
"Lima menit lagi, Lisa,” suara Pak Handoko tertangkap oleh telingaku di tengah gemuruh kelas.
“Lima menit lagi jam pelajaran selesai. Kalo kamu tidak mau membacakan tugasmu sekarang, Bapak anggap kamu nggak bikin tugas!" lanjutnya tegas.
“Ahhh.. Nggak bikin tugas tuh dia, Pak! Emang udah pantes dihukum! Ya nggak, guys??”
Di sudut kelas kudengar si Elen, anak yang paling aku benci satu sekolahan kini sedang mengompori teman-teman sekelasku.
“Iyaa…. Suruh joged aja, Pak! Joged yang viral sekarang! Hahahah!”
“Iya bener, bener! Dijamin ef ye pe!” Si Galang, anak cowok yang terkenal paling suka mesumin cewek-cewek di kelas langsung menyorotkan kamera HP-nya ke arahku.
“Jangan rekam.. pliss…. “ secara reflek kuangkat satu tangan untuk menyembunyikan wajahku. Sorak sorai teman-teman sekelas membuatku tersadar bahwa kini justru bagian bawah tubuhku yang terekspos. Tak kuasa air mata mulai menetes jatuh di pipiku.
“Ayo, Lisa. Tinggal dua menit lagi. Kalo kamu nggak selesai baca tugasmu sekarang, besok harus kita ulangi lagi. Kamu mau ngulang kayak gini lagi? Kamu suka ya diliatin kayak gini sama seluruh temen kamu?” tanya Pak Handoko yang kini mulai ikut menggodaku seperti seluruh kelas. Nggak ada belas kasihan!
Nggak, Pak.. aku nggak mau…..!
Aku mencoba bersuara namun yang keluar hanya isak tangis. Sementara seluruh penjuru kelas masih ramai dengan tawa-tawa jahat, tepuk tangan, siulan, bahkan tak sedikit cibiran frontal.
“Joged! Joget! Joget! Joget Lisaaa…. Sini ngadep kamera gue, cantik!”
“Galang… jangan rekam aku…..! Temen-temen… plis…. Pak Handoko, tolong….”
“Baca dulu tugasmu sekarang, baru saya suruh Galang menghapus rekamannya!”
Mampus aku kalo sampe video ini beredar! Aku harus buru-buru bacain tugas ini! Dengan mengumpulkan sisa-sisa keberanian, aku mengusap mataku yang basah lalu menatap selembar kertas di tanganku, dan terdiam.
Apa ini??
Ini bukan tulisanku! Nggak… nggak mungkin aku nulis gini untuk dibacain di depan kelas!
“Eh, kenapa diem? Buruan baca!”
“Ahh… udahlahh… nggak bikin tugas diaaaa… Soalnya semalem sibuk ngelayanin om-om!”
“HAHAHAHAH!”
“Sudah.. sudah.. Kasih kesempatan teman kalian,” Pak Handoko seolah membantuku dengan berusaha meredakan tawa-tawa jahat yang membahana, mengabaikan fakta bahwa si Elen baru saja terang-terangan melecehkan seorang murid perempuan di depan guru dan teman-teman satu kelasnya.
“Lisa, ayo bacakan….”
“A… aku.. nggak bisa, Pak…..”
“Sepuluh detik lagi, Lisa…..”
“Sembilan… Delapan…. Tujuh….”
Suara hitung mundur dari seluruh orang menyerangku dengan kepanikan. Aku memejamkan mata, sekuat tenaga mencoba terbangun dari mimpi buruk. Gagal!
“Enam…. Limaa…. Empat.. Tiga….”
Dengan satu tarikan nafas, aku membuka mata lalu membacakan isi kertas yang kupegang dengan suara nyaring dan bergetar,
2705Please respect copyright.PENANAuhmIQa7nJL
“Namaku Khaleesa Putri Latifa, kelas sebelas A… Aku cewek hijaber yang bebas dipake semua orang dan hobiku adalah telanjang di sekolah untuk dapet kontol!!”
2705Please respect copyright.PENANAZ6Hw8BhTfm
“ASTAGHFIRULLAH… Lisaaa.....! Nyebut, sayang!”
Sorot putih menyilaukan sekejap memberangus tawa-tawa keji dan ekspresi buruk teman-temanku. Mataku masih mencoba menyesuaikan dengan cahaya saat pelukan Ummi menyelimutiku. Kehangatan tulusnya bercampur dengan basah kuyup daster tipis tanpa lengan yang kukenakan.
“Ummi…..! Tolong Lisa, Mii…. Lisa nggak mau sekolah lagi… Semuanya jahat… Hiks..” mohonku, semakin menenggelamkan diri dalam rangkulan Ummiku dan membasahi mukena halusnya dengan air mata..
“Mimpi, Lisa…. Anak gadis Ummi cuma mimpi. Taawudz, sayang. Yuk, ikut tahajud sama Ummi, biar nggak diganggu syetan lagi.”
************
(Author's note : Udah lama bikin kerangka cerita tapi belum diketik wkwk.. pengen ngelanjutin cerita ini sebenernya dengan tema moral degeneration. Ada yang minat nggak ya?)
ns 15.158.61.51da2