Lisa merasa senang melihat Wella mendesis akibat permainan jarinya pada lubang vaginanya’2455Please respect copyright.PENANA614HvVOIeL
“ Issshhh “
Wella bagaikan cacing kepanasan, saat jari telunjuk Lisa masuk kedalam lubang vagina miliknya yang banjir oleh cairan licin.
Perlahan Lisa mendekatkan wajahnya di antara selangkangan Wella. Lidah menjulur dan mengais daging kecil berbentuk kacang tanah.Dipermainkan daging kecil itu, membuat pemiliknya mengeluh nikmat merasakan nikmat. Tubuhnya bergetar hebat.
Slupp..slupp
Suara lidah Lisa menjilati dengan rakusnya. Tanpa jijik sedikitpun.
Wella merenggang merasakan nikmat “ Ahhh…Lis..uhhh “
Wela meremas kedua payudara yang putingnya mengeras akibat nafsunya yang semakin memuncak. Lisa hanya melirik Wella yang meracau dengan mata yang merem melek.
Tiba - tiba Wella memegang kepala Lisa dan mendorong lebih masuk di antara selangkangannya. Membuat lidah Lisa masuk kedalam lubang vagina. Wella mengangkat pantatnya dibarengi bergelinjang.
“ Ahhh..ahhh…..” Wella menjerit panjang. Sepertinya dia meraih puncak orgasmenya dari hasil permainan lidah Lisa.Nafasnya memburu seperti telah berlari kencang. Akhirnya dia lemas.
Lisa baring di samping Wella. “ Bagaimana rasanya ?”
“ Ini pengalaman pertama saya, Lis “ kata Wella menghadap ke Lisa yang tersenyum senang.
“ Itulah permainan sesama jenis yang dimaksudkan Wel” ujar Lisa sambil mengelus pipi Wella yang nafasnya belum teratur.
“ Wella, saya sayang kamu” jujur Lisa pada Wella
Wella nampak kaget. “ What ?”
Lisa memandang Wella. “ Saat kita bertemu pertama kali. Saya menyukaimu”
“ Tidak..tidak !”
“ Mengapa Wella. Saya tidak menginginkan yang lain”
“ Walaupun kau tetap suka sama laki - laki, saya tidak akan melarangmu “ Lisa berkata sambil mencium pipi Wella.
“ Apaan sih Lis, kita ini sesama jenis ?”
“ Kenapa salah ?” Lisa balik bertanya.
“ Tentulah salah Lis “ seru Wella pada Lisa.
“ Tidak ada salah di zaman seperti ini Wel. Rasa suka bisa saja muncul pada siapa saja. Termasuk rasa suka pada sejenisnya” tuturnya agar Wella memahami apa keinginannya.
Wella tidak pernah menyangka temannya ini ternyata seorang orientasi seksual. Dia menyangka teman seprofesinya ini normal - normal saja.
Lisa tersenyum. “ Saya tetap suka pada laki - laki, tapi hanya tersisa sedikit. Nafsuku lebih dominan bercinta dengan seorang wanita “
Wella sedikit kaget. “ Kenapa bisa begitu Lis ?” tanya Wella pada temannya itu.
“ Kisahnya panjang,. Salah satunya mungkin karena trauma masa lalu”
“ Mantan suamiku yang dulu memiliki kelainan seksual. Dia puas jika menyakiti pasangan mainnya” ungkap Lisa pada Wella.
Wella memandang Lisa dengan penuh empati, “Sungguh mengerikan, Lisa. Saya tidak dapat membayangkan seberapa sulitnya itu untukmu.”
Lisa mengangguk, ekspresi wajahnya campur aduk antara kesedihan dan kelegaan karena akhirnya bisa membagikan rahasia yang selama ini dipendam. “Ya, itu benar-benar berat. Saya berjuang untuk mengatasinya dan akhirnya memutuskan untuk menceraikannya.”
Wella meraih tangan Lisa dengan lembut. “Anda melakukan hal yang benar dengan mengakhiri hubungan itu. Anda tidak layak mendapat perlakuan seperti itu.”
Lisa tersenyum, merasakan dukungan dari teman barunya ini. “Terima kasih, Wella. Kadang-kadang saya masih merasa terpukul oleh masa lalu itu, tapi saya berusaha untuk terus maju.”
Wella mengangguk penuh pengertian. “Proses penyembuhan butuh waktu, Lisa. Dan kamu tidak sendirian. Saya di sini untuk mendukung Anda.”
Mereka terbaring diatas kasur, berbagi cerita dan tertawa bersama-sama, membentuk ikatan persahabatan yang kuat di antara mereka. Dan dari situlah, Lisa mulai merasakan sedikit demi sedikit, kehangatan dan cinta dalam hidupnya yang baru.
Wella memeluk Lisa. Diwajah wanita itu nampak kesedihan yang begitu mendalam. Wella mencoba memposisikan dirinya pada posisi Lisa.
Wella menghapus butiran air mata yang mengalir dari mata Lisa. “ Sungguh tragis. Maafkan saya Lis jika telah mengungkit luka lamamu”
Lisa mengangguk. “ Kamu tidak bersalah Wella. Itulah mengapa saya lebih suka dengan wanita daripada seorang laki - laki.
“ Terima kasih Lis, hari ini kau memberikan saya pengalaman baru”
“ Walaupun awalnya saya merasa risih dengan perlakuanmu padamu, tapi akhirnya kau mampu membuatku hanyut dan merasakan puncak kenikmatan “ jujur Wella pada Lisa.
Kedua berpandangan, dengan posisi miring. Wella mengecup bibir Lisa. Wanita itu menyambutnya dengan lumatan. Akhirnya mereka terbuai dengan permainan lidah. Saling pagutan saling memilin satu sama lainnya.
Seperti Wella mulai memahami keinginan Lisa.
Perlahan tangan mereka saling meraba satu sama lainnya. Lisa melepaskan bra yang melekat pada tubuh Wella dan menyentuh dua payudara putih dan besar. Wella membalas dengan menyusupkan tangannya meraih payudara milik Lisa yang masih berada di dalam lingerienya.
Lisa bangun dari tidurnya. lalu bergegas membuka lingerie yang dikenakan. Kini dia tidak lagi mengenakan pakaian. Kedua payudaranya walaupun tak sebesar milik Wella. Namun tidak kalah padat dan bagus bentuknya.
Lisa tersenyum senang. “ Muah..muah” Lisa mencium wajah Wella lalu berlanjut bermain bibir. Mereka bergulingan di atas kasur. Kadang Wella diatas kadang Lisa yang berada di atas menindih tubuh Wella.
Kedua payudara mereka saling bergencetan. Menambah erotis permainan cinta mereka.
“ Ahhh..ahhh “ Mereka mendesah merasakan rasa nikmat dari pergumulan mereka.
Wella membalikkan tubuh Lisa. Kini dia berada diatas. Wella mencoba untuk memuaskan Lisa, seperti yang Lisa berikan padanya tadi.
Dia mulai menciumi leher Lisa, terus ciumannya turun ke dada dan menyusuri dua payudara yang putih dengan puting berwarna pink.
Dia coba mempraktekkan apa yang dilakukan Lisa padanya. Dikecupnya puting itu lalu di jilati sebentar. Jilatan itu berubah menjadi hisapan.
Ishh..ahhh
Lisa merintih nikmat merasakan permainan mulut Wella pada payudaranya. Dia mengelus rambut kepala Wella, menekan ke payudaranya.
Wella merasa senang bisa mempermainkan nafsu wanita itu. Tangan kirinya menyusup turun dan menjamah vagina milik Lisa. Ternyata benda lunak itu telah basah oleh cairan licin.
“ Ahhh..ahhh, Wel” desah nikmat Lisa.
Wella tidak pedulikan rintihan Lisa, dia hanya ingin memuaskan Lisa dengan cara yang sama dilakukan padanya.
“ Aahhhh….teruuss. Well “ Lisa bergelinjang hebat. Ternyata jari telunjuk Wella telah menyusup masuk ke dalam lubang vagina miliknya.
Wella mempermainkan jarinya di dalam sana. Jari itu keluar masuk membuat pemiliknya kepanasan. Merintih dan meracau nikmat.
Kedua mata Lisa merem melek menahan rasa nikmat dari permainan mulut Wella pada payudaranya dan tusukan jari di vagina miliknya. Dua sensasi yang membuatnya melayang.
Lisa bergelinjang hebat. “ Wella oh Wella”
“ Ahhhhh….ahhh..uhhhh” Lisa mengangkat pantatnya tinggi - tinggi membuat jari telunjuk Wella terbenam seluruhnya. Wella tahu saat ini Lisa berusaha mencapai puncaknya dari hasil kenakalan jarinya.
Wella makin mempercepat permainan jarinya keluar masuk. Hingga akhirnya Lisa lemas.
Wella melihat Lisa dengan wajah puas telah mencapai kepuasan. Walaupun hanya dengan permainan jarinya.
Wella mengecup pipi Lisa. “ Kamu puas Lis ?” tanyanya pada Lisa yang memejamkan mata.
“ Hmm “ Lisa mengangguk pelan dengan nafas yang mulai teratur.
Lisa membuka kedua matanya dan menoleh ke arah wella yang baring di sampingnya.
“ Maafkan saya Wella. Jika menyeretmu ke permainan yang mungkin saja kau tidak suka” ujar Lisa.
Wella tersenyum kecil. “ Tidak papa Lis, saya mengerti keadaanmu saat ini “
“ Saya harap berharap suatu hari nanti kamu pulih dan sepenuhnya suka pada laki - laki “
Lisa mengangguk, terharu oleh pemahaman dan dukungan Wella. "Terima kasih, Wella. Saya juga berharap begitu. Saya percaya bahwa suatu hari nanti, saya akan bisa membuka hati untuk orang lain lagi."
Wella menyentuh lengan Lisa dengan lembut. "Dan ketahuilah, saya akan selalu di sini untukmu, apapun yang terjadi. Kamu layak mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati."
Lisa tersenyum tulus, merasa beruntung memiliki teman sebaik Wella di sisnyai. "Saya tahu itu, Wella. Kamu adalah anugerah dalam hidup saya."
Keduanya masih terbaring tanpa busana, menikmati momen kebersamaan mereka dengan rasa syukur. Di hadapan mereka, masa depan terbentang luas dengan harapan dan kemungkinan baru, dan Lisa tahu bahwa dia tidak lagi harus menghadapinya sendirian.
2455Please respect copyright.PENANA7Eb49igkKB