*Malam Hari*973Please respect copyright.PENANAW5nMLnFnEs
“Oughhh ... terus, Sayang. Ahhh ... kontol lo enak banget, ANJING! Ahhh ... memek gue. Ahhh ... memek gue dientot kontol Arab! Agrhhh....”
Aku mendesah menikmati batang kontol gagah perkasa di liang kewanitaanku di balik gemerlapnya lampu dan lantunan musik yang menggelegar. Tubuhku beberapa kali menggelepar karena mendapatkan puncak kenikmatan lagi, lagi, dan lagi. Di sekelilingku sendiri tak pria dan tak juga wanita sudah hanyut ke dalam kemaksiatan. Mereka bersetubuh layaknya binatang yang dalam keadaan birahi tinggi. Botol minuman alkohol sudah berserakan dengan hawa ruangan yang begitu pengap dan begitu membuat nafsu mendidih.
Dalam ruangan itu, terdapat 3 wanita dan 10 pria sedang menikmati kegilaan malam itu. Setiap wanita mendapatkan lebih dari 1 kontol untuk dia nikmati. Tak terkecuali aku yang mendapatkan batang kontol besar di seluruh lobang yang memberikan pria kehangatan sekaligus kenikmatan.
“Annisa, kontol Delon nikmat banget. Ahhh ... memek gue jebol rasanya. Ughhh ... oink ... oink ... oink....” Rena berteriak gila dan juga berakting seperti babi betina yang sedang dientot oleh pejantannya.
Rena adalah salah satu temanku yang memperkenalkanku pada kenikmatan duniawi. Tak terkecuali hubungan sex yang sekarang aku lakukan. Memang temanku itu sangat gila, bahkan dia juga yang sering menjual tubuhku kepada teman-temannya.
“HAHAHA ... TOLOL, Rena Lonte Babi! Ahhh ... ahhh ... ahhh ... memek gue paling enak, BANGSAT! Ughhh ... 2 kontol, 2 kontol masuk berbarengan ke memek dan pantat gue sekarang. Ahhh ... nikmat banget, GILAAAAA....” Dita menimpali ucapan Rena yang tak ingin kalah dari kegilaan temannya itu.
Dita juga merupakan temanku yang memperkenalkan diriku pada kegilaan yang sekarang kami lakukan. Temanku itu sama gilanya dengan Rena, karena setiap harinya selalu saja ada batang kontol yang dia nikmati untuk mengentot atau sekedar dia kulum dan sedot pejunya.
Pandanganku sedikit kabur dengan tubuh terhentak-hentak seirama dengan batang kontol yang menggenjot lobang memekku. Terlintas sesaat dalam pikiranku diriku yang sekarang dan diriku yang dulu. Sangat berbeda jauh dan bahkan kalian tidak akan percaya dengan cerita yang kuceritakan ini.973Please respect copyright.PENANA1fkkMPwifO
Sekarang pekerjaanku adalah seorang Female DJ terkenal yang selalu tampil setiap harinya dan tidak ada henti-henti nya diriku diundang oleh seluruh club malam se Indonesia. Sedangkan teman-temanku sendiri aku mempunyai kesibukan mereka masing-masing meski hal utama di otak mereka adalah mengadu kelamin dengan pria-pria yang kami anggap menarik. Yang pasti, ketika kami melakukan kegilaan bersama-sama, kami menunjukkan sisi wanita kami yang sebenarnya.
Namun apakah kalian tahu kalau dulunya aku adalah seorang wanita muslimah dari lulusan pesantren terkenal di Indonesia dan juga merupakan salah satu wanita yang diimpi-impikan oleh kaum pria untuk menjadikanku istrinya karena paras serta agamaku yang kuat?
Ini semua bermula ketika beberapa tahun silam, di mana aku melihat perubahan di diri Rena dan Dita.
*******
*1 Tahun Yang Lalu*
Aku bersama Rena dan Dita merupakan lulusan salah satu pesantren terkenal yang mempunyai nama di Indonesia dan kami juga kebetulan dipertemukan kembali di kampus negeri yang terkenal di Jogja.
“Astagfirullah ... bisa-bisanya, ya. Wanita yang seharusnya menutup aurat malah bangga-bangganya mempertontonkan auratnya begitu,” ucapku kepada Dita dan Rena.
Siang itu, aku bersama kedua temanku sedang berada di kantin kampusku untuk mengisi perut kami yang lapar. Melihat tidak jauh dari tempatku berada sekelompok mahasiswa yang menggunakan pakaian ketat dan mempertontonkan lekuk tubuhnya, tidak kuasa diriku untuk menyebut.
“Iya, Ukhti. Saya juga tidak habis pikir. Kenapa mereka itu tidak malu ya berpakaian seperti itu,” timpal Rena yang menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tidak jauh dari tempatku dan kedua temanku duduk. Terdapat sekelompok muda mudi yang sedang mengobrol dengan tawa yang keras. Namun pakaian wanita yang berada di sana terlalu vulgar, bahkan aku dari kejauhan saja bisa melihat belahan dada beberapa wanita yang berada di sana.
Memang sangat kontras dengan pakaian yang digunakan olehku serta kedua temanku sekarang. Kami menggunakan pakaian yang sangat tertutup. Tetapi wanita yang ada di sana menggunakan pakaian yang begitu sexy dan mempertontonkan bagian tubuh sensitifnya. Menggunakan rok pendek serta pakaiannya yang ketak, tidak sedikit para pria yang berada di sekitar mereka tidak bisa melepaskan pandangannya pada tubuh wanita-wanita itu.
“Astagfirullah ... memang sekarang itu akhir zaman ya, Ukhti. Naudzubillah min dzalik,” ucap Dita dengan mengelus dadanya.
*******
Beberapa bulan berlalu sejak pertemuanku dengan Dita. Rena sering aku temui karena aku kebetulan satu jurusan yang sama dengannya. Namun Dita sangat sulit dijangkau, bahkan chat dan teleponku tidak pernah dibalas atau diangkatnya. Membuatku khawatir tentang keadaan temanku itu.
Hingga suatu hari, aku melihat Dita yang sedang berjalan bergandengan tangan bersama seorang pria yang terkenal playboy di kampusku. Bahkan tidak sekali dua kali aku mendengar rumor pria yang bernama Rian itu sudah sering bergonta-ganti pasangan.
Tetapi yang membuatku lebih kaget adalah perubahan cara berpakaian Dita yang sekarang malah melepas hijabnya dan berpakaian sangat sexy. Saat itu Dita mengenakan rok di atas lutut dengan tank top merah muda yang di tutup dengan outwear berwarna putih.
Aku ingin menegurnya dan menyapa temanku itu. Namun aku urungkan niatku karena aku melihat Dita malah bergabung dengan sekelompok mahasiswa yang tidak aku sukai. Aku mencari-cari info tentang Dita dari Rena. Tapi temanku itu juga tidak tahu dan bahkan malah menyangka aku sedang membohonginya. Aku pun pasti tidak akan percaya kecuali melihat dengan mata kepalaku sendiri. Seorang wanita muslimah yang taat dengan agama itu, sekarang berubah 180°.
Sampai akhirnya aku dan Rena akhirnya mengajak Dita untuk bertemu di kos-kosan tempatku tinggal.
“Dita, kamu kenapa tiba-tiba lepas hijab kamu?” tanyaku pada temanku itu.
Setelah obrolan panjang ke sana ke mari, akhirnya aku memberanikan diriku untuk bertanya tentang perubahan Dita.
“HEHEHE....” Dita hanya membalas pertanyaanku dengan senyuman yang penuh arti.
Aku tidak tahu di balik senyuman yang tersungging di wajahnya itu. Tetapi aku sangat ingin mengetahuinya. Apa yang membuat temanku itu malah menjadi seseorang yang seperti tidak aku kenal.
“Dita, kamu gpp, kan?” timpal Rena bertanya karena melihat Dita yang tidak menjawab pertanyaanku.
Dita diam sejenak namun masih dengan senyuman yang penuh arti di wajahnya, hingga dia kemudian berkata,
“Gue gak berubah Annisa, Rena. Gue hanya menyukai diri gue yang tampil apa adanya. Ini lah gue sekarang! Tidak terkekang dengan apa pun termasuk agama.”
“Astagfirullah....” Aku menyebut dalam hatiku dengan mataku membelalak karena tidak percaya dengan penjelasan Dita.
“Suatu saat lo berdua pasti mengerti maksud gue. Gue sekarang cabut dulu, ya. Rian sudah jemput gue di depan,” ucap Dita lalu beranjak dari tempatnya dan meninggalkanku serta Rena yang masih tidak percaya dengan perubahan Dita.
Sejak kejadian saat itu, aku sudah tidak pernah mengobrol dengan Dita lagi. Hanya beberapa kali aku melihat Dita yang sudah bergabung dengan kelompok yang tidak aku sukai bersama pria yang terkenal playboy itu.
Intensitas hubunganku dengan Rena mulai jarang terjalin, komunikasi bersama temanku itu mulai renggang entah aku pun tidak tahu alasannya kenapa. Aku masih berpikir-pikir dengan kalimat Dita yang sangat membekas di otakku. Apakah aku akan mengerti maksud dari ucapannya itu. Memang aku melihat Dita sekarang terlihat cantik dan begitu mempesona. Apalagi dia tidak terkekang dengan pakaian yang seperti aku gunakan sekarang.
“Apakah aku juga harus keluar dari zona nyamanku?” tanyaku dalam hati yang seperti otakku menginginkan kebebasan.
Sedangkan hatiku berkata lain karena itu dilarang oleh agama yang aku anut. Rasa penasaranku pun menumpuk. Hingga akhirnya entah dari mana niatku itu, aku mulai menstalking media sosial dari Dita dan juga pria yang dekat dengan temanku itu. Aku lagi-lagi dibuat terkejut karena melihat akun media sosial Dita yang tadinya selalu memposting tentang kajian-kajian islami, sekarang berubah menjadi postingan yang mempertontonkan kemaksiatan. Botol alkohol, dugem, pakaian yang sexy, dan temanku yang berciuman dengan begitu beraninya dengan seorang pria, dia posting tanpa malu-malu lagi.
Bahkan aku melihat salah satu instagram storynya, Dita dengan bangganya berciuman dengan sesama jenisnya. Temanku itu juga setelah meminum minuman beralkohol, kemudian berciuman dengan Rian dengan begitu liarnya. Dia memeletkan lidahnya sambil bertukar air minum yang diminumnya itu bersama pria itu.
“ASTAGHFIRULLAH....” Aku benar-benar dibuat tidak percaya dengan semua yang aku lihat sekarang. “Ya Allah, maafkan lah temanku, Dita,” lanjutku berharap Dita kembali ke jalan yang benar.
*******
Beberapa bulan berlalu, aku juga tidak mengerti kenapa masih menstalking tentang kehidupan Dita meskipun aku dan dia sudah putus kontak sejak lama. Sampai akhirnya ketika aku ke kampus untuk keperluan study-ku, aku melihat wajah yang aku kenal seda ng bergabung dengan kelompok yang aku labelkan dengan kelompok maksiat itu.Rena yang sudah lama tidak berkomunikasi denganku, malah dengan kedua mataku sendiri telah bergabung bersama Dita dan kelompok liar itu.
Mereka tertawa lepas dengan Rena pun berpakaian sama seperti Dita. Bahkan Rena lebih berani karena menggunakan pakaian you can see dan rambutnya diikat hingga memperlihatkan leher jenjangnya. Sambil bersenda gurau, Rena dan Dita tanpa malu-malu merokok layaknya seorang pria. Tubuh kedua temanku itu diapit oleh pria dengan tangan mereka yang menyentuh bagian tubuh Rena dan Dita.
Saat aku mematung karena terkejut dengan perubahan kedua temanku itu. Mata Dita dan Rena tidak sengaja bertemu dengan pandanganku. Mereka berdua tersenyum, seperti memberitahu sesuatu kepadaku bahwa mereka menikmati kehidupannya yang sekarang.973Please respect copyright.PENANACKunPel98e
***