Singkat cerita malam pun tiba kini aku sedang melihat layar hp di kamar dengan keadaan duduk, untuk mengecek apakah ada yang pesan masuk atau sekedar cari hiburan. Setelah bosan bermain hp aku sekilas teringat kejadian tadi siang saat acara kelilusan siswa Roni begitu kejamnya mensiksa diriku sampai membuatku lemas, seperti biasa meskipun di rumah aku tetap memakai gamis longgar semata kaki dengan warna merah muda dan jilbab besar berwarna sama seperti gamisnya seperut Tapi karena perutku yang besar seperti orang hamil 8 bulan jadi hanya menutupi setengah perutku.
Kulihat di jam dinding sudah menunjukkan jam 19.00 sambil melamun betapa beruntungnya aku tadi siang bisa pulang tanpa ketahuan orang lain apalagi teman satu pengajianku. Tiba tiba Hp yang kutaruh di kasur berbunyi dan ternyata pesan dari Roni, aku pun langsung membukanya.
“Halo Bu lonte” Chatnya
“Ada apa lagi chat saya”dengan sedikit kesal aku membalas pesannya.
“Bu ira nanti jam 21.00 harus datang ke gudang ada urusan penting untuk bu ira” isi chat Roni.
“Urusan penting apa, kenapa harus sekarang” balasku dengan tambahan emot kesal.
“Ehh..ini budak ngelawan, ingat kalau bu ira gk datang kami akan beritahukan kesemua orang kalau bu ira ini sebenarnya adalah wanita muarahan” chat Roni.
“Tolong…jangan baik baik aku akan kesana” balas chatku.
“Dan satu lagi bu ira saat mau berangkat harus memakai gamis yang ketat berwarna hitam dengan jilbab yang disampirkan kebelakang, jangan mengenakan bh dan cd” Isi chat Roni.
Membaca chatnya seketika membuat jantungku berdegup kencang, karena aku di suruh memakai pakaian yang memperlihatkan auratku yang seharusnya kututupi.
“T-ta-tapi”balasku.
“Sudah tidak usah tapi2 an, lakukan atau bu ira mau di hukum lagi” Chat Roni.
Aku pun berpikir sejenak tentang ajakannya, bagaimana mungkin aku harus berpakaian menggoda di luar rumah sepanjang perjalanan menuju tempat bu laili. Dan Hp ku berbunyi kembali tapi ini berupa panggilan telfon yang mengagetkan diriku, kulihat ternyata itu bukan dari Roni tapi dari Bu karim. Pertama aku bingung mau kuangkat apa tidak karena takutnya Bu karim pasti akan memarahiku karena tidak ikut kegiatan tadi sampai selesai tetapi kubuang saja dulu pikiran negatif itu dan coba mengangkat telfon Bu karim.
“Halo iya Bu karim ada apa ya?”
“Assalamualaikum Bu ira, tadi kenapa kok tidak mengikuti kegiatan kelulusan siswa sampai selesai” kata Bu karim.
“Ehh…itu Bu karim saya tadi mendadak di telfon sama pembeli saya untuk COD barang yang akan di beli” alasanku agar Bu karim tidak curiga padaku.
“Oh… Tapi ya gk begitu juga Bu ira janjinya ijin ke kamar mandi tapi habis itu tidak kembali lagi bagaimana sih ibu ini” Bu karim dengan nada tinggi.
“I-i-iya Bu karim saya mengerti tapi tadi memang mendadak sekali tiba2 hp saya ada telfon dari pelanggan mau COD barang” alasanku menyakinkan Bu karim agar percaya.
“Bu ira ini seorang ustadzah seharusnya memberi contoh yang baik bagi murid lain dan perutya Bu ira itu kenapa kok bisa sebesar orang hamil 8 bulan begitu?” Kata Bu karim.
“Iya Bu karim saya minta maaf atas kelakuan saya tadi lain kali tidak akan saya ulangi lagi” jawabku.
“Terus perutnya Bu ira itu kena apa kok jadi besar seperti orang hamil begitu?” tanya Bu karim.
“Ohh…itu Bu saya kena tumor jadi perut saya besar seperti orang hamil 8 bulan” kataku berbohong pada Bu karim.
“Masa sih Bu, kok bisa cepat gitu ya”10125Please respect copyright.PENANAPk89OXnQzs
Kata Bu karim.
“Ya namanya juga penyakit” jawabku sedikit takut.
“Ya sudah, saya cuma mau beritahu Bu ira bahwa 1 minggu lagi akan ada acara pengajian didesa dengan pengisi acaranya ustadzah oki dan di harapkan dalam 1 minggu ini mulai besok Bu ira yang mengajar anak2 menggantikan saya dan sebagian guru karena ada kepentingan” kata Bu karim.
Mendengar kata Bu karim aku sedikit was was pasti Roni si anak kurang ajar itu tidak akan tinggal diam saat aku mengajar selama 1 minggu.
“Bu….bu…bu ira halo ada apa” tanya Bu karim yang heran tidak mendengar jawaban dari saya.
“Oh..maaf Bu karim saya melamun tadi, iya Bu saya mengerti” suara Bu karim membuat lamunanku pecah dan lamgsung menjawab dengan terbata bata.
“Baiklah kalau begitu, semoga lancar mengajarnya ya Bu, Asalamualaikum” kata Bu karim.
“Iya Bu Karim Waalaikum salam” kataku lalu menutup telfon.
Setelah itu aku merebahkan tubuhku di kasur untuk merilekskan pikiranku tapi tetap saja pikiranku tetap merasa bingung dan resah memikirkan perintah Roni tadi sampai tidak terasa sekarang sudah jam 20.00. Tinggal 1 jam lagi aku pun kembali melihat isi Hp ku dan terdapat 1 pesan belum terbaca tidak lain adalah dari Roni.
“Jangan lupa bu ira dengan ajakan kami tadi…. AWAS!!!” isi chat Roni.
Aku lalu bangun dari kasur kemudian Dengan terpaksa aku melakukan perintah Roni dengan melepas pakaianku hingga telanjang tapi tidak langsung berpakaian melainkan memandangi tubuh hina ini, terlihat dari cermin tubuhku penuh dengan tato dan ada tindik di puting,klitoris,lidah apalagi di tambah perutku yang buncit seperti orang hamil 8 bulan. Di luar aku kelihatan seorang guru agama yang alim sementara di balik gamis aku seperti seorang yang lebih rendah daripada pelacur. Kemudian setelah puas melihat tubuh telanjangku, aku lalu menuju ke lemari kemudian mengambil gamis warna hitam yang terlihat kecil karena saat kulihat ukurannya mungkin hanya muat untuk seorang gadis, kucoba memakai gamis tersebut ternyata baru memasuki pahaku sudah terasa sesak tapi untungnya bahannya lentur dan fleksibel jadi kupaksa terus akhirnya gamisnya berhasil membungkus paha dan bokong besarku dan yg jadi masalah lagi sekarang aku harus menaikkan lagi gamisnya melalui perut buncitku.
“Bagaimana ini muat apa tidak ya” gumamku dalam hati sambil mencari cara menaikkan gamis dengan kedua tanganku.
Sekitar 5 menit akhirnya gamis tersebut bisa kupakai, untuk gamisnya sendiri bermodel lengan panjang dengan rok panjang sampai mata kaki tapi sayangnya karena kupakai jadi sampai setengah kaki membiarkan betisku terlihat jelas, yang kutakutkan adalah untuk bagian perut dan dadaku karena begitu terlihat samar2 akibat kain gamis yg tidak muat jadi tato dan tindik di puting terlihat. Langkah selanjutnya kupakai jilbab yang bisa di bilang tidak begitu besar warna hitam itu juga harus di sampirkan kebelakang sambil membawa tas hitam kecil berisi hp.
Setelah semuanya kurasa sudah pas aku membuka pintu rumahku lalu ku lihat kekanan dan kekiri apakah tidak orang yang berlalu lalang di hp sudah menunjukkan jam 20.30, kuharap tidak ada orang yang melihatku berpakaian transparan seperti ini karena bisa2 aku di perkosa ditempat dan lagi reputasiku sebagai guru agama akan hancur.
Jarak rumahku dengan tempat Roni sedikit jauh berjarak beberapa rumah, sekitar 3 menit kurasa suasana di luar sudah sepi aku keluar dari rumahku lalu mengunci pintu kemudian mulai berjalan dengan perasaan yang was2,takut serta khawatir.
Di luar terasa sangat dingin saat tubuhku terkena angin malam yang menembus gamis ini. Tetapi di pertengahan jalan aku melihat ada beberapa orang berjalan dari kejauhan, akupun panik harus segera mencari tempat bersembunyi di balik tembok rumah yang ada semak2 nya lalu sedikit menunduk dan beberapa orang itu pun mendekat, sambil ku intip dari semak2 ternyata itu adalah warga yang lagi jaga malam semuanya ada 3 orang. Pikiranku semakin tidak karuan muncul hayalan negatif yang menambah panik diriku.
“Hei Apa kalian tadi lihat ada seorang wanita yang lewat sini” Kata salah satu warga yang mungkin berusia 28 tahun an.
“Mana ada wanita jam segini masih keluyuran, yang juga maling” bantah salah satu warga yang mungkin berusia 45 tahun an.
“Iya.. Mana mungkin ada wanita keluyuran gk jelas begitu kalau memang ada ya kita pasti bertemu dengan dia” kata salah satu warga yang tebilang masih muda 22 tahun an.
“Tapi aku tadi lihat loh beneran” kata warga berusia 28 tahun.
“Sudah….sudah mari kita lanjutkan keliling desa, mungkin kamu lagi ngelamun tadi.. Sudah ayo lanjut” kata orang 45 tahun.
Mereka pun kembali melanjutkan kegiatan mereka, aku terkejut tadi ternyata benar ada seseorang yang melihatku tapi untungnya teman yg satunya tidak menyadari keberadaanku jadi aku merasa lega. Aku pun melanjutkan perjalananku dengan cara sembunyi2 menuju tempat Roni, saat ini aku berada tidak jauh dari tempat Roni saat mau melangkahkan kaki tiba2 ada seseorang yang memanggilku dari belakang hingga terasa jantungku mau copot karena kaget saat ku menoleh kebelakang betapa terkejutnya ternyata itu adalah Ardan salah satu murid yang sifatnya sedikit nakal di tempatku mengajar ngaji.
“Loh Bu ira kenapa malam2 ada disini?” tanya Ardan sambil matanya melirik kediriku.
Kucoba agar setenang mungkin agar Ardan tidak mencurigaiku “Ehh…itu…Bu ira mau…eh…cari udara segar di luar hehehe” jawabku sambil mengarahkan tanganku ke bagian dada dan bagian kelamin.
“Apa Bu ira tidak kedinginan di luar” jawab Ardan yang kulihat dia mulai melirik kearah perut buncitku.
“Tidak ardan, kamu sendiri ngapain malam2 kok masih keluyuran di luar hayo” jawabku sambil memoerhatikan ardan.
“Ya mau main saja Bu” kata Ardan.
“awas ya kamu nanti Bu ira laporin ke ibu kamu” ucapku agar Ardan tidak semakin curiga.
“Bu.. Bu ira kok gamisnya kayak maksa begitu gk sampai mata kaki lagi” tanya Ardan sambil terus melihat perutku.
“Deg” aku terkejut saat mendengar Ardan berbicara begitu. ” sudah sana pulang Bu ira ada urusan” jawabku dengan lembut.
“Ehh.. Masa sih bu kok perutnya Bu ira buncit dan seperti ada gambarnya lagi mana ketat sekali” ucap Ardan dengan senyum jahatnya mungkin dia tahu aku memakai gamis yang terlihat menggoda.
“Bagaimana ya kalau aku laporin aja ke orang2 dan Bu karim kalau Bu ira berpenampilan nakal seperti ini” ucap Ardan.
“J..ja..jangan, baiklah apa pun yang kamu mau Bu ira akan turuti”
“Beneran, baiklah kalau begitu aku mau di puasin Bu ira” kata Ardan sambil senyum senang.
“Puasin dengan apa maksud kamu nak” jawabku
“Bu ira harus mengemut kontol Ardan kalau tidak akan ardan laporin ke semu orang” ancam Ardan.
“Baiklah aku akan menuruti keinginanmu” kataku pasrah mau tidak mau aku harus mengulum kontol muridku sendiri daripada reputasiku sendiri yang hancur, kemudian aku mulai berjongkok sambil menengok ke semua arah apakah tidak ada orang lain yg melihat setelah itu ku buka celana kolor bocah itu dan terpapang kontol yang sudah tegak mengacung keluar yang dari tadi hanya tertutup celana. Tanpa basa basi ku buka mulut ku lalu kumasukkan kontol kecil tersebut ke mulutku lalu kumainkan dengan cara memaju mundurkan.
“Ouughhh enak sekali Bu” ujar Ardan menikmati kulumanku.
Lalu ku lepas kulumanku dan mengocoknya dengan tanganku,” Ahhh ternyata lidahnya Bu ira ada tindiknya seperti pelacur saja” desah sambil terkejut karena melihat ada tindik di lidahku.
Selanjutnya ku jilat dan ku lahap bola zakar muridku tersebut sehingga membuatnya tambah keenakan sampai2 menarik jilbabku.
“Ohh…Bbbbb…uuuuu…eehhhnnnaakk…sseehhkkaallii”desah ardan.
Aku pun kembali memasukkan kontolnya ke mulutku lalu mempercepat kulumanku sementara Ardan berpegangan pada jilbabku hingga akhirnya. “Aaggghhhh….Bbbuuuu…aarrddaann…kkkeellluuaarrr…Crooott…crrooott” seketika kuhentikan kulumanku karena terasa peju ardan keluar deras dari kontolnya lalu ku lepas kulumanku, meskipun masih bocah tapi sperma nya keluar sangat banyak sekali hingga mulutku
“Ahhhhh…enak sekali Bu ira gk nyangka ternyata bu ira seorang lonte hahahahaha” katanya.
“Jangan bilang kesiapa siapa soal ini” sahutku dengan wajah geram.
“Siap Bu lonte hahaha” katanya lalu pergi.
Aku kembali merapikan pakaianku dan membersihkan sisa sisa pejuh yg tumpah dari mulutku. Kemudian kembali berjalan secara sembunyi sembunyi hingga sampailah aku ke tempat Roni dll.
-BERSAMBUNG-
ns 15.158.61.48da2