Portal interdimensional besar di kota Caterdel, kota suci benua Dressden, berbentuk seperti pintu gerbang megah stadium gladiator. Fasadnya berangka titanium dengan dilapisi void matter (tekstur mirip karet namun lembut dan cukul dingin) yang merupakan pelindung titanium terbaik.
Portal itu ditempatkan di Aula Expedition Portal Sanctum, yaitu aulla segi empat dengan tiga portal yang energinya dimensionalnya telah mencapai titik netral. Mereka sudah dipastikan menteleportasi objeknya pada titik yang dituju tanpa nyasar.
Expedition Portal Sanctum berbentuk seperti bangunan gereja sederhana, dekat alun – alun kota suci Caterdel, dimana para pedagang, arak – arakan dan keramaiannya memeriahkan kota suci itu.
Penantian oleh sangat banyak orang, atas keluarga, kekasih, atau sekedar orang – orang terdekat. Namun kemeriahan itu belum bisa dimunculkan dalam wajah mereka, kecuali bahwa kegelisahan dan kegundahan. Masalahnya, apakah orang – orang yang ditunggu akan kembali membawa segudang prestasi? Ataukah mereka kembali dalam sang pencipta dan dituliskan riwayatnya pada batu prasasti The Grail Memoria?
Pandangan mereka tertuju pada portal teleportasi tengah, dengan lambang burung phoenix di gerbangnya. Ekspedisi kelas kakap dengan risiko keselamatan kurang dari 30%.
Saat ini, Ekspedisi Konstelasi Orbit Etherealm ke-4, Mebiroth. Ekspedisi ini mencari planet – planet di sekitar Etherealm ke – 4 untuk diidentifikasi mana yang memungkinkan untuk distabilkan agar kedepannya digunakan untuk tempat singgah yang teratur dan peradaban baru. Ekspedisi ini berlangsung setiap tahun, dan dalam setiap tahun pula bertambahnya orang bersedih.
Pusaran lubang dimensional yang semula berwarna ungu, kini menjadi warna putih. Pertanda apa yang mereka tunggu semakin dekat. Orkestra elite gereja telah dibunyikan. Jantung mereka dibuat dag dig dug.
Hingga dalam 15 menit…
#Tap.. tap.. tap..
Saat kaki kanan menjejak keluar dari lubang dimensional gerbang teleportasi itu, para arak – arakan heboh. Kian lama wajah - wajah anggota tim ekspedisi semakin terlihat.
Para anggota tim ekspedisi berhenti di panggung. Ketika kepala biro keamanan ekspedisi interdimensional, kota Caterdel membacakan hasilnya, semua orang terkejut. Semua aksi tim ekspedisi dipantau dari kejauhan. Semuanya terekam dalam dokumentasi.
“DARI 40 ANGGOTA, SEBANYAK 40 ANGGOTA PULANG!” ucap wanita itu lantang – lantang.
Terompet – terompet berbunyi keluar dari jalur orkestra, mengekspresikan kebanggaan, lalu diikuti semua instrumen. Kertas – kertas pesta warna – warni bertaburan, petasan langit seolah melukis cahaya sore hari. Penari – penari yang disewa menari dengan semringah. Senyuman para arak – arakan itu terlihat bangga ditemani tangisan bangga.
Para anggota tim ekspedisi itu masing – masing berlarian untuk menghampiri orang – orang yang mereka kenal.
Dengan kekasih…
Ibu… Ayah… bahkan adik dan kakaknya…
Dari 39 orang, mereka menemui pundak orang lain untuk dipeluk… kecuali satu.
Orang itu hanya berdiri dipanggung. Ia tersenyum tipis, namun benaknya sedikit iri. Menjadi minoritas jiwa yang tidak punya siapapun dirindukan adalah hal lumrah dirasakannya bertahun – tahun.
“Saya bangga sekali dengan anda, Tn. Nerd!” wanita berkulit coklat gelap dengan wajah garang itu kini melembut. Ia sekejap langsung memeluk pria berkacamata yang tubuhnya agak kurus dan lebih pendek dari pria seumurannya.
“Nyonya Nibella…” pria berkaca mata itu berkaca – kaca.
Nerd Fulbright, sejak 24 tahun kedatangannya di Etherealm, belum mempunyai orang dekat. Bahkan di Etherealm pertama yang paling aman dan stabil, Hevhulpus, kota Caterdel ini.
Perangainya masih sama, selalu tersenyum tulus dan menyebarkan aura positif pada rekannya yang putus asa di tengah ekspedisi interdimensional.
Kemudian, Nyonya Nibella, sebagai kepala divisi interdimensional, kota Caterdel, mengumumkan bahwa ini adalah pertama kalinya ekspedisi kelas kakap tidak memakan korban. Sebanyak seratus persen orang yang ikut selamat dengan luka yang tidak terlalu serius.
“Prestasi ini sepenuhnya kami ucapkan terima kasih pada keajaiban yang diramalkan petinggi konstellar. Dan keajaiban itu adalah pria ini!” Nibella, menggeser tubuh Nerd agar tampak di muka umum.
Para orang tua, orang terdekat, dan siapapun yang merindukan kembali orang yang dicintai mereka, berbondong – bondong mendatangi Nerd Fulbright. Mereka mengucapkan terima kasih sedalam – dalamnya, memberikan banyak sekali makanan, buah – buahan, dan cinderamata pada Nerd.
Nerd bahagia dan terharu. Bahkan setelah acara itu selesai, nama Nerd Fulbright akan dikenang dan dicetak dalam piagam baru.
Nerd tak pernah sebahagia dan sebangga ini pada dirinya sendiri.
***
Makan malam itu berlangsung meriah. Gedung pemerintahan Caterdel yang mempunyai atap kerucut, bertingkat megah, serta karpet mewah dan lilin – lilin terbang seperti negeri dongeng.
Meja – meja disusun seperti restoran mahal, bundar, dan masing – masing ditempati sebotol wine 5 liter. Meja itu punya 4 kursi.
Para ras arwah yang memainkan biola dan ras elf memainkan harpa. Sedangkan yang memegang mic dengan suara vokal indah, wanita cantik bangsa lautan.
Tempat itu khusus menampung hingga 250 orang dengan 250 jenis makanan berbeda dan prasmanan sesuai selera masing – masing. Dari bangsa manusia yang umum, hingga ras void yang sentimental sekalipun.
Semua tempat duduk terisi, kecuali dua tempat.
“Hey, acara ini… sungguh menakjubkan, kan?” wanita bergaun elite, telinganya yang panjang bergerak – gerak. Ia memutar ringan gelas cambrita yang berisi wine. “Maksudku… ini meriah karena dirimu, Tn. Bright?”
Wanita itu tersenyum ramah dengan pipinya memerah. Rambutnya pirang dikuncir oleh perias profesional sehingga cocok dengan bando permatanya. Wanita itu ditengah proses merayu.
“Ah, ahahaha…” Nerd Bright tertawa kecil, kerepotan. Aura anggun putri bangsawan yang mendekatinya tidak terlalu berpengaruh. Nerd tidak terlalu cocok dengannya, apalagi yang memakai pernak – pernik mewah yang cukup menyilaukan. “Jadi… N-nona Darlorent, apa yang anda lakukan sehari – hari?”
“Panggil Fleta aja!” tambahnya. “Aku suka beternak! Kotoran mereka sangat efisien untuk tanaman di kebun!”
Wanita bangsawan lainnya yang di belakang memandang Fleta Darlorent dengan benci. Mereka menggosipi Fleta Darlorent yang memasang wajah lugu dan sok polos. Kata – kata itu didengar Nerd samar – samar.
Nerd Fulbright tidak termakan gosip itu ataupun rayuannya. Lagipula sudah dibuktikan dari pernak – pernik yang digunakan Fleta Darlorent, dari ujung kaki hingga kepala. Secara halus sudah meyakinkan Nerd, mana mungkin wanita seperti itu menyukai kotoran dan lumpur?
Acara itu… berlangsung sampai tengah malam. Acara terakhir, upacara pemberian penghargaan dan penerimaan hadiah. Para tamu tanpa sedikitpun hengkang dan mengikuti acara hingga akhir.
“Tuan Nerd Fulbright, karena kemampuannya ahli pembangunan dan pemanfaatan fasilitas yang efektif dan efisien. Kemampuannya menciptakan sesuatu dengan kecepatan mukjizat.” Nibella menempelkan lencana di posisi dada kanan Nerd. “Constellar Insignia : Master Inventor!”
Lencana itu berbentuk identik sama dengan lencana konstellar lainnya. Dengan dasar bentuk seperti tameng, terukir logo palu. Di bawahnya bertuliskan ‘Master Inventor’
Lencana itu terbentuk dari bahan yang amat keras dan anti sihir, Berlian mutant. Berlian spesial sekitar 100 ribu kali lipat dari berlian yang pernah ditemui di Etherealm.
Lencana konstellar hanya ada 100 jenis. Satu di antaranya Master Inventor.
Arah pandangan para penonton tertuju pada lencana itu. Mereka bersorak dan bertepuk tangan. Nerd Fulbright malam ini benar – benar bintangnya.
“Pemerintah Caterdel mempunyai hadiah khusus untuk Tuan Nerd Fulbright! Hadirin pasti tercengang dengan hadiah yang ditawarkan!” tambah Nibella, “Kami mohon agar Sir Fidelius Darlorent untuk perwakilan penawaran hadiah untuk bintang kita malam ini!
Gesekan biola menjadi alunan nada yang sentimental dan bersemengat.
Pria berkumis dan jenggot panjang itu datang dari tengah panggung. Fidelius Darlorent, sekitar 60 tahunan, ayah kandung Fleta Darlorent. Dia juga punya telinga panjang seperti putrinya.
(Oi, oi pak tua seberapa kaya dirimu! Apakah kamu golem batu permata biru?) pikir Nerd. Faktanya, dari ujung kaki hingga kepala tanpa ada jeda batu permata yang senada dengan jubah birunya, sapphire.
Basa – basi pembukaan pria parubaya itu hanya singkat, kini Nerd diujungkan pada suasana dag dig dug jantungnya.
“Tuan Nerd Fulbright kini adalah seorang pahlawan! Nggak sepantasnya saya memberi hadiah yang telah ditentukan. Nah, setidaknya saya punya pilihan tiga pada anda. Anda siap?”
Para penonton mengecilkan suaranya.
“Selalu siap, sir!”
#Wohoo! <}}
Suara soarakan kembali meninggi.
“Baik yang pertama, anda akan dijadikan pihak dengan otoritas tinggi dan resmi sebagai bangsawan di Caterdel. Anda akan menerima sebagian besar wilayah untuk diperintah. Kekayaan yang melimpah… ditambah dengan menikai putri saya!”
#Wooooow!~ <}}
Sorakan terkesima para penonton. Tawaran yang pertama itu adalah incaran bagi bangsawan pria lainnya. Tawaran paling menggiurkan yang cukup membuat mereka yang iri menggigit jarinya.
Apalagi, tidak akan pernah bisa orang mendapat izin restu menikahi putri bangsawan paling cantik, Fleta Darlorent.
Sorakan itu semakin menggema dan memenuhi semringah seisi ruangan itu.
Fidelius Darlorent mengangkat tangannya, seketika sorakan itu mengecil.
“Penawaran kedua! Hm… ini juga lumayan. Tuan Nerd Fulbright akan diberikan pulau kecil beserta sumber dayanya di selatan Caterdel! Nah, aku berpikir Tuan Nerd Fulbright juga senang dengan keindahan alam daripada kota sesak ini. Tentu beliau juga menerima restu menikahi putri saya, Fleta!”
#Wooooow!~ <}}
Sorakan itu kembali meriah. Kedua kalinya nama Fleta disebut, wanita muda bangsawan itu tertawa manis dan pipinya memerah. Semerah wanita bangsawan yang duduk di belakang dengan perasaan iri, tapi Fleta sebaliknya.
“Itu juga pilihan yang bagus! Pulau kosong malah tambah romantis, bukan!?” ucap salah penonton yang memakai dres mapan dan tas slempang putih mahal.
“KYAAAHH~! Adegan itu mirip di film2!” balas temannya yang memakai gaun glamour.
(Hadeh… si tua Fidelius…. Tidak… benar – benar memikat kedua hadiahnya tuh? Apa karena dia orang tua politik? Nah, setidaknya masih ada opsi yang terakhir.) Nerd mengeluh, tapi memaksakan senyumnya seperti suasana saat ini yang memaksanya. Ia mengusap pipi dengan telunjuknya seolah terkesima pula.
“Dan yang ketiga…” tangan Fidelius diangkat sekali lagi, para penonton memperhatikan. “Yang ketiga… nah, ini mungkin menjadi pilihan yang terakhir. Tuan Nerd Fulbright akan diberikan hak untuk menjelajah planet lain. #Hah… (sighed)” pria tua paru baya itu menghela nafas. “Sejujurnya aku nggak tahu apa itu sebuah pilihan. Nah, untuk pilihan ini tentu aku nggak mengizinkan putriku untuk ikut,” Fidelius memejamkan matanya, seperti ia menutup pilihan itu dengan sepenuhnya penolakan dan pilihan yang terburuk.
Tidak mengejutkan pula, suara sorakan itu bahkan tidak terdengar sama sekali. Pola pikir para penonton kurang lebih sama dengan pikiran Fidelius Darlorent.
“Hey, kupikir Tn. Nerd Fulbright akan pilih yang pertama?” kata salah satu penonton.
“Huh? Ya kedua lah! Tn. Fulbright sepenuhnya paham soal romantisme dan keindahan alam!” balas yang lainnya dengan kecewa.
Semenjak saat itu, penonton ribut dan terbagi menjadi dua pilihan. Mereka memperdebatkan antara pilihan satu dan dua. Keributan itu cukup membuat alis Nibella seperti timbangan yang berat sebelah.
Keributan itu masih sebatas aman dan tidak terlalu agresif. Berlangsung sekitar setengah jam.
Hingga…
“Saya ambil pilihan ketiga, hehe…” kata lirih Nerd.
“APPAAAA!!????”
Fidelius Darlorent menggeleng kecil sambil mengelus janggutnya. Nibella menepuk jidatnya. Putri Fleta Darlorent membeku tanpa ekspresi. Dan yang terpenting, para arak – arakan itu…
“HEY JANGAN BERCANDA KAMU PRIA UDIK!!!!”
Marah dan frustasi karena pikir mereka, Nerd, seperti menyia – nyiakan kesempatan hidupnya yang sangat mungkin datang hanya sekali.
Malam itu…
Para penonton berakhir kecewa. Seperti nama Nerd yang baru saja naik dan ada kemungkinan diingat selamanya, malah berakhir dilupakan pada malam singkat itu.
ns 18.68.41.179da2