Jelang magrib, terdengar suara adzan berkumandang. Seketika mesjid itu ramai dipenuhi jama'ah yang menunaikan sholat. "Bruk"... Suara dua orang tak sengaja bertabrakan.
"Maaf" ucap si wanita itu.
"Ora apa-apa" jawab pria itu, yang bernama Ilalang dan langsung melanjutkan langkah kakinya tanpa menoleh ke si wanita. Usai sholat magrib, suasana mesjid pun sepi. Namun, ada beberapa jama'ah sengaja tinggal karena ingin menunggu waktu sholat isa.
"Bismillahirrahmanirrohim........." terdengar suara wanita yang sedang memulai tadarusan Qur'an.
Ilalang tiba-tiba teringat dengan suara tersebut, rupanya suara yang menabraknya tadi cukup familiar. Waktu sholat isa pun tiba, mesjid kembali ramai jama'ah. Sholat pun tak lama berlangsung.
"Assalamu'alaikum warahmatullaah, Assalamu'alaikum warahmatullaah....." Suara Imam mesjid yang menandakan sholat isa selesai. Para jama'ah bergegas meninggalkan mesjid, Ilalang yang sejak tadi memikirkan pemilik suara wanita itu tak lama ia kembali bertemu.
"Loh, kamu..." ucap Ilalang dengan perasaan kaget bercampur rasa gembira. Yup ternyata wanita yang menabraknya tadi bernama Ril. Seorang wanita yang ia kenal sejak dua tahun lalu. "Apa kabar?" sambungnya...
"Alhamdulillah, baik" jawab Ril. "Ehmm masih mondok atau dah lanjut kuliah?" sambungnya. "atau kerja" tuturnya, sambil menebak-nebak.
"Ya Alhamdulillah sekarang aku kerja. Oh iya kalau boleh tahu kamu liburan disini bentar atau lama?" tanya Ilalang.
"Ehmm rahasia dong!!!" jawab Ril sambil meledeknya. "Emang kenapa kalau liburan lama disini?" tanyanya balik.
"Ehmm?.... Oh iya dah sampai nih kita!" Ilalang mengalihkan pembicaraan.
"Mbak," tiba-tiba terdengar suara dari salah satu rumah. "Mbak, akhirnya pulang juga" tanya Dena sambil memeriksa kondisi sepupunya, Ril. "Yah ada Mas Ilalang juga disini?" Ucapnya dengan wajah kaget.
"Oh, duluan ya" Ril pamit pada Ilalang. "Hati-hati ya dijalan" lanjutnya. "Aku juga duluan" sambung Dena.
Ilalang memandang dengan senyuman, teringat pertemuannya dengan Ril sejak pertama kali. Ya, Ilalang bertemu dengan Ril di salah satu seminar santri dalam projek ta'aruf. Saat itu Ril genap berusia 15 tahun, usianya sangat belia sehingga ia menjadi peserta termuda pada event tersebut. Namun siapa sangka, Ilalang jatuh hati padanya di event tersebut.
ns 15.158.61.6da2