
Hai, namaku Putri, seorang ibu rumah tangga. Awal mula diriku menjadi seorang wanita pencinta perselingkuhan diawali oleh sakit hatiku dengan seorang pria di masa lampau. Aku bertemu dengan suamiku, mas Wisnu dari sebuah aplikasi dating apps. Dia juga merupakan korban hati dari pasangannya yang sudah berulang kali berselingkuh.
Kami nyambung satu sama lain dan saling bertegur sapa pertama kali, di sebuah kafe di Kemang. Mas Wisnu adalah lelaki pertama yang kujumpai sebagai seorang pria yang penyayang dan bertanggung jawab. Dia tak menanyakan perihal masa laluku yang kelam, walau demikian tetap aku terbuka dengan apa yang telah ku alami selama ini.
Kami menjalani masa penjajakan lebih kurang 2 bulan, hingga suatu saat dirinya melamarku. Mendatangi kediamanku di Cinere, disana dia meminta dengan sopan dan ramah untuk meminangku sebagai istri. Keluarganya dan keluargaku cocok, aku pun juga demikian. Bahkan adikku, Chika, turut serta memberikan selamat atas kabar baik ini begitu juga dengan mbakku, Gina.
Acara dan prosesi pernikahan berjalan lancar dan mulus sekali hingga kini aku dikarunia 2 orang anak yang cantik seperti diriku, hehe. Hingga suatu hari, suamiku mengajakku untuk menghadiri pembukaan cabang kantor yang bertempat di kawasan Mangga Besar. Kantor yang berkecimpung bagian pemasaran & penjualan vape (rokok elektrik) ini di sambut baik oleh kalangan masyarakat.
Kala itu acara dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat serta beberapa kalangan selebriti, acara kemudian dilanjutkan dengan open table. Walau ajaran agama yang kami anut mengharamkan perbuatan yang satu ini, namun kami yang moderat tidak mengambil pusing perihal itu selama masih dalam koridor yang berlaku. Hingga meja kami didatangi oleh 2 orang wanita berbaju minim dengan potongan dada yang rendah, aku mengenal mereka sebagai investor utama produk vape ini.
Aku merasakan gelagat tak mengenakkan, dan tak lama kedua wanita itu cipika cipiki suami didepanku tanpa merasa bersalah. Darahku mendidih namun masih tetap kutahan emosiku. Kedua wanita itu sekelebat menyunggingkan senyumnya sembari meremas kemaluan suamiku dari balik celananya. Sontak suamiku terkejut dan berdiri menghindar, aku yang saat itu melihatnya hanya bisa terdiam. Pasalnya suamiku hanyalah seorang manager penjualan, dan mereka adalah investor. Tak mau aku gegabah hanya dengan gertakan ringan itu.
Aku berdiri dan pamit ke suamiku untuk pergi ke kamar kecil. "Pa! Mama mau ke toilet ya..!" jawabku singkat, yang kala itu suamiku masih belum sadar akan perubahan sikapku, dikarenakan suasana kantor yang penuh dengan para tamu undangan. Aku bergegas untuk mendinginkan hatiku yang membara, selepasnya di toilet aku mendengar cekikikan karyawan wanita sembari mengatakan "Eh lu liat ga istrinya pak Wisnu? kuno banget ya, masa pake baju ga modis gitu" "hooh, aku aja kaget, masa istri manajer gayanya desa banget" "lagian tau ga bestie.. pak Wisnu itu kontolnya gede loh!" aku yang mendengar mereka berkata demikian menjadi semakin bertambah kesal dan geram. Jangan jangan selama ini suamiku menyeleweng, dan pulang kerja telat, tapi main cewek sana sini.
Pikiran negatif berkecamuk, otak sudah tak bisa menerima masukan positif, bak terhasut fitnah setan, aku mendendam untuk melawan balik suamiku yang sejujurnya dia tak ada salah apa apa denganku dan pernikahanku. Hingga satu momen yang membuatku tersadar "kok lo tau kontol pak Wisnu gede? emang pernah ngewek?" "aku pernah lihat pak Wisnu, coli diruangannya, padahal kalo dipikir pikir, kan dia baru aja nikah, kok kelihatan susah gitu ya hidupnya" "atau jangan jangan istrinya frigid ya? hahahahaha duh kasihan pak Wisnu punya istri kayak gitu, kalo aku jadi istrinya udah aku tunggangin itu kontol gedenya" sembari mereka berlalu keluar toilet, sementara aku menyadari kesalahan dan kekuranganku.
Bersambung...
ns 15.158.61.20da2