MURTI 11 : NINGSIH
Jam lima sore, Gatot pulang tanpa bersama Pak Camat. Ia pulang bersama seorang pegawai kantor, sementara Pak Camat entah kemana. Ia tidak menuju rumah Murti, tapi langsung ke rumahnya sendiri. Gatot melihat ada keramaian di depan rumahnya, tepatnya di rumah yang sudah seminggu ini kosong tak berpenghuni. Ah, mungkin ada orang baru yang menempati rumah itu. Gatot melihat banyak warga membantu menurunkan perkakas dari empat truk.
1103Please respect copyright.PENANAhTzjKbY5R6
“Ada penduduk baru, Pak?” ia bertanya pada seorang warga yang kebetulan melintas.
1103Please respect copyright.PENANA6EVdOSEHF8
“Penduduk baru tapi muka lama, Tot. Keluarganya si Ningsih.” jelas si tetangga. “Ayo ikut bantu, Tot.” ajak tetangga itu lagi.
1103Please respect copyright.PENANA3UQM0WRSzo
Gatot urung masuk rumah dan bersama para waRga beramai-ramai membantu. Gatot sempat melihat Ningsih tapi sangat sibuk. Begitupula si Bejo yang cuma tersenyum kepadanya. Gatot senang karena Bejo dan keluarganya telah kembali ke komplek. Ia jadi punya teman sebaya.
1103Please respect copyright.PENANA43ZG9Bfpwd
menjelang maghrib, semua perkakas sudah selesai diturunkan dan empat buah truk itu juga sudah pergi. Barulah Gatot bisa menghampiri Bejo. “Hei, Jo, kenapa nggak bilang kalau mau balik ke komplek?” tanyanya.
1103Please respect copyright.PENANAWOJi5YRiGu
“Kejutan. Ayo ikut aku, Tot. Kukenalkan ke istriku.” ajak Bejo.
1103Please respect copyright.PENANAo6nmUuIief
Gatot ikut Bejo masuk ke dalam rumah yang masih berantakan. Di dalam, ia langsung disambut dengan akrab oleh keluarga Bejo. Gatot bersyukur semua masih ingat padanya, masih bersikap baik padanya seperti dulu. Beberapa tahun silam, mereka memang bertetangga, jadi wajar kalau kemudian jadi akrab. Memang ada tambahan orang baru yaitu istrinya Bejo.
1103Please respect copyright.PENANAZ5KTVmcbCv
Namun karena sudah maghrib, Gatot lekas mohon diri. “Mainlah ke rumah, Jo. Aku pulang dulu ya,”
1103Please respect copyright.PENANAeRJXNbzHqH
“Itu pasti, Tot. Ini dari Mbak Ningsih buat kamu.” kata Bejo memberikan sebuah bungkusan.
1103Please respect copyright.PENANAnzm4d1MUQW
“Mana Ningsih?” Gatot bertanya.
1103Please respect copyright.PENANAX4T5LbE7Ep
“Masih mandi. Nanti juga pasti ke rumahmu,” Bejo tersenyum.
1103Please respect copyright.PENANABaO2CTYQKm
“Terima kasih ya,” Gatot melambaikan tangan.
1103Please respect copyright.PENANADE0O71Q2FD
“Sama-sama, Tot.” Bejo mengangguk.
1103Please respect copyright.PENANAn1DMLB50rx
Gatot kembali pulang. Sesampainya di dalam rumah, ia mendapati Aisyah sedang sibuk di dapur. Gatot segera membuka baju yang penuh keringat lalu mendekati Aisyah, namun tidak terlalu dekat karena khawatir Aisyah akan terganggu oleh bau badannya. Aisyah menoleh dan tersenyum sebentar lalu kembali sibuk dengan masakannya.
1103Please respect copyright.PENANAGnJqWuM2vf
“Masak apa, Aisyah?” tanya Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAeh88fvN0VU
“Ini, sayur lodeh, Mas. Kok baru pulang?” tanya Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAc3yNcKWXXX
“Iya, Aisyah, tuh masih membantu orang baru pindah. Gantian pakai kompornya ya? Aku mau masak juga.” kata Gatot.
1103Please respect copyright.PENANArNWpkDlcRH
“Tidak usah, Mas. Ini saya masak juga buat Mas Gatot.” jawab Aisyah. ”Mending mas mandi saja. Sebentar lagi maghrib lho,” ia mengingatkan.
1103Please respect copyright.PENANAAiN8Kxsw4T
“Kamu sudah mandi?” tanya Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAiFXinwQdXY
“Belum, Mas.” jawab Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAUK1ecPJu8R
“Pantas kamu bau,” canda Gatot.
1103Please respect copyright.PENANA9yLXnGqT1w
“Mas Gatot yang bau,” balas Aisyah sambil tersipu malu. Gatot paling suka melihat wajah Aisyah seperti itu. “Mas Gatot pergi sana. Nanti merusak rasa masakanku.”
1103Please respect copyright.PENANAcl3IzXGk1K
“Nanti malam jalan-jalan yuk, Aisyah.” Gatot berkata.
1103Please respect copyright.PENANAw9MkmD4j1X
“Tapi habis makan malam ya?” Aisyah menyanggupi.
1103Please respect copyright.PENANAMUq8Phaigv
“Iya, aku kan belum ngerasain masakanmu enak apa tidak. Aku mandi dulu ya,”
1103Please respect copyright.PENANAKwiVh9YZkV
Aisyah memukul Gatot dengan gagang sutil. Gatot ingin balas memukul tapi urung setelah teringat bahwa Aisyah terlalu murni untuk disakiti. Aisyah tidak sama dengan wanita-wanita lain. Cukuplah kekhilafannya dulu saat Aisyah tertidur pulas. Gatot tidak akan mengulanginya lagi sebelum Aisyah benar-benar resmi menjadi miliknya. Gadis itu terlalu suci untuk dicemari.
1103Please respect copyright.PENANA8fxxCD5MCB
Selesai mandi dan sholat maghrib, Gatot duduk menunggu Aisyah sambil menonton tv. Telinganya menangkap suara-suara halus bersenandung dari kamar mandi. Terdengar sangat merdu, membuat Gatot mengecilkan volume tv dan menajamkan telinga untuk mendengar senandung itu lebih jelas lagi, senandung merdu yang menyejukkan hati. Sayang sekali senandung itu berhenti dan pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
1103Please respect copyright.PENANAh67vW6DNqN
“Mas Gatot, kesini sebentar.” panggil Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANALMHS5lujch
“Ada apa, Aisyah?” Gatot berjalan menghampiri.
1103Please respect copyright.PENANAjnRpXvTFwP
“Gotnya buntu ya, Mas. Airnya nggak jalan tuh,” kata Asiyah menunjuk selokan kamar mandi.
1103Please respect copyright.PENANATHtqB8zwLk
“Biar saya perbaiki. Kamu pergi saja,” sahut Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAQxLmqTcC0t
“Saya bantu, Mas, biar cepat. Saya juga belum selesai mandi.” kata Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAyhiEq8d9oW
Gatot memang melihat Aisyah belum menyelesaikan mandinya karena air di lantai kamar mandi penuh akibat saluran pembuangan yang buntu. Ia membungkuk untuk memeriksa, Aisyah juga ikut jongkok untuk membantunya. Gatot menahan hasrat hati demi melihat bagian-bagian tubuh Aisyah yang tidak cukup terlindungi. Handuk yang membungkus tubuh Aisyah terlalu pendek. Dan Aisyah jongkok tepat dihadapannya, sama sekali tidak berusaha untuk menutupi sebagian buah dadanya.
1103Please respect copyright.PENANA2sIynWeoCR
“Aisyah! Berdiri!” Gatot memberi perintah demi menjaga kemurnian gadis itu. Ia tidak tega melihat dan menyaksikan seluruh bagian bawah tubuh Aisyah yang terpamoang jelas di hadapannya. Gatot tidak ingin tergoda kembali.
1103Please respect copyright.PENANAoowkCnBoin
“Maaf, Mas!” kata Aisyah sambil berdiri dan pindah ke belakang Gatot, membuat Gatot jadi sedikit lega. Dan lebih lega lagi karena got selesai di perbaiki.
1103Please respect copyright.PENANA7RQOmCWZum
“Beres. Kamu bisa lanjutkan mandimu, Aisyah. Oh ya, nyanyi yang agak keras ya?” kata tersenyum menggoda.
1103Please respect copyright.PENANApGEJeIkv47
Aisyah mengancam Gatot dengan segayung air, membuat Gatot lari terbirit-birit sebelum Aisyah menjalankan aksinya. Senandung suara Aisyah kembali terdengar dan terus terdengar meski Aisyah sudah selesai mandi dan kini ada di dalam kamarnya. Gatot menyimak senandung itu dengan hati ragu.
1103Please respect copyright.PENANAJkdHii2fIE
Sebelum keraguan hatinya terjawab, Aisyah sudah muncul. Mereka makan bersama dengan cepat karena ada acara yang akan mereka adakan. Malam ini Gatot dan Aisyah akan jalan-jalan. Memang masih jalan-jalan biasa, tapi siapa tahu itu akan jadi awal dari sesuatu yang luar biasa.
1103Please respect copyright.PENANAOmvDcLccCO
“Sudah siap, Aisyah?” tanya Gatot.
1103Please respect copyright.PENANA7ATdMDu6nt
“Sudah, Mas. Ayo berangkat. Mumpung belum terlalu malam.” Aisyah mengangguk.
1103Please respect copyright.PENANANMYMVY2gyd
“Kamu cantik sekali, Aisyah.” Gatot menatap gadis itu tak berkedip.
1103Please respect copyright.PENANAuTaFWDT1VM
“Mas Gatot bisa saja. Gombal ah.” Aisyah langsung tersipu malu. ”Ini kontak motornya.” ia memberikannya pada Gatot tanpa menoleh. Gatot hanya tersenyum saja melihatnya.
1103Please respect copyright.PENANA0mQiYNZANF
Mereka pun pergi meninggalkan komplek naik motor. Malam yang mendung tidak menyurutkan keinginan dua insan itu untuk mencoba mendekatkan hati. Walaupun tidak ada tujuan pasti mana yang harus mereka datangi. Mereka hanya ingin jalan-jalan, bukanlah untuk kencan. Gatot merasa sudah terlalu tua untuk kencan layaknya anak-anak muda. Ia bukan lagi anak remaja. Pun demikian Aisyah yang juga seorang wanita dewasa. Keinginan untuk bersenang-senang mungkin sudah tidak ada. Makanya mereka berputar-putar saja keliling pusat kota.
1103Please respect copyright.PENANA1bSPDBnY1O
“Kemana enaknya, Aisyah?” tanya Gatot di tengah perjalanan.
1103Please respect copyright.PENANA2fb3ltumG1
“Ke stadion saja yuk, Mas. Sepertinya enak duduk santai disana.” kata Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAhohvFsozjg
“Kamu tidak takut? Disana sangat sepi, Aisyah.” sahut Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAkH9jj7eEkn
“Kan saya bersama Mas Gatot. Pasti aman,” yakin Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAEB9PPRnur4
Gatot bukannya takut untuk datang dan nongkrong malam-malam di stadion. Daerah sepanjang stadion memang sangat sepi dan paling sering terjadi kejahatan. Mulai dari pemalakan, pemerasan, perampokan, sampai pemerkosaan, sudah berkali-kali terjadi di sana. Dan sampai sekarang tempat itu masih gelap, lampu-lampu banyak yang hilang dicuri orang yang butuh uang. Dulu Gatot juga sering mencuri apa saja dari stadion. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Ia sudah kapok dan tobat.
1103Please respect copyright.PENANABBNPggLNpA
Sampai juga di stadion. Gatot membantu Aisyah turun dari motor lalu berjalan beriringan menuju sebuah bangku panjang. Disanalah mereka duduk berdua. Angin malam yang dingin langsung menerpa. Gatot membuka jaketnya dan mengenakan ke tubuh Aisyah untuk memberi rasa hangat.
1103Please respect copyright.PENANAFNKbrKq8jx
“Saya belum tahu banyak tentangmu, Aisyah.” kata Gatot membuka pembicaraan.
1103Please respect copyright.PENANA2gvY801QSo
“Saya ini hanya wanita desa, Mas. Tidak ada apa-apanya dibanding wanita-wanita kota.” jawab Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANA8Xnk86ix8x
”Ceritakan tentang keluargamu, Aisyah.” Gatot meminta.
1103Please respect copyright.PENANAhpAtDx1KXV
Ia menyimak cerita Aisyah. Gatot sudah tahu kalau Aisyah adalah anak Pak Asnawi. Yang ia baru tahu adalah tentang Pak Asnawi itu sendiri. Menurut cerita Aisyah, Pak Asnawi dulunya juga pria yang bergelimang dosa. Dari Aisyah masih kecil sampai Aisyah beranjak remaja, Pak Asnawi masih seorang penjahat terkenal. Tapi menjelang Aisyah masuk SMA, Pak Asnawi berubah menjadi sosok yang pendiam dan semakin alim setelah menunaikan ibadah haji.
1103Please respect copyright.PENANAV6FBUABotv
Sejak itu orang tidak lagi mengingat Pak Asnawi sebagai penjahat. Orang-orang kemudian lebih mengenang kedermawanan Pak Asnawi. Sampai akhirnya menjadi kepala desa Cemorosewu. Aisyah sama sekali tidak menceritakan atau memang tidak tahu cerita kalau ayahnya juga seorang pembunuh dan pemerkosa. Ironisnya korban pemerkosaan dan pembunuhan Pak Asnawi adalah ibu kandung Gatot. Dan kini Pak Asnawi mungkin sudah menerima hukuman setimpal di alam kubur setelah anak dari si korban menuntut balas dendam. Hutang nyawa dibayar nyawa dan hutang itu kini terbayar lunas.
1103Please respect copyright.PENANAkNBcs9xVhv
“Itulah cerita keluargaku, Mas. Selanjutnya Mas Gatot tahu sendiri kalau ummiku kawin lagi.” kata Aisyah mengakhiri ceritanya.
1103Please respect copyright.PENANAiCjxxB4rvj
“Saya kagum dengan ayahmu, Aisyah. Dari penjahat kemudian tobat. Sedangkan ayahku entah dia tobat atau belum.” gumam Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAV2e1laFs2i
“Mas Gatot yang sabar saja. Setiap rencana Tuhan pasti ada hikmahnya.” balas Aisyah bijak.
1103Please respect copyright.PENANARBQnvagYWV
“Kamu benar, Aisyah.” Gatot mengangguk. ”Dingin ya?” ia bertanya.
1103Please respect copyright.PENANA3YW7dLo7yA
“Iya, Mas. Tapi tak apa,” Aisyah tersenyum karena hatinya terasa hangat bisa bersama orang yang dikasihi.
1103Please respect copyright.PENANASyC6DJQ953
Gatot merengkuh bahu Aisyah dan gadis itu tidak menolak. Gatot merasakan getar yang tak biasa, bukan nafsu, tapi lebih kepada rasa sayang. Ia ingin memberi perlindungan kepada Aisyah. Dan bersama dengan Aisyah, Gatot seakan sedang bersama Zulaikha, mantan istrinya. Ia mengelus kepala Aisyah yang terbalut kerudung. Sangat terasa sekali hempasan napas Aisyah, hingga membuat Gatot jadi merinding.
1103Please respect copyright.PENANAOGRmNlg3l3
“Sudah lama aku tidak merasakan suasana seperti ini, Aisyah.” Gatot berbisik.
1103Please respect copyright.PENANAqBA9xRlz2H
“Maksud Mas Gatot?” tanya Aisyah tak mengerti.
1103Please respect copyright.PENANApYZOWpPJU7
“Kamu mengingatkanku pada Zulaikha, mantan istriku. Dia sama sepertimu, Aisyah.” jawab Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAKhKOeGZ13C
“Selagi Mas Gatot masih ingat mantan istri, berarti ada harapan suatu saat Mas pasti bertemu lagi dengannya.” sahut Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAJ19wJSMZHs
“Aku selalu berharap seperti itu, Aisyah.” Gatot mengaku. ”Sepertinya gerimis. Mau pulang sekarang?” tanyanya kemudian sambil melihat langit.
1103Please respect copyright.PENANA78JGR5ufvm
“Iya. Ayo pulang, Mas.” angguk Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAaSNVB1s37J
Namun mereka tidak benar-benar pulang, lebih tepatnya mereka hanya meninggalkan stadion. Hujan sudah terlalu deras dengan disertai angin kencang.
1103Please respect copyright.PENANArnDdYZearU
“Berteduh di loket itu saja, Mas.” kata Aisyah sambil menunjuk sebuah bangunan loket di pintu masuk stadion.
1103Please respect copyright.PENANA5BJbi9DrMT
Karena cukup jauh, praktis mereka harus berlari untuk bisa sampai, otomatis pula mereka basah kuyup. Gatot sudah biasa, tapi tidak demikian dengan Aisyah; gadis itu menggigil dengan wajah pucat.
1103Please respect copyright.PENANAwXsFXb0RnB
“Pasti nanti kamu masuk angin, Aisyah.” kata Gatot kuatir.
1103Please respect copyright.PENANATA2sGVnoWg
“Sekarang saja perutku sudah mual, Mas.” Aisyah berkata lirih.
1103Please respect copyright.PENANAGQVqL0YmD0
“Jadi bagaimana, mau memaksa pulang?” tanya Gatot.
1103Please respect copyright.PENANArZhHt2yAa8
“Sudah kepalang basah, mandi sekalian, Mas. Pulang saja.” Aisyah memutuskan.
1103Please respect copyright.PENANAqhxeC1kd7v
Gatot tidak punya pilihan selain membonceng Aisyah pulang. Jalanan benar-benar sepi. Tidak ada satupun kendaraan ataupun manusia yang berani menantang hujan selain mereka berdua.
1103Please respect copyright.PENANAZpk46sniu0
“Pegangan yang erat, Aisyah.” Gatot memberi perintah.
1103Please respect copyright.PENANAcV2YUFb3Cp
Ketika dirasakan lengan Aisyah sudah melingkar erat di pinggangnya serta tubuh gadis itu melekat di punggungnya, ia menggeber gas kuat-kuat untuk melesat kencang menembus tajamnya rinai-rinai hujan. Di tengah jalan, Gatot merasa menabrak sesuatu. Namun karena terlalu gelap, ia tidak bisa melihat apa itu. Terlalu riskan untuk mengerem disaat laju motor seperti jet. Aisyah sendiri semakin merapatkan tubuhnya.
1103Please respect copyright.PENANAbwdJoJT89z
Sesampainya di rumah, Gatot segera membopong tubuh Aisyah yang semakin lemah tak berdaya. Celakanya lagi, kamar Aisyah ternyata bocor. Gatot pun terpaksa membawa Aisyah ke kamarnya sendiri.
1103Please respect copyright.PENANAonVrRFFuV8
“Kupanggilkan dokter ya, Aisyah.” kata Gatot panik. Setelah membaringkan Aisyah, ia bermaksud keluar untuk mencari dokter.
1103Please respect copyright.PENANA4ay9KS401I
Tapi Aisyah mencekal lengannya, menahan langkahnya. “Tidak usah, Mas. Saya minta tolong dikerokin saja.” kata gadis cantik itu.
1103Please respect copyright.PENANAUBRFbClo74
“Tapi, Aisyah…” seru Gatot bimbang.
1103Please respect copyright.PENANAyPN5gfYl3X
“Saya percaya Mas Gatot tidak akan menyakiti saya. Tolong ya, Mas,” pinta Aisyah pelan dan melas.
1103Please respect copyright.PENANAWAyaB4s4Rl
“Baiklah, Aisyah.” Gatot akhirnya mengangguk setuju. ”terima kasih kamu percaya padaku.”
1103Please respect copyright.PENANAtzUf851v0j
Aisyah pun berbalik tengkurap, memasrahkan punggungnya untuk dikerok oleh Gatot. Anehnya, Gatot sama sekali tidak merasakan birahi kali ini. Padahal ia bebas memandangi tubuh mulus Aisyah dengan begitu rupa. Mungkin ini karena pengaruh benih kasih yang mulai tumbuh. Hingga membuat Gatot hanya merasa iba hati melihat Aisyah yang pasrah sedemikian rupa kepada dirinya.
1103Please respect copyright.PENANAEEqlsG1eRA
Gatot bersumpah tidak akan menyakiti Aisyah. Aisyah juga sadar sepenuhnya membuka bajunya yang basah dan menutupi tubuh bagian bawahnya dengan selimut, sementara bagian atas dari kepala sampai pinggul dibiarkan telanjang. Gatot mulai mengerok punggung Aisyah sementara Aisyah hanya bisa meronta-ronta kecil. Untuk pertama kalinya, Gatot menang saat berperang melawan setan. Setan jahanam yang menggoda imannya ia berantas sampai tuntas, sampai tidak ada lagi setan yang berani mengganggunya.
1103Please respect copyright.PENANAQ6iYP81j8D
“Jangan meronta terlalu keras, Aisyah. Nanti selimutmu jatuh.” kata Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAaxfHvhWdXa
Aisyah menahan selimut dengan kedua tangannya agar tidak jatuh, agar tidak mengundang nafsu Gatot. punggung yang awalnya putih mulus semurni susu, kini berubah warna menjadi garis-garis merah. Belum selesai dikerok, Aisyah sudah lebih dulu muntah, mengeluarkan isi perutnya.
1103Please respect copyright.PENANAmkGWZrVLKh
“Kerok sampai bawah, Mas. Anginnya mulai keluar.” kata Aisyah dengan tubuh gemetar.
1103Please respect copyright.PENANAnXqHXz3c1f
Gatot mengikuti alur punggung Aisyah sampai bawah, terpaksa menyingkap sedikit selimut gadis itu agar bisa mengeroki hingga pangkal paha. Hingga selesai sudah.
1103Please respect copyright.PENANA8Ai9QTL2T0
Aisyah berbalik telentang dengan keringat bercucuran. Gatot membetulkan tali kutang Aisyah tanpa sedikitpun menyentuh buah dada yang membuncah indah itu. Namun ia perlu meminta ijin untuk memasangkan celana panjang. Aisyah sudah memasang sendiri celana dalamnya dari balik selimut. Aisyah tersenyum mengangguk.
1103Please respect copyright.PENANABIS6eTmBGJ
“Sekarang tidurlah, Aisyah. Biar panasmu turun.” kata Gatot penuh rasa lega.
1103Please respect copyright.PENANAEpCbqkvTLW
“Mas Gatot tidur saja disini. Saya ikhlas, Mas.” balas Aisyah.
1103Please respect copyright.PENANAYS34ne2C2S
“Baiklah, Aisyah. Selamat tidur ya,” Gatot berbisik lirih.
1103Please respect copyright.PENANA9SVTpiI2Kx
Ia pun membaringkan diri disamping Aisyah dan membiarkan gadis itu membenamkan kepala ke dadanya. “Aisyah, ya, Aisyah… sungguh sempurna dirimu!” batin Gatot dalam hening. Aisyah mungkin sudah terlarut dalam mimpi karena tidak bergerak sama sekali saat Gatot mencium keningnya. Ciuman yang menjadi penghantar tidur malam itu.
1103Please respect copyright.PENANAejEJ0Iz1r9
***
1103Please respect copyright.PENANAd3TkF6C9vd
Pagi-pagi sekali Gatot sudah menghadap Pak Camat. Ia hendak membicarakan keputusan maha penting yang telah dipertimbangkan masak-masak sejak semalam. Tapi Pak Camat sudah berangkat kerja ke kantor shubuh tadi, begitu yang disampaikan Murti kepadanya.
1103Please respect copyright.PENANAKI4G9iJpBv
“Lho, kupikir Mas Joko berangkat bareng kamu, Tot?” kata Murti heran.
1103Please respect copyright.PENANAPZ4xFA4Xe4
“Tidak, Mur. Ini malah aku ingin ketemu dan bicara dengan Pak Camat.” sahut Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAaepvQJymUo
“Mas joko sudah pergi. Aku saja yang istrinya tidak tahu jam berapa suamiku berangkat,” ketus Murti seperti biasa.
1103Please respect copyright.PENANAjg6afmMhNk
Semakin bulat saja keputusan Gatot. Pak Camat semakin sering berangkat kerja sendiri, semakin tidak membutuhkannya lagi. Terhitung sudah sebulan ini Pak Camat tidak menggunakan tenaganya lagi. Gatot yakin Pak Camat memang punya maksud tersembunyi.
1103Please respect copyright.PENANA3tqqRexXrn
“Mungkin kamu bisa sampaikan padaku, Tot. Nanti kuteruskan ke Mas Joko.” kata Murti.
1103Please respect copyright.PENANARGtlPzdn30
“Tidak, Mur. Biar aku bicara langsung dengan Pak Camat.” kata Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAImDljsEvmw
“Ada masalah apa antara kamu dengan Mas Joko? Ayo ceritakan saja,” Murti mendesak.
1103Please respect copyright.PENANAtffqgYUi1j
“Sama sekali tidak ada masalah, Mur.” Gatot menggeleng. ”Kamu bersiap saja. Kutunggu di mobil ya,” iapun pergi keluar.
1103Please respect copyright.PENANAzGw7to37Qe
“Tot!” Murti memanggil.
1103Please respect copyright.PENANAC9gkO6Sh3Q
Gatot tidak mempedulikan panggilan itu. Tentu saja sikapnya ini membuat Murti jadi kelabakan dan berpikir ada apa gerangan. Murti gelisah dan takut kalau-kalau suaminya membuat masalah yang menyebabkan Gatot marah. Murti khawatir karena bisa saja suaminya celaka. Bagaimanapun, Gatot adalah mantan bajingan dulu. Dengan hati gamang, Murti meneruskan tugas sebagai ibu rumah tangga sebelum mandi. Setengah jam kemudian, iapun sudah siap dan menyambar tasnya lalu menghampiri Gatot.
1103Please respect copyright.PENANATV4Yr763Os
“Ayo jujurlah, Tot. Jangan membuatku takut,” desak Murti di dalam mobil.
1103Please respect copyright.PENANAWCZOqr6BR8
“Mur, sudah kubilang berkali-kali, masa kamu tidak dengar? Tidak ada apa-apa antara aku dan suamimu. Titik!!!” hardik Gatot tiba-tiba.
1103Please respect copyright.PENANAJ8F30T99mV
Murti langsung mengkerut dibentak begitu oleh Gatot. Ia sama sekali tidak menduga Gatot akan begini emosi. Tidak seperti hari-hari biasanya. Tidak ada tawa dan canda, malah suasana mencekam yang terasa. Murti dicekam berbagai rasa yang membuatnya tidak sanggup lagi berkata-kata. Sampai tiba di tempatnya kerja, Gatot tak kunjung menunjukkan tanda-tanda membaik. Wajah Gatot dilihatnya murung dan bingung. Yakinlah Murti bahwa memang ada yang tidak beres.
1103Please respect copyright.PENANAF2EW6pWV1B
“Tunggu sebentar, Tot. Aku mau ikut kamu ke kantor kecamatan.” kata Murti tiba-tiba.
1103Please respect copyright.PENANA2eWHyuKCuA
Barulah saat itu Gatot menoleh agak kaget. Tapi Murti keburu keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju gedung sekolah. Gatot terpaksa menunggu sesuai perintah Murti. Belum sempat Gatot menenangkan diri, Murti telah kembali lagi.
1103Please respect copyright.PENANAlfnFWXpqUh
“Ayo berangkat, Tot.” kata istri Pak Camat itu.
1103Please respect copyright.PENANABvZQnlv5S4
“Tapi, Mur…” Gatot terlihat bimbang.
1103Please respect copyright.PENANAhLWMDyYe7A
“Berangkat!!!” potong Murti cepat.
1103Please respect copyright.PENANAZYxACWEGog
Kini giliran Gatot yang kaget dibentak oleh Murti. Namun ia harus segera berangkat sebelum Murti bertindak nekad. Perjalanan terasa lama dan membosankan. Gatot merutuk dalam hati kenapa ia harus membuat Murti sakit hati. Pasti Murti marah oleh sikapnya hari ini yang serba kaku.
1103Please respect copyright.PENANAtLmR1Yl6Hr
“Maafkan aku, Mur.” kata Gatot sambil terus menyetir.
1103Please respect copyright.PENANAeF01YtqBrI
“Sudah kumaafkan,” balas Murti ketus.
1103Please respect copyright.PENANA1x9xj5zc7c
“Belum. Kamu masih marah kan?” tanya Gatot.
1103Please respect copyright.PENANADm4q1maPdM
“Aku memang marah. Tapi bukan padamu, Tot.” terang Murti.
1103Please respect copyright.PENANAfGKQDBQUDf
“Syukurlah. Senyum dong,” Gatot berusaha mencairkan suasana.
1103Please respect copyright.PENANAhgvW8ZlTK2
Murti tersenyum sekedar menyenangkan hati Gatot. Lalu pandangannya kembali lurus ke depan dan tidak menoleh kemana-mana sampai tiba di kantor kecamatan.
1103Please respect copyright.PENANALdONiq4aFa
“Perlu kuantar sampai dalam?” tawar Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAL1yQTSg3RK
“Tidak usah. Biar aku sendiri saja.” Murti melangkah memasuki paseban kantor dan terus menyusuri koridor hingga berhenti di depan ruang kerja suaminya. Ia mengetuk pintu tiga kali lalu mendorong perlahan pintu sampai terbuka. Murti masuk dan berdiri terpaku. Tidak ada nampak suaminya. Tentu kedatangannya yang mendadak membuat kalang kabut pegawai yang ada di ruangan itu.
1103Please respect copyright.PENANAHRl4hivLbg
“Selamat pagi, Bu Camat,” kata beberapa pegawai menyambut kedatangannya. Sementara sebagian pegawai yang lain berbisik-bisik.
1103Please respect copyright.PENANAERZ5jYKkUp
Murti tidak peduli bisik-bisik itu. “Selamat pagi juga. Mana Pak Camat?” tanyanya kaku.
1103Please respect copyright.PENANAcrVaegpUtV
“Waduh, Bu. Pak Camat malah belum datang,” kata salah seorang pegawai.
1103Please respect copyright.PENANAqKEekbc17D
“Jadi Pak Camat belum ngantor?” tanya Murti mulai was-was.
1103Please respect copyright.PENANAI5KPprYejV
“Pas Kami datang, Pak Camat tidak ada, Bu. Tapi coba ibu tanyakan ke Dewi.” kata pegawai itu.
1103Please respect copyright.PENANAvOkAQ9PG10
“Baiklah. Terima kasih.” Murti mengangguk. ”Dewi, kumohon ikut aku sebentar saja.” ia memanggil gadis itu.
1103Please respect copyright.PENANAiDm2wsM0VH
“Baik, Mbak Murti.” jawab Dewi penuh kebingungan.
1103Please respect copyright.PENANAYIfOMA7CeM
Murti membawa Dewi menuju mobil dan disanalah ia menginterogasi Dewi dengan beragam pertanyaan yang berfokus pada seputar kegiatan Pak Camat. Gatot hendak keluar tapi Murti memintanya tetap di dalam. Jadilah Gatot ikut mendengar perbincangan antara Murti dan Dewi.
1103Please respect copyright.PENANA5y5UWRyyif
“Benarkah suamiku belum ke kantor?” tanya Murti.
1103Please respect copyright.PENANACpTEJ9SbLR
“Benar, Mbak.” Dewi mengangguk.
1103Please respect copyright.PENANASNMoyUp5Nw
“Aneh, padahal Pak Camat sudah berangkat sejak shubuh tadi.” Murti tampak berpikir keras.
1103Please respect copyright.PENANAfGfnFXciLv
“Saya sungguh-sungguh tidak tahu, Mbak.” kata Dewi.
1103Please respect copyright.PENANA1dSMhnAxIT
“Kamu pernah bilang memergoki mobil suamiku di perumahan residence. Bisakah kamu jelaskan lebih detil?” tuntut Murti.
1103Please respect copyright.PENANAOcy4D3US6k
“Oh itu. Memang benar. Seingat saya waktu itu mobil Pak Camat ada di rumah paling ujung blok A.” jawab Dewi.
1103Please respect copyright.PENANAFPl0Z7zx1q
“Kamu kenal pemilik rumah itu?” tanya Murti.
1103Please respect copyright.PENANAnQeNH6jP95
“Tidak, Mbak. Mungkin Gatot tahu karena pasti dia pernah ngantar Pak Camat kesana.” Dewi menoleh pada Gatot.
1103Please respect copyright.PENANAEFZBT9UTUQ
“Percuma minta informasi ke Gatot. Dia sudah kongkalikong dengan suamiku.” ketus Murti sengit. Gatot hanya diam saja disindir seperti itu.
1103Please respect copyright.PENANAZzFADZ1UfA
“Saya mohon Mbak Murti tidak melibatkan saya. Kamu juga, Tot. Jangan bilang apa-apa ke Pak Camat ya?” hiba Dewi memelas.
1103Please respect copyright.PENANAgcG25rFb5P
“Aku jamin aman, Dewi. Aku malah berterima kasih. Sekarang kembalilah bekerja.” Murti mempersilakan.
1103Please respect copyright.PENANAcRuBWq5xn6
Dewi meninggalkan Murti dan Gatot. Kini Murti sudah menemukan titik terang. Yang justru bimbang adalah Gatot. Sekarang Gatot tahu dari siapa Murti tahu soal perumahan residence. Ternyata dari Dewi yang membeberkan semuanya. Mungkin Dewi tidak tahu bahwa keterus-terangannya pada Murti telah menciptakan prahara besar. Dewi telah memberi petunjuk yang bisa mengarahkan kecurigaan Murti. Gatot pusing memikirkan apa jadinya kalau Murti sampai minta diantar ke perumahan residence. Bahaya kalau Murti sampai nekad kesana.
1103Please respect copyright.PENANA7UCtkMgTny
“Aduh! Kepalaku pusing, Mur.” Gatot mengeluh secara tiba-tiba.
1103Please respect copyright.PENANAq23SZLywVI
“Pusing? Bagaimana ini?!” Murti jadi panik.
1103Please respect copyright.PENANAeEUR6py4gK
“Kuantar dulu kamu ke sekolah ya? Setelah itu aku mau pulang. Tolong bilang ke Pak Camat.” Gatot berkata terbata-bata.
1103Please respect copyright.PENANATZpz5kKcAV
“Kamu sanggup? Jangan memaksakan diri, Tot. Nanti kecelakaan lagi. Aku bisa naik ojek dari sini.” kata Murti.
1103Please respect copyright.PENANA1akmXwXdwH
“Biar kuantar kamu dulu.”
1103Please respect copyright.PENANA8k0Y0sBP9A
Sesungguhnya itu hanya alasan Gatot saja untuk terbebas dari Murti. Ia pura-pura pusing dan berhasil dengan sukses. Setelah mengantar Murti, iapun kembali ke kantor kecamatan untuk menaruh mobil kemudian pulang menumpang motor Dewi yang kebetulan hendak keluar juga.
1103Please respect copyright.PENANA29pkzUpIOe
Sementara itu Murti segera meminjam motor Aisyah dan minta ijin ke kepala sekolah untuk bebas tugas hari ini. Ia sudah bulat dan memutuskan untuk pergi ke perumahan residence seorang diri karena Gatot tidak bisa mengantar. Ia harus mendapat kepastian dan kebenaran tentang gosip dan isu-isu yang selama ini berkembang. Ia mulai termakan oleh gosip itu, juga oleh bisik-bisik yang didengarnya dari pegawai kantor kecamatan.
1103Please respect copyright.PENANAaJBwlmiMjy
***
1103Please respect copyright.PENANA0ilar73IsS
Sementara itu di sebuah rumah mewah…
1103Please respect copyright.PENANARS9FRV2Owl
Seorang wanita berbody montok terlihat keluar dari kamar mandi dan kelihatan segar dengan kaos kutang kuningnya dipadu dengan celana pendek motif bunga yang bagian pahanya terlihat longgar. Pak Camat yang dari tadi duduk di ranjang, sekarang pindah selonjoran di lantai yang dilapisi karpet berwarna coklat tua. Wanita itu pun duduk di sebelahnya, ikut selonjoran.
1103Please respect copyright.PENANAkL8RhvVOji
”Enak nggak, Mas, kopinya?” tanya Ayu membuka percakapan.
1103Please respect copyright.PENANA7u7JKpdPKZ
”Yah lumayan lah, kemanisan dikit.” sahut Pak Camat sambil lengannya sengaja menyenggol daging kenyal yang membusung indah di dada perempuan cantik itu.
1103Please respect copyright.PENANAP5Mhonl1c7
”Ihh, nakal ah!” kata Ayu diiringi kerlingan matanya yang nakal.
1103Please respect copyright.PENANAMPOjcZ2Oyg
”Eh, kamu nggak pake bh ya?” Pak Camat pura-pura kaget, padahal dalam hati tersenyum senang sekali.
1103Please respect copyright.PENANAQFt626AVqs
Ayu hanya tersenyum penuh arti. ”Nggak suka ya, hmm?” kata-katanya begitu menantang gairah kelelakian Pak Camat.
1103Please respect copyright.PENANApT3l3mroNC
Sebagai jawabannya, Pak Camat meraih kepala perempuan cantik itu kemudian mendaratkan kecupan lembut di bibirnya yang tipis. Ayu pun membalas dengan penuh gairah dan tanpa dikomando, tangan Pak Camat mulai menjalar ke arah buah dadanya.
1103Please respect copyright.PENANARfWxBEilhD
”Hmm… jangan, Mas,” kata Ayu setengah hati.
1103Please respect copyright.PENANALE5DMhWFeN
Pak Camat pun menjawabnya dengan setengah berbisik, ”Kalau jangan, trus ngapain kamu nggak pake BH, hayo?”
1103Please respect copyright.PENANA0gWvUZDcev
Wanita itu hanya membalas dengan mencubit perut Pak Camat. ”Nakal…!” kata Ayu manja tapi tidak berusaha menepis tangan Pak Camat atau ciuman mesra laki-laki itu.
1103Please respect copyright.PENANA6lzakZwHfX
Nafsu setan yang sudah membelenggu keduanya membuat Pak Camat melanjutkan lagi jelajahan tangannya, ia kini mulai menelusup ke balik kaos longgar yang dipakai oleh Ayu. Karena di balik kaos itu Ayu sudah tidak mengenakan apa-apa, maka tanpa kesulitan tangan Pak Camat bisa meraih bulatan daging kembar yang tumbuh subur disana. Buah dada Ayu walau sudah sering dipegang, masih terasa kencang dan kenyal dalam genggaman. Apalagi puting di puncak bukit itu, masih terasa kaku dan tegap kala terjepit di sela-sela jari, layaknya masih perawan saja.
1103Please respect copyright.PENANAXczqPNBQ89
Karena tidak sabar, Pak Camat segera menarik kaos Ayu ke atas hingga terpampanglah tonjolan buah dada perempuan perusak rumah tangga itu dengan begitu jelasnya. Bentuknya bulat dan padat, dengan puting mungil berwarna pink menghiasi puncaknya yang kuning kemerahan. Tak tahan, dengan penuh nafsu, Pak Camat mengarahkan kepalanya kesana. Sambil terus meremas-remas, ia mengecup kedua payudara Ayu yang bulat besar dengan menggunakan mulutnya.
1103Please respect copyright.PENANAAwIV4oWvzM
”Uhh… geli, Mas.” Ayu berbisik pelan.
1103Please respect copyright.PENANAF2FgEkwVr0
”Susumu empuk,” sahut Pak Camat sambil jemari tangan kirinya terus memilin puting payudara perempuan cantik itu hingga jadi semakin mencuat kemerahan, sedang mulutnya mengecupi yang satunya lagi.
1103Please respect copyright.PENANABJ9VvIi21o
Diperlakukan seperti itu, tentu membuat desahan nikmat Ayu semakin terdengar keras. Wanita itu menggeliat geli sambil memegangi kepala Pak Camat yang terus menyusu di bulatan payudaranya. Apalagi saat perlahan namun pasti, tangan Pak Camat mulai turun ke arah perutnya dan terus ke arah pangkal pahanya.
1103Please respect copyright.PENANAXXzelOzk0c
”Mas… udah ah, nggak usah ke bawah-bawah segala!” bisik Ayu sambil tangan kirinya mencengkeram pergelangan tangan kanan Pak Camat. Tapi apalah arti tangan sekecil itu melawan tangan kekar yang sudah dilanda nafsu birahi, dengan mudah Pak Camat bisa menyingkirkannya.
1103Please respect copyright.PENANANU2Cdv4sCi
”Pagi-pagi aku kesini, tentu untuk merasakan yang ini, Sayang.” sergah laki-laki itu sambil mengarahkan jari-jari tangannya ke arah paha Ayu dan terus menerobos masuk ke selangkangan melalui bagian celana pendek Ayu yang terbuka longgar.
1103Please respect copyright.PENANAE9gMGCL7GE
”Tapi, masa harus tiap pagi?” Ayu mencoba bertahan untuk yang terakhir kali.
1103Please respect copyright.PENANA5SysLDlLNZ
”Bersamamu, tiap jam aku juga mau!” Sekarang mulut Pak Camat berpindah ke arah leher Ayu yang putih jenjang, ia menghisap lembut disana hingga meninggalkan beberapa bekas cupang merah.
1103Please respect copyright.PENANARwVR2urv4o
”Ahh…” Ayu hanya bisa mendesah ketika jemari Pak Camat mulai menyentuh secarik kain yang sudah basah, yang masih menutupi bagian terlarang tubuh sintalnya. Laki-laki itu menyusupkan jarinya kesana dan sedetik kemudian merasakan kebasahannya yang mengalir deras.
1103Please respect copyright.PENANAL3TaQcHKoH
”Ouhh… Mas!!” akhirnya Ayu menyerah saat Pak Camat mulai membelai mesra bibir vaginanya, atau memang sebenarnya dia sudah sangat bernafsu, sehingga mengharapkan tangan Pak Camat beraksi lebih jauh lagi.
1103Please respect copyright.PENANAP6jihUUBKz
Mengetahui hal itu, dengan perlahan Pak Camat segera menyusupkan jari tengahnya ke lorong kemaluan Ayu yang sudah terasa licin sambil ibu jarinya memainkan sebentuk biji mungil di bagian atas, itu adalah klitoris Ayu yang sudah menonjol kaku.
1103Please respect copyright.PENANAMVXryjWnwU
”Auwhh…” Ayu hanya bisa merintih keenakan begitu jemari Pak Camat semakin menusuk ke dalam, menerobos lubang vaginanya. Sementara tangannya seperti refleks, segera meremas batang kemaluan Pak Camat yang masih tersimpan rapi di balik celana pantalon.
1103Please respect copyright.PENANAIagctswNb1
”Cepet amat sih? Belum apa-apa udah banjir.” kata Pak Camat mengomentari liang kewanitaan Ayu yang sudah begitu basah dan lengket.
1103Please respect copyright.PENANAg1KPqkzc6j
”Hehe,” Ayu hanya bisa tersenyum pasrah menanggapi, lalu berkata pelan, ”Lepas aja, Mas, celanaku yang basah itu!”
1103Please respect copyright.PENANADSbsPO4usZ
Tidak menjawab, Pak Camat segera melakukannya. Ayu membantu dengan sedikit menaikkan pinggulnya yang bulat dan besar. Begitu celana pendek itu terlepas, Ayu menatap Pak Camat dengan pandangan sayu, ”Udah? Yang ini nggak dilepas juga?” Ayu menunjuk celana dalamnya.
1103Please respect copyright.PENANAy5koSrmEmp
Pak Camat tertawa, lalu dengan terampil segera memelorotkan juga celana dalam itu. Begitu terlepas, Pak Camat segera menciuminya. Melihat hal itu, kontan Ayu memprotes, ”Apa-apaan sih, Mas? Jorok deh ih! Ketimbang nyiumin yang itu, kenapa nggak yang aslinya aja dicicipin?” katanya sambil mengangkangkan kaki lebih lebar lagi, memamerkan belahan vaginanya yang sudah merekah indah kepada Pak Camat.
1103Please respect copyright.PENANAvpgiTztA5Q
”Boleh! Siapa Takut? Lagian, udah lama kayaknya aku nggak ngerasain lendir kamu.” kata Pak Camat sambil tersenyum penuh arti.
1103Please respect copyright.PENANAK8awb0qx1D
Ayu menanggapi dengan tersenyum nakal, ”Iya nih, udah lama kayaknya mulut dan lidah Mas Joko nggak nengok punyaku.”
1103Please respect copyright.PENANAjnVvgb8Bt9
Mendengar kata-kata erotis itu, birahi Pak Camat jadi semakin terbakar. Cepat ia rebahkan tubuh montok Ayu di karpet, ia tekuk kedua kaki perempuan itu ke atas hingga terlihat lubang kawahnya yang menganga indah, membuat Pak Camat jadi semakin bergairah karenanya. Tanpa membuang waktu, iapun mengarahkan kepala ke daerah itu.
1103Please respect copyright.PENANAdPuDzFqXo6
”Auh…” pekik Ayu saat Pak Camat mulai menciumi rambut halus yang tumbuh di daerah pubisnya. Lidah laki-laki itu menjalar ke bawah, mengikuti garis di lipatan pangkal pahanya.
1103Please respect copyright.PENANASGMEiAkncK
Untuk memudahkan aksinya, Pak Camat memposisikan tubuh dengan tengkurap, sementara kedua tangannya menyusup di bongkahan pinggul Ayu, mengangkatnya hingga lubang kemaluan Ayu sejajar tepat di depan wajahnya. Dengan posisi seperti itu, sekarang ia jauh lebih leluasa menggarap semua bagian selangkangan perempuan cantik itu.
1103Please respect copyright.PENANArYFz2QEdif
”Ahss…” pelan lidah Pak Camat mulai menyapu bagian bibir luar kemaluan selingkuhannya diiringi erangan nikmat dari mulut Ayu. Sambil tetap tangannya menyangga pinggul perempuan itu, ibu jari Pak Camat mencoba membuka lebih lebar liang kemaluan Ayu yang sudah merekah indah. Kemudian mulai menjulurkan lidah menelusup masuk ke bagian dalamnya yang sempit.
1103Please respect copyright.PENANAopibhZ6oXR
Perlahan Pak Camat menjelajahi bagian demi bagian pada lubang kemaluan Ayu. Dari mulai lubang pantatnya, kemudian naik terus melalui lorong surga milik kekasihnya ini. Hingga terdengar rintihan lirih keluar dari mulut manis Ayu, ”Ouff… shh… yah, terus, Mas… yah begitu… itilku dong dijilat! Ouww…”
1103Please respect copyright.PENANAxSHfHJEnHG
Sesuai permintaan, Pak Camat segera memainkan klitoris Ayu yang mencuat ke depan seolah mengharapkan sebuah sentuhan. Dari hanya menjilat dan menyentil, mulutnya mulai menghisap biji mungil itu hingga perlahan rintihan Ayu berubah menjadi jeritan kecil penuh kenikmatan.
1103Please respect copyright.PENANALLsc81gD3M
”Iya… begitu Mas… aduh… ouhh… enak… Mas Joko pinter banget sih… tahu aja yang Ayu suka… jangan berhenti… terus emut itilku, Mas!”
1103Please respect copyright.PENANA4NpII6wGqI
Pak Camat terus menjilati belahan lubang kemaluan yang sedikit terkuak itu dengan irama yang teratur, menelusuri lembah dan celah-celah di seantero lubang kemaluan Ayu. Aroma harum vagina yang khas semakin tajam menusuk hidungnya, semakin membuatnya mabuk kepayang dan bergairah. Terlihat dinding luar kemaluan Ayu yang semakin basah dan lengket, terasa gurih di lidah Pak Camat. Juga biji klitorisnya, terlihat semakin membesar dan tambah memerah, seolah mau meledak menahan gejolak nafsu birahi si empunya.
1103Please respect copyright.PENANAmOej7Ljnmi
10 menit sudah berlalu dan tangan Pak Camat sudah terasa pegal menyangga bobot tubuh Ayu. Namun dengan penuh semangat ia terus mempercepat irama hisapannya hingga terdengar erangan dan rintihan Ayu yang semakin panjang. Nafas wanita itu juga terlihat memburu kencang, tubuhnya kelojotan, sementara gerakan pinggulnya menjadi semakin liar, seolah mengejar kenikmatan yang sebentar lagi datang menyerang.
1103Please respect copyright.PENANAGdvjQXoboY
”Ouw… nikmatnya… terus, Mas! Ooh… sedikit lagi… ssh… ouh… aduh, enak banget!” desah Ayu semakin keras. Dan beberapa detik kemudian, seerr… seerr… seerr… menyemburlah cairan bening yang sudah ditunggu-tunggu oleh Pak Camat.
1103Please respect copyright.PENANAvgrmUoGt9N
Dengan penuh nafsu, Pak Camat segera menghisap dan menghirupnya dalam-dalam, terasa hangat dan gurih sekali saat mengalir memenuhi rongga mulutnya. Pak Camat langsung menelan semuanya, tidak membiarkan setetes pun luput dari hisapannya.
1103Please respect copyright.PENANA0ZAvXjTIqQ
Terlihat bibir kemaluan Ayu jadi tambah memerah. Benda itu sepertinya juga berdenyut-denyut kencang, menandakan detik-detik dimana Ayu sedang mengalami masa orgasmenya. Satu menit berlalu, namun Pak Camat terus giat menjilati sisa-sisa cairan Ayu yang masih menetes mengalir keluar menyusuri belahan liang vaginanya.
1103Please respect copyright.PENANAdThjiNHx7T
”Ouhh… Mas… aduh… bener-bener deh… aku puas banget! Ouh…” puji Ayu di akhir puncak kenikmatannya. Sambil merapikan pakaiannya yang sudah acak-acakkan, dia kemudian bertanya, ”Mas, apa kamu nggak jijik, itukan kotor…”
1103Please respect copyright.PENANA4WX3p1ygPS
”Eh, siapa bilang? Kamu aja suka nelen pejuhku. Ya sekali-kali kita gantian lah.” sahut Pak Camat sambil tertawa.
1103Please respect copyright.PENANA9tyoMVuQef
”Ok, berarti sekarang giliranku ya?” tanya Ayu polos.
1103Please respect copyright.PENANAik9pd8ugt0
Sebelum Pak Camat sempat menjawab, ia sudah mengarahkan tangan ke selangkangan Pak Camat dan dengan terampil membuka resletingnya. Tanpa kesulitan, Ayu mengeluarkan batang kemaluan laki-laki itu dan menaruhnya dalam genggaman. Sedetik kemudian, ia sudah dalam posisi siap menerkam. Lalu, ”Slruupp…” dengan lembutnya Ayu melahap batang Pak Camat ke dalam mulutnya.
1103Please respect copyright.PENANALDChimHzNz
”Ouh… ssh…” sekarang gantian Pak Camat yang merintih pelan, betapa ia merasakan kehangatan dan kelembutan mulut kekasihnya ini pada batang penisnya.
1103Please respect copyright.PENANAJoKfsyx5iO
Ayu menjilatinya perlahan dari pucuk kepala terus menelusur ke bawah, sampai mendekati kedua bola pada pangkal kemaluan Pak Camat. Setelah menyapu perlahan, mulutnya dengan terampil mulai mengenyoti buah zakar itu dengan lembut, bergantian kiri dan kanan, sementara tangannya tetap mengurut dan meremas-remas batangnya yang terasa semakin menegang.
1103Please respect copyright.PENANAE6gGuo8Xcj
”Ya Sayang… terus… ehh… aduh… enak!” tanpa sadar keluar rintihan nikmat dari mulut Pak Camat.
1103Please respect copyright.PENANAPh9REnTTN1
”Ehhmm… mmhh…” sayup-sayup terdengar juga bunyi mulut Ayu yang semakin ganas mengenyot batang kemaluan Pak Camat. ”Ouhh… aauh… aku pingin lagi, Mas.” pintanya sambil memposisikan tubuh naik ke pangkuan Pak Camat dan mengarahkan batang kemaluan yang masih berada dalam genggamannya itu ke liang vaginanya.
1103Please respect copyright.PENANAFwkw3hEyqe
”Ahh… nanti dulu!” Pak Camat berusaha untuk menahan, ingin hisapan itu berlangsung lebih lama lagi.
1103Please respect copyright.PENANA2mpef69ydT
Namun bukannya menjawab, Ayu malah terus membimbing batang rudal Pak Camat dan menancapkannya di belahan lubang vaginanya yang sudah merekah lebar. Dengan posisi jongkok, ia mulai menggerakkan tubuh sintalnya naik turun di atas perut Pak Camat.
1103Please respect copyright.PENANAHliEs6rRgc
”Aduh… kok enak sih, Sayang! Belajar dimana?” rintih Pak Camat saat merasakan denyutan lembut dengan irama teratur di liang kemaluan Ayu yang seperti meremas dan menggigit-gigit sekujur batang kemaluannya.
1103Please respect copyright.PENANAtsv5NjYIkm
Ayu hanya tersenyum sambil terus menggerakkan pinggulnya naik turun, otomatis rudal Pak Camat juga terus keluar masuk dalam dekapan bibir liang kemaluannya. Pak Camat sendiri membantu dengan menggerakkan pinggulnya seirama tubuh sang kekasih. Sementara di pusat kenikmatan mereka, terdengar kecipak-kecipak cairan yang keluar dari kemaluan Ayu, mengguyur dan membasahi batang rudal Pak Camat yang tidak begitu panjang.
1103Please respect copyright.PENANAHsHP0g4rWZ
Masih dengan posisi seperti itu, sepuluh menit pun berlalu. Terlihat Ayu sudah kelelahan, keringat tipis melumasi seluruh tubuhnya yang sintal, sebelum ambruk menindih tubuh Pak Camat tak lama kemudian. Pak Camat segera mengambil inisiatif dengan menggerakkan tubuhnya, tapi sekarang dengan dibantu kedua tangannya yang memegangi bulatan payudara Ayu dan meremas-remasnya pelan.
1103Please respect copyright.PENANAOcGgMXHzTS
”Terus, Mas… ssh… terus…” desahan dari mulut Ayu kembali terdengar, mengiringi kelakuan bejat mereka di pagi yang sejuk itu.
1103Please respect copyright.PENANAOMLYv37sdN
Pak Camat segera mempercepat gerakannya. Terasa olehnya lelehan lendir yang keluar dari liang kemaluan Ayu menerobos melewati celah sempit di antara bibir dan batang penisnya. ”Ehh… punyamu bener-bener deh, Sayang… seperti meremas punyaku… aduh!” Pak Camat merintih keenakan.
1103Please respect copyright.PENANA7l7hzgPPot
Merasa sebentar lagi akan mencapai ujung pendakiannya, iapun semakin mempercepat genjotannya. ”Ohh… Sayang… aku keluar… arghhh…” tak sampai satu menit kemudian, batang kemaluan Pak Camat meledak mengeluarkan semua isinya. Benda itu berdenyut-denyut keras di dalam liang vagina Ayu, memenuhinya dengan cairan sperma yang begitu hangat dan kental.
1103Please respect copyright.PENANABap9VLps6O
Pak Camat membiarkan batang penisnya tetap terbenam dalam dekapan lubang kemaluan Ayu yang hangat dan nyaman, sampai akhirnya menyusut dan terlepas dengan sendirinya. Ayu segera bangkit sambil tangannya menangkup ke bawah selangkangan, berusaha menutupi daerah kewanitaannya.
1103Please respect copyright.PENANAxCCHXbgpw6
”Takut nanti pejuh Mas jatuh ke karpet.” begitu alasannya. Kemudian ia berjongkok di samping Pak Camat sampai semua cairan yang menetes tertampung di telapak tangannya.
1103Please respect copyright.PENANA1VjQgVywy5
”Ngapain sih?” tanya Pak Camat heran.
1103Please respect copyright.PENANAG8psi1B3Jp
Bukannya menjawab, Ayu malah tersenyum penuh arti. Kemudian tanpa disangka, ia mengarahkan sperma itu ke mulutnya dan dihirup sedemikian rupa sebelum ditelan semua tak lama kemudian. Bukan itu saja, Ayu juga menjilati telapak dan jari-jarinya hingga tak ada setetes pun cairan sperma Pak Camat yang tersisa. Dan seolah belum puas, ia menyambar batang penis Pak Camat yang sudah mengkerut lemas dan lekas menjilatinya hingga bersih.
1103Please respect copyright.PENANAOwTjytoWzO
Pak Camat hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah selingkuhannya itu, ”Dasar kamu! Doyan banget sama pejuh.” ia tertawa.
1103Please respect copyright.PENANA2mghjf2XWG
”Tapi ini kan yang Mas suka?” tanya Ayu.
1103Please respect copyright.PENANARCqCn3TvSy
Pak Camat mengangguk. ”Bener-bener deh, tidak ada wanita yang sebinal dirimu!”
1103Please respect copyright.PENANA76Hjoy9IkL
”Biarin!” Ayu balas tertawa
1103Please respect copyright.PENANACbZOcyVsmy
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 07:30 pagi. Waktunya Pak Camat untuk berangkat ke kantor. Lekas ia lepaskan tubuh perempuan cantik itu, kemudian mereka pun berbenah, merapikan baju masing-masing.
1103Please respect copyright.PENANAtxaEMWDBWK
***
1103Please respect copyright.PENANA6lt52CSxyH
Murti sudah sampai di gerbang perumahan residence. Ia masih harus berhadapan dengan dua orang satpam yang menanyainya macam-macam. Ia bahkan sempat tidak diijinkan masuk. Tapi begitu ia memberi uang tips dan meninggalkan identitas, barulah para satpam itu membuka portal dan memberinya jalan. Sesaat ia dibuat terkagum-kagum oleh bangunan rumah yang serba mewah berjajar sepanjang jalan masuk. Tapi ia datang bukan untuk mengagumi rumah-rumah itu. Ia terus mencari rumah yang disebutkan oleh Dewi.
1103Please respect copyright.PENANAUQmjYnEIkq
Murti sudah sampai di blok A. Rumah-rumah di blok ini tidak sebesar dan semewah yang tadi, tapi tetap saja bisa dibilang mewah. Nah, itu dia. Murti ragu sejenak dan sempat berniat mengurungkan niat untuk bertamu. Ia tidak kenal siapa pemilik rumah yang kini ada dihadapannya. Ia takut salah alamat yang bisa berakibat tidak baik. Bisa-bisa ia dilaporkan ke polisi karena dicurigai sebagai orang yang bermaksud jahat. Ah, tidak mungkin. Toh ia memakai seragam kerja khas pegawai negeri. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Murti melihat pintu pagar yang tinggi itu terbuka.
1103Please respect copyright.PENANADXyAwMD8Fv
Tapi ia langsung terkaget-kaget karena orang yang muncul dari balik pagar benar-benar di luar dugaan. Murti serasa mati berdiri dengan wajah pucat pasi. “Mas Joko!” panggilnya pelan tanpa sadar.
1103Please respect copyright.PENANA4b0YG5rXDa
“Murti!” seru Pak Camat, juga sama-sama kaget.
1103Please respect copyright.PENANA4u2pOFzFjl
Murti merasakan dunia berputar. Tanah yang dipijaknya seperti pusaran yang menariknya ke bawah, semakin ke bawah sampai ia tidak melihat apa-apa lagi selain hitam dan kelam. Ia hanya sempat menampar suaminya dan memandang geram seorang wanita yang bersama suaminya sebelum pingsan. Pak Camat yang lebih kaget langsung membawa Murti pulang.
ns 15.158.2.246da2