Nerd yang hendak meraih tas kodoknya, Magic Duffel, segera diperingatkan oleh salah satu Harpy.
“Hey! Ka-kamu mau apa!?” kedua mata Doreris menajam.
Nerd spontan mengangkat kedua tangannya. “E-ehhh!? Ta-tapi… aku haus?”
Kedua Harpy itu masih mengelilingi Nerd, sangat menaruh hati – hati. Sementara harpy yang bernada lembut, Avete, menggerakkan mimik wajahnya yang serius.
#Sring!
“SIAPA NAMAMU MANUSIA?” Doreris mendekatkan tombaknya dengan senyuman sinis.
“N-N-Nerd…-Nerd-Fulbright…”
“BAIK NERD, KAMI AKAN-“
“Nerd Fulbright. Makanan kesukaanku barbeque, aku bisa meminum apapun-oh! T-tapi Cocorian tadiii… menjadi list minuman tersegar. Tinggiku sekitar 170 cm, lebih pendek dari pria seumuranku, sih. Tapi pria tidak hanya dilihat dari fisiknya. Ngomong – ngomong, aku belum punya kekasih… dan…. Aku nggak ada batasan ras, yang penting cantik, penurut, dan setia. Oh, aku nggak keberatan punya blablablabla…”
Nerd mengoceh tanpa henti dengan penuh percaya diri, membuat dua harpy itu keheranan dengan sikap Nerd.
Hingga lima menit…
“…blablablabla. Aku ingin tinggal di dekat pantai dan hidup akur dengan-“
#Sring!
“CUKUP, NAK! UGH…” Doreris mengancam dengan mata tombaknya lagi. “DIAMLAH DAN MINUM SESUATU, KAMI AKAN MENUNGGU!”
“Hiiiii!” Nerd ketakutan. Dengan grogi, ia kembali merogoh mulut Magic Duffelnya. Sementara Kedua harpy itu memperhatikan tangan Nerd dengan hati – hati.
Dari mulut tas katak itu, Nerd mengambil sebuah botol berisi cairan oranye dengan gambar wanita ras harpy yang tampak fashionable.
Dengan gemetaran, setelah membuka tutup botol dan hendak meneguk…
“Sebentar!” Doreris meraih botol itu. Kedua matanya dipicingkan terhadap gambar pada botol. “Apa ini? K-kenapa ada harpy di botol ini? Dapat dari mana?” Doreris menoleh ke kanan dan kiri dengan bingung. Lalu diputar – putarnya kemasan botol itu dan dipandanginya penuh pertanyaan pada dirinya sendiri.
“I-itu minuman rasa jeruk!” jelas Nerd dengan senyuman anak kecil, sambil mengangkat telunjuknya.
Namun Doreris menaruh curiga. Alisnya yang terangkat sebelah adalah buktinya.
“Sini, kakak harpy, biar kutunjukkan.” Nerd mengambil sopan botol itu. “Lihat? Begini caranya.”
Nerd memutar tutup botol.
#Gluck!
Nerd meneguk sampai setengahnya. “Ahhh…! Segar!”
Kedua Harpy itu saling memandang lagi satu sama lain. Avete mengangkat bahunya, sedangkan Doreris lagi - lagi dengan alisnya yang seperti timbangan berat sebelah. Mereka saling mempertanyakan hal yang sama.
Melihat wajah Nerd setelah meminum itu dan terlihat senang, tentu membuat kerongkongan mereka seolah tersendat sesuatu dan merasa kering. Mereka terpikirkan untuk menyiram keringnya kerongkongan mereka dengan isi cairan pada botol yang Nerd bawa.
“Berikan padaku!” Doreris dengan segera menyahut dan meneguk cairan itu.
#Gluck! Gluck!
Sampai habis.
“Hm…” Doreris memegangi dagunya sambil mengangguk kecil. “I-ini…”
Matanya berkilau menaruh keraguan, membuat Nerd menunggu pendapatnya dengan jantung dag dig dug. Sementara Avete, kini mengangkat tombaknya. Ia berjaga - jaga bila rekannya, Doreris, mati keracunan di tempat.
“INI SPEKTAKULER!!” ucapnya sangat lantang dengan gembira. Mata Doreris mengeluarkan kilauan bintang saking girangnya. “AKU NGGAK PERCAYA KALAU DI TEMPAT INI ADA MINUMAN SESEGAR INI SELAIN DARAH!”
Rekannya, Avete, meraih botol itu. Lidahnya yang agak panjang dijulurkan pada mulut botol untuk mendapati sisa – sisa cairan minuman rasa jeruk itu.
“mmhmm… ini lebih enak dari yang kamu ucapkan,”
Nerd menaruh harapan tinggi. Namun…
#Sringg!
“Sayangnya, kamu hanya punya satu! Pftt, kamu manusia yang nggak beruntung ya, Nerd?” Avete melempar botol plastik kosong itu lalu segera mengarahkan tombaknya lagi.
“J-j-jadi… kalau aku punya lagi…”
“KAMI MUNGKIN MENEMUKAN KEGUNAANMU YANG LAIN!?” Doreris tiba – tiba meraih telinga Nerd dan mengatakan sekencang – kencangnya.
(GADIS SIALAN!) Nerd menggeram dalam hati, sementara badannya terjingkrak kaget. (Tch, aku akan pakai cara itu!)
Para harpy itu kembali memutari Nerd. “Jadi… apa kamu punya-“
“Tssssssttt!” Nerd dengan lihai dan gesitnya, menutup mulut Avete dengan telunjuknya. Mukanya kini dibuat keren dan tenang.
“Ummp.”
“Say no words, babe~” Kedua alis Nerd naik turun dengan lincah, nadanya seperti pria gentle. Sedangkan tangan kirinya, meraih leher botol plastik yang sama namun lebih besar, dari mulut Magic Duffel. “Yang ini ukuran tiga liter!”
***
#Gluck, Gluck, Gluck!
“AAHHH~!”
#Gluck, Gluck, Gluck!
“Ahhh…~!”
Telah habis empat botol tiga liter, dua harpy itu terduduk kekenyangan minum. Avete dan Doreris menjadi sangat tenang dan santai. Kini mereka duduk, tak kuasa menahan perutnya yang kembung air.
“*Grokkk…~* SUDAH DIPUTUSKAN KALAU AKU SUKA AIR INI!” Doreris bersendawa, sambil mengangkat botol plastik tiga liter yang telah kosong.
“J-jadi… aku dibiarkan hidup, nih? *Pfft..*” Nerd cekikikan kecil melihat perut mereka kembung seperti wanita hamil.
“Hus, hus, pergilah, manusia lemah!” Tangan Avete menggusah mengusir Nerd. “Aku ingin tidur….”
#Zzzzzz
Doreris kini telah meninggalkannya lebih dulu terjun ke dunia mimpi. Sementara Avete, berusaha terjaga sedikit lebih lama.
(Ya ampun… dasar wanita jorok nan rakus!) Nerd mengambil empat botol kosong tiga liter itu untuk dikembalikan dalam mulut tas slempang kodoknya.
(Lustenora harus tetap berkilau!)
Nerd tidak punya minat untuk mengotori pantai itu. Apalagi, nama tempat dan planet itu… sangat amat mengingatkannya pada masa lalu Nerd.
Lantas… percakapan dari bakal pikir masa lalunya kembali menyelimuti isi kepala Nerd. Hati Nerd sedikit galau.
* (Ada banyak sekali putri duyung, karena itu kamu ingin lihat satunya, kan?) *
* (Nah, nah, Bright memang cerah seperti namanya!) *
(OH! PUTRI DUYUNG TADI!) Nerd teringat sesuatu. (Setidaknya satu atau lebih sedikit informasi sebelum aku kabur! Tunggulah sebentar, putri duyung!)
Nerd baru mengingat kalau putri duyung itu meninggalkan luka berat.
Karena wajah dua Harpy itu sedekat ini, Nerd sedikitnya dapat membedakan yang mana Avete, dan yang mana si kasar, Doreris.
Nerd mendekati wanita harpy yang nyaris tidur, Avete. Di bawah mulutnya terdapat tahi lalat, serta lipstiknya tidak terlalu menor.
“Hey, Avete, kan?” *Plok, plok Nerd menampar – nampar ringan pipi salah satu harpy yang bernada halus. “Kamu masih bangun?”
Avete setengah sadar.
“Uggghhh… jangan macam -macam, atau kugorok isi perutmu!” ucapnya lunglai dan nyaris tidak berdaya.
“Kenapa kamu menyerang putri duyung itu?”
Wanita itu diam sesaat.
“Tch! Pokoknya mereka yang salah! Masa lalu nggak bisa kami lupakan begitu saja!” lalu Avete berbalik arah membelakangi Nerd. ”Sekarang enyahlah, jangan ganggu aku!”
Avete tertidur.
(Jadi sejarah itu benar?)
“Ah, aku harus cepat!” Nerd mengambil sesuatu dari Magic Duffel. “Plisssss! Ada yok, ada yok!” Nerd gelisah, membumbui perkataannya dengan harapan.
Sesaat ujung lengan kanan Nerd merasakan besi dingin, ujung melengkung.
(INI DIA!!)
Nerd mengambil dan segera menarik benda itu.
“Flyboard Jet, sayangku!” Nerd terpesona dan kegirangan sambil dipeluk – peluk seperti adik bayi kecilnya.
Flyboard Jet adalah Skateboard tanpa roda dengan tabung nitro ganda di kanan dan kirinya bertumpuk, sedangkan bagian alasnya terdapat corong tabung ditenagai masing – masing dua baling – baling berkecepatan tinggi. Baling – baling itu menghasilkan angin untuk menstabilkan gerak Flyboard Jet agar sempurna mengapung di udara.
Flyboard jet juga termasuk alat yang baru – baru ini Nerd temukan. Ada kemampuan spesial di dalam diri Nerd, semacam anugerah yang lencana Master Inventor itu adalah bukti fisiknya.
Nerd mungkin tidak terlalu kuat dalam pertarungan fisik, tapi otak dan kemampuannya adalah pedang terkuat yang Nerd miliki untuk saat ini.
Nerd menekan tombol ujung depan Flyboard yang berwarna merah.
#Bffff!
Flyboard Jet itu mulai mengapung…
“Hupp!” Nerd melompat dan berdiri menyamping dengan penuh percaya diri.
Sesaat Nerd menoleh ringan pada dua harpy yang kini tertidur.
(Tapi… itu sedikit mengagetkan. Harpy punya ketahanan obat tidur sampai 6 liter? Gila banget! Aku mungkin kalau nggak pakai Negate Affection sudah tumbang sejak tiga tegukan!) Nerd kemudian menggeleng ringan, dan tersenyum tipis dengan bangga. (Nah, papa memang ahli me-ninabobokan gadis – gadis kecilnya. Tidurlah yang lama, sayang~)
“Adioss!!” salam Nerd pada dua harpy yang tertidur itu. Nerd kembali berpaling ke arah depan.
Lantas..
Kaki Nerd menginjak ringan tombol hijau yang posisinya dua jengkal tangan sebelah tombol merah. “MAJUUU!”
#Bzzzz!!
Keluar api biru dari tabung nitro ganda. Flyboard Jet itu melaju lesat seperti tanpa hari esok.
(JANGAN MATI DULU PUTRI DUYUNG! COLATTA BISA MENGHANTUIKU NANTI!)
ns 18.68.41.177da2