x
MURTI 12
Gatot kaget bukan kepalang mendengar pintu rumahnya diketuk berkali-kali oleh seseorang. Semakin keras saja ketukan itu membuat Gatot merasa marah. Ia melompat dari tempat tidur dan menerjang pintu bermaksud hendak mengumpat tamu yang menurutnya tidak sopan. Tapi setelah tahu siapa yang bertamu di siang bolong begini, ia urung mengumpat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzz2nhM2loC
“Pak Camat. Silahkan masuk, Pak.” katanya kemudian.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2SjqYphBw
Pak Camat masuk dan langsung duduk. Sempat memandangi Gatot cukup lama lalu menghela napas dan membuang muka keluar. “Kenapa semua bisa terbongkar, Tot?” tanyanya tiba-tiba.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNeqOcsbPa
“Maksud Pak Camat?” Gatot tak mengerti.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0FMwd2Io3Z
“Murti sudah tahu. Murti sudah memergoki aku.” kata laki-laki itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iKqyY1I3x
“Demi Tuhan! Saya tidak membocorkan rahasia itu, Pak.” sumpah Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡecsQvU6lbz
“Lalu dari siapa lagi Murti sampai bisa tahu?” Pak Camat tampaknya tak percaya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlaRjKXiE6
“Jadi Pak Camat menuduh saya?” tanya Gatot. ”Dimana Murti?” tanyanya lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3juf1rhyD8
“Masih pingsan.” kata Pak Camat. ”Saya sama sekali tidak menuduhmu, Tot. Jangan marah.”elaknya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnvSYRnHKW
“Terus terang saya kecewa dengan Pak Camat. Sebenarnya tadi pagi ada yang ingin saya bicarakan dengan bapak. Saya sudah mengambil keputusan untuk berhenti, Pak.” kata Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFvXhABM6dy
“Jangan, Tot. Saya masih membutuhkanmu.” cegah Pak Camat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgip6ep8YeF
“Saya sudah tidak diperlukan lagi, Pak. Dan dengan tuduhan bapak terhadap saya, semakin bulat niat saya.” kata Gatot dingin.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYM5DtFouF7
“Sabar, Tot. Kita bicarakan ini dengan kepala dingin.” Pak Camat masih berusaha membujuk.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyxz3ng9iH
Gatot terdiam, lalu kemudian mengangguk. “Kita tunggu sampai Murti siuman biar semua jelas.” katanya lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsleiyMcNe
Gatot ikut ke rumah Pak Camat dan bersama-sama Pak Camat menunggu Murti siuman. Gatot sangat terpukul. Kekhawatirannya terbukti. Murti telah sampai pada puncak penderitaan sehingga nekad menyatroni Pak Camat di rumah Mbak Ayu. Murti tidak bisa disalahkan. Gatot juga tidak mau disalahkan. Yang patut disalahkan adalah Pak Camat dan teringat tuduhan Pak Camat terhadapnya, Gatot menahan tinju dengan geram. Ingin sekali ia menghajar wajah lelaki tua itu biar tahu rasa, biar tahu akibatnya kalau mempermainkan hati sahabat kecilnya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwxRCPnmg5
Murti mulai menunjukkan tanda-tanda siuman. Tubuhnya bergerak-gerak dan matanya setengah terbuka. Murti sempat bengong sesaat dan memperhatikan keadaan sekitar. Sadarlah ia dimana kini berada. Ia segera membuka mata lebar-lebar dan spontan berteriak histeris begitu melihat wajah-wajah yang ada di sekitarnya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3vdM4i0d7
“Kita cerai, Mas! Ceraaaiiiii!!!” teriaknya kencang sambil melempar apa saja ke arah Pak Camat. Bantal, guling, selimut, cermin, dan semua isi kamar beterbangan dan berserakan, pecah berkeping-keping di lantai kamar.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7SrJDdvMy
Murti menerjang Pak Camat dengan pecahan kaca di tangannya. Untung Pak Camat sigap menghindar dan Gatot menghadang Murti, memegangi Murti yang terus meronta liar. “Aku benci kamu, Mas. Kejam!” teriaknya terus-terusan mengumpat Pak Camat dengan seribu caci maki.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEQe4iwnj6T
Pak Camat menampar wajah Murti, membuat Murti semakin beringas. Gatot tidak mau ikut campur dengan apa yang terjadi antara suami istri itu. Gatot sempat menatap geram ke arah Pak Camat, membuat Pak Camat keder dan ciut nyali. Pak Camat segera sadar kalau Gatot bisa ikut beringas bila melihat Murti disakiti. Gatot segera keluar kamar dan begitu ia keluar, pintu kamar tertutup. Entah apa yang kemudian terjadi di dalam kamar itu, ia tidak mau tahu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0vc6qCfgU
Murti semakin menderita sepeninggal Gatot. Pak Camat tiada henti menampar wajahnya berkali-kali, memukuli tubuhnya sampai jatuh bangun, menghajarnya hingga tersungkur. Tapi Murti menerima semua dengan tegar. Badan memang terasa sakit, tetapi hati lebih sakit lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrvHLzHpRG
“Jahanam kamu, Mas!” ia mengumpat sekali lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfe4G86d1WN
“Katakan siapa yang memberitahumu!” Pak Camat menjambak rambut Murti dan mengancam.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0q9eCNJ4t
“Tidak akan saya katakan.” jerit Murti.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPSPCl5lT9p
“Siapa dia, Murti?!” tanya Pak Camat lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7NrFDjZa0
“Tidak akan, Mas. Sekalipun Mas membunuhku, tidak akan pernah.” ancam Murti.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqcQXEcnKdJ
“Keras kepala!” maki Pak Camat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQamBDyFrG
Murti menjerit-jerit ketika Pak Camat mengguntingi rambutnya. Tak cukup sampai situ, Pak Camat juga merobek celana dalam Murti dan mencabuti bulu-bulu kemaluannya, membuat Murti berlinang air mata perih. Sakit. Namun penderitaan belum berakhir. Pak Camat dengan cepat menelanjanginya, lalu mengikat kedua tangan dan kaki Murti. Dalam keadaan tak berdaya, Pak Camat membabi buta menggumuli Murti bagai binatang.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFWCH3E9KSU
”Ahh…” Murti hanya bisa menjerit dalam hati karena mulutnya telah dikunci dengan ciuman liar. Pak Camat berubah menjadi binatang. Ia rasakan penis Pak Camat masuk ke dalam liang vaginanya secara paksa, dan mengoyak-ngoyak dengan brutal disana, tidak membiarkan Murti menikmati karena dirinya diselimuti rasa kesal yang mendalam terhadap perempuan cantik itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6Inutn0XY
”Auw! Ahh… s-sakit!” rintih Murti sementara Pak Camat terus memperkosanya secara membabi buta. Laki-laki itu tanpa ampun menggerakkan batang penisnya mundur maju berkali-kali hingga membuat tubuh Murti mulai menegang. Ia merasakan wajah Pak Camat mendekat untuk mencumbunya, segera Murti menghindar dengan menggerakkan kepalanya menyamping, menggeleng-geleng.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrdJKBXk7t
Plak! Pak Camat langsung memukulnya dan mengancam, ”Diam! Atau kubunuh kamu!”
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHsDihYujS0
Tak terhindarkan, karena sakit dan juga ketakutan, Murti membiarkan Pak Camat kembali mengulum bibirnya, namun ia tak sudi bereaksi terhadap ciuman laki-laki tua itu. ”Auw!” Murti juga menjerit begitu merasakan tangan-tangan Pak Camat yang meraba-raba dan meremas payudaranya dengan kasar, sebelum kemudian tangan itu bergerak ke arah lehernya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPiUOBSbNgj
Tamatlah aku, dia ingin mencekikku sampai mati, batin Murti dalam hati. ”Aah… jangan, Mas, jangan bunuh aku!” ia menangis menghiba.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0tdk2TCXmQ
”Bwahaha!” Pak Camat tertawa mengejek, dan bersamaan dengan itu menghunjamkan penisnya semakin cepat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0idbcumfH
”Arghh…!!” teriak Murti penuh kesakitan. Tubuh mulusnya tampak membilur-bilur memerah karena siksaan Pak Camat, sementara liang vaginanya mengeluarkan darah segar karena lecet. Sungguh sangat sakit sekali.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxuGgqJHymh
Setelah merasakan siksaan lahir batin berkali-kali, Murtipun jatuh lagi dalam dunia ilusi. Ia pingsan kembali sementara Pak Camat terus menyetubuhinya sampai puas. Sampai spermanya muncrat memenuhi liang rahim Murti.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJclx7qHyU
***
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQVw8RKaof
Gatot gelisah di rumahnya. Kedatangan Aisyah tidak sanggup mengusir sedihnya. Ia sedih membayangkan kehidupan Murti. Sayup-sayup ia mendengar teriakan dan ratapan Murti yang kini telah berhenti. Hatinya bagai tersayat belati. Ia ikut membenci Pak Camat. Sempat terbersir keinginan di hati untuk melenyapkan Pak Camat agar Murti bebas dari derita. Tanpa sadar ia menggebrak meja, membuat Aisyah kaget.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡve56i85rWg
“Ada apa, Mas Gatot?” tanya gadis cantik itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9iTbFJlZvZ
“Maaf, Aisyah. Aku hanya kesal.” jawab Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMH01aCb6o
“Kesal pasti ada sebabnya.” balas Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHu1t5gTfL
Gatot tersenyum menerima secangkir kopi dari Aisyah. Kegelisahannya sedikit berkurang meski tidak sepenuhnya hilang. Ia menyeruput sedikit kopi yang masih panas itu. “Aisyah mau tahu sebabnya?” katanya kemudian.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjacCxtDFVl
“Kalau Mas Gatot tidak keberatan cerita pada saya.” kata Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEOAzzrtmr0
“Saya keberatan,” sahut Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ054dQ54rku
“Ya nggak usah cerita,” tutur Aisyah dengan wajah kecut.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKXzULGwAxm
“Aisyah, bagaimana kalau kamu yang membuatku kesal?” pancing Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrEYoF16eS
“Saya hanya bisa katakan maaf dan janji tidak akan lagi membuat Mas Gatot kesal.” jawab Aisyah kalem.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0O5VC8LnOM
“Cuma itu?” kejar Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFirUL8jXc
“Mas Gatot maunya apa?” ganti Aisyah yang menantang.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3tGWFmSclW
“Kena juga kamu. Aku cuma bercanda kok,” Gatot tersenyum.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFe0gyHllqJ
Ia mendapat hadiah dari Aisyah berupa cubitan berbisa. Kebetulan sinema siang di televisi menampilkan adegan cinta. Aisyah menunduk malu. Gatot tersenyum mau. Tapi belum saatnya adegan cinta itu ditiru. Gatot merubah saluran ke berita tanpa mempedulikan raut wajah Aisyah yang merengut kecewa. Mereka berebut remote control tapi demi keamanan, maka Gatot mengalah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0pF0yFXqx7
“Berita di negeri ini cuma korupsi, Mas. Bosan.” kata Aisyah mengomentari acara di tv.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡecSVuW4sQk
“Saya juga bosan nonton sinetron yang isinya rebutan harta, rebutan wanita, dan perselingkuhan.” balas Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS87uNbpxxz
“Tergantung selera dong,” Aisyah tampak tak mau kalah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjrtBK5ZX6
Gatot menggelitik telapak kaki Aisyah, membuat Aisyah tertawa geli dan melipat kakinya menjauh dari jari-jari usil Gatot. Dengan kaki terlipat, maka paha Aisyah terlihat mengkilat. Gatot silau dan tak tahan untuk tidak menjahili paha itu. Tapi belum sempat niat itu terlaksana, Aisyah sudah lebih dulu menutup pahanya dan mencibir kenakalan Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHMVdIgiawa
“Baru boleh kalau sudah nikah, Mas.” katanya menjelaskan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5dGEHuby2C
“Kamu mau nikah dengan duda sepertiku?” tanya Gatot tak percaya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYMZzXybmc1
“Kalau memang cinta, apa hendak dikata.” jawab Aisyah sambil tersenyum.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV5pekzQvXQ
“Berarti kamu cinta aku ya?” tanya Gatot meyakinkan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuIivfp0th
Aisyah menghela napas dan memandang Gatot. “Sejujurnya tujuan utamaku tinggal disini adalah untuk bisa mengenal Mas Gatot lebih dekat.” terangnya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMR7A5j9x8G
“Aku suka kejujuranmu, Aisyah. Aku juga sebenarnya ingin dekat denganmu.” balas Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1S9OVDhdju
“Gombal,” Aisyah kembali mencibir.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI0VzS2bFKj
Biar di bibir bilang gombal, tapi dalam hati sesungguhnya Aisyah menganggap semua itu benar karena secara fisik Aisyah sadar ia telah dekat dengan Gatot. Tinggal meyakinkan batin. Belenggu jiwa telah terpasang diantara hati mereka berdua.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3fiXfmQIZ
“Aisyah?” bisik Gatot di telinga gadis cantik itu sambil berupaya memeluknya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxh5cwEpNmM
Gadis itu tertunduk malu, dan segera menutup mata saat Gatot mengangkat dagunya dan menciumnya tepat di bibir. Terasa lidah Gatot yang kasar mencoba mendesak masuk ke dalam mulut Aisyah. Sebenarnya Aisyah ingin menolak, tapi dorongan dari dalam hatinya tidak dapat berbohong. Iapun balas melumat bibir Gatot dan malahan tangannya meraih pundak laki-laki itu agar tubuh mereka semakin menempel hingga ciuman mereka menjadi terasa nikmat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1XItawozbf
”Hmph… hmm…” Ciuman Gatot kini menjadi semakin buas. Dari bibir, Gatot turun ke leher dan menggerakkan lidahnya disana, berupaya menjelajahi leher Aisyah yang jenjang. Sambil berciuman, tangannya meraih kancing baju gadis itu dan mulai melepaskannya satu persatu. Lembut Gatot menelusuri gundukan dada Aisyah yang bulat padat, terasa sangat halus dan mulus sekali benda kembar itu. Melenguh dalam hati, Gatot tak menyangka kalau akan begitu menyukainya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMwwjIGZOi
“Cukup disitu saja, Mas,” bisik Aisyah lemah dan pasrah ketika Gatot mulai menjajah di sekitar wilayah perutnya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWVVVManeWC
Gatot menurut, sama sekali tidak keberatan hanya diberi jatah sampai di situ saja. Sudah merupakan suatu keberuntungan baginya bisa diijinkan menikmati dada Aisyah yang ranum, yang tidak sembarang lelaki bisa mendapatkannya. ”Kamu cantik, Aisyah.” ujar Gatot lembut sambil menatap mata lentik Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilshrydNxy
”Ahh…” tidak menjawab, Aisyah malah mengerang saat Gatot meremas-remas gundukan payudaranya semakin gemas. Ia melenguh agak keras dan Gatot pun semakin giat meremas-remas dadanya yang montok itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhoF4U0airx
Perlahan Gatot melepaskan ciumannya dan memandangi Aisyah yang kini duduk hanya dengan mengenakan bra hitam dan rok panjang selutut. Ia memandanginya tanpa berkedip, terlihat begitu mengagumi kecantikan dan pesona tubuh sintal gadis itu. Aisyah yang malu dipandangi seperti itu segera menunduk dan berupaya menyilangkan tangan di depan dada untuk sekedar menutupi apa yang ada.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5uxueJNn8
Gatot yang tak ingin kesempatannya menghilang, segera bergerak cepat dengan kembali memeluk tubuh mungil Aisyah dan melumat bibirnya dengan begitu rakus. Sambil ber-french kiss ria, tangannya dengan cekatan melepas kaitan bra Aisyah yang sudah melonggar. Kini dada Aisyah benar-benar telanjang bulat. Gatot langsung mengarahkan tangan kesana dan mulai meremasi kedua payudara Aisyah secara bergantian. Aisyah memilih untuk memejamkan mata saja menikmatinya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMtBGhXH4zE
”Auw! Mas!” rintih Aisyah saat merasa putingnya yang sudah tegang akibat nafsu tiba-tiba menjadi basah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqoyPF1u5ax
Ternyata Gatot sudah asyik menaruh mulut disana, menjilatinya dengan lidahnya yang panjang dan tebal, menghisapnya begitu rakus bagai anak kecil yang haus akan sentuhan air susu ibu. ”Uhh…” tentu saja perbuatan itu membuat Aisyah jadi menggelinjang geli karenanya. Tanpa terasa ia mengeluarkan erangan yang lumayan keras, yang mana itu malah membuat Gatot jadi semakin bernafsu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgnk8MMZfdR
”Aisyah, kamu seksi sekali. Badan kamu bagus, terutama yang ini…” bisik Gatot sambil memelintir puting Aisyah yang semakin mencuat dan menegang. Berkali-kali pula ia melumat, mencium, menarik dan menghisap-hisapnya secara bergantian, kiri dan kanan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLY2Go4CUP
”Ahh… Mas… gelii…!” balas Aisyah manja. Ia hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Gatot dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya berusaha berpegangan pada sandaran kursi untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh ke depan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39qlqM8LEH
Aisyah merasa badannya mulai mengejang serta cairan vaginanya terasa mulai meleleh keluar, sementara Gatot terus mengerjai bagian depan tubuhnya hingga mereka sama-sama mendesah lemah tak lama kemudian. Tampak noda hitam membekas di depan celana Gatot yang menggembung besar, yang dipandangi oleh Aisyah dengan penuh rasa jengah sekaligus penasaran. Sementara Aisyah sendiri juga merasa celana dalamnya menjadi begitu basah, namun tentu saja Gatot tidak bisa mengetahuinya karena itu tersembunyi di balik gaun.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFVjgHY6lZ5
Terengah-engah, mereka sama-sama puas meski tidak sampai saling memasukkan. Cuma meraba-raba dan saling bersentuhan, itu sudah cukup bagi keduanya untuk saat ini. Aisyah memejamkan mata dan memeluk Gatot dengan tubuh setengah telanjang. Dibiarkannya Gatot terus membelai dan meremas-remas gundukan payudaranya yang besar, sampai Gatot puas dan lelah hati datang melanda beberapa saat kemudian.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ugZZnFQeU
“Tok-tok-tok!!” terdengar ketukan pelan di pintu depan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNlL0zDckN
Gatot dan Aisyah terperanjat dan segera mengenakan pakaian masing-masing. Mereka berpandangan sejenak sebelum Aisyah lari masuk ke dalam kamarnya, sedang Gatot bergegas ke depan untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang datang. Ternyata Ningsih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfip3Ct9hLL
“Selamat sore, Tot.” sapa tetangga sekaligus teman Gatot itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡebcjMCunLA
“Ningsih, kukira siapa. Ayo masuk.” balas Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgPYVvfpVJI
“Tidak usah. Ngobrol di teras saja lebih enak.” kata Ningsih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiDBAbNxVEh
“Baiklah. Kupanggil Aisyah dulu ya.” sahut Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2jrP2fWkft
“Tidak perlu. Aisyah pasti masih istirahat. Kita ngobrol berdua saja.” sela Ningsih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvOjZiRkZM1
“Ya sudah. Bagaimana kesanmu dengan suasana komplek?” tanya Gatot membuka obrolan saat mereka sudah duduk di teras.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVA3FxVevYj
“Memang tidak seperti dulu saat kita masih kecil. Tapi aku sungguh senang bisa kembali kesini, Tot. Kembali ke tanah kelahiranku.” jawab Ningsih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsH2elEri2f
“Jadi nostalgia nih,” Gatot tersenyum.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4bqHMd3ntQ
“Mauku sih begitu. Tapi rupanya anak-anak sebaya kita sudah pada kawin semua. Jadi malas mau main ke rumah mereka.” kata Ningsih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAbc2RwYK3
“Makanya buruan kawin juga. Kita seusia, Ningsih. Aku saja sudah jadi duda.” balas Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAwlnU8T6T
“Hahaha, biar duda tapi kamu masih keren, Tot. Pria idamanku ya yang seperti kamu.” kata Ningsih dengan muka bersemu merah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjLKVIV08qV
”Tidak baik membanding-bandingkan orang. Kesibukanmu apa, Ningsih?” Gatot berupaya mengalihkan topik.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHSdUzCCQ9
“Macam-macam.” jawab Ningsih. ”Tapi aku paling sibuk kalau sudah memikirkan seseorang.”
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLFi76Zx4t
“Siapa itu?” tanya Gatot penasaran.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WcjzO38Hn
“Kamu,” jawab Ningsih pendek.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYqPPtUxOao
Gatot tertawa mendengar kata-kata Ningsih yang dianggapnya lelucon belaka. Tawanya sampai terdengar ke dalam rumah, memancing aisyah untuk keluar dari kamarnya dan mengintai apa gerangan yang membuat Gatot tertawa. Demi melihat Gatot berdua dengan Ningsih, Aisyah seakan tidak rela. Tapi ia tidak cemburu buta. Ia biarkan saja Gatot bersama Ningsih sementara ia sendiri mencari kesibukan di dapur.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV17dKfYejw
Aisyah merasa aneh melihat rumah Pak Camat yang sepi. Aisyah juga aneh dengan ketidak-munculan Murti sejak tadi pagi. Rekan sesama gurunya itu tidak mengajar, malah meminjam motornya dan pergi entah kemana. Sampai sekarang motornya belum kembali. Aisyah coba menghubungi handphone Murti tapi tidak aktif. Maka ketika Gatot datang menghampirinya, Aisyah langsung bertanya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEakdAmb03
“Sudah selesai ngobrolnya dengan Mbak Ningsih?” tanyanya dengan nada sedikit ketus.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0G5cnxVIJ
“Sudah. Ningsih sudah pulang.” jawab Gatot tanpa merasa bersalah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwcxS3G4Jtp
“Apa Mas Gatot tahu apakah Bu Murti juga sudah pulang?” tanya Aisyah lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZG4CihZKzB
“Aisyah, kamu belum tahu apa yang menimpa Murti?” bukannya menjawab, Gatot malah balik bertanya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhKCCa3v6y
“Belum, Mas. Cuma Bu Murti tadi pagi tidak mengajar dan meminjam motorku. Eh sampai sekarang motorku belum balik.” seru Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywI9PJFUVc
“Murti sedang susah, Aisyah. Dia bertengkar hebat dengan Pak Camat.” jelas Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdjkWHHgam
“Lho, masalahnya apa, Mas? Bukankah mereka rukun-rukun saja?” tanya Aisyah tak percaya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVQRHUHxlh
“Murti memergoki Pak Camat selingkuh dengan istri mudanya. Makanya mereka bertengkar dan Murti minta cerai.” jawab Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgRoXnrvy3
“Benarkah begitu, Mas?” Aisyah melongo.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzTSQSyiHuB
“Benar. Dan motormu masih ada di perumahan Residence. Nanti kuambil ya?” tawar Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiLx1SzGu8y
“Sungguh menyesal kalau mereka sampai cerai ya, Mas.” Aisyah menggeleng-gelengkan kepala.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxH87oZ53zE
Gatot mengangguk. “Oh ya, Aisyah, aku juga sudah berhenti kerja di rumah Pak Camat.” Ia memberi tahu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrqBzdjcKj
“Apa ada kerjaan lain, Mas? Bagaimana dengan hutang Mas Gatot ke Pak Camat?” tanya Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoRJfTizTce
“Akan kuusahakan, Aisyah. Apalagi hutang itu juga menyangkut rumah ini.” kata Gatot penuh tekad.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJgQDBDDoxe
“Mas Gatot, saya ada sedikit tabungan yang bisa mas pakai. Saya ikhlas, Mas.” kata Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfzoR4OHY0
“Kamu sudah terlalu banyak berkorban, Aisyah. Simpan saja uangmu ya,” tolak Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uI1xqdtoW
“Saya hanya tidak ingin rumah ini jatuh ke tangan orang lain, Mas. Aku sudah anggap ini rumahku sendiri.” sahut Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXRj50lr9cN
“Tidak akan pernah, Aisyah. Rumah ini akan tetap milikku, dan jika Tuhan mengijinkan, akan jadi milikmu juga. Milik kita.” kata Gatot sambil tersenyum dan memandang Aisyah penuh cinta.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HRlzGwLHC
“Makanya kubantu bayar ya hutang Mas Gatot ke Pak Camat.” Aisyah membalas senyum itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUCAe5KjReR
Gatot mengacak rambut Aisyah dengan gemas. Ia memeluk Aisyah dari belakang, mencium kepala gadis itu. “Adakah perasaan itu di hatimu, Aisyah?” tanya Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtHo1esM0nM
Aisyah berbalik dan balas memeluk Gatot, menyembunyikan wajah ayunya di balik ketiak Gatot. “Rasa itu sudah tumbuh sejak kali pertama saya melihat Mas Gatot. Dan kengototan saya pindah kemari semata demi rasa itu, Mas.” terang Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9S5amZTDIh
Mereka berpelukan semakin erat seakan tidak memberi ruang bagi makhluk apapun menghalangi hangatnya pelukan itu. Mereka tidak peduli pada bau gosong ikan teri. Mereka hanya peduli pada perasaan hati.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡej37W6f74T
“Apakah aku masih layak dan pantas, Aisyah?” kata gatot bertanya.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLu56tP9Wf
“Bagiku lebih dari pantas, Mas. Menjalani hidup bersama Mas Gatot adalah impianku.” jawab Aisyah lugas.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QZl6aZU0j
“Bagaimana jika mimpimu itu tidak terwujud?” tanya Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKp2HTCOOt
“Saya akan sangat membenci Mas Gatot. Aku kan sudah memberikan apapun, Mas.” yakin Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡahtV5Ylluh
“Aku akan mewujudkan mimpimu, Aisyah, tapi tidak sekarang. Sabar ya?” jawab Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOxEx0X2PyV
Dua hati telah bicara. Maka lebih mudah untuk meneruskan semua yang tertunda. Gatot memagut bibir Aisyah dan lebur dalam ciuman membara. Hanya sekedar berciuman karena Gatot sudah bersumpah untuk tidak merusak kesucian Aisyah sampai pada saatnya nanti tiba. Setelah puas, merekapun melepaskan pelukan. Aisyah mengangkat ikan teri yang hangus sementara Gatot mengisi air di bak mandi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGW73CxGKq2
***
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyvljgGzl9
Kekhusyukan sholat maghrib Gatot yang berjamaah dengan Aisyah buyar ketika dikejutkan oleh teriakan dan raungan sangat keras dari rumah Pak Camat. Gatot sangat hapal itu adalah suara Murti. Ternyata bukan hanya Gatot saja yang mendengar, tetapi hampir semua tetangga yang berdekatan dengan rumah Pak Camat juga mendengar. Gatot mengajak Aisyah untuk melihat apa yang terjadi. Ia berkerumun bersama puluhan warga komplek yang memenuhi halaman rumah Pak Camat. Beberapa orang mencoba membuka pintu rumah yang terkunci, sementara raungan Murti dari dalam rumah tidak kunjung berhenti. Orang-orang semakin panik dan berpikir macam-macam, menduga-duga apa yang terjadi dalam rumah itu.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kpkZK6qHt
Gatot mendekat dan orang-orang memberinya jalan. “Dobrak saja pintunya, Tot!” beberapa warga memberi usul.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSTuowQCLc
“Sabar, Pak. Siapa tahu Murti dengar suara saya,” Gatot mengetuk pintu berkali-kali sambil berteriak-teriak memanggil Murti. Tapi sampai suaranya serak, pintu tak kunjung terkuak. Sementara orang-orang mulai tidak sabar.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7V1E6AAMsL
Gatot juga hilang kesabaran karena di dalam sana murti makin histeris. Lima orang pemuda coba mendobrak pintu tapi tidak berhasil. Cuma Gatot yang tahu seberapa kuat dan tebalnya daun pintu rumah Pak Camat, juga cuma Gatot seorang yang tahu kunci bagian dalam dari pintu rumah Pak Camat. Ia meminta lima orang pemuda itu menyingkir. Ia mundur jauh ke belakang dan mengumpulkan tenaga lalu berlari cepat menerjang pintu itu. Sukses, daun pintu itu bukan cuma terbuka, tapi sampai patah jadi dua bagai di gergaji. Orang-orangpun percaya bahwa Gatot masih punya kekuatan yang hebat meski sudah tobat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHi52ilwXPF
Beberapa orang tua bergegas masuk dan langsung menuju kamar dimana sumber suara Murti. Sekali lagi Gatot mendobrak pintu dan semuanya berdiri terpaku menyaksikan apa yang terjadi di dalam kamar. Murti langsung menghambur memeluk Gatot dan Gatot langsung membawa Murti ke rumahnya dengan ditemani oleh Aisyah dan Ningsih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFDqTDqzZS6
“Aisyah, Ningsih, tolong jaga Murti ya. Usahakan agar dia tenang,” kata Gatot lalu kembali lagi ke rumah Pak Camat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5LP9Sf2nDz
“Pak Camat gantung diri! Pak Camat bunuh diri!!”
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXZaTaz9c4
Berita itu langsung menyebar luas. Bukan hanya warga sekitar komplek, tapi sudah merambah hingga penjuru kota. Siapa yang tidak kenal Pak Camat, salah satu pejabat yang digadang-gadang bakal jadi bupati. Dari abang tukang becak sampai mbah-mbah juru pijat, semua kenal Pak Camat. Maka ketika berita hangat itu menyeruak di malam yang baru mulai, berduyun-duyunlah orang-orang berdatangan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPHFCLgWwet
Gatot menyebar-luaskan berita tragis itu ke pegawai kantor kecamatan yang dikenalnya. Kini jalan menuju komplek telah macet total dan terpaksa ditutup. Ratusan mobil berjajar di sepanjang jalan mulai dari mobil plat merah milik pemerintah sampai mobil pickup yang mengangkut warga dari pelosok desa. Dan sebagian warga komplek memanfaatkan momen yang tidak bakal datang dua kali itu untuk mencari keuntungan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WiXCxtdgb
Banyak warung dadakan di tepian jalan komplek. Banyak areal parkir beragam tarif yang ditawarkan pemuda-pemuda desa. Sebagian pemuda bahkan nekad menjadikan halaman rumah Gatot sebagai areal parkir. Untung Gatot mengijinkan. Suara sirene meraung-raung dari jauh dan satu ambulans masuk halaman rumah Pak Camat. Suara sirene terdengar lagi dan mobil mewah Pak Bupati melesat dikawal tiga motor petugas polisi. Gatot menemani Pak RT menerima setiap tamu di rumah duka.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjyLQQsBAz
Murti masih belum bisa diajak bicara. Masih menangis dan meraung lirih. Aisyah melihat beberapa bagian tubuh Murti memar dan lebam seperti bekas mengalami siksaan. Yang lebih membuat Aisyah miris adalah rambut Murti yang sudah tak berbentuk lagi. Ningsih juga dilanda kesedihan. Bagaimanapun Murti adalah sahabat kecilnya. Ningsih merengkuhnya penuh penyesalan.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbbBu6CZGV
“Istighfar, Mur. Ingat pada Allah,” bisik Ningsih di telinga Murti.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvITu9gomM
“Iya, Bu Murti. Serahkan semua pada kekuasaanNYA.” kata Aisyah memberi nasehat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2SISaSaNOp
Murti terkulai lesu. Dua orang petugas kepolisian yang ingin meminta keterangan darinya mengurungkan niat karena Murti masih shock, masih terguncang dan pucat pasi. Wajah Murti datar tanpa ekspresi dan tatapan matanya kosong, hampa.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfx5H0HaquF
“Maaf ya, bapak-bapak. Bu Murti masih shock.” kata Aisyah.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4jKMht21u8
“Tidak apa, Mbak. Kami hanya ingin meminta ijin untuk mengotopsi jenasah Pak Camat.” jawab salah satu dari mereka.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCojsXqwuF
“Tidak perlu. Langsung kubur saja!” kata Murti pelan tapi tegas.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkR8zlIDzLB
Maka malam itu juga pemakaman segera disiapkan. Polisi sudah selesai melakukan investigasi dan identifikasi. Hasilnya Pak Camat memang murni bunuh diri. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan tanda-tanda keracunan pada diri Pak Camat. Murti juga sedikit memberi informasi bahwa ia sama sekali tidak tahu yang menimpa suaminya karena sedang pingsan. Murti juga menunjukkan bekas-bekas penyiksaan yang ia alami, membuat polisi tidak lagi memaksanya ikut ke kantor. Murti dinyatakan tidak bersalah. Jelas sudah Pak Camat murni bunuh diri dengan cara gantung diri. Tidak ada unsur-unsur kriminal, begitu penjelasan dari Pak Kapolres.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbdTEPFmvQ
Setengah jam kemudian pemakaman dilaksanakan. Murti bersikeras tidak mau hadir ke pemakaman suaminya meski Aisyah dan Ningsih memaksa. Hati Murti telah beku. Pintu maafnya telah tertutup. Bahkan Murti tidak bersedia menerima karangan bunga dari Pak Bupati. Cintanya pada Pak Camat telah lama mati. Pengkhianatan suaminya tak termaafkan lagi. Biar saja Pak Camat mati, sekalipun nanti suaminya itu menjadi hantu yang membayanginya tiap hari.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywzTLU3mqd
Gatot datang bersama Dewi. Setelah pemakaman selesai, Gatot mengajak Dewi bicara empat mata di rumah Pak Camat. Ia mengajak Dewi ke garasi yang menjadi tempat paling aman tanpa gangguan orang-orang yang banyak berlalu lalang.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Rvn8YLfkV
“Ini semua salah Mbak Dewi,” kata Gatot terus terang.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjVW1AZfAi5
Karuan saja Dewi kaget disalahkan seperti itu. “Apa maksudmu, Tot? Apa hubunganku dengan kejadian ini?”
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDL0pkfHEFV
“Mbak Dewi bicara terlalu banyak bicara pada Murti. Mbak telah membuat kehidupan dan rahasia Pak Camat terbongkar.” jelas Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNjlSZDu1e
“Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu, Tot. Bicara langsung saja ke intinya.” tegas Dewi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5DPRoVJk03
“Mbak Dewi kan yang bilang ke Murti tentang perumahan residence?” tanya Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9CjlCsXGy0
“Itu memang benar,” Dewi mengangguk.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEpVRw4mIt0
“Mbak Dewi tahu itu rumah istri muda Pak Camat?” tanya Gatot lagi.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Ty17UTnnL
“Tidak. Aku malah baru tahu malam ini kalau Pak Camat punya istri muda.” terang Dewi jujur.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡClqyWgO7mo
“Itulah, Mbak. Tadi pagi Murti langsung ke perumahan residence dan memergoki suaminya disana. Bisa mbak bayangkan apa yang terjadi?” tanya Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqL0KPek8bq
Dewi menyandarkan diri ke tembok garasi. Wajahnya pias dan serba tak tahu harus berkata apa lagi setelah mendengar cerita Gatot. Dewi menyesal setengah mati karena secara tidak sadar dirinyalah yang membuka jalan bagi terbongkarnya perselingkuhan Pak Camat yang berujung maut.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsaY96iaKPf
“Aku menyesal sekali, Tot. Aku yang menyebabkan Mbak Murti kehilangan suaminya.” kata Dewi lirih.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4JY2z3qaj
“Sudah tidak ada gunanya, Mbak. Pak Camat sudah mati dan Murti terlanjur sakit hati.” sahut Gatot.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSmqpBdifk
Memang sudah tidak ada gunanya menyesali yang telah terlanjur terjadi. Pak Camat tidak mungkin hidup lagi. Seandainya Pak Camat hidup sekalipun, Murti sudah pasti tidak akan sudi melanjutkan hidup bersama Pak Camat.
1099Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvDlTcIXDK
Gatot mengajak Dewi ke rumahnya. Kini Gatot berada di tengah-tengah para wanita pembelenggu. Tapi Gatot sadar hanya ada dua dari keempat wanita itu yang benar-benar kuat menanamkan belenggu dalam jiwanya. Murti dan Aisyah, dua wanita yang sama-sama ia cintai. Selebihnya hanya sesaat numpang lewat saja, seperti Dewi dan Ningsih.
ns 15.158.61.8da2
