“Siapa dia?” tanya wanita itu pada seorang lelaki bertubuh tegap di sampingnya yang membungkukkan wajahnya hingga telinganya bisa mendengar dengan jelas pertanyaan sang wanita, demi meningkahi dentuman beat music yang bergelora di dalam nightclub itu.
5232Please respect copyright.PENANAhFJcFHk4f0
“Namanya Irina ma’am, terakhir bekerja sebagai sekretaris di perusahaan tambang batubara.”
5232Please respect copyright.PENANAmPPnjO4stc
“Sumbermu bisa dipercaya?” tanya wanita itu lagi.
5232Please respect copyright.PENANAJYVtEEdx01
Lelaki itu mengangguk pasti, “Tukang koran yang kita taruh di sana yang memastikannya.”
5232Please respect copyright.PENANAUrb9ANeNta
“Lalu alasan dia keluar?”
5232Please respect copyright.PENANAKzYXfQsqI2
“Expat yang memelihara dia keluar dari perusahaan itu, kembali ke negaranya. Sementara gadis itu bukan favorit di perusahaan itu, banyak yang cemburu karena kedekatannya dengan expat yang memang jadi rebutan.”
5232Please respect copyright.PENANAqk09IjQrbV
“Jadi sekarang dia sedang melampiaskan kekesalannya….” Wanita itu mengangguk-anggukkan kepalanya
5232Please respect copyright.PENANAFgUsJZyTKP
“Dan juga mencari sumber pemasukan lain,” kata lelaki bertubuh tegap itu.
5232Please respect copyright.PENANAlSQ75ZBhKu
“Dia tidak dapat apa-apa dari expat itu?”
5232Please respect copyright.PENANA2lwuEopEXu
“Sepertinya hubungan mereka baru saja mulai waktu si expat memutuskan pulang ke negaranya. Dan dia mulai kesulitan untuk kembali hidup seperti sebelum expat itu menyimpannya.”
5232Please respect copyright.PENANAqhAZjghSU9
“Perfect…” kata wanita itu sambil bangkit dari duduknya dan mendekati Irina yang duduk di depan bar, memandangi Bloody Mary yang berada di hadapannya. Irina sama sekali tidak tertarik dengan wanita yang sekarang duduk di bangku di sampingnya.
5232Please respect copyright.PENANAaMlX1tnh6P
“Vodka Double on rocks,” pesan wanita itu, lalu dia duduk berbalik ke arah kerumunan, wajahnya cerah ketika ia melihat seorang expat berumur datang menghampirinya.
5232Please respect copyright.PENANA9hA8UrNlEk
“Hi, dear. How are you doing?” kata pria itu kepada si wanita sambil keduanya bercium pipi kiri dan kanan.
5232Please respect copyright.PENANApbC1ar6K0u
“Been a long time, babe…” kata wanita itu, mempersilakan si expat berdiri di antara dirinya dan Irina. Irina sedikit beringsut memberi tempat pada pria pertengahan empatpuluhan dengan wajah biasa saja dan berperut sedikit tambun itu, yang kemudian memesan minuman untuk dirinya.
5232Please respect copyright.PENANACdSTvj4dJJ
Irina sesekali mengerling ke dua orang yang kini bercengkrama itu, antara sedikit terganggu dan tak peduli.
5232Please respect copyright.PENANAPppfwoid3Z
“Ah, where’s my manners,” kata wanita itu sambil menegakkan punggungnya dan melihat ke arah Irina. “Albert, this is my friend…” katanya.
5232Please respect copyright.PENANAIAcCQmUD6d
Irina tertegun, ia tak menyangka wanita itu mengenalkannya pada Albert bagai seorang kawan lama, namun ia tak mau dianggap tidak sopan hingga ia menyambut uluran tangan Albert.
5232Please respect copyright.PENANATKnahWoBE9
“Irina,” jawabnya singkat.
5232Please respect copyright.PENANALOMsL6lGhk
“A lovely name,” kata Albert.
5232Please respect copyright.PENANA7LRMDwbJ33
“Lovely as the lady herself isn’t she?”
5232Please respect copyright.PENANAk7n9XHA384
Irina sedikit jengah, wanita yang tak dikenalnya ini mempelakukannya bagai seonggok daging tanpa perasaan yang bisa dilempar begitu saja. Namun ia tak bergerak untuk melempar minumannya, menampar wanita itu atau hal lainnya…. Ia hanya berdiam diri, ia merasa kalau wanita itu dapat membaca permasalahan keuangannya.
5232Please respect copyright.PENANAZleg56Jy7x
Memang demikian ceritanya, ketika seorang bos expat dulu memelihara dirinya, ia tak pernah merasa kekurangan, namun setelah lelaki itu pergi, gaji sebagai seorang sekretaris ternyata jauh dari mencukupi gaya hidupnya yang sudah berubah.
5232Please respect copyright.PENANACHWT5KRB6d
“But is the lovely lady willing to accompany me to make my gloomy night turn bright?” tanya pria itu sambil matanya erat menatap mata sang gadis.
5232Please respect copyright.PENANAuScTVyCvuJ
Wanita itu menatap ke arah Irina, menanti….
5232Please respect copyright.PENANAIdsQWHKfd3
Lengan halus Irina menyentuh dagu sang expat, mengusap pipi lelaki itu, lalu ke belakang kepalanya, menariknya halus dan….
5232Please respect copyright.PENANAIXNM2EXOQ3
Wanita itu tersenyum melihat Irina ber-French kiss ria dengan Albert.
5232Please respect copyright.PENANAFa0BxhYORb
“Until we meet again my dear,” kata lelaki itu sambil menggamit pinggang Nisa setelah sebelumnya meletakkan beberapa lembar uang ratusan ribu sebagai pembayar minuman dan tip untuk bartender yang tersenyum sangat lebar.
5232Please respect copyright.PENANAaplSNlh187
>>>>
5232Please respect copyright.PENANAjT2byOx8mh
Irina mengikuti sang pria masuk ke dalam kamar hotel, memeluknya dari belakang lalu menciumi tengkuknya, lehernya. Albert berbalik, tangannya meremasi payudara sekal Irina, pahanya, pinggulnya, dan bermain nakal di selangkangannya. Sambil mereka berdua menghentak lepas sepatu yang mereka kenakan.
5232Please respect copyright.PENANAyIWoe4d4yf
Irina mengetahui nafsu sang pria yang mulai menggelegak, dan ia tau kalau lelaki ini tak mau menunggu lebih lama maka ia tak melakukan trick para pelacur, ia tak meminta waktu untuk ke kamar mandi. Ia membiarkan lelaki itu mengangkat backless nightdress yang dikenakannya sementara ia melepaskan kemeja penuh keringat dan bau dari tubuh sang expat.
5232Please respect copyright.PENANARchGNFbxbD
Ia membiarkan sang lelaki merenggut bra dan underwear-nya, sementara ia melepaskan gesper, lalu meloloskan celana tiga perempat yang digunakan pria itu lalu bersimpuh di hadapan selangkangan sang expat, lalu dengan giginya ia menurunkan celana dalam sang expat, dan kemudian ia merasakan remasan di kepala dan rambutnya seiring makin masuknya penis sang expat ke dalam kerongkongannya.
5232Please respect copyright.PENANABQESkrHJ3A
>>>>>
5232Please respect copyright.PENANAkImXtTbCWm
Irina menghembuskan rokoknya sambil berdiri di balkon apartment mewah itu, berbalut sprai yang menutupi ketelanjangan tubuhnya. Ia memandang ke arah gelap malam, ke arah lampu-lampu yang menunjukkan kalau metropolitan belum lagi terlelap.
5232Please respect copyright.PENANAboAimLz8Cx
Lalu ia masuk ke dalam, mengenakan pakaiannya lagi dan merapikan seadanya, mengambil uang yang memang ditujukan sebagai tip atas pelayanannya yang kini membuat sang expat tertidur dengan tenang, dengan seulas senyum tersungging di bibir keriputnya.
5232Please respect copyright.PENANA3gUm2xKGyg
Perlahan Irina menutup pintu kamar hotel itu dan melangkah sedikit terhuyung di koridor menuju lift. Ia mengambil smartphonenya dan mengirim sebuah pesan…
5232Please respect copyright.PENANAsVfSRXgmGT
Irina tak memperdulikan pandangan mesum, melecehkan dan bernafsu para sekuriti, cleaning service dan beberapa pekerja hotel. Toh kenyataannya ia kini memang telah resmi menjadi wanita pemuas. Ia terus berjalan keluar dari lobi dan menuju ke arah gerbang di mana taksi biasanya berkumpul, namun belum lama ia berjalan sebuah sedan mewah berhenti di sampingnya.
5232Please respect copyright.PENANAPjb2OUDsQs
Irina menengok arah kursi belakang, dan ia melihat wanita yang telah menjual dirinya duduk dengan anggun di sana. Irina lalu membuka pintu dan masuk, duduk di sebelah sang wanita, dan mobilpun kembali melaju menuju tempat yang disebutkan Irina.
5232Please respect copyright.PENANAO4R5BLJSiP
Irina merasa sangat lelah. Ia pun lalu menyandarkan kepalanya ke bahu sang wanita yang mengusap lembut kepala sang gadis, seakan ingin menghiburnya. Si wanita dapat merasakan kelelahan mental dan beban moral yang dialami gadis di sampingnya , sebagaimana dirinya alami dahulu ketika pertama kali ia menjual tubuhnya kepada lelaki. Namun itulah harga yang harus dibayar sang gadis untuk kehidupan mewah yang dijalaninya.
5232Please respect copyright.PENANATQJpR3SeTW
Di depan gerbang sebuah kos-kosan mewah mobil itu berhenti. Wanita itu meminta smartphone Irina, mengetikkan nomornya dan menyerahkannya kembali pada Irina.
5232Please respect copyright.PENANAcGb5XPm7oh
Gadis itu lalu melangkar ke luar kendaraan dan tanpa menoleh ke belakang ia masuk ke dalam kamar kos-kosan itu. Sepanjang perjalanannya menuju kamar sayup-sayup ia bisa mendengar deru persetubuhan dari beberapa kamar, erangan lirih, dengus nafas yang memburu dan desah kepuasan.
5232Please respect copyright.PENANABuw71P8IaE
Ia mencoba menulikan telinganya dan masuk ke dalam kamarnya sendiri. Irina melempar dompetnya sembarangan, lalu memandang ke arah cermin. Ia memandang wajahnya, maskaranya yang sedikit luntur… Emosinya mengelegak, ia merobek nightgown-nya merenggut putus bra dan panty yang dikenakannya. Dengan terisak ia masuk ke dalam shower, lalu mengambil body scrub dan dengan terisak berusaha menyikat tubuhnya dengan keras seakan mencoba menghilangkan aroma sang expat dari tubuhnya, berkumur dan menelan air mentah shower, seakan mau menghilangkan aroma bibir, liur, sperma dan rasa kelat anus sang expat yang ia puaskan beberapa jam tadi dengan lidahnya. Ia menggosok, menggosok dan terus menggosok, Irina terisak, ia bersandar pada dinding shower, menggelosor ke lantai dingin. Ia menaikkan kedua lututnya rapat ke dada dan menangis sejadinya.
5232Please respect copyright.PENANAD2NeQhsV5C
>>>>
5232Please respect copyright.PENANAL0SZsIMa4R
Pria setengah baya itu terbangun dari tidurnya, getar telepon di sampingnya membangunkan dia untuk kali kedua malam ini. Ia duduk di samping ranjang empuknya dan membaca pesan yang tertulis di layar dan mendesah.
5232Please respect copyright.PENANAtyxardEWfR
Ia bangkit menuju meja kerjanya yang memang diletakkan di kamarnya yang mewah itu. Ia mengambil sebuah berkas dan menyalakan sebatang cerutu.
5232Please respect copyright.PENANAntS6sJsA3g
Pria itu lalu mengangkat intercom, “n’Duk, tolong bawakan aku kopi.”
5232Please respect copyright.PENANAEtl9u9S0K4
Ia lalu kembali melihat pesan di layar itu dan memandang ke arah berkas di hadapannya. Pesan kedua yang diterimanya meyakinkan dirinya kalau roda sudah mulai berputar.
5232Please respect copyright.PENANAljCx9oD0nW
Ia sadar kalau ia akan kehilangan cukup banyak, namun hal ini harus terjadi atau ia sendiri akan terkena dampaknya. Lebih baik ia kehilangan banyak, namun pada akhirnya ia akan memperoleh lebih banyak lagi.
5232Please respect copyright.PENANAnHhsv8oF6D
Ia lalu mengambil berkas itu dan membukanya.
5232Please respect copyright.PENANAHtFnq6UbXA
Ia tak pernah salah memilih orang, ia memiliki indra keenam untuk hal seperti itu, dan semenjak ia melihat gadis itu ketika ia diundang koleganya untuk menghadiri upacara penerimaan anggota baru, ia sudah tau kalau gadis itu akan memiliki segalanya yang ia butuhkan untuk menjalankan tugas seperti ini.
5232Please respect copyright.PENANA2wBBq4uB54
Pria itu meletakkan berkas ketika mendengar pintu kamarnya dibuka. Seorang gadis muda berpenampilan manis dan lugu masuk membawa nampan dengan secangkir kopi yang mengepul.
5232Please respect copyright.PENANA8cfzymGPRP
Dengan sopan gadis itu meletakkan kopi di meja sang lelaki, “Silahkan nDoro.”
5232Please respect copyright.PENANAajyrjJGMsA
Lelaki itu menatap sang gadis yang menunduk salah tingkah, ia tak pernah salah menilai dan memilih orang.
5232Please respect copyright.PENANAudQtA4yqgX
“nDuk, malam ini kamu temani aku, ya…”
5232Please respect copyright.PENANALlNQjtAvYb
Gadis itu mengangguk malu, “Baik nDoro…” katanya sambil meloloskan dasternya, menampakkan tubuh sempurna seorang gadis muda yang telanjang dan menantang. Gadis itu lalu bersimpuh di hadapan sang pria, menyibakkan kimono sang pria dan mulai memanjakan kelelakian sang pria yang perlahan mulai tegak mengacung.
5232Please respect copyright.PENANAbpr9db0n2D
Ya, ia tak pernah salah dalam menilai orang…
5232Please respect copyright.PENANAcnJgkwNoEI
Lagipula, apalah salahnya ia menikmati hidupnya seperti ini, sama seperti istrinya menikmati hidupnya sendiri, terlebih seperti saat ini ketika sang nyonya dan beberapa temannya sedang “studi banding” ke negara lain, dan berdasarkan informasi ajudan dari teman istrinya yang sudah ia beli, ia tau kalau selama “studi banding” itu, istrinya juga menjajal penis-penis gigolo muda di negara itu.
5232Please respect copyright.PENANAinrofVtinj
Ia menghembuskan cerutunya, merengkuh sang gadis, mengajaknya ke tempat tidur, dan menggumulinya dengan bernafsu….
5232Please respect copyright.PENANAhjJwG2qoTV
Kopi itu menjadi dingin… sama sekali tak tersentuh…
5232Please respect copyright.PENANAbtkdw3gc5A
*****
5232Please respect copyright.PENANA9kboPy43Y9
BEBERAPA WAKTU LALU
5232Please respect copyright.PENANA7DZMS4QSLI
“Bisa lihat wajahnya dengan jelas?” tanya seorang perwira polisi ke seorang polisi wanita yang duduk di depannya mengintip laptop di atas meja. Mereka berdua sedang memandangi foto yang kelihatannya diambil dengan kamera rahasia karena agak buram dan goyang. Foto itu menampilkan beberapa orang perempuan duduk di sofa di ruangan temaram. Satu yang di tengah terlihat berpenampilan “ramai”, mengenakan kimono pendek bermotif belang zebra dengan tepi merah, rambutnya digerai. Wajahnya kurang jelas.
5232Please respect copyright.PENANA6OXKUxZzOt
“Siap komandan, kurang jelas di foto ini,” kata si polwan.
5232Please respect copyright.PENANA0RBUMsQ61I
“Oke, kalau begitu lihat yang ini.” Si polwan menggumam melihat foto seorang komedian terkenal merangkul perempuan yang di tengah tadi, dengan wajah lebih jelas. Wajahnya putih dan cantik. Perempuan itu juga memakai kimono, dengan corak berbeda. Rambut hitamnya diikat menjadi konde kecil di belakang kepalanya.
5232Please respect copyright.PENANA6fy21erRIJ
“Lebih jelas. Dia ini suka banget pakai kimono ya?” tanya si polwan santai, seolah sedang membahasnya bersama teman arisan.
5232Please respect copyright.PENANA2beEsa3Cpl
“Mungkin disesuaikan dengan identitas yang dia pakai dalam pekerjaannya, memang kejepang-jepangan kan? ‘Madame Ryoko’. Nama aslinya Faria Rosalin, tapi sepanjang kariernya dia sudah banyak dikenal dengan nama lain. Umur 35 tahun.”
5232Please respect copyright.PENANAGwJvn4CaW1
“Kelihatan lebih muda,” celetuk si polwan.
5232Please respect copyright.PENANACbC4NS793w
“Dia pintar jaga penampilan,” sambung si komandan. “Dia sudah jadi target operasi sesudah penggerebekan beberapa bulan lalu yang menangkap beberapa anak buahnya. Tapi kita belum tahu seperti apa operasi dia, seberapa besar dan luas.”
5232Please respect copyright.PENANAmGW44Oi2yz
Si komandan berhenti sejenak lalu memandangi si polwan. “Saya tahu kamu sukses di penugasan kemarin, hasilnya kan kita bisa tangkap sejumlah teroris dan ungkap jaringan mereka. Makanya saya percaya kemampuan kamu. Lagian untuk tugas seperti ini, tidak ada lagi yang cocok dalam kesatuan kita selain kamu. Saya bisa kasih anggaran besar dan back up lumayan buat siapapun yang bisa masuk dan bongkar operasi dia, tapi setelah saya pikir-pikir cuma kamu yang bisa masuk ke sana.”
5232Please respect copyright.PENANARzOOCzulRj
Si polwan menghela nafas. “Tapi… apa saya harus…”
5232Please respect copyright.PENANAvONGjkHay7
Komandannya tiba-tiba berkata keras dan tegas. “Kamu ingat sumpah yang diucapkan ketika pertama kali masuk kesatuan ini? Saya perintahkan sebut isinya.”
5232Please respect copyright.PENANAwWsVUeugxQ
“Siap komandan!” balas si polwan dengan tegas juga. Lalu dia mengulang sumpah itu lagi. Termasuk “melaksanakan dinas dengan penuh pengabdian dan kesadaran” dan “mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan sendiri, orang, atau golongan.”
5232Please respect copyright.PENANASAqM1sDYCA
“Bagus. Saya senang kamu ingat,” kata si komandan. “Ipda Juanisa, silakan meninggalkan ruangan, besok harap melapor ke saya ke lokasi yang sudah ditentukan dalam keadaan siap beroperasi, instruksinya ada dalam amplop ini dan segala perlengkapan akan disediakan.”
5232Please respect copyright.PENANAwk9T3aAVZ9
“Siap komandan!” Polwan itu, Ipda Juanisa, yang biasa dipanggil Nisa, memberi hormat.
5232Please respect copyright.PENANAedVRyZQUGw
5232Please respect copyright.PENANAygyO2yniSl
Juanisa
5232Please respect copyright.PENANARKNXxjynoJ
5232Please respect copyright.PENANAtZILUHrqhq
5232Please respect copyright.PENANAetcIiXX2KR
5232Please respect copyright.PENANADze5q1apon
*****
5232Please respect copyright.PENANAdrf1oFsttw
Beberapa hari kemudian…
5232Please respect copyright.PENANAgm9jjVyyKe
Ipda Nisa berusaha untuk menahan perasaannya ketika dia melihat wajahnya sendiri di cermin dalam kamar satu kos-kosan mewah yang menjadi pangkalan operasinya untuk misi yang diberikan kepadanya. Beda sekali dengan tugas sebelumnya, ketika dia diperintahkan menyamar dengan menutup seluruh tubuh dan wajahnya dengan pakaian panjang agar bisa menjadi istri muda seorang pemimpin kelompok kepercayaan yang akhirnya ditewaskan satuan elite dalam penyergapan anti teroris. Publik cuma melihat dirinya digiring keluar rumah yang ditembaki tanpa melihat wajahnya maupun sadar mengenai perannya menjebak si pemimpin berikut anak buahnya di rumah itu. Setidaknya dalam tugas itu wajahnya tak dilihat siapapun kecuali orang-orang yang sekarang sudah masuk kuburan. Di tugas sebelumnya lagi, dia memang berpenampilan beda lagi, lebih mirip dengan yang sekarang, tapi dia sekadar dijadikan umpan menjebak pengedar narkotika.
5232Please respect copyright.PENANAjLA1Dbeut1
Dia melihat betapa wajahnya berubah. Tapi bagaimanapun, lebih baik dia menyamar dengan wujud agak jauh dari wajah aslinya. Secara psikologis dia merasa itu lebih baik daripada perannya mempengaruhi dirinya sendiri. Menjaga jarak antara samaran dan kehidupan nyata itu perlu.
5232Please respect copyright.PENANAfjIp3GjOBb
Jeda beberapa bulan sejak tugas terakhir menjadi masa persiapan untuk tugas baru Nisa. Tugas terakhir yang membuatnya menutup tubuh terus itu sempat membuat kulitnya pucat; kesempatan berlatih di luar ruang mengembalikan warna kulit Nisa ke yang semula. Dan itu agak disesali oleh Nisa sendiri karena kulit aslinya berwarna kecoklatan. Tubuhnya pun sudah kembali kencang sesudah kurang gerak selama berbulan-bulan pada penyamaran sebelumnya. Dan dia bisa menumbuhkan rambutnya cukup panjang. Polwan biasa sesuai peraturan harus berambut pendek, tapi itu tidak berlaku bagi mereka yang bertugas penyamaran seperti Nisa.
5232Please respect copyright.PENANAIIF792FBBG
Baru saja komandannya meninggalkan kamar kos yang cukup besar itu. Nisa telah diinstruksikan berada di lokasi itu, yang ternyata adalah pangkalannya. Di dalam kamar kos itu ada kamar mandi sendiri, ranjang king size, meja rias besar dengan cermin, dan lemari penuh pakaian dan barang-barang, “perlengkapan misi”. Kamar itu cukup mewah meski terkesan meriah, dengan kertas dinding berwarna merah bercorak emas dan lampu bercahaya lembut di dinding. Ketika Nisa datang dan melihat komandannya ada di dalam kamar itu, sesudah si komandan mengunci pintu, Nisa langsung dimarahi.
5232Please respect copyright.PENANAa0BDupYrtr
“Ipda Juanisa. Apa yang saya perintahkan kemarin waktu briefing di kantor saya?” hardiknya
5232Please respect copyright.PENANAep6lTIC7o9
“Siap Komandan! Saya diperintahkan melapor ke lokasi yang sudah ditentukan, kamar kos ini,” jawab Nisa tegas.
5232Please respect copyright.PENANAT4IL8T2cS5
“Dalam keadaan apa?”
5232Please respect copyright.PENANAUMT4l8Scqz
“Siap Komandan! Dalam keadaan siap operasi.”
5232Please respect copyright.PENANAm1hQYddCJp
“Terus kenapa kamu pakai pakaian biasa?”
5232Please respect copyright.PENANAsS4zQqaI4c
“Siap Komandan! Sesuai standar operasi penyamaran, saya sesuaikan penampilan saya.”
5232Please respect copyright.PENANA4Z0jcCrAZA
“Kamu tau apa tugas kamu?”
5232Please respect copyright.PENANAGyReoZeF5G
“Siap Komandan! Infiltrasi jaringan prostitusi Ryoko dengan penyamaran…”
5232Please respect copyright.PENANApiCNqU09s1
“Dengan penyamaran jadi apa?”
5232Please respect copyright.PENANAKOrIbWUfYH
“…”
5232Please respect copyright.PENANAlbd3spmpC8
“Jawab saya Ipda Nisa! Jadi apa kamu?”
5232Please respect copyright.PENANAtG94JESRIW
“Siap Komandan! Menyamar jadi calon pekerja seks komersial yang berusaha jadi anak buah Ryoko!” kata Nisa, agak tercekat.
5232Please respect copyright.PENANA2cO9BhVXuR
“Bahasamu tuh, kayak wartawan saja. Nah, sekarang kamu sudah mirip belum sama PSK?”
5232Please respect copyright.PENANAHq5fcvRxrx
Nisa terdiam sejenak, dia memang hanya memakai pakaian biasa, kemeja putih dan celana panjang hitam. Tanpa dia sempat menjelaskan, si komandan langsung memerintahkan. “Kamu tampangnya masih terlalu bersih. Saya akan kirim orang untuk bantu ubah penampilan kamu. Saya tinggal dulu dan kalau saya balik, saya mau kamu sudah persiapkan penampilan untuk penyamaran.”
5232Please respect copyright.PENANAMmvNOjUtvR
*****
5232Please respect copyright.PENANABqM7TQ7LEK
Sesudah komandan pergi, Nisa membuka lemari dan melihat meja rias. Penuh dengan kosmetik dan baju-baju seksi. Tak lama kemudian pintu kosnya diketuk seseorang. Si komandan balik lagi bersama seorang perempuan bertubuh montok yang membawa tas besar. “Nisa, ini Widya, dia akan bantu kamu. Widya, tolong kamu bantu Nisa ini untuk pekerjaannya. Oke? Saya tinggal lagi.”
5232Please respect copyright.PENANAPFhyvDuu5i
Beberapa jam kemudian polwan itu telah diubah penampilannya oleh Widya “sesuai dengan tugas”. Rambut Nisa yang panjang diwarnai kecoklatan dan dibuat rada bergelombang, gaya rambut terbaru yang sedang diminati. Alisnya yang tebal makin menonjol sesudah wajahnya dibuat lebih cerah dengan foundation dan bedak. Dari lemari Widya memilihkan rok hitam pendek, atasan ketat merah, stoking gelap yang menutup paha, dan high heels warna emas. Sesudahnya Widya menelepon seseorang, lalu pergi.
5232Please respect copyright.PENANAwNfCzBYWyk
5232Please respect copyright.PENANAepnLJg4EFk
Nisa
Sambil menunggu Nisa mempelajari kamar kos mewah itu lebih lanjut. Ada juga televisi LED besar dengan DVD player yang ditempel di dinding, dikelilingi set rak. Dia geleng-geleng kepala melihat di rak itu tertumpuk buku, majalah, dan DVD—semuanya berisi materi erotika atau pornografi. “Ini buat apa?” pikirnya. Dia sedang membuka-buka satu majalah ketika pintu kamar dibuka lagi, kali ini oleh komandannya. Laki-laki itu langsung nyengir ketika mendapati Nisa dengan majalah laki-laki dewasa di tangannya.
5232Please respect copyright.PENANAvDXR2A8RI9
“Nah, ini sudah pas,” kata si komandan. “Kamu biasakan dirilah sama samaran ini, biar bisa lancar. Ini saya bawakan berkas-berkas yang ada hubungannya dengan tugas kamu.” Si komandan menyodorkan map. Nisa menerima dan membuka-bukanya, melihat dokumen biodata beberapa orang.
5232Please respect copyright.PENANAmmvOa8GpmT
“Ini salah satu orang kepercayaan Ryoko,” kata komandan menunjuk foto seorang laki-laki. “Menurut sumber, dia bisa jadi pintu masuk karena salah satu tugasnya adalah mencari atau menerima orang baru. Kita sudah tahu dia biasanya ada di mana. Kamu bisa temui dia di tempat-tempat ini.” Komandan menunjuk sederetan nama restoran dan hotel yang tertulis. “Tugas kamu, yakinkan dia supaya kamu bisa masuk.”
5232Please respect copyright.PENANAwm9t892gxc
“Siap, komandan.” Kali ini jawaban Nisa tertahan, tidak setegas sebelumnya, selagi dia memperhatikan mata si komandan tak lepas-lepas menatapnya, dan si komandan tersenyum.
5232Please respect copyright.PENANAXLnRwKhLVX
“Kamu sudah siapkan skenario latar belakang?”
5232Please respect copyright.PENANAvwSwEyLkoy
“Siap komandan, sudah...” jawab Nisa.
5232Please respect copyright.PENANAXRsq0N606V
“Jelaskan ke saya.”
5232Please respect copyright.PENANADX04NroM6m
“Siap komandan. Saya jadi Irina, mantan sekretaris di perusahaan asing. Baru dipecat jadi em... butuh penghasilan tambahan. Makanya saya mau kerja seperti itu.”
5232Please respect copyright.PENANAd2odRRI911
“Hmm...” gumam si komandan sambil berpikir sebentar, “Kurang rinci. Ini saya tambahkan. Kamu jadi Irina, masih jadi sekretaris di perusahaan asing. Tadinya kamu jadi simpanan bosnya yang orang bule, terus si bos pulang ke negaranya. Lalu kamu merasa penghasilan berkurang, makanya butuh tambahan. Kamu dapat info soal mereka dari kolega bisnis yang memang tugasnya entertain orang.”
5232Please respect copyright.PENANAB9e9xzzCA6
“...” Nisa tak bicara, ceritanya ditambahi jadi lebih berbumbu oleh si komandan.
5232Please respect copyright.PENANARsY6CtBchP
“Kamu mesti tau bahwa Ryoko tidak sembarangan ngambil anak buah. Dia bukan germo kelas bawah yang menipu anak gadis di kampung buat dijual di kota. Ya, mungkin dia pernah atau masih juga begitu sih, dengar-dengar jaringannya menyediakan buat semua pangsa pasar—itu nanti kamu cari tau saja. Yang jelas banyak anak buahnya itu high class, dan punya profesi utama bukan pelacur: mahasiswi, sekretaris, perawat, atau malah istri orang yang dicuekin suami. Kamu bisa tangkap kan tipe seperti apa mereka.”
5232Please respect copyright.PENANABKviMKHIAj
Si komandan menambahkan, “Skenario tadi sudah dari kasus lain yang kita bahas itu kan? Kamu masuk ke perusahaan target kita, sekalian bongkar kasus pajak si Mister Walker itu, sesudahnya baru masuk ke penugasan utama ini.”
5232Please respect copyright.PENANAEJslBPpEZE
“Siap komandan, saya mengerti.”
5232Please respect copyright.PENANAQgVfwNhbB2
“Baik. Kamu pakai smartphone dan nomor ini untuk komunikasi langsung dengan saya. Saya butuh totalitas kamu, Nisa. Cuma kamu yang bisa melakukan tugas ini,” kata si komandan sambil menggenggam kedua tangan Nisa.
5232Please respect copyright.PENANAEYl2wWHahc
*****
5232Please respect copyright.PENANAIWw7WHAjWt
Sepeninggal si komandan, sekali lagi Nisa memandangi wajahnya di cermin. Dia mendesah, memanyunkan bibirnya yang diwarnai merah darah sambil menyisiri rambutnya yang coklat. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia memang perlu berpenampilan seperti pelacur jika dia mau menyamar jadi pelacur. Dia mencoba tersenyum. Wajah dengan riasan tebal di cermin tersenyum balik kepadanya, senyuman yang terkesan nakal.
5232Please respect copyright.PENANA087BUMmJV7
Nisa
5232Please respect copyright.PENANAoFoBwhogLh
5232Please respect copyright.PENANA8d4YEIqtey
“Semuanya akan baik-baik saja, Nisa,” Nisa membatin. “Aku akan masuk ke jaringan itu, dapatkan bukti untuk membongkarnya, lalu kembali jadi Nisa yang biasa.”
5232Please respect copyright.PENANAtRs1o3dHxb
Sambil membatin, dia menepuk pistol kecil yang terselip di pinggangnya. Benda yang mengingatkan dia bahwa dia adalah aparat hukum yang berhak sekaligus wajib berusaha membasmi kejahatan demi masyarakat. Yang kini harus ia simpan di lemari penyimpanan khusus dalam tempat tinggalnya agar tidak menimbulkan kecurigaan korbannya.
5232Please respect copyright.PENANAdkiyHGrztc
“Aku bisa jaga diri...” bisiknya kepada dirinya sendiri.
5232Please respect copyright.PENANAyZQHPVp4jJ
*****
5232Please respect copyright.PENANAcqqDaehMic
Itu terjadi beberapa bulan lalu, ketika demi benar-benar bisa melkukan infiltrasi kedalam jaringan Ryoko yang terkenal ketat itu dan atas persetujuan dan arahan sang komandan, Nisa benar-benar melamar ke salah satu perusahaan asing, berhasil menggoda sang expat, Mr Walker bos perusahaan tersebut dengan elegan sehingga Mr Walker menjadikannya simpanan.
5232Please respect copyright.PENANAHVuSl4Ld2W
Masa-masa itu sebenarnya sedikit dinikmati Nisa, di mana ia bisa memiliki banyak hal yang dengan gaji polisinya tentunya tak bisa ia nikmati. Dan juga kenikmatan ragawi dengan sang expat yang benar-benar dinikmatinya. Mr Walker membuatnya mengalami petualangan seks yang tentunya belum pernah ia rasakan. Sang expat mengajarinya gaya-gaya baru dalam bercinta, mengeksplorasi dan mengeksploitasi seksualitas dengan vulgar…
5232Please respect copyright.PENANACexQCFijwH
Dan kenangan itu kembali menjadi muram ketika sebagai tahap berikutnya ia membeberkan penggelapan pajak yang dilakukan sang expat secara anonim hingga lelaki yang telah memberikannya kenikmatan itu dideportasi.
5232Please respect copyright.PENANA9eeym4gQgB
Kini dirinya tak perlu berpura-pura lagi, ia benar-benar merasakan kekurangan. Ia benar-benar frustasi… dan Ryoko benar-benar mendekatinya.
5232Please respect copyright.PENANAfmKQhOtZRc
*****
5232Please respect copyright.PENANAS195Un8oEN
Suatu malam.
5232Please respect copyright.PENANAiihsQBGqdq
Nisa merapatkan jaket yang dipakainya selagi dia berjalan menyusuri jalan ramai di kawasan “lampu merah” kota menuju satu restoran Jepang di tengahnya. Tempat itu biasanya baru ramai menjelang sore, mobil-mobil mulai parkir memenuhi sisi jalan, hampir semuanya berisi laki-laki yang lantas menghilang di balik pintu-pintu karaoke, panti pijat, dan hotel yang bertebaran di kanan-kiri jalan. Tak seperti di tempat lain, kawasan itu memenuhi kebutuhan pasar menengah sehingga relatif tertutup. Hampir semua tempat hiburan di sana tidak berjendela di depan, hanya pintu-pintu dengan papan nama serta iklan-iklan minuman keras, tak memberi pemandangan mengenai transaksi-transaksi di dalamnya.
5232Please respect copyright.PENANAmdxu5QJJpM
5232Please respect copyright.PENANAQe2VtwKORf
Nisa
5232Please respect copyright.PENANAKPNZkOjurl
5232Please respect copyright.PENANAWzjwAe2958
Seorang laki-laki bermata sipit yang berjalan terhuyung mendekati Nisa dan berusaha memeluknya. Nisa menghindar sehingga si sipit tersungkur ambruk ke trotoar. Dia memaki-maki dalam bahasa Jepang. Rupanya seorang pebisnis ekspat yang kebanyakan minum sake? Dua orang Jepang lain keluar dari pintu di dekat tempat Nisa berada, lalu menolong si pebisnis yang terjatuh untuk berdiri. Pintu itulah yang dituju Nisa. Di samping pintunya ada lentera dan papan nama bertuliskan “Kiiro”. Nisa masuk, melewati bagian depan yang ternyata terang benderang, memasuki ruang luas yang penuh asap rokok berbagai merek. Dia celingukan mencari sasaran.
5232Please respect copyright.PENANAorY6rSIK8a
Seorang waitress mendekati, sambil memandangi Nisa. “Ada yang bisa saya bantu?” kata si pelayan.
5232Please respect copyright.PENANAilKLyqZM0g
“Saya ada janji dengan Pak Eddy, beliau katanya ada di sini?” Nisa menyebut orang yang dicarinya sambil memperhatikan seragam si pelayan yang terkesan seksi.
5232Please respect copyright.PENANAJ4hxUogmbU
“Saya tanya dulu ya,” kata si pelayan, yang pergi ke ujung ruangan. Nisa melihat si pelayan masuk ke dalam satu ruangan tertutup, lalu keluar lagi membawa seorang laki-laki gemuk. Bukan, bukan orang ini. Si pelayan lantas pergi sesudah si gemuk berhadapan dengan Nisa.
5232Please respect copyright.PENANABkwrrYVYOv
“Pak Eddy lagi ada urusan penting, dan gak ada janji dengan siapa-siapa. Titip nama dan nomor telepon aja ke saya, nanti tunggu dihubungi,” kata si gemuk ketus.
5232Please respect copyright.PENANAqsWIyPwCIj
Ditolak, Nisa tak menyerah begitu saja. Dan dia memperhatikan sesuatu: si gemuk cuma pasang tampang ketus tapi matanya jelalatan memperhatikan penampilan. Sesuai perkiraan. Di sinilah keahlian menyamarnya diuji. Dan ujian pertamanya adalah melewati orang ini, yang dia duga adalah pengawal atau ajudan sasarannya.
5232Please respect copyright.PENANAEasSXi56Kd
“Tolong, saya perlu ketemu Pak Eddy,” pinta Nisa. “Urusan bisnis.”
5232Please respect copyright.PENANA9uhgY1iDlJ
“Bisnis? Maaf, kami lagi nggak tertarik. Titip nama dan nomor saja...” tampik si gendut
5232Please respect copyright.PENANAxNEm1iLpdI
“Ada yang mau saya kasih lihat dia, saya yakin dia pasti berminat,” Nisa terus mendorong, sambil memain-mainkan kancing jaketnya. “Atau mau lihat dulu?”
5232Please respect copyright.PENANAYyCSisLuyJ
Tanpa menunggu jawaban, Nisa membuka jaketnya, mengungkap belahan dada yang terbungkus kaos kemben ketat di balik jaket itu. Satu tangannya lagi bergerak menggerayangi selangkangan si gemuk. Nisa bisa merasakan wajahnya memanas; andai cahaya di dalam ruang itu lebih terang, pasti si gemuk sudah melihat wajahnya berubah merah karena menahan malu.
5232Please respect copyright.PENANA7qSS5ykkxY
“Ini yang ditawarin? Pak Eddy gak sembarangan nerima orang,” si gemuk berusaha mengendalikan diri.
5232Please respect copyright.PENANAEE3rpoVMqb
Nisa memandang tajam ke arah lelaki gemuk itu. Keteguhannya sedang diuji, karena kini ia berada di depan banyak orang yang keluar-masuk restoran dan dapat melihat dirinya sedang menghancurkan lapis demi lapis harga diri demi melaksanakan tugas. Tugas dari sang komandan dan dari “employer” barunya, Ryoko.
5232Please respect copyright.PENANA6ZI77JY3Mk
Dua tugas berbeda namun saling berkaitan.
5232Please respect copyright.PENANARjooRHJXHo
Maka kini dengan mematikan rasa malunya, Nisa menelusupkan tangan ke balik celana si gemuk dan mulai memanjakan kelelakian si gemuk yang mengeras, sementara tangannya yang lain membimbing tangan gemuk berminyak sang lelaki untuk menelusup ke balik rok span yang ia pakai, dan membiarkan tangan itu menikmati gundukan yang menjadi incaran lelaki, yang tak tertutup apa-apa lagi, termasuk rambut kemaluan.
5232Please respect copyright.PENANAVoNDZtzcPF
Lelaki gemuk itu tersenyum penuh kemenangan ketika Nisa mendekatkan bibir merah ke telinganya dan berbisik, “Kamu boleh cobain tubuhku sesukamu sesudah urusan dengan Pak Eddy selesai.”
5232Please respect copyright.PENANAaFwoJahydQ
Lelaki itu lalu menggiring Nisa menuju ruangan VIP di restaurant itu, Ia meminta Nisa untuk menanti di depan pintu geser itu sambil dirinya sendiri masuk ke dalam menemui Tuan Eddy yang sedang menikmati hidangan bersama beberapa rekan.
5232Please respect copyright.PENANAth57k73mZF
Tuan Eddy mengangguk kepada ajudannya yang gemuk itu, “Suruh masuk, kami sudah tunggu dia.”
5232Please respect copyright.PENANAhBHZhERtVL
Seluruh ruangan mendadak tertegun ketika ajudan gemuk itu membuka pintu geser. Nisa langsung masuk dan begitu pintu geser ditutup lagi Nisa telah menanggalkan seluruh pakaiannya hingga tak ada sehelai benangpun yang menutupi kepolosan tubuhnya. Rambutnya yang tadi tergerai kini digelung ke belakang dan sepasang sumpit telah tertancap di gelung rambutnya, menyangga rambut lebatnya dengan indah.
5232Please respect copyright.PENANAFhLMLi7Hnz
Nisa bersimpuh di depan pintu, lalu membungkuk memberi hormat pada para tamu yang telah menantinya di dalam ruang makan itu. Dengan sensual ia melangkah mengikuti panggilan Tuan Eddy.
5232Please respect copyright.PENANAPt9GaVa0zM
Seluruh tamu mengagumi keindahan tubuh Nisa yang memiliki definisi otot yang jelas, tubuhnya begitu terawat bersih dengan payudara montok menantang walaupun tidak terlalu besar, dihiasi puting yang tak terlalu menonjol namun indah, pinggul yang indah, dan area vagina yang bersih terawat.
5232Please respect copyright.PENANA7l6vpHj4Av
Tuan Eddy tersenyum lebar, begitu puas dengan gadis yang dijanjikan Ryoko kepadanya. Tubuh di hadapannya begitu menggairahkan, setiap gerak tubuhnya, liukan pinggulnya begitu menggugah kelelakiannya, bahkan ketika dengan gerak sensual gadis itu merebahkan diri ke atas meja, dan berbaring di sana, sedikit menggeliat dan kemudian dengan satu helaan nafas sensual, berdiam diri membiarkan dirinya menjadi bagian hiburan bagi para lelaki yang jelas menimati persembahan dirinya itu.
5232Please respect copyright.PENANAy338fvwjsh
Nisa bisa merasakan sumpit-sumpit itu bergetar ketika menjepit lauk yang ditata sedmikian rapi di atas tubuh telanjangnya. Ia bisa merasakan liur para lelaki yang menetes bukan karena nikmatnya makanan yang berbaring lembut menutupi kulit kencangnya, jakun yang naik turun bukan karena menelan makanan. Ia merasakan hanya rasa gengsi yang masih membuat para lelaki itu tidak bergegas menerkam dirinya, menyetubuhinya, bahkan memperkosanya.
5232Please respect copyright.PENANAw8rmI6kKyq
Kini makanan sudah selesai berpindah diri ke dalam perut para lelaki yang juga mulai mabuk karena pengaruh cairan ragi beras yang lebih dikenal dengan nama sake itu, dengan tertib Nisa bangkit dari atas meja lalu bersimpuh di ujung meja, berdiam dengan patuh sementara para lelaki berdiskusi tentang kontrak suplai bahan makanan yang bisa menyebakan pundi kantong mereka makin tebal sementara rakyat kecil semakin tercekik.
5232Please respect copyright.PENANARzefkUIpCQ
Nisa merasa kalau dirinya dijadikan sebagai pengalih perhatian, di mana Tuan Eddy menjadi pihak yang sangat memerlukan deal ini, dan ia mengetahui kelemahan para lelaki yang dengan tergesa menyetujui semua syarat yang diajukan oleh dirinya karena sudah sangat ingin mengeluarkan benih kelelakian mereka ke dalam lubang kenikmatan seorang wanita yang kini berdiam diri, bersimpuh menahan dinginnya air conditioner dalam ruang privat itu.
5232Please respect copyright.PENANANvk62OiMXh
Dan ketika tanda tangan telah dibubuhkan, Tuan Eddy bangkit dengan anggun, lalu melangkah menuju pintu geser dan berkata, “Selamat menikmati”
5232Please respect copyright.PENANAtRiFRZZj5D
Dan ketika pintu tertutup, tiga lelaki kelaparan itu segera menerjang Nisa, tak ada lagi rasa malu, jengah atau risih, mereka serempak menggerayangi tubuh sekal Nisa, mencium, mencubit, meremas hingga payudara, buah pinggul dan buah pantat Nisa memerah.
5232Please respect copyright.PENANA10LF05pBG6
Mereka begitu buas mengaduk vagina dan lubang anus nisa dengan jari-jari mereka yang tak bercuci, dan baru saja menandatangani kontrak yang bisa membuat jutaan rakyat negeri ini menjerit.
5232Please respect copyright.PENANAtWnlD0Bhtt
Dan mereka juga menuntut pemuasan dari Nisa, mereka menuntut Nisa untuk memuaskan kelelakian mereka yang menggelegak, mereka meminta gadis itu untuk memberikan servis berupa mandi kucing pada tubuh berkeringat mereka, menuntunnya menjilati ketiak, lipatan paha, jemari kaki yang bau, lubang pembuangan mereka, dan tentu saja memberikan kehangatan menyeluruh pada penis mereka yang artinya hidung indah sang gadis harus bersentuhan dengan perut bawah para lelaki yang rata-rata buncit itu, bersemayam di rimbunnya bulu kemaluan mereka yang tak terawat, dan tenggorokannya harus merusaha keras untuk mengatur gag reflex demi menelan utuh batang-batang penis yang sebenarnya tak terlalu keras itu.
5232Please respect copyright.PENANAW7s2IA8UoZ
Ketiga lelaki itu tak menyadari kalau dari balik celah pintu pantry sebuah camcorder beresolusi tinggi berdengung pelan merekam adegan threeways yang sedang mereka lakukan pada tubuh sekal Nisa, mereka hanya tahu penis mereka bergantian menimati vagina, anus dan mulut sang gadis yang nampak pasrah secara sensual mengimbangi nafsu liar mereka. Mereka sama sekali tak menyadari kalau lelaki gemuk yang tadi mengantar Nisa ke dalam ruangan itu kini sedang tersenyum penuh kemenangan.
5232Please respect copyright.PENANAPdyWO58d0O
Nisa tergeletak lemah, di tatami ruang makan itu, tubuhnya begitu sakit, letih dan lemah setelah dihajar habis-habisan oleh para lelaki yang baru saja pergi meninggalkan tubuhnya begitu saja bagai seonggok daging tanpa nyawa, bahkan bagai sebuah kain kumal yang dibuang begitu saja setelah dipakai utuk memuaskan mereka.
5232Please respect copyright.PENANA2NKKQsOoND
Ia mencoba bangkit untuk menuju kamar mandi ketika lelaki gemuk itu masuk ke dalam ruangan, lalu dengan kasar menjambak rambutnya yang kini kusut masai dan membantingnya ke atas meja makan hingga terlentang sementara kepalanya terjuntai di ujung meja.
5232Please respect copyright.PENANA8JmEXHSabx
Mata Nisa nanar menadang lelaki yang kemudian membuka celana manampakkan kelelakiannya yang tegak bagaikan tonggak kayu itu dan kemudian mendekatinya. Telinganya yang tertutup sperma samar mendengar ucapan sang lelaki “Aku tagih janjimu…”, dan kembali gadis yang sudah kelelahan itu harus berjuang menarik nafas ketika sang lelaki gemuk menyetubuhi mulutnya dalam posisi kepala terjuntai sehingga penis kerasnya dengan leluasa masuk dan merojok jauh sampai tenggorokan sementara payudaranya begitu sakit karena remasan brutal tangan gemuk sang lelaki seakan ingin merenggut bukit keindahannya itu.….
5232Please respect copyright.PENANAIB58cMPLkJ
Dan itu adalah permulaannya….
5232Please respect copyright.PENANApyvR4YsgE6
5232Please respect copyright.PENANATnGQLC40Oq
Para pelayan wanita merasaa kasihan melihat tubuh Nisa tertatih, terhuyung meninggalkan restoran itu. Mereka tahu betapa buasnya para tamu yang tadi menikmati pelayanan dari sang gadis, dan mereka juga tahu betapa buas dan kasarnya lelaki gemuk bodyguard Tuan Eddy yang tadi menikmati tubuh letih sang gadis yang kini menghilang dari balik pintu restoran ke dalam gelap malam.
5232Please respect copyright.PENANAmGTWV8C0js
+++
5232Please respect copyright.PENANAGh6EC2MbbX
Mata sang gadis mengabur antara letih dan air mata serta semprotan sperma yang tak tuntas dibersihkannya ketika ia tiba di tempat tinggalnya, ia memandang huruf-huruf yang tak jelas yang terpampang di layar smartphone yang ia genggam dengan tangan bergetar….
5232Please respect copyright.PENANANRXDDhE2fQ
“Ah masa bodoh….” Batinnya lelah…. Nisa melempar smartphone itu ke atas kasur, melepas pakaiannya yang kusut itu serampangan, lalu tanpa merasa harus membersihkan tubuhnya, ia menjatuhkan tubuh telanjangnya yang kini penuh cupangan, tanda remasan, dan lapisan tipis kerak sperma ke atas kasur dan langsung terlelap. Masuk ke alam tidur yang tak bermimpi.
5232Please respect copyright.PENANA7Ol3vbwHeS
*****
5232Please respect copyright.PENANAKFiA3r882V
“Sudah sampai mana?”
5232Please respect copyright.PENANA0CD6EpbXQs
“Dia lagi ngetes saya. Sudah ada dua kali ujian. Nanti malam yang ketiga.”
5232Please respect copyright.PENANAK4g2KlJCIA
“Seperti apa ujiannya?”
5232Please respect copyright.PENANASjfYuSzbpH
“…”
5232Please respect copyright.PENANAUce6DgYHCZ
“Harap jelaskan, Ipda Nisa.”
5232Please respect copyright.PENANA7GMO7jZHYR
“Tes pertama, saya diminta menemani seorang expat di hotel.”
5232Please respect copyright.PENANAC6NkEf9FpW
“Menemani?”
5232Please respect copyright.PENANAmShWropngn
“…Tidur sama bule itu.”
5232Please respect copyright.PENANAUxOvvxWI3H
“Dibayar?”
5232Please respect copyright.PENANAA4d8pTWlTp
“Iya…”
5232Please respect copyright.PENANAemuivmnMy7
“Berapa?”
5232Please respect copyright.PENANAq6xddKyJkk
“Sejuta.”
5232Please respect copyright.PENANAJbqqBQblxF
“Bagaimana membayarnya? Cash ke kamu langsung? Atau transfer ke dia?”
5232Please respect copyright.PENANAYysHtbyYw3
“Kalau transfer ke dia saya nggak lihat, tapi saya dikasih tip sejuta cash sama bule itu.”
5232Please respect copyright.PENANAXhlMZxq5g4
“Oke. Jadi harga kamu sejuta ya.”
5232Please respect copyright.PENANAnsLIK0LPpe
“…”
5232Please respect copyright.PENANAvgYnOdr3RM
“Yang kedua gimana?”
5232Please respect copyright.PENANAXzkegXt9fx
“Saya disuruh layanin 3 orang di satu restoran Jepang.”
5232Please respect copyright.PENANAIPrVgDnRya
“Seperti apa, tolong dijelaskan dengan lengkap.”
5232Please respect copyright.PENANAaYH5IbLUZT
“…Naked sushi… terus digilir sama tiga orang itu.”
5232Please respect copyright.PENANADwhOBsbWj3
“Berarti dipake sama tiga-tiganya ya. Siapa mereka?”
5232Please respect copyright.PENANADYFicldH91
“Yang nanggap pengusaha, namanya Eddy. Tapi dia tidak ikutan. Tiga orang itu kalau nggak salah pejabat… yang satunya mungkin orang politik. Saya tidak tahu pasti. Susah mengenalinya.”
5232Please respect copyright.PENANAngpsuyqAZO
“Mereka bikin kamu sibuk banget ya. Jadi yang ketiga apa?”
5232Please respect copyright.PENANAiYD0vNAreg
“Ada pembukaan hotel baru… dia ikut terlibat di entertain-nya.”
5232Please respect copyright.PENANAjP0rSwZti1
“Oke. Teruskan penyelidikan kamu. Semoga berhasil, Nisa.”
5232Please respect copyright.PENANAC3QhfKfryA
Nisa menaruh smartphone sesudah sang komandan menutup pembicaraan. Malam itu dia akan kembali bertugas untuk Ryoko. Dan di kamar kosnya sudah ada Widya yang siap membuatnya kembali menjadi “Irina”. Widya bekerja di salon tak jauh dari sana, dia sudah dibuat bisa menjaga rahasia oleh sang komandan. Nisa sebenarnya penasaran perempuan macam apa yang biasa Widya layani di salon itu, karena riasannya selalu berkonsep “nakal”, tak pernah natural atau anggun.
5232Please respect copyright.PENANAqOsVogr3yD
Malam itu dia diminta datang oleh Ryoko ke pesta pembukaan satu hotel yang berkonsep hiburan malam. Poster acara itu yang dikirim Ryoko ke smartphone-nya menyebut nama banyak artis dan DJ sebagai bintang tamu. Nisa membuka-buka lagi SMS-SMS Ryoko selagi Widya mengubah warna rambutnya menjadi pirang. Ryoko memintanya untuk tampil menyolok; Nisa memperkirakan suasana pesta akan temaram jadi dia berusaha membuat penampilannya segemerlap mungkin.
5232Please respect copyright.PENANAWCJXURy441
Ketika sudah selesai, Widya kembali ke tempat kerjanya; tak lama kemudian Ryoko mengirim SMS lagi memberitahu dia sudah ada di luar, menjemput. Nisa pergi; Irina keluar kamar kos dan masuk ke mobil SUV berwarna silver berkaca gelap yang berhenti di depan rumah kosnya.
5232Please respect copyright.PENANA6X3kr5eAuk