Hembusan angin utara sangat bersahabat pagi ini. tak seperti biasanya, daerah utara bersahabat dengan selatan. Suara musik, dentuman drum band, pita-pita berwarna yang bertebaran, suara ledakan kembang api, sorak-sorak penduduk bergembira, penari jalanan yang tak henti menghibur, anak-anak kecil yang berebutan untuk membeli tadon rasa coklat, serta orangtua yang mengantar anak remajanya untuk pergi ke depan pintu gerbang utama kerajaan, menandakan bahwa hari ini merupakan hari yang sangat spesial.
Ya. Hari ini merupakan hari paling spesial yang setiap tahun diadakan. Ini merupakan suatu adat di negeri Lystopia. Adat yang sudah ada dari sejak dahulu kala. Adat yang sangat dianggap penting.
Mereka yang ingin mengabdikan dirinya pada Raja, akan dikumpulkan setiap tahunnya di umur ke tujuh belas. Itu syarat utama, sebelum mereka disatukan dalam satu Camp-Class. Setalah mereka memasuki Camp-Class, tidak ada kata untuk kembali. Mereka akan ditempa selama tiga bulan lamanya untuk diuji seberapa layaknya mereka yang mempunyai semangat dan tekad kuat.
Dilain sisi, tepatnya diatas menara kerajaan, sepuluh orang memakai seragam yang seirama melihat dari atas menara para pemuda yang berkumpul di halaman kerajaan. Diantara mereka tampak ada yang peduli, ada yang tidak, bahkan ada yang sibuk dengan permainan masing-masing.
"Bakalan jadi hari yang sibuk kali ini," ucap seseorang laki-laki yang sedari tadi berada di depan jendela menara kerajaan dan memperhatikan kerumunan para pemuda yang di bawah.
"Pasti itu. Apa lagi tahun ini banyak yang mendaftar. Beda dengan tahun kita," jawab seseorang laki-laki lainnya yang berada tepat di samping
Mata laki-laki yang sejak tadi memperhatikan kerumunan pemuda-pemuda di bawah, berhenti ketika melihat seorang remaja laki-laki berambut acak-acakan, tinggi sekitaran 175 sentimeter, berpawakan tegap, serta sedang menoleh kanan-kiri, seperti bingung dengan kerumunan orang-orang ini.
"Mockenzie ha?" celetuk laki-laki itu.
"Sepertinya tahun ini dia mendaftar," ungkap laki-laki satunya.
"Menarik." laki-laki itu senyum menyeringai dan berpaling dari jendela lalu meninggalkan sembilan orang lainnya dari ruangan itu.
Manusia selalu mempunyai setidaknya satu kebiasaan buruk dalam dirinya. Sesempurna apapun manusia diciptakan, hal buruk dalam dirinya akan mengikuti layaknya menginjak permen karet. Seorang remaja perempuan berambut pendek sebahu berlari tergesah-gesah dengan roti tawar berlapis mentega masih melekat di mulutnya. Seperti ada anjing pittbull saja yang ingin menerkamnya. Perempuan itu berlari sekencang-kencangnya dan dengan lihai menyalip satu persatu kerumunan orang-orang dijalan.
Hampir sampai kakinya memasuki gerbang utama menuju halaman kerajaan, tubuhnya menabrak seseorang dan kehilangan keseimbangan, yang mengakibatkan dirinya tersungkur beserta dengan orang yang ia tabrak.
"BRUKKKK!!!" suara tubrukan yang sangat kencang membuat sekeliling menatapi dua insan tersebut.
"Aduhhh ... ma—maaf. Aku tidak sengaja," ucapnya meminta maaf sembari berusaha untuk bangun.
"Duhhh ... punggungku ... encok sepertinya," keluh orang tersebut.
Perempuan itu membersihkan debu yang mengotori bajunya dan menjulurkan tangan untuk membantu anak remaja laki-laki yang barusan saja dia tabrak.
"Maaf banget ... aku tidak tahu," lanjutnya dengan meminta maaf kembali.
"Iya, tidak masalah. Kenapa terburu-buru?" tanya laki-laki itu.
"Jujur saja, aku udah mempersiapkan semuanya dari semalam. Tapi aku ketiduran dan telat bangung. Oh iya, Grizelle," ungkap perempuan itu sambil menjulurkan tangan kembali.
Anak remaja laki-laki itu membalas jabatan tangan perempuan tersebut. Bukan memberitahukan namanya, melainkan mempertanyakan nama lengkap perempuan tersebut."Grizelle?"
"Gaile," sambung Grizelle memperjelas nama lengkapnya.
"Gaile? Kenapa oang yang terlahir dari keluarga bangsawan ingin mendaftar ke Camp-Class?" tanya laki-laki itu kebingungan."Oh iya. Maaf. Aku Ethan. Ethan Mockenzie," lanjut Ethan memberitahukan namanya.
"Ya ... seperti yang kamu lihat, aku berbeda dengan keluargaku," terang Grizelle sambil tersenyum canggung.
Ethan mendengar jawaban Grizelle hanya bisa ikut tersenyum namun juga canggung. Ada hal lain yang membuat Ethan terpesona pada Grizelle. Mata biru bak lautan yang tenang, senyuman indah yang membuat para dewa bertekuk lutut, rambut pendek yang harum berwarna hitam kecoklatan, serta kepolosan yang sangat sukar untuk dipahami. Selagi Ethan masih memandangi dan menikmati putri bangsawan itu, Grizelle masih saja mengoceh dengan semangatnya.
"Mockenzie?!" lontaran suara yang mempertanyakan nama Mockenzie dari jarak yang tidak terlalu jauh. Ethan yang merasa terpanggil, menoleh dan mencari sumber suara tersebut. Seorang pria dengan tinggi melebihi dirinya sedikit, berkulit hitam namun tidak terlalu pekat, sambil meminum jus labu yang kemungkinan buatan rumah."Unik. Menarik!" lanjutnya sambil mendekati Ethan yang masih saja kebingungan.
Setelah beberapa senti dekat dengan Ethan dan Grizelle, pria itu mengulurkan tangannya dan berkata,"Hart. Hart Walmond. Senang berkenalan dengan kalian."
Ethan lantas membalas jabatan tangannya yang diikuti dengan Grizelle.
"Ethan Mockenzie."
"Grizelle Gaile. Senang kenalan denganmu Hart," ramah Grizelle.
"Gaile?! Hart tampak bingung setelah Grizelle mengungkapkan nama lengkapnya. Hal ini juga terjadi pada Ethan waktu pertama kali bertemu dengan Grizelle."Untuk apa keluarga bangsawan di sini?" lanjutnya mempertanyakan.
"Aku hanya mencoba jalan yang lain heheh ...." jawab Grizelle.
"Aku juga mempertanyakan hal yang sama pada dia. Jadi bukan aku saja yang bingung dengan hal ini. Tapi sepertinya, kau lebih kaget ketika tahu namaku?" ucap Ethan meminta penjelasan.
"Kalau kau mempertanyakan hal itu, berarti kau tidak tahu, bukan?" tutur Hart membalikan sebuah pertanyaan kembali pada Ethan.
"Tidak tahu apa?" balas Ethan.
"Tiga ratus tahun yang lalu, keluarga Mockenzie adalah keluarga kelas atas. Keturuan Mockenzie sangalah ahli dalam pertempuran, itu sebabnya kerajaan mengirim keturunan Mockenzie pada barisan terdepan. Yang kutahu, kini keluarga Mockenzie dan keturuannya sudah punah. Itu mengapa aku begitu kaget ketika mendengar namamu," jelas Hart paa Ethan.
"Kelas atas? Kau salah. Kakekku berkata, bahwa Mockenzie adalah keluarga kelas bawah!" balas Ethan meluruskan.
"Karena kepunahannya itulah, status Mockenzie ditetapkan jadi kelas bawah," tegas Hart pada Ethan.
"Bukankah itu jahat? Itu sama saja tidak menghargai. Benar kan?" protes Grizelle setelah mendengar penjelasn Hart.
"Kenapa kau tidak tanyakan pada keluargamu yang bangsawan itu. Bukannya keluargamu itu adalah yang terpenting di pemerintahan?" Sindir Hart pada Grizelle yang membuat dirinya terdiam."Maaf bukannya menyindir atau menyinggung. Namun faktanya begitu. Oh iya, sebaikanya kalian siap-siap. Karena sebentar lagi upacara pemberian Rune akan dimulai. Aku harap kita bisa satu Camp-Class nanti. Sampai nanti," lanjut Hart dan kembali masuk ke bagian kerumunan terdepan.
Grizelle masih terdiam dan memikirkan apa yang diucapkan Hart tadi. Ethan melihatnya dan merasa kasihan. Dilain sisi, Ethan juga ingin bertemu kembali dengan Hart dan bertanya lebih padanya.
"Kamu gugup, Griz?" tanya Ethan membuka percakapan.
pertanyaan Ethan membuat lamunan Grizelle terbuyarkan."Ha? Oh ... i—iya. Tidak! Maksudku, aku tidak gugup. Bagimana denganmu, Ethan?" balas Grizelle.
"Sedikit," jawab Ethan singkat dan memalingkan pandangannya ke arah depan kembali.
Tepat berada di depan kerumunan para remaja tersebut, terdapat sebuah panggung yang sangat lebar tanpa atap. Terlihat seorang laki-laki tua yang sudah berumur—mungkin—menaiki panggung tersebut dan diikuti oleh beberapa orang lainnya. Laki-laki tua itu berada tepat di tengah panggung sekarang, kemudian ia mengangkat tangannya ke atas untuk mengisyaratkan agar dapat perhatian dari para remaja tersebut. Seketika, suara dari kerumunan hening dan semua mata tertuju pada laki-laki tua itu, termsuk Ethan dan Grizelle.
"Kita mulai upacaranya," tegas laki-laki tua itu dengan suara yang menggelegar dan sangat sangar."Rune akan mulai kulepaskan. Rune akan memilih pemegangnya sendiri. Bagi kalian yang tidak terpilih oleh Rune, kalian bisa kembali ke rumah dan menangis dipangkuan ibu kalian!" pungkasnya sedikit menakut-nakuti.
Bibir serta mulut laki-laki paruh baya itu mulai berkomat-kamit membaca mantra. Sebuah cahaya terang muncul dihadapannya. Cahaya tersebut kemudian memudar dan berubah menjadi sebuah buku yang sangat besar—seperti buku telepon kuning, mungkin 4 kalinya.
Buku itu terbuka dan kembali lagi mengeluarkan cahaya terang diikuti dengan bermunculan batu-batu terbang yang beraneka warna. Batu tersebut adalah Rune yang mempunyai jiwa serta dapat memilih sendiri ke mana ia akan memilih pemegangnnya. Batu tersebut berpencar dan satu persatu mulai menetapkan pemegangya.
"Wow!!! itu Diamond!!" teriak salah satu orang dari kerumunan yang melihat ada seseorang yang dipilih oleh Rune Diamond.
"Lihat!!! Moonstone. Perempuan ini dapat Moonstone!!!" kali ini suara berasal dari seorang pria yang tepat di belakang Grizelle.
"Griz, itu Moonstone. Dia milih kamu!" tutur Ethan yang terkagum."Kau lebih cepat mendapatkan Rune dari pada aku," sambung Ethan.
"Ethan, lihat!!" perintah Grizelle agar Ethan melihat ke arah atas. Sebuah batu berwarna hijau tua terbang tepat di atas kepala Ethan dan terjatuh mendarat di telapak tangannya. Batu itu mengeluarkan cahaya berwarna hijau setelah digenggam Ethan. Hal itu membuat kerumunan lainnya melirik ke arah Ethan.
"Itu Emerald. Salah satu Rune yang sangat kuat!" ungkap Grizelle dengan mata yang kagum.
"Aku benar tidak tahu apa-apa tentang Rune," balas Ethan.
Semua Rune sudah pada pemiliknya masing-masing. Mereka yang tidak terpilih diharuskan kembali ke rumah dan menangis meratapi nasib. Bahkan dulu, ada yang sampai gila karena hal ini. Kerumunan mulai berkurang sedikit demi sedikit dan hanya menyisakan tiga puluh delapan orang saja dari seribu dua ratus sembilan puluh tujuh peserta. Ya. Tiga puluh delapan orang yang terpilih adalah mereka yang akan masuk ke dalam Camp-Class dan ditempa selama tiga bulan lamanya. Para petinggi kerajaan yang berada di atas panggung mulai turun dan kembali beraktifitas. Tiga puluh delapan orang yang masih di halaman kerajaan diberikan intruksi lanjutan untuk memulai perjalanan mereka kedepan. Dari Bloodstone, Lazuardy, Sunstone, Rose Quartz, Crystal, Jasper, Esmerald, Ruby, Tiger Eye, Obsidian, Hawk's Eye, Bixbite, Idocrase, Chrysocolla Opal, Agate, Jade, Rhodochrosite, Pearl, Lolite, Kyanite, Diamond, Amethyst, Smoky Quartz, Prasiolite Quartz, Pyrite, Petrified, Textite, Red Jasper, Sea Coral, Labrodite, Turqouise, Cat Eye, Moonstone, dan terakhir Chalcedony, telah memilik pemilik mereka masing-masing.
Perjalanan yang akan ditempuh Ethan baru akan dimulai detik ini juga. Perjalanan panjang yang membawanya ke satu tujuan untuk mengangkat derajat umat manusia agar lebih tinggi dari ras manapun di dunia kotor ini.
ns 15.158.61.8da2