MURTI 6
Setelah ngebut menembus hujan lebat selama dua jam, Gatot sampai di jalanan tanah menuju desa Cemorosewu. Ia berhenti dan turun dari motor, menuntun motor itu menuju semak-semak, menutupinya dengan tanah lempung dan daun-daun, lalu meninggalkannya disana. Langit yang menghitam berwarna sama dengan bayangan tubuhnya yang serba hitam, berkelebat cepat di sepanjang tepian desa Cemorosewu, dalam sepi sunyi yang teramat senyap.
1283Please respect copyright.PENANAXrSKmmLaDl
Dalam sekejap ia sudah berdiri di depan sebuah rumah. Mata elangnya menatap nyalang mengamati rumah itu dari atas pohon mangga. Ia lalu melompat ringan dan hinggap di genteng rumah. Seluruh panca indranya bekerja dan senyumnya mengembang dari balik topeng hitam. Dengan penuh tenaga, ia jejakkan kaki menjebol genteng dan dalam hitungan detik ia sudah berada di dalam sebuah kamar.
1283Please respect copyright.PENANAmsbHWFt6Rr
Gerakannya teramat sangat cepat menghunus golok dan mengayunkan ke arah sesosok tubuh yang masih berbaring. Tidak ada teriakan dan sosok itupun mati seketika. Setelah itu ia menyelinap dalam gelap dan berkelebat cepat hingga sampai di tempat ia menyembunyikan motor. Kemudian ia pergi bagai hantu.
1283Please respect copyright.PENANAw9PtgRXuba
***
1283Please respect copyright.PENANAsElu50oAab
Di pagi yang masih diselimuti mendung, desa Cemorosewu geger. Kentongan berbunyi bertalu-talu memanggil penduduk untuk berduyun-duyun mendatangi rumah kepala desa. Pengumuman disebarluaskan melalui mulut ke mulut, dari surau ke surau, dari satu dusun ke dusun yang lain. Bendera hitam berkibar di sepanjang jalan menuju desa.
1283Please respect copyright.PENANAEKgMKqltGr
“TELAH TUTUP USIA BAPAK ASNAWI, PEMIMPIN DAN SESEPUH DESA CEMOROSEWU.”
1283Please respect copyright.PENANA9Dpah8Q1Hz
Begitulah inti dari kegegeran itu. Dalam sekejap rumah kepala desa dipenuhi ratusan orang. Di jalan-jalan masyarakat ramai membicarakan penyebab tewasnya bapak kepala desa. Ada yang bilang kepala desa mati dibacok. Yang lain berkata kepala desa dibunuh selingkuhan istrinya. Banyak juga yang yakin kepala desa mereka korban balas dendam. Semuanya masih simpang siur.
1283Please respect copyright.PENANAw4oWa2RH3v
Murti terbangun dari tidurnya oleh dering handphone. Semalaman ia tidur sendiri karena Pak Camat, suaminya, belum pulang. Ia sangat malas untuk bangun. Tapi dering handphone tak kunjung berhenti, memaksanya menyingkirkan selimut dan sempoyongan mendekati meja rias, meraih HP untuk mencari tahu siapa yang berani mengusik tidurnya di pagi buta begini.
1283Please respect copyright.PENANAeCCzvyBPj6
“Assalamu’alaikum,” jawab Murti.
1283Please respect copyright.PENANAManuH8cvGW
“Wa’alaikum salam… selamat pagi, Bu. Saya cuma mau menyampaikan kabar kalau pagi ini Madrasah diliburkan. Ayahnya Bu Aisyah meninggal.” kata suara di seberang.
1283Please respect copyright.PENANAVIIPlM2phA
“Pak Asnawi meninggal? Kapan terjadinya, Bu Minah?” tanya Murti pada rekannya sesama guru yang menelepon.
1283Please respect copyright.PENANAzt3Vb8utjE
“Tadi malam. Kalau Bu Murti mau ikut melayat, bisa ikut rombongan guru-guru.” kata Bu Minah.
1283Please respect copyright.PENANALlburcVHH0
“Baiklah, Bu Minah. Biar saya berangkat sendiri saja. Terima kasih informasinya, Bu.” kata Murti.
1283Please respect copyright.PENANAPvokb73UsU
Murti tidak bisa tidur lagi. Kabar yang disampaikan oleh Bu Minah membuatnya terkejut. Tidak ada angin, tiba-tiba ada kabar buruk bahwa Pak Asnawi, salah satu pendiri Madrasah, ayah kandung dari Aisyah, kepala desa Cemorosewu, meninggal dunia. Ia pun segera keluar kamar dan menuju halaman belakang. Terlihat olehnya Gatot sedang mengambil air.
1283Please respect copyright.PENANA7LuSwG9E4r
“Tot, cepat mandi. Antar aku ke rumah Aisyah.” kata Murti.
1283Please respect copyright.PENANAS1HKAdketB
“Di mana itu, Mur?” tanya Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAA9yfGn92lS
“Cemorosewu. Kutunggu di rumah ya,” tanpa menunggu jawaban, Murti berbalik masuk ke dalam rumah.
1283Please respect copyright.PENANAFizRRz60oJ
Wajah Gatot langsung berubah begitu mendengar kata Cemorosewu. Entah kenapa hatinya berdebar-debar tak nyaman. Tapi perintah Murti harus dilaksanakan karena Murti adalah istri majikannya, yakni Pak Camat. Menolak perintah Murti sama saja dengan menolak perintah Pak Camat. Maka Gatot pun tidak meneruskan pekerjaannya mengambil air. Ia langsung masuk dan tidak sampai sepuluh menit sudah berada di ruang tamu rumah Pak Camat. Gatot heran karena suasana rumah Pak Camat masih sangat sepi, padahal ini masih teramat pagi. Lagipula tidak mungkin Pak Camat pergi ke kantor tanpa bersamanya.
1283Please respect copyright.PENANArh3JPeJdYz
“Pak Camat sudah berangkat ya, Mur?” tanya Gatot sambil memandangi Murti yang baru keluar dari kamar mandi.
1283Please respect copyright.PENANAsRnv6bPnij
“Suamiku malah belum pulang sejak kemarin. Entah dimana dia,” kata Murti.
1283Please respect copyright.PENANAIYGqvtoSWZ
Gatot pun manggut-manggut sambil matanya nyalang memandangi tubuh Murti yang masih belum berpakaian lengkap, belum memasang kerudung, bahkan belum juga mengenakan pelindung. Tubuh yang masih setengah basah itu tampak begitu indah, memancing penuh hasrat gairahnya. Tapi Gatot lekas berpaling dari hadapan Murti, sekarang bukan waktu yang tepat untuk melakukannya. Ia kembali memikirkan Pak Camat yang menurut Murti belum pulang sejak kemarin.
1283Please respect copyright.PENANALfJycBYJp8
’Berarti Pak Camat masih ada di sana,’ pikir Gatot dalam hati. Ia sangat tahu persis dimana Pak Camat berada saat ini, tapi ia tidak mau memberitahukannya pada Murti. Semua ini ia lakukan demi sebuah janji.
1283Please respect copyright.PENANAOQJ9cglqkc
Gatot cuma menyayangkan kenapa Murti harus menikahi pria semacam Pak Camat, yang kurang lebih sama bejatnya dengan dirinya sendiri. Pak Camat lebih suka bersenang-senang dengan daun muda, meninggalkan istrinya yang cantik merana seorang diri. Istri yang kemarin ia gauli dengan sepenuh hati.
1283Please respect copyright.PENANAQOh9MuRji4
“Ayo berangkat, Tot!” seru Murti mengagetkan lamunan Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAn7fZ38HMvA
“B-baik.” Gatot berpaling cepat. ”Betulkan kerah bajumu dulu, Mur.” tambahnya saat melihat kerah baju Murti yang sedikit terbuka, menampakkan belahan buah dadanya yang ranum dan indah.
1283Please respect copyright.PENANAlej59V3yXS
Murti mesem, tapi tetap membiarkan kerah bajunya melonggar. Ia juga tidak memakai kerudung yang sengaja ia simpan di dalam tas kecil. Murti merasa aman di dalam mobil yang baru sebulan dibeli Pak Camat. Kacanya gelap, inilah mobil pribadi yang dibeli Pak Camat khusus untuknya. Selama ini mobil baru itu nongkrong di garasi karena Pak Camat lebih suka mobil dinas, sementara ia sendiri belum bisa nyetir.
1283Please respect copyright.PENANAr2yqqW9kvl
“Sebaiknya kamu turuti suamimu, Mur. Sayang kan kalau mobil sebagus ini cuma diam saja di garasi.” kata Gatot saat mereka mulai meninggalkan rumah Pak Camat.
1283Please respect copyright.PENANAezGKrbNpU0
“Kamu serius mau ngajari aku nyetir?” tanya Murti.
1283Please respect copyright.PENANAASw6knGEot
“Tentu. Apalagi Pak Camat sudah memberi ijin.” sahut Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAvBmokBw8S5
“Aku tidak mau,” sergah Murti.
1283Please respect copyright.PENANAxlYBXIV6kx
“Kenapa? ’Kan malah enak. Kemana-mana kamu bisa pergi sendiri.” kata Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAjjjiprqtGC
“Aku tidak suka pergi sendiri.” sahut Murti.
1283Please respect copyright.PENANA5sBo5tLTOz
Gatot menghela nafas. Ia pun berusaha untuk mengganti topik pembicaraan, “Ada keperluan apa kamu minta diantar ke Cemorosewu?” tanyanya.
1283Please respect copyright.PENANAwZg2hEfwKp
“Nanti kamu juga tahu sendiri,” jawab Murti, masih sedikit ketus.
1283Please respect copyright.PENANASmgzLZvcDZ
Gatot diam tidak bertanya-tanya lagi. Murti memang seperti tidak ingin diganggu saat ini. Mungkin karena ketidakpulangan Pak Camat malam tadi. Jadilah dua insan itu terdiam dalam sepi. Larut dalam irama hati masing-masing. Murti lalu rebah, menyandarkan kepalanya ke dada Gatot, sementara tangannya menyusup ke balik kemeja Gatot dan mengusap bulu-bulu dada pria kekar itu.
1283Please respect copyright.PENANANFanMqv2oK
“Aku sangat menyesali diriku, Tot.” bisik Murti lirih.
1283Please respect copyright.PENANAQ81FVeCKWQ
Gatot menghela napas dan mengurangi kecepatan mobil untuk mengimbangi konsentrasinya yang mulai terpecah. “Apa yang membuatmu menyesal?” tanyanya sambil membelai rambut panjang Murti dengan tangan kiri.
1283Please respect copyright.PENANA1qVsU3sir7
“Aku menyesal kenapa harus menikah dengan Mas Joko.” kata Murti lirih.
1283Please respect copyright.PENANAAuzsB2UYEn
“Itulah jodohmu, Mur. Pak Camat sangat mencintaimu dan aku yakin kamu juga cinta dia.” balas Gatot.
1283Please respect copyright.PENANATh4FcNXDHw
“Salah. Aku tidak mencintai Mas Joko, Tot. Aku menikah dengannya demi menyenangkan hati ayahku. Abah yang memilih jodoh untukku, Tot.” terang Murti.
1283Please respect copyright.PENANAQO3qpqEiNl
“Semua orangtua ingin yang terbaik buat anaknya, Mur. Pun demikian dengan ayahmu. Nyatanya Pak Camat memang baik.” kata Gatot.
1283Please respect copyright.PENANA6lYl2q0iC4
“Tapi aku tidak mencintainya,” Murti bersikeras.
1283Please respect copyright.PENANAFHVAxa4oRe
“Cinta sudah tidak penting buat orang seusia kita, Mur. Apalagi kamu sudah bertahun-tahun berumah tangga.” Gatot mencoba bersikap bijak.
1283Please respect copyright.PENANArKBdAkdK1b
“Tapi cintaku hanya buat satu orang saja, Tot.” tukas Murti.
1283Please respect copyright.PENANAFgoEBEbfyE
“Siapa itu?” tanya Gatot, meski dalam hati ia takut dengan jawabannya.
1283Please respect copyright.PENANAgFppS9PBix
“Belum saatnya kamu tahu. Yang jelas, orang itu membuatku ingin mengakhiri saja kehidupan rumah tanggaku.” jelas Murti.
1283Please respect copyright.PENANAJ6iqP5EjsR
“Janganlah terbawa perasaan, Mur. Belum tentu setelah cerai nanti kehidupanmu jadi lebih baik.” kata Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAkJV2tYYoTX
“Jadi kamu mendoakan aku sengsara seumur hidup?” sengit Murti.
1283Please respect copyright.PENANAiSdKykrFnV
“Aku hanya mengatakan hal-hal yang pernah kualami, Mur. Aku adalah potret dari manusia yang gagal dalam perkawinan.” kata Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAl2yZTh65GA
”Aku tidak peduli,” Murti mencubit perut Gatot dan tersenyum ketika merasakan sesuatu yang kaku tersentuh oleh ujung jemarinya. Wajahnya bersemu merah, semerah bibir yang basah dan merekah bagai mawar itu, menanti hisapan sang kumbang. ”Ahh,” Murti mendesah, melenguh ketika merasakan tangan Gatot yang semakin turun dan terus turun, lalu hinggap di atas gundukan payudaranya.
1283Please respect copyright.PENANAuMu0l6CHDl
Tapi sayang sekali, disaat sang kumbang akan menghisap sisa madu yang tentu masih terasa manis itu, gerbang desa Cemorosewu sudah siap menyambut. Terpaksa acara intim mereka harus diakhiri sampai disitu. Murti segera memperbaiki posisi duduknya, ia juga lekas memasang kerudung hitam dan membenahi kancing baju muslimnya yang tadi sempat sedikit terbuka, dan menyapu wajahnya dengan make up tipis. Dengan cepat ia telah menjelma kembali menjadi ibu guru Madrasah yang cantik dan alim.
1283Please respect copyright.PENANA5GXl04KgWW
“Kamu tahu arti umbul-umbul hitam itu, Tot?” tanya Murti pada Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAvcjiky5hcd
“Hitam identik dengan duka dan kematian. Benar kan?” tebak Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAovDDnwKvxF
“Benar. Hari ini desa Cemorosewu berkabung. Pak Asnawi, kepala desa ini meninggal semalam.” kata Murti.
1283Please respect copyright.PENANAQUTbCzotM6
“Kamu mau melayat?” tanya Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAIuG7MZ2jRz
“Iya. Untuk menghormati Aisyah, Tot. Dia pasti sangat terpukul oleh kematian ayahnya.” sahut Murti.
1283Please respect copyright.PENANAdL9OjwQS8a
Gatot merasakan ulu hatinya bagai ditusuk ribuan jarum. Jantungnya serasa berhenti berdetak mendengar perkataan Murti. Mulutnya terkunci dan wajahnya berubah pias. Ia ingin bicara tapi tak bisa. Ocehan Murti sudah tidak didengarnya sama sekali. Ia lebih sibuk mendengarkan kata hatinya sendiri.
1283Please respect copyright.PENANAdEbXaOkGoa
“Kita sudah sampai, Tot. Ayo ikut ke dalam.” ajak Murti.
1283Please respect copyright.PENANA2ZIpqCre7B
Gatot melangkah ragu memasuki rumah duka. Semakin masuk ke dalam rumah, hati dan perasaannya semakin gundah dan gelisah. Terlebih setelah ia dan Murti sampai di kamar tempat sesosok tubuh terbujur kaku, dibungkus kain jarik dan dikelilingi beberapa orang. Tubuh pak kepala desa. Gatot tak menyangka sama sekali. Terlebih ketika seorang wanita menoleh, wanita yang seketika menyiksa batinnya. Wanita itu adalah Aisyah, wanita jelita yang kini bersimbah airmata.
1283Please respect copyright.PENANAJfP3Pfft40
“Assalamu’alaikum, Aisyah.” kata Murti.
1283Please respect copyright.PENANAvu0YCzbTN8
“Wa’alaikum salam, Bu Murti, silahkan duduk. Silahkan, Mas.” kata Aisyah pada Gatot.
1283Please respect copyright.PENANA81tt2Orzst
“Terima kasih. Biar saya di luar saja.” jawab Gatot. Ia menyampaikan beberapa patah kata sebagai tanda bela sungkawa lalu melangkah keluar, menuju kerumunan polisi yang masih berjaga-jaga di sekitar rumah kepala desa. Begitu ia muncul, para polisi langsung mengajaknya ngobrol. Maklum sebagian besar polisi telah mengenalnya. Ia juga sudah dikenal karena seringnya mendatangi kantor polisi.
1283Please respect copyright.PENANAU8ZMhY8sUR
“Selamat pagi, Pak.” sapa Gatot.
1283Please respect copyright.PENANArzBTKtXRU3
“Selamat pagi, Tot. Kamu melayat?” tanya salah seorang polisi.
1283Please respect copyright.PENANApCDgNJrXVT
“Iya, Pak. Saya ngantar Bu Murti, istrinya Pak Camat.” Gatot terdiam sejenak sambil memperhatikan sekitar rumah. “Kok banyak anggota bapak disini?” tanyanya kemudian.
1283Please respect copyright.PENANA8QsGBHbtkF
“Kami sedang melakukan olah TKP. Ini kan pembunuhan.” kata polisi itu.
1283Please respect copyright.PENANASS6EJ3yfma
“Pembunuhan?” Gatot pura-pura tidak tahu.
1283Please respect copyright.PENANAjYdRSJMLUO
“Benar. Semalam kepala desa dibacok orang. Kepalanya hampir putus.” jawab sang polisi.
1283Please respect copyright.PENANAuZ5oJgNA3h
“Sudah dapat pelakunya, Pak?” tanya Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAvFpljUqXfB
“Sampai saat ini belum. Kami masih menanyai beberapa saksi dan berusaha mencari barang bukti.”
1283Please respect copyright.PENANAGibIJqov7c
“Kan biasanya ada petunjuk, Pak?” kata Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAnRfhyBTjUI
“Pembunuh yang ini mahir, Tot.” jawab si anggota polisi. ”Dia tidak meninggalkan jejak sama sekali. Hujan deras semalam juga menyulitkan kami.” terangnya.
1283Please respect copyright.PENANArELKld8Snk
“Semoga cepat terungkap, Pak.” sahut Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAQpxyCAUIqp
Polisi itu mengangguk. “Oh ya, Tot. Ada kabar kalau ayahmu mendapat pengampunan. Dia cuma dihukum seumur hidup.” kata polisi itu.
1283Please respect copyright.PENANAYeMHQoPc0N
“Apapun yang terjadi pada ayah saya, biar saja. Bapak sudah tahu keputusan saya.” jawab Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAH1HbpvtGHt
“Bapak mengerti.” Polisi itu mengangguk. “Tuh, Bu Murti manggil kamu,” dia menunjuk ke arah rumah Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANAFahBBCDoU6
Gatot menoleh dan tersenyum, “Baik, Pak. Saya permisi dulu.”
1283Please respect copyright.PENANA1VDK7le1vU
Ia meninggalkan sang komandan polisi dan menghampiri Murti. Kini Gatot telah berada kembali di hadapan Aisyah, yang tengah menatapnya dengan sorot mata sayu. Ia tidak berani berlama-lama menantang sorot mata itu. “Jam berapa pemakamannya?” tanyanya pada Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANA5HeDcCJJOP
“Sepuluh menit lagi, Mas. Saya harap Mas Gatot ikut mendoakan ayah saya.” sahut Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANAWmwjdINF8y
“Saya akan berdoa, Aisyah. Semoga kamu tabah.” jawab Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAgvbtrN6ozG
“Saya menerima ini dengan ikhlas, Mas. Semoga pembunuh ayah saya mendapat rahmat dari Allah untuk kembali ke jalan yang benar. Semoga dia juga ikhlas menyerahkan diri.” kata Aisyah lirih, air mata kembali bergulir di matanya yang lentik.
1283Please respect copyright.PENANAHJMT2VrxC3
“Allah mendengar doa orang-orang yang ikhlas, Aisyah.” timpal Gatot dengan hati tercabik-cabik.
1283Please respect copyright.PENANA002PAlYl7Z
“Terima kasih, Mas. Pemakaman sudah siap. Saya mohon Bu Murti dan Mas Gatot mau mendampingi saya.” pinta Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANA7UyAKWw867
Permohonan itu membuat Gatot semakin resah dan gelisah. Terlebih saat jemari halus gadis itu menggandengnya menuju pemakaman umum yang cuma beberapa langkah saja dari rumah duka. Ia sungguh tak mampu berkata-kata. Gatot kini berada di sisi sebelah kanan Aisyah, sementara Murti ada di sebelah kiri. Ia tak kuasa menolak cengkeraman jemari yang semakin kuat menggenggam lengannya, ikut merasakan isak tangis yang tak tertahan saat jenasah diturunkan ke liang lahat dan tanah-tanah mulai menimbun.
1283Please respect copyright.PENANAGMFZCkKUG6
Belum selesai makam ditimbun, sosok mungil Aisyah limbung, tepat di rengkuhan Gatot. Aisyah pingsan dan wajah ayunya pucat kelelahan. Gatot dengan dibantu beberapa orang segera membopong Aisyah dan membawanya kembali ke dalam rumah.
1283Please respect copyright.PENANArynFlq0NRu
“Tolong dijaga ya, Mas.” kata seorang warga memintanya menjaga Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANAZ9AhKki0FG
“Baik, Pak.” angguk Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAW1Sou27NKi
Kini ia berada berdua saja dengan Aisyah, gadis berhati mulia yang tiba-tiba mengingatkannya pada sang ibunda. Ia melihat sosok Aisyah yang terbujur sama seperti ia melihat sosok ibunya saat tidur. Sangat damai. Membuat matanya jadi terasa panas, menahan airmata agar tidak jatuh. Tapi usahanya gagal dan setitik airmatanya jatuh ke wajah Aisyah, tepat di saat gadis itu perlahan membuka mata.
1283Please respect copyright.PENANA8FHlBGcdiU
“Abaaah,” lirih suara Aisyah, terucap dengan getar yang menghantam seluruh sendi tubuh Gatot. Laki-laki itu terpaku, diam membatu menatap Aisyah tanpa menyadari ia telah menggenggam jemari Aisyah dengan sangat kuat.
1283Please respect copyright.PENANAiNJme9ACjk
“Saya bisa merasakan kesedihanmu, Aisyah.” bisik Gatot tulus.
1283Please respect copyright.PENANACYjGZxeN6L
“Saya tidak sedih dengan kematian abah, Mas. Tapi sedih dengan dosa pembunuh abah.” sahut Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANAEw3CaKZDPY
“Tuhan akan membalas setiap perbuatan umatnya.” balas Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAUUKqBL0ZbH
“Semoga dosa orang itu terampuni, Mas. Aisyah ikhlas lahir dan batin.” kata Aisyah.
1283Please respect copyright.PENANAgpoHbgeb3s
“Keikhlasanmu akan mendapat ganjaran berlipat-lipat, Aisyah. Maafkan saya,” Gatot melepaskan cengkeramannya. Ia meninggalkan Aisyah dan pergi ke mobil.
1283Please respect copyright.PENANAt2DHK6KDc4
Sambil menunggu Murti, Gatot tercenung sendiri, merenungi betapa kejahatan yang telah ia lakukan semalam telah membuat begitu banyak orang berduka, membuat beberapa hati terluka. Ia sungguh tidak tahu siapa sebenarnya orang yang semalam mati di ujung golok mautnya. Yang ia tahu tentang kepala desa Cemorosewu adalah bahwa lelaki itu adalah salah satu begundal bejat yang mencabut nyawa ibunya. Ia sama sekali tidak tahu tentang Pak Asnawi yang kata orang-orang adalah sosok dermawan, berjiwa sosial, ulama terkenal, pendiri madrasah tempat Murti mengajar.
1283Please respect copyright.PENANAossKxc1Zb8
Yang paling menyakitkan dan menyiksa batinnya ialah kenyataan bahwa kepala desa Cemorosewu tak lain dan tak bukan adalah ayah kandung Aisyah. Berarti lantunan ayat-ayat suci yang ia dengar semalam adalah suara Aisyah, sosok manusia bermukena yang sempat ia intai adalah gadis mulia berwajah jelita itu. Sekarang gadis itu dirundung duka akibat perbuatan jahat yang ia lakukan. Untung semalam ia tidak meneruskan niat menghabisi seluruh keluarga kepala desa. Untung Aisyah terlalu khusyuk mengaji sehingga tidak mendengar tragedi semalam. Untung ia urung untuk menelanjangi sosok bermukena itu. Lebih untung lagi, Aisyah sama sekali tidak tahu bahwa pembunuh itu adalah dirinya. Pun demikian dengan polisi yang tidak curiga padanya.
1283Please respect copyright.PENANA62KX4hhTRM
Gatot menyandarkan kepala ke jok mobil, memejamkan mata untuk beberapa saat hingga ia merasa seseorang mencubit pahanya. Ia membuka mata dan melihat Murti sudah ada disana. “Ayo kembali ke kota, Tot.” kata perempuan cantik itu.
1283Please respect copyright.PENANA3TwQjUH7oz
Mereka pun meninggalkan desa Cemorosewu dengan diiringi lambaian umbul umbul hitam yang tertiup angin. Warna hitam yang membuat seluruh jiwa jadi muram. Gatot dan Murti sama-sama diam. Hanya desah napas dan detak jantung mereka saja yang terdengar. Cuaca siang ikut murung dan berduka. Langit diselimuti mendung dan titik-titik kecil air mulai menetes di kaca mobil. Gerimis yang membuat hati menjadi miris.
1283Please respect copyright.PENANA66lgt9HKEL
Tiba di rumah, Murti mendapati Pak Camat masih belum pulang. Di HP-nya ada sms, Pak Camat masih ada acara di tempat lain. Murti mendesah kecewa, sekaligus lega. Ia segera turun dari mobil dan berbisik pada Gatot, ”Kalau sudah selesai masukin mobil, pergi ke kamarku ya… ada yang ingin aku bicarakan.”
1283Please respect copyright.PENANA9mCLiqapOF
”Iya, Mur.” sahut Gatot tanpa membantah.
1283Please respect copyright.PENANAwv9YJIYTHV
Sementara Gatot sibuk di dalam garasi, Murti segera mengganti pakaiannya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang Gatot. Di balik daster tipis yang sekarang ia kenakan, bentuk payudaranya yang bulat besar terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul indah. Murti yakin, Gatot pasti suka dan terangsang dibuatnya.
1283Please respect copyright.PENANAxWHMTcQkYD
Masuk ke dalam kamar, mata Gatot nyaris copot karena melotot melihat tubuh molek Murti yang sekarang tersaji utuh di depan hidungnya. Istri Pak Camat itu membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya yang selalu tertutup jilbab lebar saat ia tampil di muka murid-muridnya. Di dada Murti, tampak tonjolan payudaranya menggunung sangat indah, membuat Gatot sejenak lupa bernafas dan memejamkan mata.
1283Please respect copyright.PENANAWIVUhCiXD0
”Kenapa, Tot? Ayo duduk dulu,” Murti mempersilakannya sambil tersenyum manis.
1283Please respect copyright.PENANALdJ4ptLAxp
Muka Gatot langsung memerah karena nafsu, bayangan wajah cantik Aisyah segera lenyap dari pikirannya, tergantikan oleh tubuh telanjang Murti yang sudah beberapa kali ia nikmati. Dan sekarang, sepertinya ia juga akan mendapatkannya lagi, terlihat dari senyum Murti yang merekah semakin lebar saat pandangan Gatot terarah tajam ke buah dadanya.
1283Please respect copyright.PENANAoAJKAziuSI
”Tot, kamu mau nolong aku?” Murti merapatkan tubuh ke arah Gatot yang masih berdiri mematung di depan pintu.
1283Please respect copyright.PENANA9iFiOivnVb
”N-nolong apa, Mur?” tubuh Gatot bergetar ketika tangan teman masa kecilnya itu merangkul dirinya, sementara tangan Murti yang lain mengusap-usap daerah ‘vital’ nya.
1283Please respect copyright.PENANACtkpL4dRhj
”Tolong temani aku, Tot… aku takut tidur sendiri.” bisik Murti manja.
1283Please respect copyright.PENANAvcUjJwzJ9r
Muka Gatot makin memerah mendengar perkataan itu. ”T-tapi, Mur… nanti dipergoki sama Pak Camat.” tukasnya ragu.
1283Please respect copyright.PENANAVCIXo9gULB
”Mas Joko masih lama pulangnya,” Murti menunjukkan sms dari Pak Camat pada Gatot. ”Kita punya banyak waktu,” bisiknya. Dan tanpa menunggu jawaban dari Gatot, Murti segera menarik tangan laki-laki itu dan membimbingnya agar duduk di atas tempat tidur. Murti yang agresif karena haus akan sentuhan laki-laki, kemudian duduk di pangkuan Gatot. Tanpa bisa dicegah, bibir keduanya pun langsung saling bertemu dan berpagutan erat.
1283Please respect copyright.PENANArGvcXqBUai
”Ehm, Mur…” lenguh Gatot saat merasakan puting susu Murti yang sudah mengeras menggesek ringan di permukaan perutnya, sementara lidah perempuan cantik itu terus menjelajahi mulutnya, mencari lidahnya untuk diajak saling melilit bagai ular.
1283Please respect copyright.PENANAjNt3sVokGu
Setelah puas, Murti kemudian berdiri di depan Gatot yang masih melongo karena tidak menyangka akan diserang seganas itu. Satu demi satu Murti mencopoti pakaiannya hingga tubuhnya yang mulus sempurna jadi polos seperti bayi yang baru lahir. Tersenyum manja, Murti seakan menantang Gatot agar segera menghangatkan tubuhnya yang selama ini jarang disentuh oleh Pak Camat.
1283Please respect copyright.PENANA1cF5xbU13l
”Lepaskan pakaianmu, Tot.” Murti berkata sambil merebahkan dirinya di atas ranjang. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindih oleh tubuhnya yang sangat sintal menggoda.
1283Please respect copyright.PENANAeYoj9b29yC
”Ayo cepat, Tot!” Murti mendesah tak sabar saat melihat Gatot masih terdiam kagum memandangi tubuhnya..
1283Please respect copyright.PENANA9A41bfppUL
”Ah, i-iya.” terkaget-kaget, Gatot lekas ikut menelanjangi diri. Dengan penis mendongak kuat ke depan, ia kemudian duduk berlutut di samping Murti. Pelan Gatot meletakkan tangannya di atas dada Murti yang bergerak naik turun seirama dengan tarikan nafasnya, lalu mulai meremas-remasnya lembut sambil tak lupa memijit dan memilin-milin putingnya yang montok kemerahan.
1283Please respect copyright.PENANA1L4YZz2kml
”Oohh… enak, Tot… terus… yah, begitu… remas pelan-pelan!” bisik Murti lirih, matanya sudah mulai terpejam rapat.
1283Please respect copyright.PENANArz7tbRzf3t
Dengan penuh semangat Gatot melakukan apa yang teman masa kecilnya katakan. Ia terus meremas-remasnya bergantian kiri dan kanan, merasakan betapa empuk dan kenyalnya benda itu, sampai akhirnya tubuh Murti menegang tak lama kemudian saat jilatan dan hisapan mulut Gatot mampir ke puncak payudaranya yang mungil dan indah. Seperti anak kecil, Gatot mulai menyusu ke arah puting Murti.
1283Please respect copyright.PENANACU4QEiF608
”Oohh… jilat terus, Tot… ohh… enak!” tangan Murti mendekap erat kepala Gatot ke arah payudaranya.
1283Please respect copyright.PENANAl3PBvYcD1y
Gatot semakin buas menjilati puting susu istri Pak Camat tersebut, mulutnya sampai menimbulkan bunyi decapan yang sangat nyaring, tanda kalau hisapan Gatot begitu keras dan kuat, bahkan tanpa ia sadari, Gatot mulai menggigit-gigit ringan puting mungil itu.
1283Please respect copyright.PENANA2hdV0LF4K2
”Hmm… nakal kamu, Tot!” Murti tersenyum merasakan tingkah sang sopir. ”Jangan cuma disitu, coba juga daerah bawah pusarku,” pintanya.
1283Please respect copyright.PENANAleYds6b85a
Gatot menurut saja. Cepat ia duduk diantara dua kaki Murti yang sudah terbuka lebar. Murti sendiri menyandarkan punggungya ke sandaran tempat tidur, membiarkan Gatot memandangi daerah kemaluannya yang sudah menganga lebar dengan sepuas hati.
1283Please respect copyright.PENANAmiXrLvQPA0
”Sudah basah bukan?” Murti membimbing telunjuk Gatot agar memasuki liang vaginanya.
1283Please respect copyright.PENANA0CLeGRbHDA
Gatot mengangguk, ”Lengket sekali, Mur…”
1283Please respect copyright.PENANA92IK7ehETY
”Kelentitku, Tot. Coba kamu gosok-gosok sebentar, rasanya gatal sekali.” Murti memohon.
1283Please respect copyright.PENANAu1ZerKDGrd
Pelan jari-jari Gatot mulai mengusap-usap tonjolan pink yang mulai menyembul itu.
1283Please respect copyright.PENANASugHutnUjq
”Ahh… yah, gosok terus, Tot… ughh, enak!” Murti menggelinjang keenakan ketika klitorisnya terus dipermainkan oleh Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAr8WXPmAPIw
”Kalo aku giniin, enak nggak?” Gatot tersenyum sambil menekan kelentit Murti semakin keras.
1283Please respect copyright.PENANAPO82blAU5l
”Ooh… Tot! Emm…” tubuh montok Murti makin melengkung keenakan, nafasnya terdengar semakin memburu, sementara bibirnya yang mungil terus mengeluarkan rintihan dan desahan yang sangat membangkitkan gairah, menandakan kalau pertahanan perempuan cantik itu akan segera jebol tidak lama lagi.
1283Please respect copyright.PENANAK2TO7isqwd
”Ooaahh… Tot!” Murti mencengkeram kuat pundak Gatot saat semua otot di tubuhnya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati sesuatu yang telah lama tidak ia rasakan bersama Pak Camat.
1283Please respect copyright.PENANAZ0POPJY9XF
”Hmm… kamu pintar sekali, Tot.” bisik Murti dengan vagina masih berkedut-kedut ringan mengeluarkan cairan kenikmatannya. Gatot tersenyum dan menurut saja saat Murti menyuruhnya untuk berbaring, ”Sekarang giliranku untuk memuaskanmu,” ucap Murti sambil mengurut lembut batang penis Gatot. Benda itu jadi semakin kaku dan menegang saat berada di dalam genggaman tangannya.
1283Please respect copyright.PENANALO0jCMKRdM
”Wow, makin besar aja, Tot!” dengan gemas Murti terus mengusap-usap dan membelainya. Gatot cuma tersenyum dan terdiam menikmati segala tingkah istri Pak Camat yang cantik dan seksi itu.
1283Please respect copyright.PENANAuoHYoeksn4
Tanpa menunggu lama, segera saja penisnya berpindah tempat. Kini benda coklat panjang itu sudah masuk ke dalam mulut Murti. Dengan rakus tapi sangat telaten, Murti mulai mengulum dan menghisapnya. Kepala penis Gatot yang berbentuk jamur tumpul digigitnya keras-keras hingga membuat Gatot merintih kegelian.
1283Please respect copyright.PENANAjhjfG2OtNo
”Ahh… enak, Mur… terus!” Gatot tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya, menekan penisnya semakin dalam ke mulut tipis Murti. Gerakannya menjadi semakin cepat seiring semakin kerasnya hisapan sang ibu guru cantik.
1283Please respect copyright.PENANApaVsTrB5qZ
”Oohh, Mur… aku… aku… arghhh!” tanpa bisa dicegah, muncratlah cairan sperma Gatot ke dalam mulut Murti, yang segera dijilati oleh Murti hingga tandas dan tuntas.
1283Please respect copyright.PENANAuhvtrhP6o6
”Hmm… manis juga rasa manimu, Tot.” Murti tersenyum, masih dengan mulut tetap menjilati ujung penis Gatot yang masih tegak berdiri.
1283Please respect copyright.PENANATeYsnYeFUx
”Kamu juga makin pintar, Mur, bikin aku jadi tak tahan.” sahut Gatot dengan nafas terengah-engah pelan.
1283Please respect copyright.PENANAlfgZg36VtA
Murti ikut tersenyum, ”Kita istirahat dulu ya, habis itu…”
1283Please respect copyright.PENANAg6ierbJxM2
”Kenapa istirahat, aku masih kuat kok.” potong Gatot sambil mendekap tubuh montok Murti dari belakang dan dengan cepat menyodokkan penisnya ke liang vagina perempuan cantik itu keras-keras.
1283Please respect copyright.PENANA1pnuu8iW9l
”Arghkh!!” Murti menjerit kaget, namun cuma sebentar, karena dalam hati ia sangat menikmati hal ini. Siapa juga yang tidak suka mempunyai partner seks sejantan Gatot, biarpun habis keluar tapi penisnya masih bisa digunakan!
1283Please respect copyright.PENANAc0dh0flHZ3
”Kamu menikmatinya ’kan, Mur?” bisik Gatot di telinga Murti. Tangannya yang satu menyangga tubuh montok Murti, sementara yang lain meremas payudara Murti yang menggantung indah. Sementara penisnya dengan keras melumat liang vagina Murti hingga jadi semakin basah dan memerah.
1283Please respect copyright.PENANAM9GP2BYHCb
”Ahh… hhh…” Murti hanya bisa merintih, tubuhnya bagai lemas tak bertenaga menikmati setiap sodokan Gatot di liang vaginanya. Mereka terus berada alam posisi seperti itu hingga Gatot menyemprotkan kembali cairan spermanya tak lama kemudian, kali ini di dalam vagina sempit milik Murti.
1283Please respect copyright.PENANASz4KXEBL4N
”Ahh… Gatot!” rintih Murti saat merasakan cairan hangat memenuhi liang kewanitaannya. Ia cepat menekan pinggulnya ke belakang agar penis Gatot yang masih berkedut-kedut ringan makin amblas lagi ke dalam miliknya. Di saat yang sama, Murti rupanya orgasme juga.
1283Please respect copyright.PENANA5liqM6zGG6
Kedua insan itu pun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka lakukan. Cairan keduanya bertemu dan bercampur menjadi satu, memenuhi liang kelamin Murti hingga terasa jadi begitu basah dan lengket. Beberapa ada yang menetes keluar saat Gatot mencabut pelan batang penisnya.
1283Please respect copyright.PENANAWG4z3WR7jk
”Ughh,” Murti mendesah, rambutnya yang hitam panjang terurai menutupi bantal, sementara dadanya yang besar bergerak naik-turun mengikuti irama tarikan nafasnya. Tangan Gatot bertengger disana, meremas-remasnya pelan.
1283Please respect copyright.PENANAhfPHYnH4mu
”Pak Camat masih lama pulangnya?” tanya Gatot.
1283Please respect copyright.PENANAYxQ8b69JYF
”Sebentar, aku sms dulu.” Murti segera mengambil HP-nya yang ditaruh di atas meja dan mengirim sms kepada Pak Camat. Tak lama sms balasan sudah ia terima.
1283Please respect copyright.PENANAYnaYo6N9XU
Gatot tersenyum lebar saat ikut membaca, ”Masih 2 jam lagi, itupun kalau sudah selesai.” katanya.
1283Please respect copyright.PENANAKcmGlIMiZJ
Murti mengangguk, ”Iya, masih banyak waktu bagi kita.”
1283Please respect copyright.PENANAogt1bF1tXa
”Gimana, sudah siap lagi?” tanya Gatot sambil mencolek vagina Murti mesra.
1283Please respect copyright.PENANAP5nArcG1O6
”Hei, jangan bilang kalau kamu sudah ngaceng lagi!” sahutnya sambil melirik ke bawah dan memekik gembira saat melihat penis Gatot yang sudah beranjak bangun dan menegang. ”Gila, benar-benar gila!” Murti menggeleng-gelengkan kepala tak percaya.
1283Please respect copyright.PENANA64GIpMGSTU
”Akan kubikin kamu pingsan malam ini,” janji Gatot sambil menindih tubuh molek Murti dan bersiap untuk memulai ronde yang kedua.
ns 15.158.61.6da2