orang seperti itu yang diterima di Masyarakat.
Jika kau baik, ramah, juga berbakat. Apabila kau tidak punya uang yang banyak, kau tidak ada bedanya dengan kerikil di jalanan.
Tapi saat dirimu entah bagaimana buruknya, namun kau adalah orang dengan uang yang bertumpuk-tumpuk. Kau akan dihormati. Saat kau bersalah kau akan dibela. Orang-orang akan mengerubungimu seperti cahaya yang dikerubungi serangga. Dengan kata lain, jika kau adalah orang kaya kau akan terlihat sebagai harapan yang menerangi hidup mereka.
Seperti itulah dunia ini bekerja. Andai saja seluruh orang adalah keturunan orang kaya. Apakah masih ada orang yang berstatus sebagai orang kaya di dunia ini?.
Memikirkannya membuatku muak. Orang kaya yang selalu memotivasi orang lain padahal berhasil karena berasal dari keluarga yang elite saja. Seolah mengetahui bagaimana sulitnya hidup setiap orang lain.
Aku lahir dari keluarga biasa saja, yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membeli barang elektronik seperti ponsel yang murah. Orang tuaku sudah meninggal sejak aku kecil. Seperti itu kata orang yang memberiku uang bulanan.
Bahkan keluarga saja tidak punya... Malangnya aku. Tapi, apa aku memebenci garis hidupku ini? Tentu saja tidak. Kenyataan bahwa aku dapat bertahan hidup sampai sekarang. Adalah karena aku yakin akan menemukan "SESUATU" itu.
ns 15.158.61.43da2