Aku jatuh cinta padanya. Pria yang berdiri disebrang sana adalah sahabat SMP ku. Pria yang sedang menunggu dengan gelisah. Tunggu sebentar, ada yang kurang pass dari kalimat barusan. Sewaktu SMP aku tidak terlalu akrab dengannya, bisa dibilang kami sama sekali tidak saling menyadari keberadaan masing-masing.
Sampai pada akhirnya , aku ingat sekali bagaimana pesan pertamanya muncul saat bangku SMA kita berdampingan dan akhirnya membuat aku jatuh cinta hingga saat ini.
" Ti " panggilan dan pesannya masih terasa hangat hingga sekarang.
Aneh memang, aku menyukainya hingga sekarang hanya karena " Ti ". Namun hari ini aku melangkah dengan sadar, kita sudah bukan lagi anak SMA, langkahku sudah tak sekuat dulu, aku sudah bukan anak remaja yang punya banyak waktu untuk dihabiskan menunggu sang pujaan hati, aku sudah bukan anak remaja yang mampu menunggu tanpa kepastian. Aku sudah cukup umur untuk menikah, ini sudah 8 tahun dari pertama kali aku dibuatnya berbunga-bunga.
Jarak kami sudah semakin dekat, aku mulai mengatur langkah agar lebih cepat. Aku akan mengakhirinya hari ini.
" Ti " dia melambaikan tangan, aku membalasnya dengan senyum singkat.
" Tumben lama, di line ga dibales , di telfon juga ga di angkat." Dia menggerutu dengan wajahnya yang sendu.
" Iya , soalnya keretanya agak rame tadi. "
" Tau gitu, aku jemput aja dirumah. Biar kamu ga sumpek-sumpekan."
Sebagai penyihir perempuan, aku tau dia akan menyadari perubahan sikapku hanya dengan mendengar jawabanku tadi.
" Ya udah yuk, kita makan ketempat biasa ya."
Dia mengandeng tanganku menuju tempat parkir yang tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Aku hanya mengikuti kemana tangannya membawaku, sembari bergelut dengan pikiranku. Kubiarkan dia mengandeng tanganku, karena hari ini semua akan berakhir. Ini sudah seharusnya diakhiri.
Dia membuka pintu mobilnya dan mempersilakan aku masuk seperti tuan putri. Suasana adem dan wangi dari mobil ini selalu membuat pikiran panas tadi lenyap seketika. Beberapa menit kami tidak saling berbicara.
" Yo "
" Iya "
" Ada yang pengen aku omongin Yo. " aku mencoba menatap wajahnya yang masih menguasai jalanan.
" Ehh.. iya , kemaren Siska nelfon aku. Kamu inget Siska kan, mantan pacar aku yang waktu itu tuh.. "
Sudah aku duga , kejadiannya pasti akan seperti ini. Dia menghubungiku hanya untuk mendengarkan ceritanya atau sekedar menjadi pelampiasan kesepiannya.861Please respect copyright.PENANAcS5uu0uHCr
" Aku mau pacaran sama Dito , Yo "861Please respect copyright.PENANAMmYinYp5BC
Mendengar jawabanku, Satriyo yang dari tadi sumringah berubah menjadi patung, tatapannya dingin. Setelah sekian lama , akhirnya aku memberanikan diri mengatakan hal semacam ini. Aku sungguh-sungguh ingin mengakhirinya mampu ataupun tak mampu.861Please respect copyright.PENANAeRunseDdqV
" Aku pengen kita berhenti disini Yo, hubungan kita ga sehat. "861Please respect copyright.PENANA69jGUibDlf
Tidak ada jawaban sama sekali darinya, tatapannya hanya terpaku pada jalanan. Suasana terasa menegangkan, ini juga bukan jalan menuju tempat makan yang biasa kami datangi..861Please respect copyright.PENANAK2uzORefmC
" Yo, jawab dong. "861Please respect copyright.PENANAIjmnvsvKSF